Anda di halaman 1dari 18

Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan

Rawat Inap Kelas III RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang

Maria Yulita Nara


Dosen Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Nusa Cendana Kupang

ABSTRAK

Penelitian dengan judul “Komunikasi Terapeutik dalam Asuhan Keperawatan di Ruangan Rawat Inap
Kelas III RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang” dilatar belakangi oleh pentingnya komunikasi
terapeutik perawat dan pasien di RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang. Penelitian ini berfokus pada
Bagaimana Komunikasi Terapeutik dalam Asuhan Keperawatan di Ruangan Rawat Inap Kelas III RSUD
Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang dengan tujuan untuk menganalisis Komunikasi Terapeutik dalam
Asuhan Keperawatan di Ruangan Rawat Inap Kelas III RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang. Metode
penelitian adalah studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses asuhan keperawatan
yang berlangsung di ruang rawat inap kelas III RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang, keempat tahapan
komunikasi terapeutik dapat ditemukan dalam tiga bagian proses komunikasi terapeutik yaitu saat pasien
masuk, saat pemberian asuhan keperawatan, dan saat pasien keluar. Tahap pra-interaksi dan tahap
perkenalan tampak dalam proses komunikasi saat pasien masuk. Tahap kerja yang merupakan inti dalam
proses komunikasi terapeutik tampak dalam proses komunikasi pada saat pemberian asuhan keperawatan.
Tahap terakhir adalah tahap terminasi yang terbagi menjadi tahap terminasi sementara yaitu tampak pada
proses komunikasi perawat dan pasien setiap kali perawat selesai memberikan asuhan keperawatan rutin
setiap harinya. Dan tahap terminasi akhir yang tampak dalam komunikasi perawat dengan pasien saat
pasien dinyatakan boleh pulang/pada saat pasien meninggal. Partisipan yang terlibat dalam proses
komunikasi terapeutik ini tidak hanya perawat dan pasien tapi juga didukung oleh dokter dan keluarga
pasien. Pada akhirnya tahapan-tahapan ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan menciptakan
proses komunikasi yang cukup baik dalam asuhan keperawatan di ruang rawat inap kelas III RSUD Prof.
DR. W.Z. Johannes Kupang.

Kata kunci: Komunikasi perawat-pasien; komunikasi terapeutik; asuhan keperawatan

THERAPEUTIC COMMUNICATION IN NURSING CARE IN CLASS III


INPATIENT AT THE PROF. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG HOSPITAL

ABSTRACT

Research with the title "Therapeutic Communication in Nursing Care in Class III Inpatient at the Prof.
DR. W.Z. Johannes Kupang Hospital "is based on the importance of the therapeutic communication of
nurses and patients at Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang Hospital. This study focuses on how therapeutic
communication in nursing care in class III inpatient at the Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang hospital with
the aim to analyze therapeutic communication in nursing care in inpatient room class III of Prof. DR. W.Z.
Johannes Kupang hospital. Case study method is used in this research. The results of this study indicate
that in the nursing care process that takes place in inpatient rooms of class III at Prof. DR. W.Z. Johannes
Kupang hospital, the four stages of therapeutic communication can be found in the three parts of the
therapeutic communication process, namely when the patient enters, when giving nursing care, and when
the patient is discharged. The pre-interaction stage and the introductory stage appear in the
communication process when the patient enters. The work phase which is the core of the therapeutic
communication process appears in the communication process at the time of nursing care. The last stage
is the termination stage which is divided into temporary termination stages, which is seen in the
communication process of nurses and patients each time the nurse finishes providing routine nursing care
every day. The final termination stage that appears in the nurse's communication with the patient is when
the patient is declared allowed to go home or when the patient dies. Participants involved in the therapeutic
communication process are not only nurses and patients but is also supported by doctors and patients'

1489
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506

families. In the end these stages are interrelated with one another and create a fairly good communication
process in nursing care in class III inpatients at the Prof.. DR. W.Z. Johannes Kupang hospital.

Keywords: Nurse-patient communication; therapeutic communication; nursing care

____________
Korespondensi: Maria Yulita Nara, S.Sos.,M.I.Kom. Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Nusa Cendana. Jl. Adisucipto Penfui, Kupang-NTT Kode Pos 85001. No.Hp: 081224381962,
Email: myulita6@gmail.com

PENDAHULUAN Dalam dunia kesehatan peranan


Komunikasi merupakan bagian komunikasi jelas menjadi sangat
yang sangat penting dalam kehidupan penting. Apalagi jika proses komunikasi
manusia. Bahkan sejak lahir manusia tersebut bertujuan untuk membawa
telah dihadapkan dengan lingkungan pengaruh positif atau kebaikan bagi
sosial yang diwarnai dengan segala banyak orang. Berbicara mengenai
bentuk interaksi di dalamnya. Interaksi komunikasi dalam bidang kesehatan
tersebut berlangsung melalui proses tentu tidak luput dari peranan
komunikasi. Proses komunikasi dapat komunikasi dalam proses keperawatan.
pula terjadi dalam berbagai bentuk mulai Komunikasi bahkan menjadi penentu
dari komunikasi intrapribadi yang sukses atau tidaknya proses
berhubungan dengan diri sendiri, sampai keperawatan. Menjadi sulit bagi seorang
dengan komunikasi kelompok yang perawat dalam menjalankan proses
menghubungkan manusia dengan keperawatan apabila ia tidak dapat
sesamanya. menjalin komunikasi yang cukup baik
Manusia sebagai makhluk dengan klien atau pasiennya. Bahkan
individu, makhluk sosial, maupun tidak hanya klien atau pasien, perawat
makhluk berbudaya, tidak bisa harus mampu menciptakan dan menjalin
menghindarkan diri dari komunikasi. hubungan yang baik dengan keluarga,
Baik itu komunikasi intrapribadi sampai orang terdekat yang dapat berpengaruh
pada komunikasi kelompok selalu terhadap pasien dan juga dengan tenaga
mewarnai kehidupan setiap manusia. kesehatan lainnya. Dengan kata lain,
Dengan demikian kita dapat melihat komunikasi yang baik dan efektif dapat
dengan jelas betapa komunikasi membawa keberhasilan dalam proses
memegang peranan penting dalam setiap keperawatan.
sendi kehidupan manusia.

1490
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara

Komunikasi dalam proses yakni: (1) Tahap Persiapan


keperawatan disebut dengan komunikasi (Prainteraksi) yaitu perawat
terapeutik, dalam hal ini komunikasi mengidentifikasi pasien mengenai
yang dilakukan oleh seorang perawat kelebihan dan kekurangannya dan
pada saat melakukan intervensi mencari informasi tentang pasien. (2)
keperawatan harus mampu memberikan Tahap Perkenalan dimana perawat
khasiat terapi bagi proses penyembuhan mengawali tahap ini dengan
pasien. Oleh karenanya seorang perawat memperkenalkan diri kepada pasien. (3)
harus meningkatkan pengetahuan dan Tahap Kerja yang menjadi tahapan inti
kemampuan aplikatif komunikasi dari proses komunikasi terapeutik. Pada
terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan hapan ini perawat dan pasien bekerja
pasien dapat terpenuhi (La Ode, 2012). sama untuk mengatasi masalah yang
Dalam penerapannya, komunikasi ada. (4) Tahap Terminasi yang
terpeutik memiliki beberapa tujuan. merupakan tahap akhir dari pertemuan
Menurut Purwanto (dalam Zen, antara perawat dengan pasien. Tahap ini
2013:68) terdapat 3 tujuan fundamental dipetakan menjadi dua yaitu tahap
dalam komunikasi terapeutik antara lain: terminasi sementara dan tahap terminasi
(1) Membantu pasien guna memperjelas akhir. Dari keseluruhan fase dalam
sekaligus mengurangi beban perasaan komunikasi terapeutik ini tentu akan
dan pikiran yang menggelayuti. (2) selalu diwarnai oleh komunikasi verbal
Membantu mengambil tindakan yang maupun komunikasi nonverbal.
efektif bagi pasien guna mengubah Menurut Potter & Perry (dalam Arwani,
situasi yang sedang terjadi ke perubahan 2003:18), komunikasi verbal yaitu
positif. (3) Membantu dalam mengambil komunikasi yang dilakukan melalui
tindakan efektif sekaligus ucapan lisan termasuk penggunaan
mempengaruhi orang lain, termasuk tulisan. Sedangkan komunikasi
dirinya sendiri. nonverbal dapat dilakukan melalui
Komunikasi terapeutik dapat posisi tubuh tertentu, sentuhan tangan,
dilakukan melalui beberapa fase. Seperti pengaturan jarak, isyarat tertentu,
yang dikemukakan oleh Stuart dan ekspresi raut wajah, gerakan tubuh,
Sundeen (dalam Zen, 2013:71) terdapat pakaian, dan perlengkapan atau
empat fase dalam komunikasi terapeutik perhiasan yang digunakan

1491
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506

Dalam menciptakan komunikasi ini bertempat di Ruang Rawat Inap


terapeutik yang efektif, maka perawat Kelas III laki-laki dan perempuan di
dan pasien perlu menjalin hubungan RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang
yang saling merghargai satu sama lain. dan pemilihan informan dilakukan
Dengan proses komunikasi terapeutik dengan menggunakan teknik purposive
yang efektif maka pasien dan sampling. Artinya tidak secara acak
keluarganya dapat mengetahui rencana namun disesuaikan dengan kriteria yang
tindakan yang akan dilakukan. Dengan diinginkan oleh penulis sehingga benar-
melihat pentingnya komunikasi benar sesuai dengan penelitian yang
terpeutik dalam proses keperawatan ini akan dilakukan. Pengumpulan data
maka penulis tertarik untuk mengetahui dilakukan dengan teknik wawancara,
lebih dalam bagaimana komunikasi observasi, dan dokumentasi dan
terapeutik dalam asuhan keperawatan di dianalisis dengan menggunakan teknik
Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Prof. analisis Miles & Huberman yaitu dengan
DR. W.Z. Johannes Kupang. Tujuan dari teknik reduksi data, penyajian data, dan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penarikan kesimpulan.
proses komunikasi terapeutik dalam
asuhan keperawatan di Ruang Rawat HASIL DAN PEMBAHASAN
Inap Kelas III RSUD Prof. DR. W.Z. HASIL PENELITIAN
Johannes Kupang. RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes
Kupang memiliki dua ruangan rawat
METODE PENELITIAN inap kelas III yaitu ruang kelas III laki-
Metode penelitian yang laki yang diberi nama ruangan kelimutu
digunakan dalam penelitian ini adalah dan ruang kelas III perempuan yang
metode studi kasus dengan pendekatan diberi nama ruangan Cempaka. Kedua
kualititatif. Adapun subjek dalam ruangan ini memiliki kapasitas
penelitian ini adalah perawat dan pasien menampung pasien kurang lebih 28
di Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD pasien. Proses komunikasi yang terjalini
Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang. di ruangan kelas III ini berlangsung
Sedangkan objek dalam penelitian ini diantara beberapa partisipan seperti
adalah komunikasi terapeutik dalam dokter, pasien, perawat, keluarga pasien,
asuhan keperawatan. Lokasi penelitian ahli gizi, dan petugas pembersih

1492
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara

ruangan. Namun dalam penelitian ini, demikian komunikasi yang terjalin


akan lebih difokuskan pada komunikasi antara perawat dengan pasien di ruang
yang berlangsung antara perawat dengan rawat inap kelas III ini cukup intens.
pasien.
Berdasarkan hasil observasi yang Komunikasi di Ruangan Kelas III
dilakukan oleh penulis di ruangan kelas Laki-laki (Ruangan Kelimutu) RSUD
III, aktivitas para perawat secara resmi Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang
mulai berlangsung pada pukul 07.15 Data yang penulis temui setelah
wita dan berakhir pada pukul 14.00 wita. melakukan penelitian di ruangan
Setelah jam kerja resmi berakhir, tetap kelimutu menunjukkan bahwa
ada pembagian tugas bagi perawat yang komunikasi perawat dan pasien di ruang
akan bertugas di sore dan malam hari rawat inap di ruangan ini berlangsung
yang terdiri dari tiga shift. Komunikasi dalam 3 bagian besar yaitu pada saat
yang terjadi antara perawat dan pasien di pasien masuk, pada saat pemberian
kelas III ini awalnya berlangsung pada asuhan keperawatan, dan pada saat
pagi hari saat perawat mengontrol status pasien keluar. Komunikasi yang terjalin
pasien seperti mengontrol luka, pada saat pasien masuk berlangsung saat
menanyakan keluhan pasien, ataupun penerimaan pasien dilakukan secara
ketika mengurus pasien saat akan chek- resmi oleh kepala atau wakil kepala
up atau operasi. Kemudian komunikasi ruangan atau bahkan oleh staf perawat
antara perawat dan pasien berlangsung jika kepala maupun wakil sedang tidak
saat perawat melakukan tugas rutinnya berada di ruangan. Pada bagian ini selalu
seperti melakukan tensi atau mengukur diawali dengan penjelasan status pasien
tekanan darah pasien yang biasa oleh perawat IGD atau perawat poli yang
dilakukan pada pukul 11.00 wita sampai mengantar pasien kemudian dilanjutkan
jam 12.00 wita dan pemberian obat pada dengan proses perkenalan serta orientasi
jam 13.00 wita. Dan selanjutnya pada ruangan yang dilakukan oleh perawat
saat melakukan visite bersama dokter yang menerima pasien.
pun berlangsung proses komunikasi Bagian selanjutnya yaitu pada
antara perawat dan pasien terutama saat pemberian asuhan keperawatan.
ketika perawat menjadi penghubung Pada bagian ini perawat memberikan
antara dokter dan pasien. Dengan tindakan asuhan keperawatan kepada

1493
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506

pasien sesuai dengan jadwal yang telah terjadi antar perawat dan pasien
ditentukan sebelumnya dimana ada walaupun tidak sebanyak pada bagian-
perawat yang bertugas untuk pasien bagian sebelumnya. Proses komunikasi
bedah dan pasien penyakit dalam. yang terjadi antara perawat dan pasien
Berdasarkan hasil observasi dan biasanya berhubungan dengan nasehat
wawancara yang penulis lakukan, proses dan edukasi yang diberikan sebelum
komunikasi yang berlangsung dalam pasien meninggalkan rumah sakit.
asuhan keperawatan ini biasanya terjadi Melalui proses komunikasi yang
dalam beberapa bentuk seperti terjadi disetiap bagain-bagian itu, dapat
permintaan, pemberitahuan, dan dilihat bahwa dalam proses asuhan
pertanyaan baik kepada pasien maupun keperawatan, komunikasi tidak hanya
keluarga pasien yang mendampingi. melibatkan perawat dan pasien namun
Namun paling sering ditemui adalah juga melibatkan keluarga pasien dan
komunikasi berupa permintaan yang dokter yang merawat pasien. Namun
dilakukan perawat terhadap pasien. perawat menjadi orang yang paling
Keluarga pasien biasanya menjadi sering melakukan komunikasi dengan
penghubung perawat dan pasien pasien.
terutama apabila pasien mengalami
kesulitan dalam melakukan komunikasi. Komunikasi di Ruangan Kelas III
Pada bagian ini juga terjadi komunikasi Wanita (Ruangan Cempaka) RSUD
antara dokter dan pasien yang tak jarang Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang
pula melibatkan perawat sebagai Berdasarkan penelitian yang
penghubung. dilakukan di ruangan cempaka, penulis
Bagian terakhir adalah pada saat menemukan bahwa proses komunikasi
pasien keluar. Proses komunikasi yang yang terjadi di ruangan ini tidak terlalu
berlangsung pada bagian ini biasanya jauh berbeda dengan yang terjadi di
lebih banyak terjadi antara perawat dan ruangan kelimutu. Yang sedikit berbeda
keluarga pasien karena proses ini lebih adalah pada proses pembagian tugas
banyak berhubungan dengan diantara perawat yang dilakukan secara
pengurusan administrasi pasien yang informal. Tidak seperti yang terjadi di
telah selesai melakukan rawat inap. ruangan kelimutu yang dilakukan secara
Namun tetap ada komunikasi yang

1494
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara

formal melalui pertemuan rutin setiap proses asuhan keperawatan karena pada
pagi. bagian ini segala tindakan keperawatan
Secara garis besar proses diberikan oleh dokter dan perawat
komunikasi perawat dan pasien yang kepada pasien untuk menyembuhkan
terjadi di ruangan cempaka ini pun sama pasien. Berdasarkan hasil observasi dan
dengan yang terjadi di ruangan kelimutu. wawancara yang penulis lakukan,
Komunikasi perawat pasien terjadi ditemukan bahwa proses komunikasi
dalam 3 pagian besar yaitu saat pasien lebih banyak berbentuk permintaan
masuk, saat pemberian asuhan perawat maupun dokter kepada pasien
keperawatan, dan saat pasien maupun keluarga pasien. Misalnya
keluar/meninggal. Pada setiap bagian meminta pasien membalikan badan,
terjadi proses komunikasi antara menarik napas, dan menahan rasa sakit
perawat dengan pasien maupun keluarga ketika perawat ataupun dokter sedang
pasien. Pada saat pasien masuk, proses melakukan tindakan
komunikasi yang berlangsung hamper perawatan/pengobatan. Komunikasi
sama dengan yang terjadi ruangan berbentuk pertanyaan juga kadang
kelimutu dimana terjadi proses dilontarkan kepada pasien maupun
pelimpahan pasien antara perawar IGD keluarga pasien untuk mengetahui
maupun poli dengan perawat ruangan. kondisi pasien. Keseluruhan proses pada
Kemudian komunikasi berlanjut pada bagian ini berlangsung secara rutin
proses orientasi ruangan. Yang membuat ketika dilakukan control setiap pagi oleh
proses komunikasi di ruangan ini sedikit perawat kepada setiap pasien dan control
berbeda dengan yang terjadi di ruangan saat dokter melakukan visite kepada
kelimutu yaitu tidak ada proses pasien.
perkenalan yang dilakukan oleh perawat Bagian terkahir adalah adalah
terhadap pasien maupun keluarga pada saat pasien keluar. Pada bagian ini
pasien. Komunikasi yang terjadi akan diuraikan tentang komunikasi yang
langsung pada orientasi ruangan kepada terjadi antara perawat dan pasien saat
pasien maupun keluarga pasien. pasien dinyatakan dapat kembali
Bagian selanjutnya adalah pada rumahnya. Tidak begitu banyak
saat pemberian asuhan keperawatan. fenomena komunikasi yang terjadi pada
Bagian inilah yang menjadi inti dalam bagian ini namun tetap saja penting

1495
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506

untuk melihat proses komunikasi yang Namun perawat menjadi orang yang
terjadi saat pasien akan keluar. paling sering melakukan komunikasi
Komunikasi yang lebih nampak dengan pasien sedangkan keluarga
pada bagian ini adalah komunikasi yang pasien dan dokter merupakan partisipan
terjadi antara perawat dan keluarga pendukung dalam proses komunikasi
pasien. Hal ini dikarenakan keluarga antara perawat dan pasien tersebut.
pasienlah yang akan lebih banyak
terlibat dalam komunikasi dengan PEMBAHASAN
perawat ketika harus mengurus setiap Berdasarkan penjelasan hasil
kelengkapan administrasi pasien yang penelitian mengenai komunikasi yang
dibutuhkan untuk kepulangannya. terjadi di ruangan kelimutu maupun
Berdasarkan observasi yang ruangan cempaka, maka dapat
penulis lakukan, pada bagian ini perawat dijelaskan bahwa terdapat suatu bentuk
selalu memberikan nasehat ataupun komunikasi yang nampak yakni
pesan kepada pasien yang akan pulang. komunikasi terapeutik dalam hal ini
Keputusan mengenai kepulangan pasien antara perawat dan pasien yang menjadi
selalu berasal dari dokter yang fokus dari penelitian ini. Para perawat di
menangani pasien. Kemudian kelas III melakukan komunikasi dengan
perawatlah yang biasanya tujuan untuk membuat pasien yang
memberitahukan kepada pasien dan dirawat memperoleh kondisi yang lebih
keluarganya. Dari penjelasan ini, baik atau positif. Seperti yang
walaupun cukup minim namun tetap ada dikemukakan oleh Purwanto (dalam
proses komunikasi yang dilakukan oleh Zen, 2003:68) tentang salah satu tujuan
perawat terhadap pasien yang akan dari komunikasi terapeutik yaitu
pulang. membantu mengambil tindakan yang
Dengan melihat fenomena efektif bagi pasien guna mengubah
komunikasi yang terjalin di ruang rawat situasi yang sedang terjadi ke perubahan
inap kelas III wanita ini maka dapat pula positif. Komunikasi yang dilakukan
dipetakan beberapa partisipan yang nampak ketika mereka melakukan
terlibat dalam proses komunikasi dalam intervensi keperawatan kepada pasien
asuhan keperawatan ini yaitu perawat, dengan tujuan memperoleh kondisi yang
pasien, keluarga pasien dan dokter. lebih baik lagi dari pasien yang dirawat.

1496
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara

Pembahasan mengenai tahapan proses dengan mengidentifikasi kelebihan serta


komunikasi terapeutik yang terjadi di kekurangannya. Artinya secara tidak
ruangan kelas III tersebut dapat disimak langsung perawat sedang melakukan
pada ulasan berikut ini. proses komunikasi intrapribadi untuk
mengetahui perasaan serta kelebihan
Komunikasi Terapeutik dalam dan kekurangannya. Pada tahapan ini
Asuhan Keperawatan di Ruang perawat juga berusaha mencari
Rawat Inap Kelas III Laki-laki informasi tentang pasien yang akan
(Ruangan Kelimutu) RSUD Prof. DR. menjalani perawatan di ruangan
W.Z. Johannes Kupang tersebut. Pada tahapan ini aktivitas
Seperti yang dikemukakan oleh komunikasi tidak terlalu nampak karena
Stuart dan Sundeen (dalam Zen, pada tahapan ini pasien biasanya
2013:71) bahwa terdapat empat tahapan berhubungan dengan perawat IGD
dalam proses komunikasi terapeutik maupun perawat poli. Perawat kelas III
antara lain tahap persiapan/pra-interaksi, akan mulai berinteraksi setelah pasien
tahap perkenalan/orientasi, tahap kerja, diantar ke ruangan rawat inap. Namun
dan tahap terminasi. Keempat tahapan informasi mengenai pasien (status sosial
ini penulis temui di dalam komunikasi pasien, tingkat pendidikan pasien, serta
terapeutik perawat kepada pasien yang latar belakang budaya pasien) tetap
terjadi di ruangan kelimutu. Adapun diperoleh melalui status pasien maupun
penjelasan tahapan komunikasi melalui penjelasan dari perawat IGD
terapeutik di ruangan kelimutu adalah atau poli. Informasi inilah yang dapat
sebagai berikut. membantu perawat menentukan sikap
Tahap persiapan/pra-interaksi awalnya ke pasien saat pertama kali
pada proses komunikasi terapeutik di bertemu. Dengan demikian perawat
ruangan kelimutu dapat menentukan cara berkomunikasi
Tahap persiapan/pra-interaksi yang tepat dengan pasien maupun
adalah tahapan pertama dalam proses keluarga pasien. Informasi khusus yang
komunikasi terapeutik. Menurut Stuart berhubungan dengan penyakit yang
dan Sundeen (dalam Zen, 2013:71), diderita pasien, akan diperoleh melalui
pada tahapan ini perawat berusaha untuk status pasien yang dijelaskan oleh
menggali perasaan dan menilik dirinya perawat IGD atau poli.

1497
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506

Tahapan kedua dalam proses mengucapkan selamat datang. Namun


komunikasi terapeutik yaitu tahap apabila yang menerima bukan kepala
perkenalan/orientasi. Menurut Stuart atau wakil kepala ruangan maka mereka
dan Sundeen (dalam Zen, 2013:72), hanya akan mengucapakan selamat
tahap perkenalan/orientasi ini terjadi datang kemudian dilanjutkan dengan
setiap kali melakukan pertemuan dengan pengenalan ruangan. Seperti yang
pasien. Komunikasi terapeutik pada dikemukakan oleh Potter & Perry
tahapan kedua ini dapat dilihat saat (dalam Zen, 2013:66) bahwa salah satu
pertama kali pasien masuk di ruangan unsur yang terkandung dalam
kelimutu. Proses selanjutnya terjadi komunikasi terapeutik adalah
pada saat perawat setiap kali penggunaan nama, dimana penggunaan
memberikan tindakan keperawatan nama merupakan unsur yang
terutama saat pergantian shift. Seperti fundamental karena merupakan
yang telah penulis paparkan di hasil pengenalan diri dan dapat meretas
penelitian bahwa perawat dalam hal ini keraguan yang kerap hadir dalam diri
kepala ruangan atau wakil kepala pasien. Ini berarti bahwa dengan perawat
ruangan ataupun staf perawat memperkenalkan diri kepada pasien dan
memperkenalkan diri secara resmi keluarga pasien maka secara tidak
kepada pasien maupun keluarga pasien langsung perawat membuka diri agar
pada saat pasien masuk. Kemudian lebih membangun kedekatan dengan
dilanjutkan dengan pengenalan ruangan pasien maupun keluarga pasien. Dengan
kelimmutu. Ada beberapa perawat yang demikian akan mempermudah jalannya
memperkenalkan namanya, ada juga proses asuhan keperawatan yang
yang hanya mengucapkan selamat berlangsung.
datang tanpa memperkenalkan nama. Tahap berikutnya adalah tahap
Berdasarkan hasil penelitian kerja dalam proses komunikasi
yang telah dipaparkan di atas, dalam terapeutik di ruangan kelimutu. Tahap
tahap perkenalan ini, apabila yang ini merupakan tahapan ketiga dalam
menerima pasien dan keluarganya proses komunikasi. Tahapan ini dapat
adalah kepala dan atau wakil kepala dilihat pada saat perawat memberikan
ruangan, maka mereka akan asuhan keperawatan kepada pasien.
memperkenalkan pula nama mereka dan Menurut Stuart dan Sundeen (dalam

1498
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara

Zen, 2013:74), tahapan ini merupakan mereka memulai tindakannya. Di sinilah


inti dari keseluruhan proses komunikasi terlihat berbagai bentuk komunikasi
terapeutik. Oleh karena itu tahap ini seperti permintaan, informasi, instruksi,
adalah tahap terpanjang dalam dan pertanyaan. Namun biasanya
komunikasi terapeutik karena pada pertanyaan lebih ditujukkan kepada
tahap ini perawat dituntut untuk keluarga pasien. Jika pasien bisa
membantu dan mendukung klien. menjawab maka akan langsung
Seperti yang penulis paparkan pada hasil ditanyakan kepada pasien. Respon
penelitian di ruangan kelimutu, tahapan pasien dapat dilihat melalui perubahan
ini dapat dilihat pada aktivitas reaksi yang diberikan. Misalnya ketika
komunikasi saat pemberian asuhan perawat meminta pasien untuk
keperawatan. Dimana proses pemberian memiringkan badan maka pasien akan
asuhan keperawatan yang diberikan memiringkan badan. Jika pasien tidak
perawat kepada pasien di ruangan merespon maka keluarga akan
kelimutu ini dimulai setelah adanya membantu mengatakannyaa kepada
rapat pagi atau yang diistilahkan dengan pasien. Pada tahap ini perawat juga
pra-conference. Kemudian dilanjutkan dapat melihat simbol yang diberikan
dengan pembagian tugas ke perawat oleh pasien baik secara verbal maupun
pagi sesuai dengan tim yang ada yaitu nonverbal.
tim bedah dan tim penyakit dalam. Berdasarkan hasil penelitian
Selanjutnya seluruh perawat bersama penulis, ketika perawat melakukan
dengan kepala dan wakil ruangan perawatan luka, ada banyak simbol yang
menghampiri setiap pasien mulai dari di sampaikan oleh pasien melalui bahasa
pasien bedah sampai ke pasien interna nonverbalnya yaitu meringis jika merasa
untuk menyapa pasien dan keluarga sakit ataupun secara refleks memegang
pasien. Kemudian perawat memulai tangan perawat. Lalu perawat sejenak
tindakan keperawatannya kepada para akan menghentikan tindakannya karena
pasien sesuai tugas masing-masing. mengerti bahwa pasien merasa sakit
Rata-rata para perawat selalu mengawali kemudian baru dilanjutkan kembali.
kegiatan mereka dengan mengucapkan Seperti yang dikemukakan oleh Stuart
kata “permisi” baik kepada pasien G.W dalam La Ode (2012:59) bahwa
maupun keluarga pasien, baru kemudian pada tahap ini perawat diharapkan dapat

1499
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506

menganalisis respon yang diberikan memberikan asuhan keperawatan.


klien baik secara verbal maupun Artinya akhir dari pertemuan perawat
nonverbal. Sehingga pada akhirnya dan pasien setelah pemberian asuhan
dapat menyimpulkan percakapannya keperawatan rutin itulah yang disebut
dengan klien. terminasi sementara sedangkan
Tahap kerja dalam proses terminasi akhir ketika pasien telah
komunikasi terapeutik di ruangan diperbolehkan pulang ke rumah oleh
kelimutu tidak hanya berhenti sampai di dokter maka disitulah tahap terminasi
situ. Komunikasi terapeutik pada akhir akan berjalan. Pada tahap
tahapan ini terjadi juga ketika dokter terminasi akhir ini perawat biasanya
melakukan visite perawat selalu menyampaikan segala hal yang
mendampingi untuk membantu berkaitan dengan kondisi pasien kepada
menjelaskan kondisi pasien kepada pasien dan keluarga pasien. Perawat
dokter yang bertanggung jawab. biasanya menjelaskan kepada pasien dan
Demikianlah terus berlanjut kegiatan keluarga untuk menjaga kondisi pasien,
asuhan keperawatan yang diberikan oleh memperhatikan pola istirahat maupun
perawat kepada pasien. pola makan pasien serta segala wejangan
Tahapan terakhir dalam proses yang perlu dalam hal ini menegaskan
komunikasi teraputik adalah tahap kembali apa yang disampaikan dokter.
terminasi. Menurut Stuart dan Sundeen Setelah itu kepada keluarga pasien akan
(dalam Zen, 2013:76), ini merupakan dijelaskan mengenai obat-obatan yang
tahapan terakhir dari pertemuan perawat harus dikonsumsi oleh pasien. Hal
dan pasien. Tahap terminasi dibagi terakhir adalah menganjurkan pasien
menjadi dua bagian yaitu terminasi untuk kembali melakukan chek up ke di
sementara dan terminasi akhir. klinik rumah sakit tiga atau empat hari
Terminasi sementara merupakan akhir setelah keluar rumah sakit. Kemudian
dari setiap pertemuan perawat pasien perawat dan pasien saling mengucapkan
sedangkan terminasi akhir yaitu setelah terima kasih dan disinilah akhir dari
menyelesaikan seluruh proses hubungan teraputik perawat dan pasien.
pengobatan. Dalam penelitian ini yang Inilah gambaran tahapan proses
termasuk ke dalam tahap terminasi komunikasi terapeutik yang berjalan di
sementara adalah ketika perawat selesai ruangan kelimutu.

1500
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara

teraputik yang dikemukakan oleh Stuart


Komunikasi Terapeutik dalam G.W. Menurut Stuart G.W dalam La
Asuhan Keperawatan di Ruang Ode (2012:57) pada tahapan ini perawat
Rawat Inap Kelas III Wanita berusaha menggali perasaannya sendiri
(Ruangan Cempaka) RSUD Prof. DR. dengan mengidentifikasikan kelebihan
W.Z. Johannes Kupang dan kekurangan dirinya. Maka perawat
Sesuai dengan apa yang telah tersebut melakukan komunikasi
penulis paparkan di bagian hasil intrapribadi yaitu berkomunikasi dengan
penelitian, penulis membagi aktivitas dirinya sendiri. Selain itu perawat juga
komunikasi di ruangan cempaka ini ke mencari informasi mengenai pasien
dalam tiga klasifikasi yaitu komunikasi barunya. Sama seperti yang terjadi di
saat pasien masuk, komunikasi saat ruangan kelimutu, pada ruangan
pemberian asuhan keperawatan, dan cempaka pun tahap persiapan/pra-
komunikasi saat pasien keluar seperti komunikasi ini tidak begitu tampak
yang penulis temui di ruangan kelimutu. jelas. Berdasarkan hasil observasi pada
Jika ditinjau dari tahapan-tahapan bagian hasil penelitian di atas, para
dalam proses komunikasi terapeutik, perawat ketika akan menerima pasien
maka ketiga hal ini termasuk dalam baru, tidak ada persiapan yang mendasar
proses komunikasi terapeutik karena yang dilakukan oleh para perawat
semua tahapan ada di dalamnya. Secara ruangan. Informasi mengenai pasien
tidak langsung ketiga klasifikasi yang baru akan diperoleh para perawat
penulis rangkum sesuai dengan hasil ruangan dari perawat IGD/poli yang
penelitian penulis menggambarkan mengantarkan pasien ke ruangan. Para
empat tahapan dalam proses komunikasi perawat hanya mempersiapkan
terapeutik. Maka untuk lebih jelasnya perlengkapan teknis seperti tempat tidur
penulis akan menganalisis sesuai dengan pasien. Sama seperti yang terjadi di
tahapan-tahapan dalam proses ruangan kelimutu, perawat di ruangan
komunikasi terapeutik. cempaka pun menghadapi pasien
Tahap persiapan/pra-interaksi dengan beberapa kesamaan umum yang
pada proses komunikasi terapeutik di dapat membantu perawat menentukan
ruangan cempaka. Tahap ini merupakan sikap komunikasi yang harus diterapkan
tahap pertama dalam proses komunikasi kepada mereka. Para perawat juga dapat

1501
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506

belajar dari pengalaman yang sudah • Tahap Perkenalan/Orientasi dalam


pernah ditemui selama menjalankan proses komunikasi terapeutik di
tugas di ruangan kelas III. Adapun ruangan cempaka.
kesamaan umum yang membantu Tahapan kedua dalam proses
perawat menentukan sikap komunikasi komunikasi terapeutik yang di
ke pasien baru yakni mengenai status kemukakan oleh Stuart G.W adalah
sosial, tingkat pendidikan, serta latar tahap perkenalan/orientasi. Stuart G.W
belakan budaya pasien. Seperti yang dalam La Ode (2012:58)
telah penulis paparkan pada hasil mengemukakan bahwa pada tahap ini,
penelitian bahwa para pasien di ruangan perawat berusaha melakukan perkenalan
kelas III rata-rata merupakan kepada pasien setiap kali melakukan
masyarakat yang berasal dari daerah- pertemuan dengan tujuan untuk
daerah. Dengan demikian perawat di memvalidasi data. Artinya dengan
ruangan cempaka menyesuaikan cara melakukan perkenalan pada setiap
mereka berkomunikasi dengan pasien pertemuan akan membantu perawat
sesuai dengan informasi umum ini. hal untuk menginterpretasi kondisi pasien
ini terpancar dari bahasa yang dari hari kehari. Merujuk pada
digunakan. Contohnya pada saat penjelasan tersebut maka jika dikaitkan
menyampaikan ke pasien isolasi 1 dengan komunikasi terapeutik yang
bahwa jarinya harus diamputasi. terjadi di ruangan cempaka maka dapat
Perawat mengganti kata “amputasi” dilihat pada saat pasien masuk pertama
dengan kata “potong” agar pasien dan kali ke ruangan cempaka. Namun yang
keluarga dapat memahaminya. Pada terjadi di ruangan cempaka sedikit
dasarnya para pasien memahami apa berbeda dengan yang terjadi di ruangan
yang dikomunikasikan oleh perawat di kelimutu. Proses perkenalan perawat
ruangan cempaka. Selanjutnya dengan pasien di ruangan cempaka tidak
informasi khusus mengenai penyakit begitu nampak. Walaupun begitu, tetap
yang dialami oleh pasien akan diketahui ada beberapa perawat di ruangan ini
saat proses timbang terima pasien yang yang memberikan ucapan selamat
dilakukan oleh perawat IGD ke perawat datang serta memperkenalkan diri ke
ruangan. pasien dan keluarga. Kepala ruangan
cempaka tidak seaktif kepala ruangan

1502
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara

kelimutu. Seperti yang penulis temui sehingga pada akhirnya perawat dapat
pada saat melakukan observasi, kepala menyimpulkan hasil percakapannya
ruangan waktu berada di tempat pun dengan pasien. Jika penjelasan ini
jarang mengucapkan selamat datang dihubungkan ke dalam penelitian ini
serta memperkanalkan diri ke pasien dan maka sejalan dengan apa yang terjadi di
keluarganya. Staf perawat lainnya yang ruangan kelimutu, bahwa tahap kerja ini
sering terlihat menerima pasien baru. dapat dilihat dalam proses asuhan
Maka untuk tahap ini, di ruangan keperawatan yang diberikan oleh
cempaka tidak terlalu nampak seperti perawat di ruangan cempaka kepada
yang terjadi di ruangan kelimutu karena pasiennya. Seperti yang telah penulis
di ruangan kelimutu, penerimaan pasien jelaskan di dalam hasil penelitian bahwa
baru dilakukan secara formal sedangkan salah satunya aktivitas komunikasi
di ruangan cempaka penerimaan pasien perawat dan pasien adalah saat
lebih mengarah pada penerimaan secara pemberian asuhan keperawatan. Perawat
informal. Selanjutnya pada tahap berikut di ruangan cempaka memulai
akan dimulai dengan pemberian asuhan aktivitasnya mengontrol pasien pada
keperawatan. pukul 10.00 WITA sesuai dengan
Pada proses komunikasi overan dari perawat dinas malam ke
terapeutik yang menjadi tahapan ketiga perawat dinas pagi sesuai dengan tim
adalah tahap kerja. Menurut Stuart G.W masing-masing yaitu tim bedah dan tim
dalam La Ode (2012:58-59), tahap ini interna. Perawat tim bedah akan mulai
merupakan tahapan inti dalam proses mengontrol pasiennya terutama bagi
komunikasi terapeutik dimana pada pasien yang akan melakukan perawatan
tahap inilah perawat memberikan segala luka. Dan perawat tim interna akan
bentuk asuhan keperawatannya kepada mengontrol pasien interna.
pasien untuk membuat pasien mencapai Salah satu percakapan yang
kondisi yang lebih baik dari hari ke hari. penulis peroleh melalui hasil wawancara
Pada tahap ini perawat dituntut untuk menggambarkan bahwa perawat ketika
membantu pasien dalam menyampaikan akan melakukan tindakan keperawatan
perasaannya kemudian menganalisa yang pertama dilakukan adalah meminta
respon serta bahasa verbal dan permisi kepada pasien terlebih dahulu
nonverbal yang diberikan oleh pasien kemudian mulai memberikan tindakan.

1503
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506

Apabila membutuhkan bantuan keluarga Tahapan terakhir dalam proses


pasien, maka salah seorang keluarga asuhan keperawatan adalah tahap
pasien dipersilahkan untuk terminasi atau tahap akhir. Menurut
mendampingi pasien. Pada saat Stuart G.W dalam La Ode (2012:59-60),
pemberian tindakan keperawatan, tahap terminasi dibagi atas dua bagian
perawat sering memberikan informasi yaitu tahap terminasi sementara dan
kepada pasien untuk mengikuti apa yang tahap terminasi akhir. Terminasi
disampaikan oleh dokter. Seperti yang sementara yaitu tahap akhir dari setiap
dikatakan perawat kepada salah seorang tindakan asuhan keperawatan yang
pasien yang mengalami kecelakaan diberikan perawat kepada pasien
untuk mengikuti latihan menggerakan sedangkan tahap terminasi akhir adalah
kembali saraf yang dilakukan oleh akhir dari seluruh asuhan keperawatan
dokter. Selain itu perawat juga yaitu pada saat pasien dinyatakan boleh
menjelaskan kepada salah seorang pulang oleh dokter yang merawat.
pasien yang mengalami luka tetanus di Berdasarkan penjelasan ini maka tahap
tangannya agar bersedia untuk jari terminasi sementara dapat dilihat setiap
tangannya diamputasi oleh dokter kali perawat selesai memberikan asuhan
sehingga tidak semakin menyebar ke keperawatan kepada pasien. seperti yang
bagian tangan yang lain. Dalam penulis temui di ruangan cempaka,
menjelaskan hal ini perawat dibantu oleh setiap kali perawat selesai memberikan
keluarga pasien. Dan pada akhirnya si asuhan keperawatan perawat sering
pasien bersedia untuk diamputasi salah bertanya kepada pasien maupun kepada
satu jari tangannya. Dengan demikian keluarga pasien mengenai kondisi
maka dari hari ke hari melalui tindakan pasien seperti menanyakan pola makan
keperawatan yang diberikan oleh pasien, menanyakan pola tidur pasien,
perawat kepada pasien di ruangan serta menanyakan keluhan yang masih
cempaka, perawat dapat menyimpulkan dirasakan oleh pasien. Jika pasien tidak
kondisi pasien setiap hari ke dalam bisa berkomunikasi maka keluarga
status pasien sampai akhirnya pasien pasien akan membantu menjelaskannya
dapat dinyatakan pulang oleh dokter kepada perawat. Selain terminasi
yang merawat. sementara, ada juga terminasi akhir yaitu
ketika pasien dinyatakan telah pulih oleh

1504
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara

dokter kemudian dipersilahkan pulang. Pengenalan orientasi ruangan pun hanya


Inilah akhir dari seluruh proses dilakukan oleh perawat kepada keluarga
komunikasi terapeutik perawat terhadap pasien. Setelah itu langsung
pasien di ruangan cempaka. Pada penandatangan surat persetujuan
terminasi akhir ini, perawat di ruangan menaati aturan dan kemudian proses
cempaka biasanya mengontrol kembali akan berjalan seperti biasa.
keadaan pasien kemudian memberikan Dalam proses komunikasi terapeutik
wejangan-wejangan kepada pasien dan yang berjalan di ruangan kelas III ini,
keluarga pasien untuk menjaga kondisi dapat dilihat bahwa ada partisipan lain
pasien agar tetap stabil. Selain itu dalam komunikasi yang ikut mendukung
perawat juga menjelaskan kepada proses komunikasi terapeutik antara
keluarga pasien mengenai konsumsi perawat dan pasien yaitu dokter daan
obat serta meminta keluarga pasien keluargaa pasien. Komunikasi yang
untuk kembali mengontrol pasien ke terjalin antara dokter dan pasien terjadi
klinik rumah sakit beberapa hari setelah saat dokter melakukan visite kepada
pasien dinyatakan pulang seperti yang setiap pasien yang ditangani. Namun
telah penulis kemukakan pada hasil dokter selalu ditemani oleh perawat
penelitian di ruangan cempaka. yang bertugas dan perawat seringkali
Secara keseluruhan proses menjadi penghubung dalam proses
komunikasi terapeutik yang terjadi di komunikasi dokter dan pasien. Selain itu
ruanga kelimutu dan ruangan cempaka ada keluarga pasien yang secara tidak
tidak jauh berbeda. Keempat tahapan langsung ikut membantu proses
proses komunikasi terapeutik ditemukan komunikasi terapeutik perawat dan
dalam proses komunikasi terapeutik pasien. Hal ini nampak ketika keluarga
perawat terhadap pasien di kedua pasien menjadi penghubung dalam
ruangan ini. Namun tetap saja ada proses komunikasi perawat dan pasien.
perbedaan di antara kedua kelas ini. Demikianlah partisipan yang ikut
Untuk tahap perkenalan, di ruangan mendukung proses komunikasi
kelimutu sangat nampak. Hal ini sangat terapeutik di ruangan kelas III RSUD
berbeda dengan yang terjadi di ruangan Prof.DR. W.Z Johannes Kupang.
cempaka. Proses penerimaan pasien di
ruangan cempaka tidak terlihat jelas.

1505
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506

SIMPULAN tahapan ini juga terdapat partisipan


Berdasarkan hasil dan pembahasan pendukung komunikasi perawat dan
penelitian, maka dapat disimpulkan pasien yakni keluarga pasien dan dokter.
bahwa komunikasi terapeutik dalam
asuhan keperawatan yang terjalin di DAFTAR PUSTAKA
ruangan kelas III RSUD Prof. DR. W.Z. Buku :
Arwani. 2003. Komunikasi Dalam
Johannes Kupang berlangsung dalam 3
Keperawatan. Jakarta: EGC
bagian besar yaitu komunikasi saat Creswell, John. 2010. Research Design
(Pendekatan Kualitatif,
pasien masuk, komunikasi saat
Kuantitatif, Dan Mixed).
pemberian asuhan keperawatan, dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Echols, John & Shadily Hassan. 2005.
komunikasi saat pasien keluar. Dari 3
Kamus Inggris Indonesia (An
bagian besar proses komunikasi ini, English-Indonesian Dictionary).
Jakarta: Gramedia
dapat dilihat bahwa empat tahapan
La Ode, Syarif. 2012. Konsep Dasar
dalam komunikasi terapeutik nampak Keperawatan (Mengupas
tentang Komunikasi
dalam 3 bagian proses komunikasi
Therapeutik, Home Care, Isu
tersebut. Namun tahapan pertama yaitu Keperawatan, dan Materi-
Materi Keperawatan Lainnya).
tahap ora interaksi memang tidak terlalu
Yogyakarta: Nusa Medika
nampak. Untuk tahap perkenalan dapat Liliweri, Alo. 2011. Dasar-Dasar
Komunikasi Kesehatan.
dilihat pada proses komunikasi saat
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
pasien masuk. Tahap kerja dapat dilihat MH, Pribadi Zen. 2013. Panduan
Komunikasi Efektif Untuk Bekal
pada proses komunikasi saat pemberian
Keperawatan Profesional.
asuhan keperawatan dan inti menjadi Yogyakarta: D-Medika
Wulan & Hastuti. 2011. Pengantar Etika
tahapan intidalam proses komunikasi
Keperawatan (Panduan
terapeutik dalam asuhan keperawatan di Lengkap Menjadi Perawat
Berwawasan Etis). Jakarta:
kelas III. Tahap terakhir dalam
Prestasi Pustaka
komunikasi terapeutik adalah tahap
Sumber Lain:
terminasi yang dapat ditemukan pada
Profil RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes
proses komunikasi saat akhir dari tahun 2013
pemberian asuhan keperawatan setiap
hari yang dinamakan terminasi
sementara dan saat pasien keluar yang
dinamakan terminasi akhir. Dalam

1506

Anda mungkin juga menyukai