Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang
Rawat Inap Kelas III RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang
ABSTRAK
Penelitian dengan judul “Komunikasi Terapeutik dalam Asuhan Keperawatan di Ruangan Rawat Inap
Kelas III RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang” dilatar belakangi oleh pentingnya komunikasi
terapeutik perawat dan pasien di RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang. Penelitian ini berfokus pada
Bagaimana Komunikasi Terapeutik dalam Asuhan Keperawatan di Ruangan Rawat Inap Kelas III RSUD
Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang dengan tujuan untuk menganalisis Komunikasi Terapeutik dalam
Asuhan Keperawatan di Ruangan Rawat Inap Kelas III RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang. Metode
penelitian adalah studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam proses asuhan keperawatan
yang berlangsung di ruang rawat inap kelas III RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang, keempat tahapan
komunikasi terapeutik dapat ditemukan dalam tiga bagian proses komunikasi terapeutik yaitu saat pasien
masuk, saat pemberian asuhan keperawatan, dan saat pasien keluar. Tahap pra-interaksi dan tahap
perkenalan tampak dalam proses komunikasi saat pasien masuk. Tahap kerja yang merupakan inti dalam
proses komunikasi terapeutik tampak dalam proses komunikasi pada saat pemberian asuhan keperawatan.
Tahap terakhir adalah tahap terminasi yang terbagi menjadi tahap terminasi sementara yaitu tampak pada
proses komunikasi perawat dan pasien setiap kali perawat selesai memberikan asuhan keperawatan rutin
setiap harinya. Dan tahap terminasi akhir yang tampak dalam komunikasi perawat dengan pasien saat
pasien dinyatakan boleh pulang/pada saat pasien meninggal. Partisipan yang terlibat dalam proses
komunikasi terapeutik ini tidak hanya perawat dan pasien tapi juga didukung oleh dokter dan keluarga
pasien. Pada akhirnya tahapan-tahapan ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan menciptakan
proses komunikasi yang cukup baik dalam asuhan keperawatan di ruang rawat inap kelas III RSUD Prof.
DR. W.Z. Johannes Kupang.
ABSTRACT
Research with the title "Therapeutic Communication in Nursing Care in Class III Inpatient at the Prof.
DR. W.Z. Johannes Kupang Hospital "is based on the importance of the therapeutic communication of
nurses and patients at Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang Hospital. This study focuses on how therapeutic
communication in nursing care in class III inpatient at the Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang hospital with
the aim to analyze therapeutic communication in nursing care in inpatient room class III of Prof. DR. W.Z.
Johannes Kupang hospital. Case study method is used in this research. The results of this study indicate
that in the nursing care process that takes place in inpatient rooms of class III at Prof. DR. W.Z. Johannes
Kupang hospital, the four stages of therapeutic communication can be found in the three parts of the
therapeutic communication process, namely when the patient enters, when giving nursing care, and when
the patient is discharged. The pre-interaction stage and the introductory stage appear in the
communication process when the patient enters. The work phase which is the core of the therapeutic
communication process appears in the communication process at the time of nursing care. The last stage
is the termination stage which is divided into temporary termination stages, which is seen in the
communication process of nurses and patients each time the nurse finishes providing routine nursing care
every day. The final termination stage that appears in the nurse's communication with the patient is when
the patient is declared allowed to go home or when the patient dies. Participants involved in the therapeutic
communication process are not only nurses and patients but is also supported by doctors and patients'
1489
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506
families. In the end these stages are interrelated with one another and create a fairly good communication
process in nursing care in class III inpatients at the Prof.. DR. W.Z. Johannes Kupang hospital.
____________
Korespondensi: Maria Yulita Nara, S.Sos.,M.I.Kom. Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Nusa Cendana. Jl. Adisucipto Penfui, Kupang-NTT Kode Pos 85001. No.Hp: 081224381962,
Email: myulita6@gmail.com
1490
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara
1491
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506
1492
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara
1493
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506
pasien sesuai dengan jadwal yang telah terjadi antar perawat dan pasien
ditentukan sebelumnya dimana ada walaupun tidak sebanyak pada bagian-
perawat yang bertugas untuk pasien bagian sebelumnya. Proses komunikasi
bedah dan pasien penyakit dalam. yang terjadi antara perawat dan pasien
Berdasarkan hasil observasi dan biasanya berhubungan dengan nasehat
wawancara yang penulis lakukan, proses dan edukasi yang diberikan sebelum
komunikasi yang berlangsung dalam pasien meninggalkan rumah sakit.
asuhan keperawatan ini biasanya terjadi Melalui proses komunikasi yang
dalam beberapa bentuk seperti terjadi disetiap bagain-bagian itu, dapat
permintaan, pemberitahuan, dan dilihat bahwa dalam proses asuhan
pertanyaan baik kepada pasien maupun keperawatan, komunikasi tidak hanya
keluarga pasien yang mendampingi. melibatkan perawat dan pasien namun
Namun paling sering ditemui adalah juga melibatkan keluarga pasien dan
komunikasi berupa permintaan yang dokter yang merawat pasien. Namun
dilakukan perawat terhadap pasien. perawat menjadi orang yang paling
Keluarga pasien biasanya menjadi sering melakukan komunikasi dengan
penghubung perawat dan pasien pasien.
terutama apabila pasien mengalami
kesulitan dalam melakukan komunikasi. Komunikasi di Ruangan Kelas III
Pada bagian ini juga terjadi komunikasi Wanita (Ruangan Cempaka) RSUD
antara dokter dan pasien yang tak jarang Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang
pula melibatkan perawat sebagai Berdasarkan penelitian yang
penghubung. dilakukan di ruangan cempaka, penulis
Bagian terakhir adalah pada saat menemukan bahwa proses komunikasi
pasien keluar. Proses komunikasi yang yang terjadi di ruangan ini tidak terlalu
berlangsung pada bagian ini biasanya jauh berbeda dengan yang terjadi di
lebih banyak terjadi antara perawat dan ruangan kelimutu. Yang sedikit berbeda
keluarga pasien karena proses ini lebih adalah pada proses pembagian tugas
banyak berhubungan dengan diantara perawat yang dilakukan secara
pengurusan administrasi pasien yang informal. Tidak seperti yang terjadi di
telah selesai melakukan rawat inap. ruangan kelimutu yang dilakukan secara
Namun tetap ada komunikasi yang
1494
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara
formal melalui pertemuan rutin setiap proses asuhan keperawatan karena pada
pagi. bagian ini segala tindakan keperawatan
Secara garis besar proses diberikan oleh dokter dan perawat
komunikasi perawat dan pasien yang kepada pasien untuk menyembuhkan
terjadi di ruangan cempaka ini pun sama pasien. Berdasarkan hasil observasi dan
dengan yang terjadi di ruangan kelimutu. wawancara yang penulis lakukan,
Komunikasi perawat pasien terjadi ditemukan bahwa proses komunikasi
dalam 3 pagian besar yaitu saat pasien lebih banyak berbentuk permintaan
masuk, saat pemberian asuhan perawat maupun dokter kepada pasien
keperawatan, dan saat pasien maupun keluarga pasien. Misalnya
keluar/meninggal. Pada setiap bagian meminta pasien membalikan badan,
terjadi proses komunikasi antara menarik napas, dan menahan rasa sakit
perawat dengan pasien maupun keluarga ketika perawat ataupun dokter sedang
pasien. Pada saat pasien masuk, proses melakukan tindakan
komunikasi yang berlangsung hamper perawatan/pengobatan. Komunikasi
sama dengan yang terjadi ruangan berbentuk pertanyaan juga kadang
kelimutu dimana terjadi proses dilontarkan kepada pasien maupun
pelimpahan pasien antara perawar IGD keluarga pasien untuk mengetahui
maupun poli dengan perawat ruangan. kondisi pasien. Keseluruhan proses pada
Kemudian komunikasi berlanjut pada bagian ini berlangsung secara rutin
proses orientasi ruangan. Yang membuat ketika dilakukan control setiap pagi oleh
proses komunikasi di ruangan ini sedikit perawat kepada setiap pasien dan control
berbeda dengan yang terjadi di ruangan saat dokter melakukan visite kepada
kelimutu yaitu tidak ada proses pasien.
perkenalan yang dilakukan oleh perawat Bagian terkahir adalah adalah
terhadap pasien maupun keluarga pada saat pasien keluar. Pada bagian ini
pasien. Komunikasi yang terjadi akan diuraikan tentang komunikasi yang
langsung pada orientasi ruangan kepada terjadi antara perawat dan pasien saat
pasien maupun keluarga pasien. pasien dinyatakan dapat kembali
Bagian selanjutnya adalah pada rumahnya. Tidak begitu banyak
saat pemberian asuhan keperawatan. fenomena komunikasi yang terjadi pada
Bagian inilah yang menjadi inti dalam bagian ini namun tetap saja penting
1495
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506
untuk melihat proses komunikasi yang Namun perawat menjadi orang yang
terjadi saat pasien akan keluar. paling sering melakukan komunikasi
Komunikasi yang lebih nampak dengan pasien sedangkan keluarga
pada bagian ini adalah komunikasi yang pasien dan dokter merupakan partisipan
terjadi antara perawat dan keluarga pendukung dalam proses komunikasi
pasien. Hal ini dikarenakan keluarga antara perawat dan pasien tersebut.
pasienlah yang akan lebih banyak
terlibat dalam komunikasi dengan PEMBAHASAN
perawat ketika harus mengurus setiap Berdasarkan penjelasan hasil
kelengkapan administrasi pasien yang penelitian mengenai komunikasi yang
dibutuhkan untuk kepulangannya. terjadi di ruangan kelimutu maupun
Berdasarkan observasi yang ruangan cempaka, maka dapat
penulis lakukan, pada bagian ini perawat dijelaskan bahwa terdapat suatu bentuk
selalu memberikan nasehat ataupun komunikasi yang nampak yakni
pesan kepada pasien yang akan pulang. komunikasi terapeutik dalam hal ini
Keputusan mengenai kepulangan pasien antara perawat dan pasien yang menjadi
selalu berasal dari dokter yang fokus dari penelitian ini. Para perawat di
menangani pasien. Kemudian kelas III melakukan komunikasi dengan
perawatlah yang biasanya tujuan untuk membuat pasien yang
memberitahukan kepada pasien dan dirawat memperoleh kondisi yang lebih
keluarganya. Dari penjelasan ini, baik atau positif. Seperti yang
walaupun cukup minim namun tetap ada dikemukakan oleh Purwanto (dalam
proses komunikasi yang dilakukan oleh Zen, 2003:68) tentang salah satu tujuan
perawat terhadap pasien yang akan dari komunikasi terapeutik yaitu
pulang. membantu mengambil tindakan yang
Dengan melihat fenomena efektif bagi pasien guna mengubah
komunikasi yang terjalin di ruang rawat situasi yang sedang terjadi ke perubahan
inap kelas III wanita ini maka dapat pula positif. Komunikasi yang dilakukan
dipetakan beberapa partisipan yang nampak ketika mereka melakukan
terlibat dalam proses komunikasi dalam intervensi keperawatan kepada pasien
asuhan keperawatan ini yaitu perawat, dengan tujuan memperoleh kondisi yang
pasien, keluarga pasien dan dokter. lebih baik lagi dari pasien yang dirawat.
1496
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara
1497
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506
1498
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara
1499
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506
1500
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara
1501
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506
1502
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara
kelimutu. Seperti yang penulis temui sehingga pada akhirnya perawat dapat
pada saat melakukan observasi, kepala menyimpulkan hasil percakapannya
ruangan waktu berada di tempat pun dengan pasien. Jika penjelasan ini
jarang mengucapkan selamat datang dihubungkan ke dalam penelitian ini
serta memperkanalkan diri ke pasien dan maka sejalan dengan apa yang terjadi di
keluarganya. Staf perawat lainnya yang ruangan kelimutu, bahwa tahap kerja ini
sering terlihat menerima pasien baru. dapat dilihat dalam proses asuhan
Maka untuk tahap ini, di ruangan keperawatan yang diberikan oleh
cempaka tidak terlalu nampak seperti perawat di ruangan cempaka kepada
yang terjadi di ruangan kelimutu karena pasiennya. Seperti yang telah penulis
di ruangan kelimutu, penerimaan pasien jelaskan di dalam hasil penelitian bahwa
baru dilakukan secara formal sedangkan salah satunya aktivitas komunikasi
di ruangan cempaka penerimaan pasien perawat dan pasien adalah saat
lebih mengarah pada penerimaan secara pemberian asuhan keperawatan. Perawat
informal. Selanjutnya pada tahap berikut di ruangan cempaka memulai
akan dimulai dengan pemberian asuhan aktivitasnya mengontrol pasien pada
keperawatan. pukul 10.00 WITA sesuai dengan
Pada proses komunikasi overan dari perawat dinas malam ke
terapeutik yang menjadi tahapan ketiga perawat dinas pagi sesuai dengan tim
adalah tahap kerja. Menurut Stuart G.W masing-masing yaitu tim bedah dan tim
dalam La Ode (2012:58-59), tahap ini interna. Perawat tim bedah akan mulai
merupakan tahapan inti dalam proses mengontrol pasiennya terutama bagi
komunikasi terapeutik dimana pada pasien yang akan melakukan perawatan
tahap inilah perawat memberikan segala luka. Dan perawat tim interna akan
bentuk asuhan keperawatannya kepada mengontrol pasien interna.
pasien untuk membuat pasien mencapai Salah satu percakapan yang
kondisi yang lebih baik dari hari ke hari. penulis peroleh melalui hasil wawancara
Pada tahap ini perawat dituntut untuk menggambarkan bahwa perawat ketika
membantu pasien dalam menyampaikan akan melakukan tindakan keperawatan
perasaannya kemudian menganalisa yang pertama dilakukan adalah meminta
respon serta bahasa verbal dan permisi kepada pasien terlebih dahulu
nonverbal yang diberikan oleh pasien kemudian mulai memberikan tindakan.
1503
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506
1504
Komunikasi Terapeutik Dalam Asuhan Keperawatan Di Ruangan Rawat Inap Kelas III
RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang - Maria Yulita Nara
1505
Jurnal Communio : Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume IX, No. 1, Januari 2020, hlm 1489 - 1506
1506