Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“Sejarah Dan Sistem Klasifikasi Tumbuhan”


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Phanerogamae

Dosen Pengampuh:

Dr. Dientje F.Pendong, M.Pd


Dr. Nova L.I.M Ogi, S.Pi, M.Si

Disusun oleh :
Anastasya Sasamu ( 18 507 034 )
Nathasya Kumayas (18 507 027)
Naomi Tampinongkol (18 507 028)
Toar Runturambi (17507131)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat serta
penyertaannya yang selalu nyata dalam kehidupan kita sehingga kita boleh ada sebagaimana
kita ada dan atas berkat serta pertolongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Adapun juga judul tugas ini yaitu,” Sejarah dan sistem Klasifikasi Tumbuhan“.
Penulis berharap tugas ini dapat membantu dalam menambah wawasan kita serta
menjadi bermanfaat bagi yang membacanya. Akhirnya saya mengucapkan banyak terima kasih
dan mohon maaf karena tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga tugas ini bisa
bermanfaat bagi kita semua dan harapan kami pembaca dapat mengembangkan tugas ini hingga
menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Tondano,29 Oktober 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A.Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 2
C.Tujuan Penulisan ............................................................................................................................. 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A.Pengertian Klasifikasi ..................................................................................................................... 3
B.Tujuan Klasifikasi ........................................................................................................................... 3
C.Sejarah Sistem Klasifikasi Tumbuhan ............................................................................................ 4
D.Sistem Klasifikasi Tumbuhan ......................................................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................................................. 23
PENUTUP ............................................................................................................................................ 23
A.Kesimpulan ................................................................................................................................... 23
B.Saran .............................................................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Secara harfiah arti klasifikasi adalah penggolongan atau pengelompkkan ada beberapa
pengertian mengenai klasifikasi, menurut Kamus Besar Indonesia klasifikasi adalah
penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan menurut kaidah atau standar yang
ditetapkan.

Pengertian Klasifikasi adalah pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan


ciri, perbedaan ciri, cara hidup.

Pengertian klasifikasi disarikan dari berbagai sumber (buku dan internet), berikut ini
adalah beberapa dari sekian banyak pengertian tentang apa yang dimaksud dengan klasifikasi
makhluk hidup, terutama tumbuhan.

Ø Klasifikasi makhluk hidup adalah pengelompokkan makhluk hidup yang mempunyai ciri
dan sifat yang sama, dimasukkan kedalam satu kelompok, da bila dalam persamaan ditemukan
perbedaan ciri dan sifat, maka akan dipisahkan lagi kedalam satu kelompok, dan bila dalam
persamaan ditemukan perbedaan ciri dan sifat, maka dipisahkan lagi kedalam kelompok lain
yang lebih kecil, sehingga akan diperoleh kelompok-kelompok makhluk hidup dengan jenjang
yang berbeda.

Ø Kegiatan mengelompokkan makhluk hidup disebut klasifikasi, dengan kata lain klasifikasi
adalah pengelompokkan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam golongan/takson melalui
keseragaman dan keanekaragaman.

Ø Klasifikasi adalah penyusunan tumbuhan secara teratur ke dalam suatu herarki. Sistem
penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi tumbuhan secara individual yang
menggambarkan kekerabatan.

Ø Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan


yang ada dibumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki.

Sehingga dapat disimpulkan dari beberapa pengertian diatas, bahwa klasifikasi makhluk hidup
(Tumbuhan) adalah kegiatan mengelompokkan/membberi nama berbagai macam/jenis

1
makhluk hidup (tumbuhan) berdasarka kesamaan ciri/fungsi yang dimiliki, dan bertujuan untuk
memudahkan dalam mempelajarinya/mengenalnya.

B.Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Klasifikasi ?
2. Apa Tujuan Klasifikasi ?
3. Bagaimana Sejarah Sistem Klasifikasi Tumbuhan ?
4. Bagaimana Sistem Klasifikasi Tumbuhan ?

C.Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Klasifikasi
2. Untuk Mengetahui Tujuan Klasifikasi
3. Untuk Mengetahui Sejarah Sistem Klasifikasi Tumbuhan
4. Untuk Mengetahui Sistem Klasifikasi Tumbuhan

2
BAB II

PEMBAHASAN
A.Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki.
Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual yang
menggambarkan kekerabatan. Menurut Rideng (1989) klasifikasi adalah pembentukan takson-
takson dengan tujuan mencari materi keseragaman dalam keanekaragaman. Dikatakan pula
bahwa klasifikasi adalah penempatan organisme secara berurutan pada kelompok tertentu
(takson) yang didasarkan pada perbedaan dan persamaan. Sedangkan (Tjitrosoepomo,
1993)mengatakan bahwa dasar pengadaan klasifikasi adalah keseragaman kesamaan-
kesamaan itulah yang dijadikan dasar klasifikasi.
Klasifikasi adalah penyusunan tumbuhan secara teratur kedalam suatu herarki. Sistem
penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi tumbuhan secara individual yang
menggambarkan kekerabatan.

Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan


tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok
tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan
lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John
Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778),
seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus
Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang
sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem
klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus
ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang
dipakai untuk pendidikan resmi.

B.Tujuan Klasifikasi
Adapun tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki

3
2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk
hidup dari jenis lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama

C.Sejarah Sistem Klasifikasi Tumbuhan


Perbedaan dasar yang digunakan dalam klasifikasi tumbuhan akan memberikan hasil
klasifikasi yang berbeda-beda sehingga terbntuklah sistem klasifikasi yang berlainan.
Berdasarkan tingkat peradabannya, manusia yang pertama-tama melakukan kegiatan dibidang
taksonomi tumbuhan khususnya klasifikasi pasti memilah-milah dan mengelompkkan
tumbuhan berdasarkan atas kesamaan ciri-ciri yang berkaitan langsung dengan kehidupan
manusia. Misalnya dihasilkan kelompok tumbuhan penghasil bahan pangan, penghasil bahan
sandang, pengasil bahan obat-obat dan lain-lain. Selain itu juga dapat berdasarkan ciri-ciri yang
mudah diliat dengan mata telanjang seperti perawakan tumbuhan. Berdasarkan perawakan
tumbuhan (habitus), tumbuhan dikelompokkan menjadi emapat yaitu, pohon (arbor), yang
tumbuh tinggi dan besar serta berumur panjang, perdu, semak, dan terna (herba).

Seiring dengan kemajuan teknologi dan peradaban ciri-ciri tumbuhan yang pada
mulanya tidak dapat diamati dapat dipertimbangkan untuk dijadikan dasar dalam
pengklasifikasian. Karena teknologi yang lebih maju telah dapat mengamati bagian tersebut
missalnya ciri-ciri anatomi, kandungan zat-zat kimia dan lain-lain. Dalam dunia taksonomi
tumbuhan dikenal berbagai sistem klasifikasi yang masing-masing diberi nama berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai atau dasar yang digunakan dalam pengklasifikasian. Sistem
klasifikasi yang bertujan pada penyederhanaan objek studi dalam bentuk suatu ikhtisar lengkap
seluruh tumbuhan disebut sistem buatan atau sistem artifisial. Dengan keterlibatan ilmu-ilmu
lain dalam taksonomi tumbuhan muncul sistem klasifikasi lain yang tidak hanya bertujuan
menyederhanakan objek sistem klasifikasinya disebut sistem alam. Setelah lahirnya teori
evolusi muncul sistem filogenetik yang mencita-citakan tercerminnya jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antara golongan tumbuhan yang satu dengan golongan tumbuhan yang lain serta
urutannya dalam sejarah perkembangan filogenetik tumbuhan. Kemajuan dalam ilmu kima
dapat mengungkap zat-zat apa saja yang ada dalam tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan
timbulnya saran agar pengklasifikasian tumbuhan juga didasarkan pada kesamaan. Atau
kekerabatan zat-zat kimia yang terkandung didalamnya. Sehingga terbentuk suatu aliran atau
cabang dalam taksonom tumbuhan yang disebut kemotaksonomi.

4
Keberadaan teknologi canggih, salah satunya komputer maka berkembang suatu aliran
yang dikenal sebagai taksimetri atau taksonometri yang berusaha untuk menetukan jauh
dekatnya hubungan kekerabatan antara dua takson tumbuhan melalui sistem pemberian nilai
untuk kemiringan yang terdapat pada organ yang sama pada dua kelompok tumbuhan yang
berbeda dan kemudian dengan penerapan analisis kelompok (CLUSTER analisis) dibentuk
kelompok-kelompok untuk menggambarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan diantara
anggota kelompok.

Sistem klasifikasi dan tokoh-tokoh pencetusnya

Pengklasikasian makhluk hidup secara umum digolongkan kedalam tiga kelompok


berdasarkan masanya, yaitu: sistem alami, sistem buatan, dan sistem filogenetik. Sebagai
tamabahan dikarenakan perkembangan zaman dikarenakan perkembangan zaman maka
disajikan pula periode sistem Filogenetik dari Pertengahan abad ke 19 hingga sekarang.

1. Klasifikasi Sistem Alami


a) Theophrastus dari Eresus (370 – 285 SM

Theophrastus mengklasifikasikan tumbuhan terutama didasarkan atas perawakan (habitus)


yang dikelompokkan dalam empat golongan, yaitu: pohon, semak atau perdu, tumbuhan
memanjat, dan herba atau terna. Theophrastus disebut sebagai bapak botani oleh linnaeus,
dalam karyanya yang berjudul Historia Plantarum telah memperkenalkan dan memberikan
deskripsinya untuk sekitar 480 jenis tumbuhan.

b) Herbalis

Para herbalis terutama melakukan penelitian terhadap penggunaan tumbuhan secara praktis,
pertama-tama ditinjau dari segi khasiatnya sebagai obat. Publikasi (karya tulis) mereka yang
sangat banyak itu disebut herbal. Berisi deskripsi tentang tumbuhan asli setempat maupun
jenis-jenis asing lainnya. Diantaranya para tokoh yang termasuk dalam herbalis adalah
Dicordies (50 - ? SM), Plinius (23 – 79 SM), O. Brunfels (1464 - 1534 M), L. Fuchs (1501-
1566 M), R. Dodoneus (1516 – 1518 M), dan M. De L’Obel (1545 – 1612 M)

2. Sistem Klasifikasi Buatan

Klasifikasi sistem buatan diperkenalkan oleh Carl von Linne (1707-1778), ahli ilmu
pengetahuan alam swedia yang namanya dilatinkan menjadi Carolus Linnaeus. Sistem yang
telah disusun yaitu sistem klasifikasi buatan. Maksudnya, kategori organisme didasarkan pada

5
sejumlah kecil sifat-sifat morfologi tanpa memandang kesamaan struktur yang mungin
memperlihatkan kekerabatan. Klasifikasi sistem buatan ini antara lain mengelompokkan
tumbuhan atas atas dasar bunga, masa bunga, bentuk bunga, bentuk daun, jumlah benang sari,
putik dan lain-lain. Sistem klasifikasi buatan menggunakan sistem nomenklatur.

Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih dikategorikan


sebagai sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem yang diciptakan sebenarnya
tidak begitu tepat, karena pada dasarnya sistem ini tidak ditekankan pada masalah jenis
kelamin, tetapi pada kesamaan jumlah alat-alat kelamin seperti jumlah benang sari. Nama-
nama golongan tumbuhan yang diciptakan oleh linnaeus seperti monandria (berbenang sari
tunggal), diandria (berbenang sari dua), triandria (berbenang sari tiga) dan seterusnya.

Itulah sebabnya sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan Linnaeus dikenal pula sebagai sistem
numerik.

Ciptaan Linnaeus ini merupakan sistem yang dinilai revolusioner untuk masa itu, dan
memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada sumbangan linnaeus yang lain, dan sistem
ini sengaja dirancang sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tumbuhan dan ia juga
dianggap sebagai pencipta sistem tatanama ganda yang diterapkan dalam bukunya Species
plantarum yang diterbitkan pada tanggal 1 mei 1753 yang menjadi pangkal tolak berlakunya
tatanama tumbuhan yang diakui.

Sesungguhnya linnaeus dianggap tidak tepat bila ia sebagai pencipta tatanama ganda.
Sebelim linnaeus, sistem tatanama ganda telah dirintis oleh caspar bauhin, yang dalam tahun
1623 dalam bukunya pinax theatri botanici telah menerapkan sistem tatanama ganda pada
tumbuhan. Karena besar jasa-jasa yang diberikan oleh linnaeus bagi perkembangan taksonomi
pada umumnya dan taksonomi tumbuhan khususnya bagi dunia ilmu hayat linnaeus
mendapatkan gelar sebagai “bapak taksonomi” baik hewan maupun tumbuhan dan juga
mendapat pengakuan dari negara yang diberikan oleh raja swedia yang mengangkat linnaeus
ke jenjang bangsawan, sehingga nama karl linne diubah menjadi karl von linne. Linneaus juga
berperan penting dalam taksonomi tumbuhan yang membangkitkan minat dan semangat siswa
yang kemudian beberapa diantaranya menjadi tokoh seperti gurunya. Diantaranya adalah Peter
Kalm (1716-1779), F. Hasselquist (1722-1752), P Forskal (1731-1760), C.P. Thunberg
(1743—1828), J. A. Murray (1740-1791), J. Roener (1763-1819), C. L. Wildenow (1765-
1812), dan J. Schultes (1773-1831).

3. Klasifikasi Sistem Filogenetik

6
Pada masa Linnaeus pendapat umum menyatakan bahwa semua species berasal dari
penciptaan khusus. Kemudian masing-masing melanjutkan sifat aslinya sebagai species yang
tetap dan tidak berubah, mereka menduga bahwa pada awal dibentuknya makhluk hidup, telah
diciptakan makhluk hidup yang sama seprti makhluk hidup yang ada sekarang. Kemudian
makhluk hidup tetap hidup dan berkembang sampai sekarang. Hal ini menyebabkan mereka
tidak mengetahui bahwa terdapat kekerabatan antar jenis organisme.

Berdasarkan teori evolusi darwin, maka muncullah sistem klasifikasi modern berdasarkan
filogeni, yaitu klasifikasi yang disusun berdasarkan keturunan dan hubungan kekerabatan.
Filogeni adalah proses evolusi makhluk hidup dari filum tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
Organisme yang berkerabat dekat memiliki persamaan ciri lebih banyak jika dibandingkan
dengan organisme yang berkerabat jauh. Ciri yang digunakan adalah ciri morfologi, anatomo,
fisiologi, dan perilaku.

Menjelang berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-perubahan yang revolusioner dalam


pengklasifikasian tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru ini disebut “sistem alam” yaitu
golongan yang terbentuk merupakan unit-unit yang wajar (natural) bila terdiri dari anggota-
anggota itu, dan degan demikian dapat tercermin pengertian manusia mengenai yang disebut
dikehendaki oleh alam. Secara harfiah istilah “sistem alam” untuk aliran baru dalam klasifikasi
ini tidak begitu tepat karena pada hakekatnya semua sistem klasifikasi adalah sistem buatan.
Untuk sistem klasifikasi yang digunakan dalam periode ini, digunakan nama “sistem alam”
(natural system) dengan dimaksud untuk memenuhi keinginan manusia akan adanya penataan
yang tepat yang lebih baik dari sistem-sistem sebelumnya. Diantaranya tokoh-tokoh yang
berperan dalam klsifikasi sistem filogenetik adalah M.Adanson (1727-1806), G. C. Oeders
(1728-1791), J. R. de Lamarck (1744-1829), De Jussieu bersaudara (1686-1779), dan All de
Jussieu (1748-1836).

4. Periode Sistem Filogenetik dari pertengahan abad ke 19 hingga sekarang

Teori evolusi, teori desendensd atau teori keturunan seperti yang diciptakan oleh darwin
merupakan suatuteori hingga sekarang oleh sebagian orang terutama tokoh agama masih
dianggap kontroversial dan tetap ditentang kendati ajaran itu tetap diterima dan cepat tersebar
luas dikalangan kaum imuan yang begitu fanatik terhadap teori ini sampai ada yang
menyatakan, bahwa “evolusi bukannya teori lagi, tetapi adalah suatu aksioma yang tidak perlu
diragukan kebenarannya, dan oleh karenanya tidak perlu diperdebatkan lagi”.

7
Sistem klasifikasi dalam periode ini berupaya untuk mengadakan penggolongan tumbuhan
yang sekaligus mencerminkan urutan-urutan golongan itu dalam sejarah perkembangan
filogenetiknya dan demikian juga menunjukkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan yang
satu dengan yang lain. Jadi dalam klasifikasi ini dasar yang digunakan adalah adalah “filogeni”
dan dari sini lahirlah nama “sistem filogenetik” kenyataanya, bahwa kemudian mucul sistem
klasifikasi yang berbeda, membuktikan bahwa persepsi dan interpretasi para ahli biologi
mengenai yang disebut filogeni itu masih berbeda-beda.

Diantaranya tokoh-tokoh ahli taksonomi dimasa ini adalah Alexander Braun (1805-1877),
A. W. Eichler (1839-1887), Adolp Engler (1844-1930), Charles E. Besseu (1845-1915),
Richard Werrstein (1862-1831 M), Alfred B. Rendle (1865-1939), Karl C. Mets (1866-1944),
Hans Halliers (Johan Gottfried Hallier) (1868-1932), August A. Pulle (1878), Carl Skottberg
(1880), dan John Hutchinson (1884-1972).

D.Sistem Klasifikasi Tumbuhan


Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae)
kedalam lima divisio yaitu :

1. Tumbuhan belah / Schizophyta.


2. Tumbuhan thalus / Thallophyta.
3. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
4. Tumbuhan paku / Pteridophyta.
5. Tumbuhan biji / Spermatophyta.

1.Tumbuhan belah (Schizophyta), meliputi kurang lebih 35.000 jenis tumbuhan


Divisi Tumbuhan belah merupakan tumbuhan yang paling primtif hal ini karena tumbuhan
tersebut membelah diri dengan membelah diri,tubuh hanya dengan sebuah sel, protoplas belum
terdiferensiasi dengan jelas sehingga inti belum nampak jelas/nyata, demikian pula dengan
plastidanya. Secara garis besar Schyzophyta dibedakan menjadi 2 kelas yaitu: bakteri
(Bacteria/schyzomycetes)dan Ganggang biru,ganggang belah, atau ganggang lender
(Cyanophyceae,Schizophyceace atau Myxophyceae) (Gembong,1981:3)
Secara spesifikasi tumbuhan belah dibagi menjadi 7 ordo yaitu:
Pseudomonales,
Chlamydobacteriales,
Eubacteriales,

8
Actinomycetes,
Beggiatoales,
Myxobacteriales dan Spirochaetales.

2. Tumbuhan lumut (Bryophyta), meliputi kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan


Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar
tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang
menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk
menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau.
Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga
lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan
mengalami pergiliran keturunan.
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan
generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet). Tumbuhan lumut
dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet.
Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang
halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya
protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit. Lumut dewasa membentuk
arkegonium dan anteridium. Arkegonium menghasilkan sel kelamin betina (sel telur),
sedangkan anteridium menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid). Apabila sel kelamin
jantan membuahi sel telur terbentuklah zigot. Zigot tumbuh menjadi tumbuhan baru yang
berupa tangkai dengan kotak spora di ujungnya yang disebut sporagonium. Sporagonium ini
menyatu dengan tubuh tumbuhan lumut induk. Sporagonium menghasilkan spora. Bila spora
jatuh di tempat lembab akan tumbuh menjadi protonema. Demikianlah siklus tersebut terulang
kembali seperti di atas. Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua
kelas, yaitu lumut daun (Musci) dan lumut hati (Hepaticea).
a. Lumut Daun (Musci)
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat
dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur
mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum.
Klasifikasi lumut daun :
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida

9
Ordo : Bryoceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida

b. Lumut Hati (Hepaticea)


Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati
tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati
adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia. Adapun klasifikasi lumut hati :
Regnum : Plantae
Division : Hepaticohyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp

c. Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)


Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau,

10
atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.

3. Tumbuhan talus (Thallophyta), meliputi kurang lebih 60.000 jenis tumbuhan


Thalus dipakai untuk menyatakan jaringan yang tidak berdiferensiasi (masih belum bisa
dibedakan bagian-bagiannya) yang membentuk tubuh sekelompok vegetasi tingkat rendah.
Istilah Thallophyta ("tumbuhan talus") dipakai untuk menggolongkan alga ("ganggang") dan
lumut kerak. Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang
dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu,
berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang
merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang – layang didalam air, tetapi juga
dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik. Berdasarkan sifatnya ganggang
digolongkan menjadi;
a. Epilitik ( hidup diatas batu)
b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. Epipitik ( melekat pada tanaman )
d. Epizoik ( melekat pada hewan).
Berdasarkan habitat yang ditempatinya diperairan , dibedakan atas:
a. Ganggang Subbaerial yaitu ganggang yang hidup didaerah permukaan,
b. Ganggang Intertidal, yaitu ganggan secara periodic muncul kepermukaan karena naik turun
air akibat pasang susrut.
c. Ganggang Subritorsal, yaitu ganggang yang berada dibawah permukaan air,
d. Ganggang Edafik, yaitu ganggang yang hidup diddalam tanah pada dasar perairan.

11
Jenis – jenis ganggang, misalnya Chlorella sp, bersimbiosis dengan organism lainnya
yaitu hidup bersama paramecium, hydra atau molusca; ganggang platimonas sp, hidup bersama
cacing pipih convolutta roscofencis.
Macam bentuk tubuh ganggang yaitu berselsatu atau uniseluler , membentuk koloni
berupa filament atau kolini yang tidak membentuk filament. Sebagian ganggang yang
uniseluler dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil), dan yang tidak dapat bergerak sendiri
yaitu nonmotil. Perbedaan dengan tubuh uniseluler yang mikroskosis, pada ganggang yang
membentuk koloni berupa filament berukuran cukup besar, sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang, sel yang terletak paling bawah pada filament membentuk alat khusus untuk
menempel pada batu, batang pohon, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekat. Koloni
ganggang yang tidak membentuk filamnen umumnya berbentuk pola atau pipih tanpa pelekat.
Cara ganggang bereproduksi dengan dua macam, yaitu seksual dan aseksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahansel, fragmentasi, dan pembentukan
zoozpora, sedangkan reproduksi secara aseksual terjadi melalui isogami dan oogami. Adapun
beberapa ciri – ciri talus yaitu:
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk
tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan
discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar
tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau
algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan
tranzportasi pada tumbuhan darat.

12
4. Tumbuhan paku (Pteridophyta), meliputi kurang lebih 10.000 jenis tumbuhan
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling
sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem
transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar
dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat
xilem dan fleom).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang,
sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang.
Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan
susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk
kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi
sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah
terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan
sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesis. Sporofil
berfungsi untuk menghasilkan spora.
Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora . Kumpulan sporangium disebut
sorus. Sorus muda sering dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan macam
spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku homospora
(isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora menghasilkan satu jenis
spora (ex Lycopodium/paku kawat). Paku heterospora menghasilkan dua jenis spora yang
berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan mikrospora (ukuran kecil) (ex
Marsilea/semanggi dan Selaginella/paku rane). Paku peralihan merupakan peralihan antara
homospora dan heterospora menghasilkan spora pembentuk dan ukurannya sama tetapi
berbeda jenis kelamin contoh : paku
ekor kuda.
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin
jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum
(gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami
pergiliran keturunan/metagenesis.

13
Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora. Tumbuhan
paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu :
I.Psilotophyta,
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di
daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun,
pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II.Lycophyta,
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya
dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun,
dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki
baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman
heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet
jantan).
III.Sphenophyta,
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar;
batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya
Equisetum debile (paku ekor kuda).
IV.Pterophyta
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis.
Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil
spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata
(semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung), Pletycerium bifurcatum
(paku tanduk rusa).

5. Tumbuhan biji(Spermathopyta), meliputi kurang lebih 170.000 jenis tumbuhan


Tumbuhan biji terbagi atas 2, yaitu:
A. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)

14
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak
tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar.
Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang
dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya
tidak diliputi daun buah, tumbuhan biji terbuka disebut tumbuhan biji telanjang. Untuk
mengetahui lebih lanjut, berikut ada beberapa ciri tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae).
1. Akar
Akar kebanyakan berupa sistem perakaran tunggang. Akar ini memiliki jaringan
pengangkut yang terdiri atas sel-sel trakheid. Pada ujung akar terdapat kelompok sel pemula
(inisial) yang membentuk plerome (ke dalam) dan kaliptra (ke luar).
2. Batang
Batang berkayu, berbentuk perdu atau pohon. Pada batang terdapat jaringan
pengangkut xylem dan floem. Batang dan akar berkambium sehingga selalu mengadakan
pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan biji terbuka, ada yang lurus, misalnya pada pakis
haji, serta ada yang bercabang, misalnya pada Ginkgo dan belinjo.
3. Daun
Daun berbentuk jarum (misalnya pada pinus dan cemara), seperti pita bertulang daun
sejajar (misalnya pada pakis haji), atau berdaun lebar dengan tulang daun menyirip (misalnya
pada belinjo). Daun berwarna hijau karena mengandung klorofil yang berguna dalam
fotosintesis, yaitu proses mengubah CO2 dan H2O menjadi zat gula dan O2 dengan bantuan
ebergi cahaya.
4. Bunga
Bunga Gymnospermae bukan bunga sebenarnya. Jika mempunyai mahkota bunga, mahkota
berwarna tidak mencolok.
5. Biji
Biji tidak terlindung oleh daun buah. Daun buah merupakan organ reproduksi
tumbuhan biji terbuka. Ada dua macam daun buah, yaitu daun buah jantan yang akan
menghasilkan sel-sel kelamin jantan dan daun buah betina yang akan menghasilkan sel-sel
kelamin betina.
Pada beberapa tumbuhan, misalnya pinus, daun buahnya berkumpul dalam satu
kelompok seperti kerucut. Kumpulan tersebut disebut strobilus atau runjung. Alat kelamin
jantan disebut mikrosporofil yang terdapat pada strobilus jantan. Alat kelamin ini
menghasilakan mikrospora (serbuk sari). Alat kelamin betina disebut megasporofil yang
terdapat pada strobilus betina. Alat ini menghasilkan megaspora.

15
Strobilus jantan dan betina tidak selalu dalam satu pohon. Ada beberapa tumbuhan yang
strobilus jantan dan betina terdapat pada pohon yang berbeda, misal pada pakis haji. Tumbuhan
seperti ini disebut berumah dua, sedangkan tumbuhan yang strobilus jantan dan betinanya
terdapat dalam satu pohon disebut berumah satu.
Gymnospermae digolongkan menjdai lima kelas sebagai berikut :
1. Pteridospermae (Paku Biji)
Kelas Pteridospermae merupakan peralihan dari tumbuhan paku (Pteridophyta) ke
Gymnospermae. Tumbuhan kelas ini sudah punah.
2. Cycadinae
Cycadinae meliputi kira-kira 100 spesies yang sebagian besar menyerupai pohon
palma, agak berkayu, tidak bercabang, akar tunggang, batang memanjang, serta berdaun
majemuk dan terdapat di ujung batang. Tumbuhan ini berbungan uniseksual (berkelamin
tunggal), misalnya pakis haji (Cycas rumphii).
Kebanyakan kelas Cycadinae merupakan tumbuhan tropis dan subtropics. Tumbuhan
ini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias atau diambil getahnya. Anggota Cycadinae
yang lain adalah Encephalartos lehmannii. Tanaman yang berasal dari afrika ini, merupakan
tanaman berumah dua yang dapat digunakan untuk tanaman hias.
3. Ginkgoinae
Anggota kelas ini tinggal satu spesies yaitu Ginkgo biloba (pohon rambut dara cina).
Ketinggian pohon ini dapat mencapai 28-30m. pohon ini dapat digunakan sebagai tanaman hias
dan biasa ditanam di tengah kota karena tanaman ini tahan terhadap udara tercemar. Daun
Ginkgo biloba seperti kipas, kulit buahnya tebal dan lunak. Tumbuhan jenis ini banyak tumbuh
di negara Amerika Serikat dan Inggris.
4. Gnetinae
Kelas ini dianggap memiliki perkembangan evolusi paling tinggi karena memiliki
bunga sederhana. Tumbuhan ini ada yang berumah satu dan ada yang berumah dua, serta
berdaun tunggal dengan tulang menyirip. Contoh tumbuhan kelas Gnetinae adalah belinjo
(Gnetum gnemon). Selain Gnetum gnemon terdapat tumbuhan Welwitschia mirabilis yang
termasuk anggota kelas Gnetinae.
Welwitschia mirabilis tumbuh di gurun pasir Afrika. Tidak seperti halnya tumbuhan
lain yang mempunyai banyak daun, tumbuhan Welwitschia mirabilis mempunyai satu pasang
daun yang liat seperti kulit. Letak daun berhadapan dan terbentang di atas tanah yang berbatu-
batu. Pada waktu tumbuh dari pangkalnya, daun-daun ini terbelah-belah membujur dan mati
pada ujungnya. Batangnya terpendam di dalam tanah dan berbentuk cawan. Bagian ini muncul

16
di atas tanah.
5. Coniferinae
Kelas ini meliputi kira-kira 600 spesies dan didominasi pinus yang meliputi lebih dari
80 spesies. Kebanyakan memiliki daun yang selalu hijau (evergreen). Tumbuhan ini tersebar
luas, tetapi terutama di daerah dingin dan dataran tinggi. Tumbuhan ini berumah satu
(biseksual). Bagian tumbuhan yang bermanfaat, misalnya kayu pinus (Pinus merkusii) berguna
untuk pembuatan kertas serta korek api dan getah dammar (Agathis alba) untuk pembuatan cat.
Selain itu, tanaman Abies balsamea dapat digunakan sebagian bahan balsam.

B. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)


Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya
tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna
sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi,
dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati. Tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan
pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.
2. Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai
pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut berupa
xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari
akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil
fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan.
Batang dapat dijadikan pembeda pengelompokan tumbuhan Angiospermae berdasarkan
umurnya, adalah sebagai berikut:
a. Tumbuhan anual adalah tumbuhan yang berumur pendek, biasanya kurang dari setahun,
misalnya padi jagung dan kedelai.
b. Tumbuhan bineal adalah tumbuhan yang berumur dua tahun, misalnya sawi, wortel, dan
seledri.
c. Tumbuhan pareneal (menahun) adalah tumbuhan yang hidup menahun, misalnya kelapa,
karet, durian, dan jati.
3. Daun

17
Angiospermae kebanyakan mempunyai daun tipis dan lebar, ada yang berbentuk lurus,
sejajar, menjari, dan menyirip. Pada umumya daun berwarna hijau karena mengandung
klorofil.
4. Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar
kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi bunga
lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak,
mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian disebut bunga
tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan putik), bunga dibedakan
menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang
mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya
memiliki salah satu alat kelamin (benang sari atau putik saja)
5. Biji
Biji terbentuk melalui peristiwa penyerbukan, yaitu melekatnya serbuk sari diatas
kepala putik dan pembuahan yaitu bersatunya sel kelamin jantan dan sel telur. Hasil
pembuahan adalah zigot yang kemudian berkembang menjadi biji. Biji terlindung oleh daun.
Biji ada yang berkeping satu dan ada yang berkeping dua.
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi
dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon
dan monocotyledoneae (monokotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai satu kotiledon
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tumbuhan Berkeping Satu (Monokotil)
Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan
monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu
keeping biji. Kelas monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Susunan akarnya berupa akar serabut.
b. Batangnya beruas-ruas yang tampak jelas.
c. Urat-urat daun sejajar dan melengkung.
d. Bagian bunga, misalnya mahkota dan kelopak berjumlah tiga atau kelipatannya.
e. Jika biji berkecambah, kotiledonnya (keping biji) tetap utuh atau tudak terbelah.
f. Batang dan akarnya tidak dapat tumbuh membesar karena tidak mempunyai cambium,
kecuali pada beberapa jenis ada yang batangnya membesar, misalnya nanas seberang dan
palem raja.

18
Kelas monokotil dikelompokkan menjadi beberapa ordo (bangsa) dan setiap bangsa
dikelompokkan menjadi beberapa suku. Adapun beberapa suku tumbuhan monokotil yang
penting adalah sebagai berikut:
a. Gramineae (Poaceae)
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang, batang bulat beruas-ruas dan
berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan susunan tulang daunnya sejajar. Daun melekat
langsung pada batang. Bunga berukuran kecil dan tersusun oleh bulir. Beberapa bulir
mrembentuk bulir majemuk. Penyerbukannya biasanya dibantu oleh angin. Contonya adalah
jagung, tebu, padi dan alang-alang.
b. Cyperaceae
Ciri-ciri tumbuhan anggota famili ini antara lain mempunyai akar rimpang, batang
segitiga dan tidak berongga, serta daun tunggal berbentuk pita dan terletak di pangkal batang.
Contohnya: rumput teki.
c. Liliaceae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar rimpang. Secara umum tumbuhan ini
merupakan tumbuhan basah berupa tanaman merambat. Pada jenis tertentu tepi daum berduri
dan berlendir, contohnya lidah buaya yang banyak dimanfaatkan untuk bahan kecantikan. Dan
contoh lain yaitu bawang putih dan bawang merah yang dimanfaatkan untuk bumbu masakan.
d. Palmae
Tumbuhan ini biasanya mempunyai akar serabut, batang tidak bercabang, daun menyirip
berbentuk kipas, dan tangkai daun atau pelepah melebar. Contohnya: kelapa, aren, dan salak.
e. Zingiberaceae
Tumbuhan ini mempunyai akar rimpang dan telah mengalami penambahan fungsi
sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Anggota tumbuhan ini bermanfaat sebagai bahan
rempah, obat dan makanan. Contohnya: jahe, kunyit, dan temulawak.
f. Cannaceae
Tumbuhan ini banyak yang berupa semak menahun, berakar rimpang, tebal dan
berumbi, serta daun bertulang menyirip. Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman
hias. Contohnya: bunga tasbih.
g. Orchidaceae
Tumbuhan ini hidup secara saprofit dsn epifit, berakar rimpang serta daun berubah
menjadi upih dan memeluk batang. Contohnya: anggrek dan vanili.
h. Pandanaceae

19
Tumbuhan ini berupa semak, perdu, atau pohon yang tumbuh tegak, batang bercabang,
serta daun sempit memanjang dan kadang tepi daun berduri. Tumbuhan ini kadang memiliki
akar tunjung pada batang atau cabang yang menjulur di atas tanah. Contohny: pandan wangi.
i. Musaceae
Tumbuhan ini berakar serabut dan berdaun sempurna. Batang berupa batang semu,
yang berdiri di permukaan tanah adalah tumpukan pelepah daunnya. Batang aslinya berada di
dalam tanah. Buahnya adalah buah buni atau kotak dan banyak dimanfaatkan sebagai buah
segar. Contohnya: pisang
2. Tumbuhan Berkeping Dua (Dikotil)
Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon. Pada saat biji tumbuhan
dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Biji berkeping dua.
b. Dua daun lembaga terangkat keatas.
c. Tulang daun menjari.
d. Berakar tunggang yang bercabang-cabang.
e. Tulang daun menyirip atau menjari, daun tunggal atau majemuk danjarang berpelepah.
f. Batang bercabang dan memiliki cambium di antara berkas pengangkutnya.
g. Ikatan pembuluh angkut pada batang letaknya teratur.
h. Bunga memiliki bagian-bagian bunga, misalnya kelopak, mahkota, benangsari dengan
jumlah dua, 4,5 atau kelipatannya, sedangkan putik biasanya satu buah.
Tumbuhan dikotil mempunyai beberapa famili, adalah sebagai berikut:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan)
Tanaman semak berbatang tegak atau merambat. Bunga berbentuk seperti kupu-kupu.
Pada akar terdapat bintil yang merupakan simbiosis dengan bakteri. Contoh: kacang tanah,
kacang hijau, dan kacang panjang
b. Euphorbiaceae(suku getah-getahan)
Merupakan tumbuhan herba, berkayu, dan bergetah. Batangnya menjalar atau
membelit. Contoh: ketela pohon dan karet.
c. Mimmosaceae
Tumbuhan berkayu, semak dan pohon. Daun majemuk, karangan bunga berbentuk
bongkol, benang sari panjan. Biji di dalam buah polong. Contoh: Mimmosa pudika (si kejut),
Leucaena glauca (petai cina).
d. Caesalpiniaceae (suku jo har)

20
Batang dan akar berkayu. Bunga mencolok, daunnya bias dipakai sebagai obat. Contoh:
kembang merak, asam, johar.
e. Labiatae
Meliputi tumbuhan perdu, bunga bilateral simetris, bunga memiliki mahkota dan
kelopak, benang sari 2 atau 4 dan putuik 1. Contoh: kemangi, kumis kucing.
f. Convolvulaceae
Merupakan tumbuhan herba dan berkayu, batangnya menjalar, melilit dan bergetah.
Bunga simetris radial. Contah: ketela rambat dan kangkung.
g. Myrtaceae
Daun berbintik-bintik dan menghasilkan kelenjar minyak. Contoh: jambu air dan jambu
biji.
h. Moraceae
Habitus pohon, daun tunggal, duduk daun menyebar terlindung oleh daun penumpu
yang memeluk ranting. Seluruh bagian tubuhnya bila terlika akan mengeluarkan getah. Contoh:
nangka dan beringin.
i. Rutaceae (jeruk)
Daunnya mengeluarkan orama yang sangat khas. Contohnya: jeruk bali, dan jeruk nipis.
j. Rubiaceae
Daunnya tunggal dengan duduk daun berhadapan pada setiap ruas. Contoh: kopi.
k. Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Tumbuhan berdaun tunggal, kulit batang dan buah dapat menghasilkan benang.
Contoh: kapas dan rosela.
l. Bombaceae
Tumbuhan berdaun tunggal, duduk daun tersebar, dan bunga berwarna menarik.
Contoh: durian.
m. Apocynaceae (suku kamboja)
Tumbuhan berkayu, bunga mencolok dan bergetah. Contohnya: kamboja, dan
alamanda.
n. Verbenaceae
Contahnya tanaman jati.
o. Annonaceae
Contahnya srikaya dan sirsak.
p. Cucurbitaceae

21
Tumbuhan yang menjalar dipermukaan tanah dan sering dikenal sebagai timun-
timunan. Contohnya: mentimun, dan labu.
q. Asteraceae
Tumbuhan yang mempunyai bunga majemuk bentuk cawan (memiliki bunga tengah
dan bunga tepi). Conthnya: bunga matahari dan kenikir.

22
BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah ada, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu:
1. Klasifikasi adalah penyusunan makhluk hidup secara teratur ke dalam suatu herarki. Sistem
penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi makhluk hidup secara individual yang
menggambarkan kekerabatan.
2. Adapun tujuan klasifikasi makhluk hidup yaitu untuk mengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, mengetahui ciri-ciri untuk mengetahui
hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut
3. Keberadaan teknologi canggih, salah satunya komputer maka berkembang suatu aliran yang
dikenal sebagai taksimetri atau taksonometri yang berusaha untuk menetukan jauh dekatnya
hubungan kekerabatan antara dua takson tumbuhan melalui sistem pemberian nilai untuk
kemiringan yang terdapat pada organ yang sama pada dua kelompok tumbuhan yang
berbeda dan kemudian dengan penerapan analisis kelompok (CLUSTER analisis) dibentuk
kelompok-kelompok untuk menggambarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan diantara
anggota kelompok.
4. Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam
lima divisio yaitu :
Tumbuhan belah / Schizophyta.
Tumbuhan thalus / Thallophyta.
Tumbuhan lumut / Bryophyta.
Tumbuhan paku / Pteridophyta.
Tumbuhan biji / Spermatophyta.
B.Saran
Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana
sistem klasifikasi makhluk hidup.

23
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani. Sri. 2006. Botani Umum 3. Penerbit Kanisius. Jogjakarta

Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.


Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Lumowa, sonja V.T. 2012 . Bahan Ajar Botani Tingkat Tinggi. Universitas Mulawarman:
Samarinda
Tim Penyusun.2003. Biologi Kelas 1a SMU Semester 1. Klaten: Intan Pariwara.

Tim Penyusun.2007.Detik – Detik Ujian Nasional Biologi. Klaten: Intan Pariwara

Irfan Firmansyah. (2020,Oktober). Klasifikasi tumbuhan. Diakses tanggal 27 Oktober 2020


dari

http://1225irfan.blogspot.co.id/2014/04/klasifikasitumbuhan-disusun-oleh.html

24

Anda mungkin juga menyukai