Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH DAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Entrepreneur

Dosen Pembimbing:
Dr. M. Giatman, MSIE
Dr. Ernawati Nazar, M. Pd

Oleh:
MIFTAHURRAHMI
17138075
KELAS C

PROGRAM PASCASARJANA
S2 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil ‘Alamiin, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah


Subhaana Wa Ta’alakarena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Sejarah dan Konsep Kewirausahaan”. Salawat dan salam selalu
dilimpahkan Allah SWT kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang membawa umat
manusia dari kehidupan jahiliyah menuju alam yang penuh dalam cahaya ilmu pengetahuan,
aqidah yang baik dan berakhlak mulia.
Makalah ini di tulis sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas dalam mata
kuliah Entrepreneur pada Pendidikan Teknik Kejuruan Jurusan S2 Pendidikan Teknologi
Dan Kejuruan FT-UNP. Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Dr. M. Giatman, MSIE dan Dr. Ernawati Nazar, M. Pd selaku dosen pembimbing.
Semoga Allah SWT membalas semua jasa baik tersebut dan menjadi catatan kemuliaan di
sisi-Nya. Amiin.
Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kekurangan. Penulis berharap adanya masukan dan saran sehingga makalah ini dapat
memberikan manfaat khususnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga
Allah SWT memberkati dan meridhoi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamiin.

Padang, 17 Februari 2018

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i


DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................3
A. Sejarah Kewirausahaan ...............................................................................................3
B. Konsep Kewirausahaan ...............................................................................................7
C. Definisi Kewirausahaan ............................................................................................ 10
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 11
Kesimpulan............................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya orientasi mahasiswa setelah lulus hanya untuk mencari kerja, bukan
menciptakan lapangan pekerjaan. Jadi, tidak mengherankan setiap tahunnya jumlah
pengangguran terus bertambah yang didominasi oleh kaum intelek yang mempunyai gelar
pendidikan perguruan tinggi. Dari hasil penelitian, mahasiswa sulit untuk mau dan memulai
untuk berwirausaha karena mereka tidak diajar dan dirangsang untuk berusaha sendiri. Hal
ini juga didukung oleh lingkungan, budaya, masyarakat dan keluarga yang condong ingin
anaknya menjadi pegawai yang menyebabkan secara tidak langsung membuat mereka hanya
memiliki mental buruh.
Dampaknya dalam kehidupan sehari-hari orang memandang kewirausahaan itu adalah
apa yang dimiliki dan dilakukan oleh para pengusaha atau pelaku bisnis (businessmen). Hal
demikian tidak selamanya dianggap benar karena sifat ini juga dimiliki oleh mereka yang
bukan seorang pengusaha, selama melakukan pekerjaan secara kreatif dan inovarif.
Kewirausahaan merupakan ilmu yang dipelajari mengenai kemampuan, nilai, dan perilaku
seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dari berbagai
resiko yang mungkin ada dihidupnya. Di Indonesia, pendidikan kewirausahaan masih terbatas
pada beberapa sekolah dan perguruan tinggi tertentu. Sangat disayangkan mengingat ilmu
kewirausahaan juga bisa membantu seseorang dalam mengambil keputusan, kepemimpinan
teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, penyediaan modal, penerimaan dan
penanganan ketenagakerjaan, pembelian, penjualan, pemasangan iklan dan lainnya.
Pengenalan tentang kewirausahaan yang masih belum terlalu eksis membuat
pemahaman tentang konsep kewirausahaan yang masih kurang dipahami oleh berbagai
eleman masyarakat dan mahasiswa khususnya sehingga terjadinya kekeliruan tentang apa itu
kewirausahaan. Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik membahas mengenai “ Sejarah
dan Konsep Kewirausahaan”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan kewirausahaan?
2. Bagaimana konsep kewirausahaan?
3. Apa definisi kewirausahaan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:
2

1. Sejarah kewirausahaan
2. Konsep kewirausahaan
3. Definisi kewirausahaan
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kewirausahaan
Kewirausahaan mulai dikenal pada awal abad ke 18, Richard Cantillon pada tahun
1755 adalah orang yang pertamakali mengenalkan istilah entrepreneur melalui bukunya
Essai sur la nature du commerce en generale. Pada awalnya istilah entrepreneur hanya
digunakan untuk orang yang hanya berdagang tanpa mengharapkan keuntungan. Dengan
berjalannya waktu sekarang entrepreneur disebut sebagai orang yang berani mengambil
resiko dalam berinovasi untuk menghasilkan barang atau jasa yang bermanfaat bagi orang
banyak.
Secara umum pemikiran tentang kewirausahaan dimulai dari masa pra sejarah, dan
kemudian masuk pada masa dimana pemikiran kewirausahaan dipengaruhi oleh ekonomi
hingga masa pemikiran kewirausahaan berdasar pada multidispliner. Menurut Respati (2009)
terdapat 3 kategori kronologis pemikiran tentang kewirausahaan yaitu:
1. Interprestasi kewirausahaan masa pra sejarah
Aktivitas perdagangan sebagai kewirausahaan telah lama ada, contohnya saja di wilayah
Timur Tengah dan Timur jauh saat orang Barat menggunakan pengetahuan dan pengalaman
untuk mencari peluang. Perdagangan sudah berkembang di negara negara Arab akibat dari
meluasnya pengaruh kerajaan Islam, para khalifah memperoleh status terhormat karena
berdagang dalam sistem etika Islam.
Abad 50 SM di Roma kuno, aktifitas kewirausahaan meliputi fungsi
pengendalian sosial, peraturan dan kelembagaan. Aktifitas perdagangan dipandang
sebagai hal yang dapat menurunkan martabat dan perdagangan dianggap hanya untuk
mengumpulkan modal demi kepentingan politik dan sosial. Memupuk kekayaan pribadi
bisa diterima asal tidak melibatkan partisipasi langsung dalam proses industri dan
perdagangan.
Sekitar tahun 500 M. Golongan kaya dihadapkan dengan berbagai persoalan
dengan adanya perselisihan antara hak untuk memiliki properti dan pengaruh gereja
dalam perekonomian agraria atau pertanian di awal jaman pertengahan.
Abad pertengahan 1300-1500 M. Di China terjadi kemunduran eksploitasi
kewirausahaan dan penemuan, hal ini disebabkan karena kerajaan mengalami kesulitan
keuangan membuat properti dari orang-orang kaya diambil alih oleh kerajaan. Perubahan
4

ini menggambarkan bahwa kepemilikan properti dan status sosial menjadi kurang
permanen dan tidak dapat diandalkan, sehingga menghilangkan semangat untuk
memupuk kekayaan/properti melalui kewirausahaan.
Sekitar abad 500 –1000 M. Di Eropa kewirausahaan bersifat radikal, dimana
kepemilikan properti dan status sosial tidak menjamin keberhasilan, karena ada
perubahan bahwa kekayaan/properti dapat diperoleh dari aktivitas militer dan perang.
Untuk para pengusaha yang hidup pada jaman ini, peluang mendapatkan sumber daya
melalui permusuhan merupakan bagian dari aktivitas kewirausahaan.
Sekitar abad 1000 – 1500 M. Aktivitas kewirausahaan berubah dan mengarah
pada bidang arsitektur, teknik dan pertanian sebagai aktivitas yang menguntungkan
untuk menumpuk properti dan kekayaan. Pada abad ini kewirausahaan lebih bisa
diterima masyarakat sebagai aktivitas ekonomi dan mulai berubah menuju pada aktivitas
perdagangan. Ada tiga kategori pedagang yang dianggap terhormat yakni para importir
dan eksportir, pemilik toko, produsen. Pada masa ini, banyak ahli agama terlibat menjadi
pelaku ekonomi, membantu menjauhkan monopoli, gadai, riba dan melindungi
masyarakat dari ekploitasi.
Sekitar abad tujuhbelas (Tahun 1600an M). Pengetahuan dan pengalaman
membantu dalam mengatasi ketidak efisienan atau dapat memberikan solusi baru untuk
penciptaan barang dan jasa layanan sehingga aktifitas kewirausahaan terus berkembang.
Kondisi pada sekitar abad tujuhbelas, kewirausahaan sudah diwarnai perdagangan.
Kewirausahaan sudah menjadi bagian dari pemikiran perekonomian klasik yang berpedoman
pada ajaran/prinsip tertentu dalam konteks sistem perekonomian yang berkembang.
2. Pemikiran kewirausahaan berbasis pada aktivitas ekonomi
Masa Klasik. (Sekitar tahun 1700 hingga tahun 1800an). Cantillon pada tahun
1755 memperkenalkan konsep kewirausahaan dalam literatur perdagangan, ekonomi dan
bisnis. Buku yang di buat Cantillon mendefinisikan ketidaksesuaian antara persediaan
dan permintaan, melegalkan untuk membeli barang dengan harga murah dan menjual
dengan harga yang tidak pasti serta mengalokasikan barang pada sistem pasar. Membuat
para pelaku ekonomi/wirausaha yang melakukan arbitrase (mendapatkan keuntungan
tanpa resiko) mengalami masalah ketidakpastian dan risiko karena adanya penawaran,
permintaan dan ekuilibrium (harga seimbang).
Pada masa ini ada berbagai macam aktivitas wirausaha diantaranya perdagangan
bebas, spesialisasi dan persaingan. Pada tahun 1700 sampai 1830an terjadilah revolusi
industri di Inggris yang menyebabkan tingginya tingkat persaingan antar pengusaha dan
5

industri yang menghambat aktivitas dinamika perekonomian. Aktivitas perekonomian


masa klasik didominasi oleh tiga golongan yakni para pemilik tanah (menghabiskan uang
sewa untuk membeli barang mewah), kapitalis (menyimpan keuntungan dan
menginvestasikan ke bidang lain) dan para pekerja (menggunakan gajinya untuk
membeli kebutuhan sehari-hari). JB Say dalam Rarespati (2009) menjelaskan pada masa
ini peran entrepreneur/ pengusaha adalah melakukan proses produksi dan distribusi pada
pasar yang kompetitif dengan mengelola tiga faktor produksi yakni tanah, modal dan
manusia (tenaga kerja ) dalam industri.
Respati (2009) menjelaskan beberapa pemikiran yang berhubungan dengan prinsip
kewirausahaan pada periode ini yaitu:
a. Industri dapat digolongkan menurut tenaga kerja, produksi dan aktifitas kewirausahan.
b. Gambaran makro tentang aktifitas ekonomi memberikan penilaian obyektif bagi fenomena
pasar.
c. Perbandingan spesialisasi produksi ditingkat nasional yang menunjukkan adanya peluang
arbitrage
d. Keuntungan berupa kekayaan atas kepemilikan sumberdaya terus berkembang.
Masa Neoklasik. Masa ini dimulai pada akhir tahun 1800an. Ditandai dengan adanya
munculnya konsep diminishing marginal utility yang berdampak pada fenomena pasar yang
dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik dan budaya. Aktivitas kewirausahaan menjadi unik dan
dipandang sebagai masa transisi/ perubahan ilmu pengetahuan, yang mana aktivitas
kewirausahaan berusaha mengubah/mentransformasi sumberdaya dari produk menuju
layanan/jasa. Pada masa ini para pengusaha lebih cenderung pada alokasi sumberdaya dari pada
mengakumulasi modal (Schumpeter dalam Respati, 2009). Dari kecenderungan ini maka
aktivitas kewirausahaan akan memperkenalkan produk baru, model produksi, penciptaan pasar
serta bentuk organisasi baru. Kewirausahaan melibatkan inovasi untuk mendorong kreasi dan
menemukan sesuatu yang baru. Schumpeter menjelaskan aspek inovasi yang dilakukan oleh para
pengusaha sebagai hal pengrusakan kreatif, namun hal ini dapat dipulihkan oleh pelaku pasar lain
yang mencoba menyeimbangkan sistem pasar.
Diskripsi perkiraan kegiatan kewirausahaan pada masa neoklasik menurut Respati
(2009):
a. Alokasi sumberdaya dan keputusan lainnya adalah pilihan berdasar pada keputusan
yang bersifat subyektif
b. Diminishing marginal utility dapat membimbing para entrepeneur/pengusaha dalam
pengambilan keputusan
c. Perbedaan harga dalam sistem pasar membuka peluang arbitrage
6

d. Kewirausahaan meliputi hal-hal baru yang berhubungan dengan metode produksi,


pasar, bahan baku dan organisasi
e. Pengusaha menciptakan perubahan lingkungan dan merespon lingkungan tersebut.
Masa proses pasar Austria (AMP/Austia Market Process). Pada masa ini Dengan
menggunakan pengetahuan khusus pengusaha dapat mencari peluang dan membuat keputusan
dengan tepat. Saat para pengusaha berinovasi menciptakan barang atau layanan maka
keuntungan yang besar bisa didapatkan. Pengusaha didorong untuk memamfaatkan ilmu
pengetahuan untuk memperoleh ide dalam mengambil keputusan. Pada masa AMP ini para
pengusaha berkonsentrasi untuk mencari informasi dengan segala pengetahuan yang mereka
miliki untuk mencari dan menjalankan peluang serta mengambil keputusan dengan tepat.
Berdasar pada ide-ide neoklasik (Scumpeter dalam Respati, 2009 ), AMP menjadi bagian
kewirausahaan yang menggerakan sistem berbasis pada pasar.
Perkiraan kegiatan yang berhubungan dengan kewirausahaan pada pergerakan AMP
(Respati, 2009) meliputi :
a. Aktivitas dan keputusan pengusaha (entrepreneur) berbasis pada fenomena dalam sistem
pasar.
b. Kesalahan dan ketidakefisienan menciptakan kesempatan penemuan (peluang) bagi
pengusaha.
c. Pengusaha menghadapi ketidakpastian
d. Informasi dan koordinasi adalah bahan dasar kewirausahaan
3. Pemikiran kewirausahaan berbasis pada multi-disiplin
Pada pertengahan abad keduapuluh (sekitar tahun 1950an) pendekatan
kewirausahaan berdasarkan pada ilmu ekonomi mengalami perubahan. Menurut Respati,
(2009) aktifitas kewirausahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
a. Fakor lingkungan dan manusia
b. Faktor manusia mencakup psikologi meliputi keinginan untuk berprestasi, menerima
tanggungjawab dalam situasi kompleks dan kemauan menerima risiko dipandang
sebagai perbedaan antar individu.
c. Faktor faktor pemasaran (Hills, 1994) mempengaruhi aktivitas kewirausahaan.
d. Faktor teknologi baru, tingkat modernisasi, ekologi dan populasi organisasi.
e. Faktor lingkungan seperti peraturan dan kebijakan pemerintah, kebijakan publik,
hukum.
Respati (2009) membagi pemikiran kewirasahaan berbasis multi-disiplin menjadi
beberapa pendekatan diantaranya:
7

a. Kerangka Luwinian, yang menjelaskan kewirausahaan berfungsi sebagai aktivitas


interaksi antar manusia dan lingkungan. Untuk mengetahui peluang dan informasi
yang relevan tergantung dariwawasan, kecakapan dan kecerdasan pengusaha itu.
b. Lingkungan versus individu, faktor lingkungan seperti peraturan, kebijakan
pemerintah, kebijakan publik dan hukum dapat mengabaikan atau bertentangan
dengan kepentingan individu. Hal yang mempengaruhi kepentingan individu yang
berdampak pada tingginya daya saing atau berkolaborasinya para
pengusaha/entrepreneur untuk bertahan hidup.
c. Domain khusus (bidang khusus). Ilmu tentang kewirausahaan mulai berkembang
dari model/teori individual dan lingkungan mengakibatkan teori kewirausahaan tidak
hanya mencakup bidang psikologi, sosiologi dan manajemen strategis yang berbasis
pada “type” pemikiran individu dan lingkungan. Ilmu kewirausahaan. sudah
bergeser pada pendekatan dari hasil-hasil penelitian tentang kewirausahaan untuk
menyesuaikannya dengan perkembangan lingkungan dan hubungan antar manusia.
(Respati, 2009).
d. Perkiraan dan pembuktian. Pendekatan tentang perkiraan dan pembuktian
memberikan kontribusi terhadap pemikiran tentang kewirausahaan sehingga
akhirnya membutuhkan kerangka konseptual, konstruksi peluang, pengetahuan yang
berhubungan dengan pengalaman/suatu kejadian dan metode statistik.
4. Sejarah kewirausahaan di Indonesia
Ilmu kewirausahaan di Indonesia baru dikenalkan pada akhir abad ke 20, namun
praktiknya sudah sejak dulu ada, bahkan sejak jaman colonial kegiatan perniagaan dan
bisnis sudah ada di Indonesia (Kekeyzakaria, 2017) . Pada akhir abad 20, pendidikan
kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah dan perguruan tinggi saja.
Pendidikan kewirausahaan melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di
segala lapisan masyarakat semakin berkembang seiring dengan perkembangan dan
tantangan ekonomi seperti krisis moneter yang sempat melanda di akhir tahun 90-an.
Proses perkembangan dan tantangan yang terjadi di bidang ekonomi yang sempat
menyebabkan terjadinya krisis ekonomi membuat pemahaman tentang entrepreneurship
juga berkembang. Perkembangan kewirausahaan di Indonesia ditandai dengan
munculnya kegiatan industri pengolahan (manufacturing), yaitu suatu kegiatan ekonomi
yang mengubah barang mentah (raw material) menjadi barang setengah jadi maupun
barang jadi (good/commodity) yang terjadi pada masa orde baru (Putri, 2018). Kemajuan
kewirausahaan di Indonesia juga tidak terlepas dari semangat dan inovasi yang selalu
8

dipelopori oleh para tokoh-tokoh yang memiliki keberanian untuk memulai tindakan dan
mengambil resiko untuk menciptakan suatu perubahan.
Mahapatih Gajah Mada dari salah satu toko dari kerajaan besar yang pernah
berdiri di Indonesia bisa disebut seorang yang memiliki jiwa entrepreneur pada dirinya
yang menjadi pelopor munculnya semangat entrepreneur di Indonesia (Putri, 2018).
Dengan keberanian yang dimiliki oleh Dr.Ing. BJ. Habibie berusaha membangun
megaproyek Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang penuh resiko dan
tantangan, juga tidak terlepas dari semangat kewirausahaan yan dia miliki. Sekalipun
IPTN sempat merugi dan berhenti beroperasi, tidak membuat berhentinya beasiswa
STAID (Science and Technology for Industrial Development) yang dirintis oleh Habibie
bersama para koleganya di IPNT dan kementrian Negara Riset dan Teknologi sehingga
banyaknya lulusan SMA yang berhasil mencapai pendidikan tinggi di universitas-
universitas ternama di negara-negara maju. Dan mereka inilah yang sekarang menjadi
lapisan-lapisan utama dalam pengembangan kebijakan-kebijakan riset di Indoesia.
B. Konsep Kewirausahaan
Konsep kewirausahaan bergantung pada konteks dan pendekatan yang berbeda-beda
sesuai kebutuhan. Ada beberapa konsep yang harus kita pahami tentang kewirausahaan antara
lain yaitu: konsep kewirausahaan (entrepreneurship), wirausahawan (entrepeneur) dan
berwirausaha (entrepreneurial). Dalam kehidupan sehari-hari orang memandang
kewirausahaan itu adalah apa yang dimiliki dan dilakukan oleh para pengusaha atau pelaku
bisnis (businessmen). Namun tidak selamanya pandangan tersebut dianggap benar karena
sifat ini juga dimiliki oleh mereka yang bukan seorang pengusaha, selama melakukan
pekerjaan secara kreatif dan inovarif. Hal ini sejalan dengan pendapat Prawirokusumo dalam
Suryana (2013) wirausahawan adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan
inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan
peluang dan perbaikan hidup.
1. Konsep kewirausahaan (entrepreneurship)
Suryana (2013: 10) juga menyebutkan bahwa Peter F. Drucker mengungkapkan
konsep kewirausahaan merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri yang melekat pada
seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan yang inovatif
dalam dunia yang nyata dan mengembangkannya dengan tangguh. Secara sederhananya
kewirausahaan dapat diartikan sebagai prinsip atau kemampuan untuk berwirausaha.
Sejalan dengan itu Suryana (2013: 11) mengungkapkan bahwa kewirausahaan identik
dengan kemampuan seeorang yang kreatif, inovatif, berani mengambil resiko serta selalu
9

mencari peluang melalui potensi yang dimilikinya. Kreativitas merupakan kemampuan


mengembangkan ide atau sesuatu yang baru dan menemukan cara baru dalam
memecahkan masalah dan menghadapi peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan memecahkan persoalan dan peluang
demi meningkatkan dan memperkaya kehidupan (Suryana, 2013)
Kegiatan yang bersifat kewirausahaan (Werdhaningsih dkk, 2013) misalnya:
1. Menghasilkan produk baru dengan cara yang baru juga
2. Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru pula
3. Mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru, dan
4. Mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif, serta
5. Mendorong prilaku eksperimen dll.
2. Konsep wirausahawan (entrepreneur)
Wirausahawan adalah seseorang yang bisa menggeser lemahya sumberdaya
ekonomi menjadi yang berproduktifitas tinggi dan menghasilkan nilai jual untuk
meningkatkan kesejahteraannya (Lambing dalam Suryana, 2013). Sejalan dengan itu
wirausahawan adalah orang yang berani mengambil resiko untuk membuka suatu usaha
dalam berbagai kesempatan (Kasmir, 2012: 19). Jadi dapat disimpulkan wirausahawaan
adalah pengusaha yang melaksanakan kombinasi-kombinasi dalam bidang teknik dan
komersial ke dalam bentuk pratek dan memperoleh peluang menciptakan organisasi
untuk mengejar peluang. Menurut Zimmerer dalam Suryana (2013) para wirausahawan
akan berhasil apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama
dikerjakan dengan sesuatu yang baru dan ide kreatif akan muncul apabila wirausahawan
melihat sesuatu yang lama dan memikirkan sesuatu yang baru.
Secara konseptual seorang wirausahawan dapat didefinisikan dari berbagaimacam
sudut pandang (Suryana, 2013) diantaranya:
a. Pandangan ahli ekonomi, menyebutkan wirausahawan adalah orang atau
sekelompok orang dalam mengorganisasikan faktor-faktor produksi, seperti
sumberdaya alam, tenaga kerja, modal dan keahlian dengan tujuan memproduksi
barang atau jasa.
b. Pandangan ahli manajemen, Usman dalam Suryana menyebutkan (2013)
wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan
mengkombinasikan sumberdaya seperti keuangan (money), bahan mentah
(materials), tenaga kerja (labours), keterampilan (skill) dan informasi (information)
10

untuk menghasilkan produk baru, proses produksi baru, bisnis baru, dan organisasi
usaha baru.
c. Pandangan pelaku bisnis, wirausahawan adalah orang yang bertindak kreatif
membentuk nilai terhadap sesuatu secara praktis untuk menciptakan berbagai
peluang dari sumber-sumber yang langka dengan berani mengambil resiko yang
telah diperhitungkan dan komitmen yang tinggi untuk mencapai keingannya.
d. Pandangan psikolog, menyebutkan wirausahawan adalah orang yang memiliki
dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk mencapai tujuan dengan melakukan
berbagaimacam eksperimen sebagai cara mengekspresikan diri.
e. Pandanga pemodal, menyebutkan wirausahawan adalah orang yang menciptakan
kesejahteraan untuk orang lain dengan memanfaatkan sumber daya, menggurangi
pemborosan dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat.
Werdhaningsih dkk (2013) menyebutkan wirausahawan yang inovatif adalah yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara tersebut
cukup baik.
b. Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.
c. Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan.
3. Konsep berwirausaha (entrepreneurial)
Suryana (2009) menyebutkan berwirausaha dapat juga disebut sebagai sebuah
usaha, pekerjaan atau karier yang bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu
merencanakan, mengambil resiko, keputusan dan tindakan untuk mencapai tujuan.
Sehingga dapat disimpulkan berwirausaha merupakan kegiatan atau usaha yang
memadukan watak pribadi, keuangan dan sumberdaya untuk mendapat peluang dan
mencapai keuntungan.
Saat timbul keingin berwirausaha sebaiknya kita perlu mengetahui dan
mempelajari jenis-jenis usaha yang ada untuk meminimalisir terjadinya kesulitan dalam
pengelolaan usaha. Rostamailis dan Izwerni (2008) membagi kegiatan perusahaan
menjadi 3 jenis usaha yaitu:
a. Jenis usaha perdagangan/distribusi
Merupakan usaha yang bergerak dalam kegiatan memindahkan barang dari
produsen ke konsumen atau dari tempat yang mempunyai kelebihan ke tempat yang
membutuhkan. Jenis usaha ini bergerak dibidang pertokoan, warung, rumah makan,
11

peragenan (filial), penyalur (whole saler), pedagangan perantara, tengkulak dan


sebagainya.
b. Jenis usaha produksi/industri
Merupakan jenis usaha yang bergerak dalam kegiatan proses pengubahan
suatu bahan/barang menjadi barang/bahan yang lain yang berbeda bentuk atau
sifatnya dan mempunyai nilai tambah. Kegiatan ini dapat berupa produksi/industri
pangan, pakaian, peralatan rumah tangga, kerajinan, bahan bangunan dan
sebagainya. Dalam hal ini kegiatan dalam sektor budidaya pertanian, perikanan,
peternakan, perkebunan dan kegiatan penangkapan ikan termasuk jenis usaha
produksi.
c. Jenis usaha jasa komersil
Merupakan usaha yang bergerak dibidang pemberi pelayanan atau menjual
jasa sebagai kegiatan utama. Contoh jenis usaha ini adalah asuransi, bank, konsultan,
biro perjalanan, pariwisata, pengiriman barang (ekspedsi), bengkel, salon
kecantikan, penginapan, gedung bioskop dan sebagainya termasuk praktek dokter
dan perencanaan bangunan.
C. Definisi Kewirausahaan
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang nilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan
hidup dan cara memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya
(Suryana, 2013: 2). Pada dasarnya definisi kewirausahaan (entrepreneurship) menurut
Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995
adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja,
teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberi pelayanan
yang baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Sejalan dengan itu Abas dkk. (2011) menyebutkan Jhon J. Kao mendefinisikan
kewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui pengenalan kesempatan bisnis,
manajemen pengambilan resiko yang tepat melalui keterampilan komunikasi dan manajemen
mobilisasi manusia, uang, dan bahan-bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan
untuk menghasilkan proyek yang terlaksana dengan baik. Sedangkan menurut Robert D.
Hirich (dalam Abas dkk, 2011) kewirausahaan adalah suatu proses yang dinamis atas
penciptaan tambahan kekayaan oleh individu yang berani mengambil resiko utama dengan
12

syarat-syarat yang wajar, waktu dan komitmen karier atau penyedia nilai untuk berbagai
barang dan jasa.
Jadi dapat disimpulkan kewirausahaan adalah keberanian sikap yang dimiliki
seseorang dalam suatu kegiatan untuk menciptakan produk atau jasa dengan memanfaatkan
ilmu yang dimiliki dalam mengatur dan melihat peluang usaha untuk memperoleh
keuntungan.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kewirausahaan mulai berasis ekonomi pada pertengahan abad ke 18, dan istilah
enterepreneur dikenalkan oleh Richard Cantillon pada tahun 1755. Secara umum pemikiran
tentang kewirausahaan dimulai dari masa pra sejarah, dan kemudian masuk pada masa
dimana pemikiran kewirausahaan dipengaruhi oleh ekonomi hingga masa pemikiran
kewirausahaan berdasar pada multidispliner. Ada beberapa konsep yang harus kita pahami
tentang kewirausahaan antara lain yaitu: konsep kewirausahaan (entrepreneurship),
wirausahawan (entrepeneur) dan berwirausaha (entrepreneurial).
Kewirausahaan (entrepreneurship) merujuk pada sifat, watak dan ciri-ciri yang
melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan yang
inovatif dalam dunia yang nyata dan mengembangkannya dengan tangguh. Wirausahawaan
(entrepeneur) adalah pengusaha yang melaksanakan kombinasi-kombinasi dalam bidang
teknik dan komersial ke dalam bentuk pratek dan memperoleh peluang menciptakan
organisasi untuk mengejar peluang. Dan berwirausaha (entrepreneurial) berwirausaha
merupakan kegiatan atau usaha yang memadukan watak pribadi, keuangan dan sumberdaya
untuk mendapat peluang dan mencapai keuntungan.
13

DAFTAR PUSTAKA

Abas, PO Sunarya dkk. 2011. Kewirausahaan. Yogyakarta: C.V Andi Offset.


Putri, Rahmawati. Makalah Sejarah Kewirausahaan. 13 Februari 2018.
http://www.academia.edu/23775336/MAKALAH_SEJARAH_KEWIRAUSAHAAN
Kasmir. 2012. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Prada
Kekeyzakaria. Sejarah Kewirausahaan. 22 Februari 2018.
https://kekeyzakaria5.wordpress.com/
Respati, Harianto. 2009. Sejarah Konsepsi Pemikiran Kewirausahaan. Jurnal Ekonomi
Modrenisasi. Volume 5, Nomor (3): 211-223.
Rostamailis dan Izwerni. 2008. Pengelolaan Usaha Busana. Padang: UNP Press
Suryana. 2013. Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta Selatan: Salemba
Empat.
Werdaningsih, Herdriana dkk. 2014. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta: Kementrian
pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai