Anda di halaman 1dari 21

PERTEMUAAN KE 4

PENGUKURAN WAKTU
PENTING UNTUK :
• MENINGKATKAN EFISIENSI
• MENINGKATKAN KAPASITAS
PRODUKSI
• MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
PENGUKURAN KERJA
(WORK MEASUREMENT)

1. Suatu aktivitas untuk menentukan waktu rata-


rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg
memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi
dan tempo kerja yang normal.
2. Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran
waktu (time study), yaitu waktu standar atau
waktu baku.
Perhi tungan waktu baku
Penyesuaian
Kelonggaran
(P)

Waktu Siklus Waktu Normal Waktu Baku


(Ws) (Wn) (Wb)

Jumlahnilaipengukuran( Xi)
Ws 
Jumlahpengukuran(N)

Wn Waktusiklus(Ws)xPenyesuaian(P)

Wb Waktunormal (Waktunormal(Wn)x
Pengukuran
Kerja
(Work Measurement)

Waktu siklus adalah waktu yang


dibutuhkan untuk menyelesaikan satu
proses pekerjaan, atau jumlah waktu
tiap-tiap elemen dalam suatu
pekerjaan.

Waktu normal adalah waktu yang


dibutuhkan seorang pekerja rata-rata
untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan secara wajar dalam suatu
rancangan sistem kerja yang telah
disesuaikan.
Pengukuran
Kerja
(Work Measurement)

Dilakukan dengan menjalankan


pengukuran waktu, umumnya
berujung dengan didapatkannya
Waktu Baku bagi sistem kerja ybs.

Waktu baku adalah waktu yang


dibutuhkan seorang pekerja rata-rata
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
secara wajar dalam suatu sistem kerja
yang ditambahkan kelonggaran.
Penye suaian
Ketidakwajaran bekerja :
- tidak sungguh-sungguh
- terburu-terburu
- kondisi ruangan buruk

Harus dinormalkan dengan melakukan penyesuaian

Apabila pengukur berpendapat operator bekerja dengan


wajar maka P = 1, bila terlalu cepat maka P > 1 jika
terlalu lambat maka P < 1
Metode Penyesuaian
1. Presentase.
besarnya faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh
pengukur melalui pengamatannya selama melakukan
pengukuran Misal : pengukur berpendapat bahwa P = 110 %
sedangkan waktu siklusnya diketahui 14 menit, maka :
Waktu normal = 14 x 1,1 = 15,4 menit
2. Schumard
- Performance kerja dikelompokkan dalam kelas-kelas
- Operator yang bekerja normal diberi nilai 60.
- Tabel penyesuaian menurut Schumard
Metode Penyesuaian
Misal : performance seorang operator dinilai excellent, maka dia
mendapat nilai 80. sehingga faktor penyesuaiannya :
P = 80/60 = 1,33
jika waktu siklusnya 14 menit, maka
waktu normal = 14 x 1,33 = 18, 62

3. Westinghouse
- penilaian penyesuaian dilakukan pada 4 faktor yang
dianggap berpengaruh terhadap kewajaran kerja, yaitu :
ketrampilan (skill) usaha (effort), kondisi kerja (condition) dan
konsistensi (consistency)
- Setiap faktor terbagi dalam kelas-kelas dengan nilainya masing-
masing
- Keadaan yang dianggap wajar diberi nilai P = 1, sedangkan
penyimpangan dari keadaan ini harga p ditambah dengan angka
yang sesuai dari keempat faktor diatas
Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali
dengan menggunakan stop watch. Maka rata-rata waktu yang
dibutuhkan adalah :

Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6

X = 107

Rata2 X = 107 / 15
= 7,13

WAKTU RATA-RATA ini yang disebut :


WAKTU SIKLUS
Penyesuaian (Rating Factor)

• Sering terjadi bahwa operator dalam


melakukan pekerjaannya tdk selamanya
bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran
dapat terjadi misalanya tanpa
kesungguhan, sangat cepat seolah-olah
diburu waktu, atau karena terjadi kesulitan-
kesulitan sehingga menjadi lamban dalam
bekerja.
• Bila terjadi demikian maka pengukur
harus mengetahui dan menilai seberapa
jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur
harus menormalkannya dengan melakukan
• Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan
waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian
(p).
• Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat),
maka harga p nya lebih besar dari satu (p > 1).
- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat),
maka harga p nya lebih kecil dari satu (p< 1).
- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya
sama dengan satu (p = 1).
Kelonggaran (Allowance)

Adalah faktor koreksi yang harus


diberikan kepada waktu kerja operator,
karena operator dalam melakukan
pekerjaannya sering tergangu pada
hal-hal yang tidak diinginkan namun
bersifat alamiah, sehingga waktu
penyelesaian menjadi lebih panjang
(lama).
Allowance
• “Sejumlah waktu yang ditambahkan
dalam waktu normal untuk
memenuhi kebutuhan pribadi, waktu-
waktu yang tidak dapat dihindari,
dan kelelahan”.

• Allowance dibagi menjadi:


– Fatique Allowance (kelelahan)
– Delay Allowance (waktu yang tidak bisa
dihindari)
– Personal Allowance (kebutuhan pribadi)
Kelonggaran dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :

1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.


Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum
untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil,
bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue).
Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil
produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat
melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
mengurangi kelelahan si pekerja dapat mengatur
kecepatan kerjanya sedemikian rupa sehingga
lambatnya gerakan-gerakan kerja ditujukan untuk
mengilangkan rasa fatigue tersebut.
3. Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tidak dapat
dihindari. Beberapa kelonggaran untuk hambatan tak
terhindarkan :

 Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.


 Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti
mengganti alat potong (komponen) yang patah,
memasang kembali komponen yang lepas dll.
 Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus
dari gudang.
 Mesin berhenti karena aliran listrik mati, dll.
Waktu Baku (Waktun Standar)

Setelah penentuan penyesuaian dan kelonggaran, maka untuk


menghitung waktu baku dapat menggunakan formulasi sebagai berikut
:
100
WB = [ W siklus x RF ] x 100 ALL
Waktu Normal

Keterangan :
WB = waktu baku
RF = Penyesuaian (Rating Faktor/Performance
Rating)
All = Kelonggaran (Allowance)
Contoh
Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri dari
empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali
pengamatan seperti pada table berikut. Apabila kelonggaran adalah 15%
Tentukan waktu standar.

Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 X X RF WN
Kegiatan
1 Mengambil 0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07
Kotak Kardus
2 Memasukkan 0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13
Barang
3 Menutup 0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24
Kotak Kardus
4 Meletakan 0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 100
0,08 0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08
0,61 menit / unit
Hasil 100  15
Waktu Normal = 0,52 menit/unit
Waktu Baku = 0,52 x100 0,61 menit / unit
100  15
• Waktu siklus = 0,54 menit

• Wakt Normalnya = 0, 52 menit

• Waktu Baku = 0,51 menit

• Kesimpulan WS > WN >WB

• Output Standar = 1/ WB

• Output Standar = 1/0,51 menit = 1,96


menit

• Artinya : seorang pekerja dapat


mengerjakan pengemasan dalam kotak
kardus dengan waktu 1,96 menit per kotak.
• Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan
sampling kerja dihitung dengan
menggunakan rumus :
Total waktu x Pr osentase sibuk x Rating Factor ( RF )
Jumlah produk yang dihasilkan
Waktu Normal =
100
Waktu Normal x
100  Kelonggara n ( All )
Waktu Baku =
Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk
melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang dilakukan
ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi bekerja dan 15% dalam
kondisi menganggur. Apabila jumlah surat yang disortir sebanyak
2345 surat, maka tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating
factor adalah 115% dan kelonggaran 20%.

Waktu Normal (Wn) =480 menit2345


x 0,85 x 1,15
 0,2 menit / surat

Waktu Baku (Wb) = 0,2 x


100
100  20
0,25 menit / surat

Output Standar = 1 1
  4 surat / menit
Wb 0,25

Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat


sebanyak 4 surat per menit.

Anda mungkin juga menyukai