LAPORAN PKL Masy-Dikonversi PDF
LAPORAN PKL Masy-Dikonversi PDF
Disusun Oleh :
Ma’rifatun Nisa
NIM : 13211170009
Di susun oleh
Ma’rifatun Nisa
13211170009
DEWAN PENGUJI
Penguji I penguji II
Mengetahui
Kepala Program Studi S1 Ilmu Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhadi Setiabudi
ii
KATA PENGANTAR
Brebes , 2020
iii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................... i
iv
2.1.4.4 Akibat Kekurangan Energi ..................................... 16
2.1.4.5 Akibat Kelebihan Energi ......................................... 17
2.2 KERANGKA TEORI .................................................................. 18
2.3 KERANGKA KONSEP............................................................... 19
2.4 HIPOTESIS ................................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 19
3.1. Rancangan Penelitian .................................................................. 19
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 20
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 20
3.4. Variabel Penelitian ...................................................................... 22
3.5. Definisi Operasional ................................................................... 22
3.6. Alur Penelitian ............................................................................ 24
3.7. Pembahasan Alur Penelitian ....................................................... 24
3.8. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .............................................. 25
3.9. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 25
3.10. Analisis Data ............................................................................. 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 28
4.1.Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................ 28
4.2.Gambaran Karakteristik Responden ............................................ 28
4.3.Variabel Penelitian ....................................................................... 30
4.3.1.Asupan Energi ...................................................................... 30
4.3.2.Asupan Protein .................................................................... 31
4.3.2.Aktivitas fisik ....................................................................... 32
4.4.Analisis hubungan antara pengaruh pengetahuan covid 19 dengan
asupan makanan energi dan protein Desa Tegalreja Kecamatan
Banjarharjo Kabupaten Brebes ................................................... 33
4.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 35
5.1.Kesimpulan .................................................................................. 35
5.2.Saran ............................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 36
v
DAFTAR TABEL .......................................................................................
1. Tabel 4.1 Karakteristik Responden ................................................ 29
2. Tabel 3.1 Definisi Operasional....................................................... 21
3. Tabel 4.1 Hubungan pengetahuan covid dengan asupan energi ... 30
4. Tabel 4.2 Hubungan pengetahuan covid dengan asupan protein ... 31
5. Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan covid dengan aktivitas fisik ..... 32
vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
1. Gambar 2.1 kerangka teori ............................................................. 18
2. Gambar 2.2 kerangka konsep ........................................................ 19
3. Gambar 3.1 Rancangan Penelitian ................................................. 19
4. Gambar 3.2 Alur Penelitian ............................................................ 24
vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
1. LAMPIRAN 1. DAFTAR HADIR .................................... 39
2. LAMPIRAN 2. HASIL ANALISIS BIVARIAT .............. 40
3. LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI PENY COVID ............ 45
viii
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan covid 19
masyarakat di Desa Tegalreja dengan menggunakan kuesioner yang bertujuan
untuk mengetahui aktivitas fisik serta asupan makanan di masa pandemi covid-
19. Subjek penelitian yaitu masyarakat Desa Tealreja. Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif.desain yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah cross sectional. Hasil penelitian ini sebagai berikut untuk kategori
aktivitas fisik masyarakat di Desa Tegalreja yang melakukan aktivitas fisik
ringan seperti jalan kaki, senam yang di lakukan setiap minggu dengan jumlah
86,7%, untuk intensitas aktivitas fisik sedang yang dilakukan mayoritas yakni
13,3%, dan asupan energi masyarakat Desa Tegalreja dengan asuan energi
cukup dan energi kurang yakni 76,7% dan 36,3% serta asupan protein yang
cukup dan protein kurang yakni 76,7% dan 36,3%. Hasil statistic di proleh nilai
p>0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan Covid 19 dengan
aktivitas fisik serta asupan energi dan protein. Sarannya, sebaiknya kegiatan
aktivitas fisisk seperti olahraga pada masa pandemi ini dilakukan sesuai anjuran
pemerintah dengan menggunakan masker, menjaga jarak, tidak menyentuh
wajah pada saaat berolahraga, dan menghindari penggunaan peralatan secara
bergantian.
Kata kunci: aktivitas fisik, energi, protein, pandemi, covid-19
ix
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1
Jenis aktivitas yang pertama ada dalam kehidupan Anda sehari-hari.
Kegiatan sehari-hari dalam mengurus rumah bisa membantu Anda untuk
membakar kalori yang didapatkan dari makanan yang dikonsumsi. Seperti
misalnya adalah mencuci baju, mengepel, jalan kaki, membersihkan
jendela, berkebun, menyetrika, bermain dengan anak, dan sebagainya.
Kalori yang terbakar bisa 50 – 200 kcal per kegiatan
Latihan fisik adalah aktivitas yang dilakukan secara terstruktur dan
terencana misalnya adalah jalan kaki, jogging, push up, peregangan, senam
aerobik, bersepeda, dan sebagainya. Dilihat dari kegiatannya, latihan fisik
memang seringkali disatu kategorikan dengan olahraga.
Olahraga didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang terstruktur dan
terencana dengan mengikuti aturan-aturan yang berlaku dengan tujuan
tidak hanya untuk membuat tubuh jadi lebih bugar namun juga untuk
mendapatkan prestasi. Yang termasuk dalam olahraga seperti sepak bola,
bulu tangkis, basket, berenang, dan sebagainya.
2
dikonsumsi sedangkan pengeluaran energi digunakan untuk metabolisme
basal, aktivitas fisik dan efek termik makanan. Keseimbangan antara
pemasukan energi dan pengeluarannya akan menciptakan status gizi
normal. serta protein berfungsi sebagai pembentuk jaringan baru di masa
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, memelihara, memperbaiki serta
mengganti jaringan yang rusak.2
3
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi yang merupakan polimer dari monomer monomer asam amino
yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang
kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup dan virus Protein merupakan salah satu
dari biomolekul raksasa, selain polisakarida, lipid, dan polinukleotida,
yang merupakan penyusun utama makhluk hidup. Selain itu, protein
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam
biokimia Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang berfungsi
sebagai zat pembangun, pemelihara sel dan jaringan tubuh serta
membantu dalam metabolisme sistem kekebalan tubuh seseorang
prekursor dari neurotransmitter dan berperan dalam perkembangan otak
anak2. Protein erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh, asupan
protein yang rendah menyebabkan gangguan pada mukosa, menurunnya
sistem imun sehingga mudah terserang penyakit seperti corona virus
yang dapat menyerang tubuh saat kondisi daya imun menurun3
Energi yang digunakan oleh tubuh tidak hanya berasal dari
katabolisme zat gizi yang tersimpan di dalam tubuh, tetapi juga berasal
dari energi dalam makanan yang dikonsumsi oleh individu.4 Kecukupan
energi bisa didapatkan dari konsumsi makanan yang menjadi sumber
karbohidrat, protein, dan lemak. Karbohidrat dan protein merupakan
sumber energi utama bagi tubuh, karena protein memiliki fungsi utama
untuk pertumbuhan. Sebesar 60-75 % energi dalam tubuh dibutuhkan
untuk memelihara fungsi dasar tubuh seperti bernafas, sirkulasi darah,
serta mengatur suhu tubuh. Jika jumlah energi yang masuk lebih sedikit
dari pada jumlah energi yang digunakan atau dikeluarkan, maka
cadangan energi yang berada pada jaringan otot/lemak akan digunakan
untuk menutupi kekurangan tersebut.5
4
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah adakah
1. Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan antara Pengetahuan Covid , Aktivitas
Fisik, dan Asupan Energi dan Protein di Desa Tegalreja Kabupaten
2. Tujuan Khusus
1) Menganalisis hubungan antara pengetahuan Covid dengan aktivitas
fisik Desa Tegalreja Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes
2) Menganalisis hubungan pengetahuan Covid 19 dengan Asupan
energi Desa Tegalreja Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes
3) Menganalisis hubungan antara pengtahuan Covid 19 dengan Asupan
Protein Desa Tegalreja Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes
5
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut :
1) Bidang akademik
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangsih ilmu tentang
Pengetahuan Covid Aktivitas Fisik, dan Asupan Energi dan Protein
agar mampu menjaga asupan makanan di masa pandemi
3) Bidang penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan referensi
untuk
penelitian selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1. Covid 19
2.1.1.1. Definisi Covid 19
Di awal tahun 2020 ini, dunia dikagetkan dengan kejadian
infeksi berat dengan penyebab yang belum diketahui, yang
berawal dari laporan dari Cina kepada World Health Organization
(WHO) terdapatnya 44 pasien pneumonia yang berat di suatu
wilayah yaitu Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, tepatnya di
hari terakhir tahun 2019 Cina. Dugaan awal hal ini terkait dengan
pasar basah yang menjual ikan, hewan laut dan berbagai hewan
lain. Pada 10 Januari 2020 penyebabnya mulai teridentifikasi dan
didapatkan kode genetiknya yaitu virus corona baru. Penelitian
selanjutnya menunjukkan hubungan yang dekat dengan virus
corona penyebab Severe Acute Respitatory Syndrome (SARS)
yang mewabah di Hongkong pada tahun 2003, hingga WHO
menamakannya sebagai novel corona virus (nCoV- 19).Tidak
lama kemudian mulai muncul laporan dari provinsi lain di Cina
bahkan di luar Cina, pada orang orang dengan riwayat perjalanan
dari Kota Wuhan dan Cina yaitu Korea Selatan, Jepang, Thailand,
Amerika Serikat, Makau, Hongkong, Singapura, Malaysia hingga
total 25 negara termasuk Prancis, Jerman, Uni Emirat Arab,
Vietnam dan Kamboja. Ancaman pandemik semakin besar ketika
berbagai kasus menunjukkan penularan antar manusia (human to
human transmission) pada dokter dan petugas medis yang
merawat pasien tanpa ada riwayat berpergian ke pasar yang sudah
ditutup. menimbulkan peningkatan jumlah kasus yang luar biasa
hingga pada akhir Januari 2020 didapatkan peningkatan 2000
kasus terkonfirmasi dalam 24 jam. Pada akhir Januari 2020 WHO
7
menetapkan status Global Emergency pada kasus virus Corona ini
dan pada 11 Februari 2020 WHO menamakannya sebagai
COVID-19.8 Informasi tentang virus ini tentunya masih sangat
terbatas karena banyak hal masih dalam penelitian dan data
epidemiologi akan sangat berkembang juga, untuk itu tinjauan ini
merupakan tinjauan berdasarkan informasi terbatas yang
dirangkum dengan tujuan untuk memberi informasi dan sangat
mungkin akan terdapat perubahan kebijakan dan hal terkait
lainnya sesuai perkembangan hasil penelitian, data epidemiologi
dan kemajuan diagnosis dan terapi10
8
2.1.1.3. DAMPAK COVID 19
Pandemi COVID-19 memiliki dampak besar terutama
pada sistem ekonomi, sosial dan politik (El Zowalaty, Young,
& Järhult, 2020). Pembatasan sosial, karantina, penutupan
sebagian besar lapangan pekerjaan berakibat sangat besar
terhadap masyarakat. Dampak ekonomi dari epidemi dapat
dibagi menjadi efek langsung dan tidak langsung. Dampak
langsung terutama mencakup sumber daya yang
diinvestasikan dalam mengobati epidemi, seperti biaya medis
orang yang terinfeksi, dan pengembangan vaksindan obat
antivirus. Namun, mungkin tidak hanya mempengaruhi
pasokan tenaga kerja dan kesehatan orang yang terinfeksi,
tetapi juga dapat mengubah perilaku individu dan pelaku
ekonomi/perusahaan. Dampak pada individu dapat
diklasifikasikan sebagai berpotensi terinfeksi dan tidak
terinfeksi. Dalam jangka pendek, bagi mereka yang
terinfeksi, dampak ekonomi dari virus tersebut berasal dari
beban keuangan biaya medis dan pengurangan pendapatan
dari ketidakmampuan mereka untuk bekerja. Dalam jangka
panjang, virusdapat mengarah pada kemunduran status
kesehatan, mempengaruhi akumulasi modal secara individu,
dan dengan demikian mempengaruhi kinerja pasar tenaga
kerja jangka panjang, penurunan pendapatan jangka panjang
dan resiko kemiskinan yang terus-menerus.
9
energi. Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan
olehaktivitas sistem musculoskeletal. Aktivitas fisik yang dilakukan
secara terstruktur dan terencana disebut latihan jasmani, sedangkan
aktivitas fisik yang tidak dilakukan secara terstruktur dan terencana
disebut aktivitas fisik sehari-hari. (Thompson, 2009). Aktivitas fisik
terbagi atas aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Manfaat
aktivitas fisik adalah untuk mendapatkan kesehatan, kebugaran
tubuh dan rekreasi. Aktivitas aerobik yang demikian akan
memperbaiki dan memperlambat proses penurunan fungsi organ
tubuh, serta dapat meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi.
(Mooren, 2005).
Setiap warga berperan untuk memutuskan mata rantai
penyebaran virus COVID-19. Caranya seperti instruksi pemerintah,
yakni: melakukan social distancing dan tidak keluar rumah. Bagi
para pekerja dihimbau untuk bekerja dari rumah atau work from
home, dan bagi para pelajar/mahasiswa untuk melakukan kegiatan
belajar dari rumah menggunakan teknologi berbasis online. Hanya
kedua himbauan itu cenderung membuat keterbatasan ruang gerak.
Studi menunjukkan bahwa kurang gerak dapat menurunkan daya
tahan tubuh. Akibatnya, risiko terinfeksi virus COVID-19 justru
menjadi lebih tinggi. Spesialis Kedokteran Olahraga menyarankan
untuk tetap aktif selama tinggal di rumah. Memperkuat sistem
imunitas tubuh merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
memutus rantai penularan virus ini. Triangto (2020),
mengungkapkan bahwa latihan fisik dengan intensitas ]sedang dapat
menaikkan imunitas tubuh. Berolahraga atau melakukan aktivitas
fisik lainnya bisa menjadi salah satu bagian pendukung untuk
meningkatkan sistem imunitas tubuh yang dibutuhkan semua orang,
terutama saat pandemi virus Corona atau COVID-19 seperti saat ini.9
Salah satu yang mempengaruhi status gizi juga ialah aktivitas fisik.
Asupan energi yang berlebih dan tidak diimbangi dengan
10
pengeluaran energi yang seimbang (dengan kurang melakukan
aktivitas fisik) aktivitas fisik juga dinilai baik untuk menjaga
kesehatan mental orang dewasa. Aktivitas fisik teratur memiliki efek
positif dalam mengurangi stres dan kecemasan.4 Pada dasarnya
aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup
agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari (Purnama & Suhada,
2019). kegiatan/aktivitas yang menyebabkan peningkatan
penggunaan energi atau kalori oleh tubuh. Aktivitas fisik dalam
kehidupan sehari-hari dapat dikategorikan ke dalam pekerjaan,
olahraga, kegiatan dalam rumah tangga ataupun kegiatan lainnya.5
2.1.3. Protein
11
Kemudian asam amino yang dihasilkan dari proses deaminasi akan
didegradasi melalui jalur glukoneogenesis dan proses transaminase
membentuk asam amino baru.
Protein merupakan salah satu biomolekul raksasa, selain
polisakarida, lipid, dan polinukleotida yang merupakan penyusun
utama semua makhluk hidup. Pada manusia protein menyumbang
dari 20% berat total tubuh.11 Protein ibaratnya seperti sebuah
mesin, mesin yang menjaga dan menjalankan fungsi tubuh semua
makhluk hidup, Tubuh manusia terdiri dari sekitar 100 trilyun sel
masing-masing sel memiliki fungsi yang spesifik. Setiap sel
memiliki ribuan protein berbeda, yang bersama-samamembuat sel
melakukan tugasnya (Iqfadhilah, 2014) dalam Hardiningsih, I. A.
(2018). 13
12
2.1.3.2 Berdasarkan fungsi fisiologiknya
protein diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1) protein sempurna atau lengkap, protein ini sanggup
mendukung pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan.
Protein inilah yang diperlukan oleh anak- anak di masa
tumbuh kembang
2) protein setengah sempurna atau setengah lengkap, protein ini
sanggup untuk mendukung pemeliharaan jaringan tetapi
dapat mendukung pertumbuhan jaringan.
Protein ini dapat memelihara kesehatan orang dewasa yaitu
pemeliharaan jaringan yang rusak atau aus terpakai
3) protein tidak sempurna atau tidak lengkap, protein ini tidak
mampu menyokong pertumbuhan badan maupun
pemeliharaan jaringan (Santoso S dan Ranti A L, 1999).
Bahan makanan hewani dan nabati sebagai sumber
protein adalah: daging berwarna merah (sapi, kerbau,
kambing, babi, dan sebagainya), daging berwarna putih
(ayam dan ikan), telur, susu, keju, kacang– kacangan, biji–
bijian (FKM-UI, 2007). 12
Dalam Protein sendiri mempunyai banyak sekali
fungsi di tubuh kita. Pada dasarnya protein menunjang
keberadaan setiap sel tubuh dan proses kekebalan tubuh.
Setiap orang dewasa harus sedikitnya mengkonsumsi 1 gram
protein protein perkilogram berat tubuhnya. Kebutuhan akan
protein bertambah pada perempuan yang mengandung dan
para atlet. Kekurangan protein bisa berakibat fatal: 1)
kerontokan rambut (rambut terdiri dari 97% - 100% dari
protein - keratin); 2) kwasiorkor, penyakit kekurangan
protein; 3) hipotonus (lemah otot); 4) gangguan
pertumbuhan; 5) hati lemak 12
13
2.1.3.3 Kebutuhan Protein
Kebutuhan protein menurut FAO/WHO/UNU (2000)
adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah
kehilangan protein tubuh dan memungkinkan produksi
protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan
atau menyusui. Jumlah protein yang diperlukan oleh tubuh
seseorang tergantung dari banyaknya jaringan aktif, makin
besar dan berat organ tersebut makin banyak jaringan aktif
sehingga makin banyak pula protein yang diperluka untuk
mempertahankan jaringan itu (Soediatama, 2000). 13
14
2.1.3.5 Akibat Kekurangan Protein
kekurangan protein mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan jaringan terganggu ataupun tidak berjalan
dengan normal. Akibat dari kekurangan protein, kerusakan
fisik dan mental pada lansia. Dan kekurangan protein di
dalam tubuh dapat mengakibatkan beberapa penyakit. Seperti
kwashiorkor, anemia, radang kulit, dan busung lapar yang
disebut juga hongeroedem, Karena terjadinya edemaatau
pembengkakan organ karena kandungan cairan yang
berlebihan pada tubuh(Suharyono, 2008) dalam . Hardiningsih,
I. A. (2018). 13
2.1.4 Energi
Asupan adalah jumlah zat gizi yang diperoleh dari bahan
makanan yang dikonsumsi yang dibutuhkan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energy, membangun,
dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
13
15
apabila jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh melalui
makanan sama dengan jumlah energi yang dikeluarkan. 13
2.1.4.2 Fungsi Energi
Berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme,
pertumbuhan, pengaturan suhu, dan kegiatan fisik. Faktor
yang perlu diperhatikan untuk menetukan energi pengguna
narkoba adalah asupan dan juga pengaruh penggunaan
narkoba yang digunakannya (Almatsier, 2011). 13
16
2.1.4.5 Akibat Kelebihan Energi
Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui
makanan melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi
ini akan diubah menjadi lemak tubuh. Akibatnya, terjadi
berat badan lebih atau kegemukan. Kegemukan bisa
disebabkan oleh kebanyakan makan, dalam hal kabrohidrat,
lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang bergerak.
Kegemukan dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi
tubuh, merupakan risiko untuk menderita penyakit kronis,
seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung
koroner, penyakit kanker, dan dapat memperpendek harapan
hidup.13
17
2.2 KERANGKA TEORI
18
2.3 KERANGKA KONSEP
Aktivitas fisik
Asupan energi
Pengetahuan Covid 19
Asupan protein
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian exsplanatory reaserch (penjelasan)
Hubungan antara 2 variabel atau lebih yaitu variabel terikat (pengetahuan
Covid 19) dan variabel bebas (, aktivitas fisik, dan Asupan makanan energi
dan protein ).
A1
B
A2
A3
Keterangan :
A1, A2, A3 :, aktivitas Fisik, asupan energi, dan asupan protein
B : pengetahuan covid 19
: Hubungan
20
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di Desa Tegalreja Kec. Banjarharjo Kab. Brebes
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari tanggal 18 september 2020 – 29
september 2020 mulai penyusunan laporan hari kamis tanggal 29
oktober
21
3.4. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini ada 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Untuk variabel terikat adalah pengetahuan covid 19 dan untuk
variabel bebas adalah aktifitas fisik dan asupan makanan Energi dan
Protein.
3.5. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Skala
Operasional Uk
ur
1 Aktivitas Aktivitas fisik Penilaian dari Ordinal
fisik yang aktivitas fisik
dimaksud dalam menggunakan
penelitian ini kuesioner
adalah seluruh yang berisi
rangkaian tentang
aktivitas selama aktivitas fisik.
24 jam yang
dilakukan oleh
masyarakat Desa
Tegalreja dari
bangun tidur
samai tidur lagi.
Dengan kriteria
2) Aktivitas fisik
Ringan : jika
skor <7,5
3)Aktivitas fisik
Sedang : jika
skor > 7,5
22
2 Asupan makanan Jumlah total Kuesioner Ordinal
energi dan energi Menggunaka
protein berdasarkan n FFQ (Food
hasil FFQ Frequency
Semi Questioner)
Kuantitatif. Semi
hasil dari Kuantitatif,
asupan kuesioner
makan berisi
responden frekuensi
dibagi makanan
kebutuhan yang
kalori individu dikonsumsi
dan responden
dikali seratus tentang
100% makanan
Dikatakan banyak
defisit kurang mengandung
jika tingkat asupan
konsumsi makanan
energi dan
protein
kurang dari
80%
(< 80%), defisit
cukup lebih dari
> 80%
23
3.6. Alur Penelitian
Pengisian Kuesioner
Tahap
Penelitian
Melakukan Food Frequency
Questioner (FFQ) Semi
Kuantitatif pada responden yang
terpilih
Analisis Data
24
dan dicek kelengkapannya. Kuesioner ditabulasi dengan memberikan skor
pada data-data yang masuk. Setelah data diperoleh kemudian dilakukan
pengolahan data dengan penelitian yang telah ditentukan peneliti pada
rencana analisis data. Hasil dari pengolahan data akan dipergunakan untuk
menyusun laporan penelitian.
25
3.9.1 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer tentang pengetahuan
Covid, asupan makan dan aktivitas fisik, yang di lakukan kepada
masyarakat Desa Tegalreja Kecamatan Banjarharjo Kabupaten
Brebes, sedangkan data sekunder diperoleh dari ibu bidan Desa
Tegalreja, laporan-laporan lain yang terkait dan buku-buku
referensi.
3.9.2 Editing
Proses ini dilakukan untuk melihat dan memastikan apakah semua
data lengkap sehingga terhindar dari segala kekurangan.
3.9.3 Coding
Coding dilakukan untuk mengklasifikasikan jawaban dari para
responden dalam kategori dengan memberikan kode pada setiap
jawaban
responden. Pada penelitian ini yang diberikan kode adalah :
a. pengetahuan Covid
< 7,5 (kurang ) : 1
> 7,5 (cukup) : 2
b. Aktifitas Fisik
Ringan : 1
Sedang : 2
c. Asupan Makan
energi dan protein >80% ( cukup) :1
energi dan protein < 80% ( kurang ) : 2
d. Entry
Entry yaitu data yang telah dikode tersebut kemudian
dimasukan ke dalam program untuk selanjutnya diolah
menggunakan SPSS
e. Tabulasi
Dilakukan tabulasi data dalam bentuk tabel agar mudah dibaca
dan di pahami
26
3.10. Analisis Data
3.10.1. Analisis Univariat
Analisis univariat yang digunakan adalah analisis deskriptif
untuk mendeskripsikan data dari umur responden, pendidikan
responden, pekerjaan responden, dan pengetahuan responden
juga masing-masing variabel yaitu variabel terikat (pengetahuan
Covid ) dan variabel bebas (asupan makan energi dan protein ,
aktifitas fisik,). Analisis ini berupa distribusi frekuensi dan
presentase dari tiap variabel.
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Lokasi Penelitian
Desa Tegalreja merupakan bagian wilayah administrasi kecamatan
Banjarharjo, Kabupaten Brebes, terbagi atas 3 wilayah yang disebut
dengan dusun. Terdiri dari 23 RT, dan 5 RW. Terdapat juga beberapa
unsur pemerintahan seperti Kepala Desa, Perangkat Desa, Badan
Pemusyawaratan Desa (BPD), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK), Kelompok Profesi Petani (GAPOKTAN), Karang Taruna,
BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), Babinsa (Bintara Pembina Desa),
Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat), Satlimas (Satuan Perlindungan Masyarakat), Posyandu (Pos
Pelayanan Terpadu), dan Polindes (Pondok Bersalin Desa).
4.2.Gambaran Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini berjumlah 30 orang, dimana
responden berasal dari masyarakat Desa Tegalreja Kabupaten Banjarharjo
Kabupaten Brebes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara asupan makan, aktivitas fisik, energi dan protein pada masyarakat
Desa Tegalreja Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes.
Rata-rata usia responden berusia 23 tahun, dimana responden yang
termuda 17 tahun, sedangkan usia yang tertua adalah 45 tahun. Kemudian
dilakukan pengukuran status gizi dengan mengukur tinggi badan (TB) dan
berat badan (BB), selanjutnya dilakukan recall dan pengisian kuesioner
untuk mengetahui aktivitas fisik, energi dan protein. Penelitian ini di
lakukan pada desa Tegalreja yang berada di Blok M dan blok poncol.
28
Tabel 4.1. Karakteristik Responden
karakteristik jumlah (orang ) presentase (%)
Usia
17 –25 Tahun 13 43%
26 –35 Tahun 8 27%
36 –45 Tahun 9 30%
Pendidikan
Tidak Sekolah 0 0%
Tamat SD/MI 9 30%
Tamat SMP/MTS 14 47%
Tamat SMA/SMK/SMU 7 23%
Berdasarkan tabel 4.1. Jumlah responden berusia 17 –25 tahun
sebanyak 43%, responden berusia 26 –35 tahun sebanyak 27%, responden
berusia 36 –45 tahun sebanyak 30%, Usia responden dalam penelitian ini
dikelompokan menjadi tiga kategori.
Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan bahwa rata-rata
usia responden adalah 23 tahun. Usia responden yang termuda adalah 17
tahun, sedangkan usia responden tertua adalah 45 tahun. Umur akan
mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang terhadap
informasi yang diberikan. Usia menjadi faktor penentu dalam tingkat
penegtahuan, pengalaman, keyakinan dan motivasi. Sehingga umur
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap objek tertentu
Pendidikan terakhir responden dapat diketahui bahwa sebanyak 0%
responden tidak sekolah, 30% tamat SD/MI, 47%, tamat SMP/MTS dan
yang meneyelesaikan jenjang pendidkan terakhir sampai tamat SMA/SMK
adalah 23%. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
konsumsi pangan seseorang yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan maka
semakin tinggi tingkat pengetahuan gizi seseorang dengan demikian
pemilihan pangan akan lebih baik
29
4.3.Variabel Penelitian
4.3.1.Asupan Energi
Asupan Energi
24 0 24
>80% 80,0% 0,0% 80,0%
5 1 6
<80% 83,3 % 16,7% 20,0%
29 1 30
Total 96,7% 3,3% 100,0%
30
(2017) yang menyatakan Tidak ada hubungan signifikan antara asupan
kalori dengan status gizi lebih siswa SMA di wilayah kerja Puskesmas
Teluk Dalam20
4.3.2.Asupan Protein
Tabel 2. Hasil data Asupan Protein
Asupan Protein
23 0 0 23
>80% 76,7% 0.0% 76,7%
6 1 7
<80% 20,0 % 3,3 % 23,3%
Total 29 1 30
96,7% 3,3 % 100%
31
berbagai bahan biokimia lainnya. Dengan demikian, kekurangan protein
akan sangat mempengaruhi berbagai kondisi tubuh yang diperlukan untuk
tetap sehat. Berdasarkan data tersebut , dapat dijelaskan bahwa 96.7%
masyarakat di Desa Tegalreja cukup dalam mengkonsumsi asupan
protein21
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Martinus Erikson
Simanungkalit (2017) yang menyatakan ada hubungan yang signifkan
antara konsumsi protein dengan status anemia pada Wanita Usia Subur di
Paluh Kemiri.21
4.3.2.Aktivitas fisik
Tabel 1. Hubungan Pengetahuan Covid 19 Dengan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik cukup kurang total
4 0 4
Aktivitas sedang 13.3 % 0,0% 13.3%
29 1 30
Total 96,7 % 3,3 % 100%
Tabel hubungan pengetahuan covid dengan aktivitas fisik 4.4
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah
masyarakat Tegalreja. Yang berjumlah 30 responden dan di ambil
secara acak. Dalam penelitian ini rata rata masyarakat memiliki
aktivitas fisik ringan. Gambaran aktivitas fisik responden diambil
dua kategori yaitu: kategori ringan dan sedang. Didapatkan lebih
banyak responden yang melakukan aktivitas fisik ringan yaitu
sebanyak 25 orang dengan jumlah presentase 83,3%, sedangkan
responden dengan aktivitas fisik sedang sebanyak 4 orang dengan
jumlah presentase 13,3%
Dengan latihan fisik intentitas sedang dapat meningkatkan
32
imunitas tubuh. Sebaliknya, latihan dengan intensitas tinggi justru
akan menurunkan imunitas tubuh sehingga meningkatkan risiko
terinfeksi virus covid-19.
Orang-orang yang berada pada kategori jenis aktivitas fisik ringan
merupakan orang-orang yang tidak banyak melakukan aktivitas
fisik, tidak banyak berjalan kaki jarak jauh, menggunakan
kendaraan sebagai alat transportasi, dan lebih banyak menghabiskan
menghabiskan waktunya untuk kegiatan dalam posisi diam atau
duduk (sedenter),
Penelitian lain yang mendukung penelitian ini dilakukan
Clouston, et al., (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara tingkat aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada lansia.
Selain itu, Nadya Dayinta N Ermona., (2017) menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara aktivitas fisik, tingkat asupan energi,
tingkat asupan protein, tingkat asupan karbohidrat dan tingkat
asupan lemak dengan status gizi lebih anak sekolah. Hasil analisis
hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan energi dan protein
diperoleh bahwa responden dengan tingkat aktivitas fisik yang
ringan memiliki asupan protein dan energi yang cukup.
4.4.Analisis hubungan antara pengaruh pengetahuan covid 19 dengan
asupan makanan energi dan protein Desa Tegalreja Kecamatan
Banjarharjo Kabupaten Brebes
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan covid dan aktivitas fisik
dengan asupan protein dan energi diperoleh bahwa responden dengan
pengetahuan covid dengan tingkat aktivitas fisik yang memiliki aktivitas
ringan dan asupan protein serta asupan energi yang cukup . Hasil uji
statistik diperoleh nilai p= 0,065 maka dapat disimpulkan tidak terdapat
hubungan antara pengetahuan Covid 19 dengan tingkat aktivitas fisik
dengan asupan protein dan energi . Penelitian lain yang mendukung
penelitian ini dilakukan Clouston, et al (2013) yang menyatakan bahwa
ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada
33
lansia. Selain itu, Nadya Dayinta N Ermona., (2017) menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara aktivitas fisik, tingkat asupan energi, tingkat
asupan protein, tingkat asupan karbohidrat dan tingkat asupan lemak
dengan status gizi lebih anak sekolah. Hasil analisis hubungan antara
tingkat aktivitas fisik dengan energi dan protein diperoleh bahwa
responden dengan tingkat aktivitas fisik yang ringan memiliki asupan
protein dan energi yang cukup.
4.5 Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan yang dihadapi peneliti dalam melakukan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Status Gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, namun dalam
penelitian ini hanya diteliti dari segi asupan makanan dan aktivitas fisik.
2. Penentuan lokasi penelitian dan responden yang sebagian besar
berprofesi sebagai ibu rumah tangga sehingga cukup sulit untuk
meminta mengisi kuesioner.
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan mengenai
Mengetahui adanya hubungan antara Pengetahuan Covid , Aktivitas Fisik,
Energi dan Protein di Desa Tegalreja Kecamarab Banjarharjo Kabupaten
Brebes dapat di simpulkan bahwa :
1) Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan Covid 19 dengan aktivitas
fisik Desa Tegalreja Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes
2) Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan covid 19 dengan Asupan
energi Desa Tegalreja Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes
3) Tidak terdapat hubungan antara Pengetahuan Covid 19 dengan Asupan
Protein Desa Tegalreja Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes
5.2.Saran
Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penelitian yang telah dilakukan, saran-
saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1.kepada warga atau masyarakat Desa Tegalreja sebaiknya di masa
pandemi seperti ini lebih banyak melakukan aktivitas fisik atau
olahraga dengan waktu sehari minimal 30 menit .
2. menjaga pola makanan dengan mengkonsumsi gizi seimbang agar daya
tahan tubuh tetap terjaga dan mengkonsumsi vitamin.
3. malakukan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
35
[1] Hadi, F. K. (2020). Aktivitas olahraga bersepeda masyarakat di kabupaten
malang masa pandemi COVID-19. Sprort science and educationjournal,
1(2).
https://ejurnal.teknokrat.ac.id/index.php/sport/article/view/777
[2] Qamariyah, B., & Nindya, T. S. (2018). Hubungan antara asupan energi,
zat gizi makro dan total energy expenditure dengan status gizi anak
sekolah dasar. Amerta Nutrition, 2(1), 59-65.
https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/7841/4609
[3] Sundari, E., & Nuryanto, N. (2016). Hubungan asupan protein, seng, zat
besi, dan riwayat penyakit infeksi dengan z-score tb/u pada balita. Journal
of Nutrition College, 5(4), 520-529.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/16468
[7]. WHO. Virus corona disease 2019 ( COVID-19 ): Situation Report – 64.
Covid-19 Situational Reports. 2020;
36
[9]. Kemenkes RI. Situasi COVID-19. Kementerian Kesehatan RI. 2020.
https://infeksiemerging.kemkes.go.id.
[10] Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H.
(2020). Corona Virus Disease 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2),
119-129.
http://www.jurnalrespirologi.org/index.php/jri/article/view/101/110
[12] Sutriani, A., & Ngadiarti, I. (2018). Hubungan antara asupan energi,
protein, lemak, karbohidrat, serat dengan kejadian gizi lebih pada anak
remaja usia 13-18 tahun di Pulau Jawa (Analisis data sekunder Riskesdas
2010).
https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/259
[15] Almatsier, Sunita. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
[16] Almatsier, S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta
[17] Almatsier, Sunita. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
[18] Santoso, S. Ranti, A.L. 1999. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Rineka Cipta
37
[19] Dewi, P. L. P., & Kartini, A. (2017). Hubungan Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik,
Asupan Energi, dan Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas pada Remaja
Sekolah Menengah Pertama (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
http://eprints.undip.ac.id/62253/1/956_Putu_Lina_Paramitha_Dewi.pdf
[20] Hutabarat, A. H. H., Triawanti, T., & Yuliana, I. (2020). Hubungan Aktivitas Fisik
dan Asupan Kalori Dengan Status Gizi Lebih Siswa SMA di Wilayah Kerja
Puskesmas Teluk Dalam. Homeostasis, 3(2), 265-270.
[21] SIMANUNGKALIT, M. E. (2019). HUBUNGAN POLA KONSUMSI PROTEIN, SAYUR
DAN BUAH DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS ANEMIA PADA WANITA
USIA SUBUR DI KELURAHAN PALUH KEMIRI.
http://repo.poltekkes-medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/1059
38
LAMPIRAN 1. DAFTAR HADIR
39
Lampiran 2. Hasil Analisis Bivariat
Crosstabs
Notes
Dimensions Requested 2
Cases
40
Energy responden *
30 93,8% 2 6,3% 32 100,0%
pengetahuan covid
pengetahuan covid
Chi-Square Tests
41
Linear-by-Linear Association ,154 1 ,695
N of Valid Cases 30
a. 3 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,13.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
pengetahuan covid
<80% Count 6 1 7
42
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 30
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,23.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
kurang Count 5 1 6
% within Energy responden 83,3% 16,7% 100,0%
43
Total Count 29 1 30
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 30
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
44
LAMPIRAN 3 DOKUMENTASI PENYULUHAN COVID
45
Gambar : penyuluhan saat covid
46