Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENGETAHUAN COVID 19 TERHADAP AKTIVITAS FISIK SERTA ASUPAN

PROTEIN DAN ENERGI


Ma’rifatun Nisa1 Hanari Fajarini 2 Rifatul Masrikhiyah3
Program studi Ilmu gizi Fakultas Kesehatan Universitas Muhadi Setiabudi Brebes
Indonesia
e-mail:marifatuNisa0511@gmail.com1
hanari.fajarini@gmail.com2

rifatul.masrikhiyah@gmail.com3

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan covid 19 masyarakat di Desa Tegalreja
dengan menggunakan kuesioner yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas fisik serta asupan makanan di
masa pandemi covid-19. Subjek penelitian yaitu masyarakat Desa Tealreja. Metode penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif.desain yang di gunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional.
Hasil penelitian ini sebagai berikut untuk kategori aktivitas fisik masyarakat di Desa Tegalreja yang
melakukan aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, senam yang di lakukan setiap minggu dengan jumlah
86,7%, untuk intensitas aktivitas fisik sedang yang dilakukan mayoritas yakni 13,3%, dan asupan energi
masyarakat Desa Tegalreja dengan asuan energi cukup dan energi kurang yakni 76,7% dan 36,3% serta
asupan protein yang cukup dan protein kurang yakni 76,7% dan 36,3%. Hasil statistic di proleh nilai p>0,05
yang berarti tidak ada hubungan antara pengetahuan Covid 19 dengan aktivitas fisik serta asupan energi dan
protein. Sarannya, sebaiknya kegiatan aktivitas fisisk seperti olahraga pada masa pandemi ini dilakukan
sesuai anjuran pemerintah dengan menggunakan masker, menjaga jarak, tidak menyentuh wajah pada saaat
berolahraga, dan menghindari penggunaan peralatan secara bergantian.
Kata kunci: aktivitas fisik, energi, protein, pandemi, covid-19

Abstract

The purpose of this study was to find out the knowledge of Covid 19 people in Tegalreja Village by using a
questionnaire which aims to determine physical activity and food intake during the Covid-19 pandemic. The
research subjects were the people of Tealreja Village. This research method uses a quantitative approach. The
design used in this study is cross sectional. The results of this study are as follows for the category of physical
activity of the people in Tegalreja Village who do light physical activities such as walking, exercise that is
done every week with a total of 86.7%, for the intensity of moderate physical activity that is done the majority
is 13.3%, and The energy intake of the people of Tegalreja Village with sufficient energy intake and lack of
energy is 76.7% and 36.3% and adequate protein intake and less protein, namely 76.7% and 36.3%. The
statistical results obtained were p> 0.05, which means that there is no relationship between knowledge of
Covid 19 and physical activity and energy and protein intake. do not touch the face when exercising, and
avoid sharing equipment.
Keywords: physical activity, energy, protein, pandemic, covid-19
PENDAHULUAN
Olahraga merupakan salah satu aktivitas fisik yang harus dilakukan pada masa pandemi
covid-19. Masyarakat harus tetap aktif meskipun bekerja dan belajar dari rumah. Social
distancing dan work from home cenderung membuat seseorang memiliki gaya hidup kurang
gerak, studi menunjukkan bahwa gaya hidup kurang gerak dapat menurunkan imunitas tubuh
sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi virus (Perhimpunan Dokter Spesialis
Keolahragaan, 2020). dalam Hadi, F. K. (2020). Aktif berolahraga secara rutin harus tetap
dilakukan meskipun “work from home and social distancing” untuk menjaga tubuh tetap bugar
dan meningkatkan imunitas. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO)
merekomendasikan tetap aktif latihan fisik selama pandemi covid-19 dengan intensitas sedang.
Bentuk latihan bisa berupa latihan aerobik dan atau latihan kekuatan.
Aktivitas olahraga merupakan bagian dari aktifitas fisik. Secara umum aktivitas fisik
dibagi menjadi 3 yaitu aktivitas fisik harian, latihan fisik, dan aktivitas olahraga (Kemenkes,
2017) dalam Hadi, F. K. (2020). Secara definisi latihan olahraga merupakan bagian dari aktifitas
fisik atau dapat dikatakan latihan olahraga adalah aktifitas fisik yang terencana, terstruktur,
berulang, dan bertujuan untuk memelihara kebugaran fisik (Haskell & Kiernan, 2000) dalam
Hadi, F. K. (2020). Jumlah energi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu aktifitas dapat
diukur dengan kilojoule (KJ) atau kilokalori (kkal). Satu kalori (kal) setara dengan 4,186 joule
atau 1 kilokalori (Kkal) setara dengan 1.000 kalori atau setara dengan 4.186 kalori. Adapun
jenis-jenis aktivitas menurut Kemenkes RI antara lain:
a. Aktivitas fisik harian
Jenis aktivitas yang pertama ada dalam kehidupan Anda sehari-hari. Kegiatan sehari-hari
dalam mengurus rumah bisa membantu Anda untuk membakar kalori yang didapatkan dari
makanan yang dikonsumsi. Seperti misalnya adalah mencuci baju, mengepel, jalan kaki,
membersihkan jendela, berkebun, menyetrika, bermain dengan anak, dan sebagainya. Kalori
yang terbakar bisa 50 – 200 kcal per kegiatan
b. Latihan fisik
Latihan fisik adalah aktivitas yang dilakukan secara terstruktur dan terencana misalnya
adalah jalan kaki, jogging, push up, peregangan, senam aerobik, bersepeda, dan sebagainya.
Dilihat dari kegiatannya, latihan fisik memang seringkali disatu kategorikan dengan olahraga.
c. Olahraga
Olahraga didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang terstruktur dan terencana dengan
mengikuti aturan-aturan yang berlaku dengan tujuan tidak hanya untuk membuat tubuh jadi
lebih bugar namun juga untuk mendapatkan prestasi. Yang termasuk dalam olahraga seperti
sepak bola, bulu tangkis, basket, berenang, dan sebagainya.
Berdasarkan tingkat intensitasnya, aktivitas fisik dibagi menjadi aktivitas fisik ringan, sedang,
dan berat. Aktivitas fisik berat adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan minimal selama 10
menit sampai denyut nadi dan napas meningkat lebih dari biasanya, contohnya ialah menimba
air, mendaki gunung, lari cepat, menebang pohon, mencangkul, dll. Sedangkan aktivitas fisik
sedang apabila melakukan kegiatan fisik sedang (menyapu, mengepel, dll) minimal lima hari atau
lebih dengan durasi beraktivitas minimal 150 menit dalam satu minggu. Selain kriteria di atas
maka termasuk aktivitas fisik ringan (WHO, 2015) dalam Hadi, F. K. (2020).[1]
Dalam pencegahan virus Covid 19 yaitu dengan maningkatkan imunitas dalam tubuh
serta menjaga status gizi dalam tubuh. Status gizi merupakan indikator yang dapat
menggambarkan kondisi kesehatan dipengaruhi oleh asupan serta pemanfaatan zat gizi di dalam
tubuh. Asupan energi yang masuk ke dalam tubuh diperoleh dari makanan yang dikonsumsi
sedangkan pengeluaran energi digunakan untuk metabolisme basal, aktivitas fisik dan efek
termik makanan. Keseimbangan antara pemasukan energi dan pengeluarannya akan
menciptakan status gizi normal. serta protein berfungsi sebagai pembentuk jaringan baru di
masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh, memelihara, memperbaiki serta mengganti
jaringan yang rusak.[2]
BAHAN DAN METODE
Dalam penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 21
september 2020 – 29 september 2020. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa
Tegalreja yang di ambil dengan metode total sampling sebanyak 30 orang. Kriteria inklusi dari
penelitian ini yaitu bersedia menjadi responden bisa membaca dan menulis. Kriteria ekslusi dari
peneltian ini orang yang sudah lanjut usia pandangan sudah buram dan tidak bisa membaca dan
metulis.
Alat ukur yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner berisi tentang
pertanyaan pengetahuan Covid 19. Serta asupan makanan dan aktivitas fisik di masa pandemi.
Hal yang di dapatkan melalui kuesioner adalah kita dapat mengetahui keadaan atau data pribadi
seseorang, pengalaman, pengetahuan, dan lain sebagainya yang kita peroleh dari responden.
Variabel dalam penelitian ini dapat di kategorikan dalam variabel dependent dan variabel
independent. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah pengetahuan covid 19 dan variabel
independent dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik, asupan energi dan asupan kalori. Setelah
data terkumpul selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah analisis data. Untuk mngetahui ada
tidaknya pengaruh Covid 19 dengan aktivitas fisik serta Asupan Energi dan Asupan Protein
dengan anlisis uji chi-squre dengan program komputer yang digunakan adalah SPSS versi 22

HASIL DAN PEMBAHASAN


Responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang yaitu masyarakat Desa Tegalreja. Pengumpulan
data di lakukan dengan menggunakan kuesioner, berikut adalah kriteria responden berdasarkan
pengetahuan covid 19 dangan aktivitas fisik
Tabel 1. Hubungan Pengetahuan Covid 19 Dengan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik
cukup kurang total

Aktivitas fisik ringan 25 1 26


83.3 % 3.3 % 86,7%

4 0 4
Aktivitas sedang 13.3 % 0,0% 13.3 %

29 1 30
Total 96,7 % 3,3 % 100%

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Tegalreja. Yang berjumlah
30 responden dan di ambil secara acak. Dalam penelitian ini rata rata masyarakat memiliki aktivitas
fisik ringan. Gambaran aktivitas fisik responden diambil dua kategori yaitu: kategori ringan dan
sedang. Didapatkan lebih banyak responden yang melakukan aktivitas fisik ringan yaitu sebanyak
25 orang dengan jumlah presentase 83,3%, sedangkan responden dengan aktivitas fisik sedang
sebanyak 4 orang dengan jumlah presentase 13,3% (dapat di lihat pada tabel 1)
Dengan latihan fisik intentitas sedang dapat meningkatkan imunitas tubuh. Sebaliknya, latihan
dengan intensitas tinggi justru akan menurunkan imunitas tubuh sehingga meningkatkan risiko
terinfeksi virus covid-19. [4]
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan covid dan aktivitas fisik dengan asupan
protein dan energi diperoleh bahwa responden dengan pengetahuan covid dengan tingkat
aktivitas fisik yang memiliki aktivitas ringan dan asupan protein serta asupan energi yang cukup
. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,065 maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan
antara pengetahuan Covid 19 dengan tingkat aktivitas fisik dengan asupan protein dan energi .
Penelitian lain yang mendukung penelitian ini dilakukan Clouston, et al., (2013) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada
lansia. Selain itu, Nadya Dayinta N Ermona., (2017) menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara aktivitas fisik, tingkat asupan energi, tingkat asupan protein, tingkat asupan karbohidrat dan
tingkat asupan lemak dengan status gizi lebih anak sekolah. Hasil analisis hubungan antara tingkat
aktivitas fisik dengan energi dan protein diperoleh bahwa responden dengan tingkat aktivitas fisik
yang ringan memiliki asupan protein dan energi yang cukup.
Tabel 2. Hasil data Asupan Protein
Asupan Protein

Tingkat pengetahuan covid 19 cukup kurang Total

23 0 0 23
>80% 76,7% 0.0% 76,7%

6 1 7
<80% 20,0 % 3,3 % 23,3%

Total 29 1 30
96,7% 3,3 % 100%

Rata-rata asupan protein subjek penelitian sebagian besar termasuk ke dalam kategori cukup.
Kebutuhan protein di bagi dua kategori yaitu kategori >80% di nilai cukup dan < 80% di nilai
kurang, berdasarkan data tersebut terdapat kategori cukup yaitu sebanyak 23 responden 76,7%, dan
kategori kurang yaitu 6 responden 20,0 %
Berdasarkan data tersebut , dapat dijelaskan bahwa 96.7% masyarakat di Desa Tegalreja
cukup dalam mengkonsumsi asupan protein. Kebutuhan protein tubuh dapat ditentukan dengan
menghitung jumlah asupan makanan yang di dapat dengan mengisi kuesioner dan di hitung
menggunakan nutrisurvey . Umumnya kebutuhan protein adalah sebanyak 0,8 sampai 1 gram/kg
BB/hari. Akan tetapi tergantung dari aktivitas yang di lakukan, apabila melakukan aktivitas berat
maka semakin banyak protein yang di butuhkan dalam tubuh. [3]

Tabel 3. Hasil data Asupan Energi Asupan Energi

Pengetahuan covid 19 Cukup Kurang Total

24 0 24
>80% 80,0% 0,0% 80,0%

5 1 6
<80% 83,3 % 16,7% 20,0%

29 1 30
Total 96,7% 3,3 % 100,0%

Kebutuhan energi dihitung dengan mempertimbangkan AKG mandiri dan aktivitas


fisik. Kategori asupan energi terdiri dari defisit tingkat sedang apabila asupan >80% kebutuhan
energi, defisit tingkat ringan,<80% kebutuhan energi. Hasil kuesioner menyatakan bahwa pada
umumnya makanan yang dikonsumsi kurang banyak dan menu makanan yang dikonsumsi
kurang beragam [5]
Angka kecukupan energi untuk usia 16-18 tahun pada perempuan dan laki-laki adalah
sebesar 2100 dan 2650 kkal sedangkan untuk usia 19-29 tahun pada perempuan dan laki-laki
sebesar 2250 dan 2650 dan pada usia 30-49 pada perempuan dan laki- laki sebesar 2150 dan
2550 kkal. Masukan makanan total ditaksir dari jumlah makanan yang dikonsumsi oleh
responden masyarakat Desa Tegalreja dengan menggunakan metode FFQ ( food frequency
qoesioner ) . Hasil penaksiran makanan diubah dalam satuan gram kemudian dikonversikan
dengan program nutrisurvey, dikategorikan cukup apabila ≥ 80% AKG sedangkan
dikategorikan kurang apabila < 80% AKG. dapat diketahui bahwa asupan energi sebagian besar
responden dengan status energi cukup sebesar 80,0% dan sebagian responden dengan status
energi kurang yaitu sebesar 20,0%. Asupan energi yang cukup tinggi dari asupan makanan
maka akan disimpan sebagai lemak oleh tubuh. Asupan tinggi energi dan lemak ini akan
menyebabkan peningkatan berat badan pada anak. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa
adanya hubungan antara asupan energi dengan kejadian obesitas .[6]

KESIMPULAN
Secara umum masyarakat di Desa Tegalreja sudah mengetahui akan bahaya dan dampak
dari covid. Dan untuk mencegah tertular covid 19 dengan melakukan aktivitas fisik selama
pandemi covid-19. Serta asupan makanan yang cukup dengan mengkonsumsi energi dan protein
untuk menjaga imunitas dalam tubuh. Penelitian yang di lakukan dapat di simpulkan bahwa
hubungan pengetahuan covid dengan aktivitas fisik (96,7%) dan hubungan pengetahuan covid
dengan asupan energi dan protein yaitu ( 96,7%) berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan covid 19 dengan aktivitas fisik serta
asupan energi dan protein
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hadi, F. K. (2020). Aktivitas olahraga bersepeda masyarakat di kabupaten malang masa
pandemi COVID-19. Sprort science and educationjournal, 1(2). (1)
https://ejurnal.teknokrat.ac.id/index.php/sport/article/view/777

[2] Qamariyah, B., & Nindya, T. S. (2018). Hubungan antara asupan energi, zat gizi makro dan
total energy expenditure dengan status gizi anak sekolah dasar. Amerta Nutrition, 2(1), 59-65.
https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/7841/4609

[3] Sundari, E., & Nuryanto, N. (2016). Hubungan asupan protein, seng, zat besi, dan riwayat
penyakit infeksi dengan z-score tb/u pada balita. Journal of Nutrition College, 5(4), 520-529.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/16468

[4] Sandi, I. N. (2019). Sumber dan Metabolisme Energi Dalam Olahraga. Jurnal Pendidikan
Kesehatan Rekreasi, 5(2), 64-73.
https://ojs.ikippgribali.ac.id/index.php/jpkr/article/view/303

[5] Kurniawati, Y., Fakhriadi, R., & Yulidasari, F. (2017). Hubungan Antara Pola Makan, Asupan
Energi, Aktivitas Fisik, Dan Durasi Tidur Dengan Kejadian Obesitas Pada Polisi. Jurnal
Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 3(3).
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JPKMI/article/view/2759/2405

[6] Ermona, N. D. N., & Wirjatmadi, B. (2018). Hubungan Aktivitas Fisik dan Asupan Gizi
Dengan Status Gizi Lebih Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Sdn Ketabang 1 Kota Surabaya
Tahun 2017. Amerta Nutrition, 2(1), 97-105.
https://e-journal.unair.ac.id/AMNT/article/view/7847/4623

Anda mungkin juga menyukai