NIM : 11409718032
BANJARMASIN
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 11409718032
Tingkat : IIIA
Mengetahui,
A. Konsep Medis
1. Definisi Penyakit
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis)
sebagai respons terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor
endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensi polimorfik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan
gatal. Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis .(NANDA NIC-
NOC. 2015).Dermatitis adalah peradangan pada kulit (imflamasi pada
kulit) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukan
sisi.
2. Klasifikasi
a. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit. Dermatitis yang
muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun
yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen.Indikasi
dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk,
penderita akan mengalami bentol-bentol yang
meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu
penyebab iritasi pada kulit atau alergi.Contohnya sabun
cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai.Alergennya
bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau
rumput.
b. Neuro Dermatitis
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud
kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25
cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita
kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita
untuk menggaruk bagian yang terasa gatal.Biasanya muncul pada
pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian
belakang dari leher.
c. Seborrheic Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung,
antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian
atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul
saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang
menderita penyakit saraf seperti Parkinson.
d. Dermatitis Stasis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik
vena(atau hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005).
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan
kaki dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau
coklat, menebal dan gatal.Dermatitis muncul ketika adanya
akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi
kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab
e. Dermatitis Atopik
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai
gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-
anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam
serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis
alergik, atau asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal
yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi,
distribusinya dilipatan (fleksural).
3. Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.Sebagian besar
merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia,
bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan
dermatitis.Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam,
basa), fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme
(mikroorganisme, jamur).
b. Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan
iritasi dapat menjadi penyebab eksim.Masing-masing jenis eksim,
biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Sering kali, kulit yang
pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi
infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita
mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah
jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang
terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas
saat disentuh dan selulit muncul pada seseorang yang sistem
kekebalan tubuhnya tidak bagus.
4. Tanda dan Gejala
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda
radang akut terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh,
kemerahan, edema misalnya pada muka (terutama palpebra dan
bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau
bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat
mengering menjadi kusta.
c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi,
papul dan likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal
suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa
kelainan kulit stadium kronis.
5. Patofisiologi
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah
hipersenitivitas tipe lambat.Patogenesisnya melalui dua fase yaitu
fase indukdi (fase sensitisasi) dan fase elisitasi.Fase induksi ialah
saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal
dan memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin
ialah saat terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau
serupa sampai timbul gejala klinis.
Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke
dalam kulit dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen
yang lengkap. Anti gen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh
magkrofak dan sel Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T
yang belum tersensitasi di kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T,
melalui saluran limfe, limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi ke
darah parakortikal kelenjar getah bening regional untuk
berdiferensiasi dan berfoliferasi membentuk sel T efektor yang
tersensitasi secara spesifik dan sel memori. Kemudian sel-sel
tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke kulit dan
sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan
sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.Pada fase elisitasi,
terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel
efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu
menarik berbagai sel radang sehingga terjadi gejala klinis
6. Pathway
Reaksi hipersensitivitas IV
kemerahan
pada kulit
4. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun
5. Evaluasi
Hasil akhir setelah proses keperawatan dilaksanakna
a. Nyeri teratasi, pasien tampak rileks.pasien mampu tidur/istirahat
dengan tenang, pasien tidak gelisah, tidak merintih
b. Integritas kulit klien dapat membaik mucous membran temperatur
jaringan baiksensasi baik, hidrasi baik tidak ada lesi atau luka
c. Gangguan pola tidur bisa stabiltidur pasien sesuai
kebutuhan/normal, pasien tidak cemas
d. Mampu menerima keadaan dirinya dengan baik mengembangkan
peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri, mengikuti
dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri,
melaporkan perasaan dalam pengendalian
e. Klien mengetahui tentang penyakitnya yaitu memiliki pemahaman
terhadap perawatan kulit, mengikuti terapi seperti yang
diprogramkan dan dapat mengungkapkan secara rasional
tindakan yang dilakukan, menjalankan mandi, pencucian, dan
balutan basah sesuai yang diprogramkan
f. Infeksi tidak terjadi, tanda-tanda infeksi bisa ditangani.
DAFTAR PUSTAKA
I. Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama : Ny. L
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Agama : islam
Suku / Bangsa : banjar
Status perkawinan : kawin
Alamat : Komplek Surya Gemilang
C. Riwayat penyakit
1) Keluhan utama : pasien mengeluh gatal-gatal pada tangan
2) Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan tanganya gatal-
gatal dan sering digaruk-garuk mengunakan tangan saat gatal
menyerang. Saat pengkajian didapatkan TTV pasien :
TD :120/80 mmHg N : 80
R : 18 S : 36,3 °C
3) Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan tidak pernah
dirawat diRS ,pasien hanya meminum obat-obatan yang dijual di
minimarket atau apotik terdekat
4) Riwayat penyakit keluarga :pasien mengatakan tidak ada penyakit
keturunan pada keluarga pasien
Genogram
Keterangan :
: pasien : perempuan
: laki-laki : satu rumah
: hubungan keluarga : meninggal
D. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran umum
Kesadaran : pasien tampak sadar
Penampilan : pasien tampak rapi dan terawat
Tanda vital : TD : 120/80 mmHg R : 18
N: 80 S : 36,3°C
2) Kulit
Kulit pasien tampak bersih, tidak ada turgor dan lesi, warna kulit
pasien sawo matang
4) Mata
Mata pasien tampak simetris kiri dan kanan, sklera tampak putih
kemerahan, konjungtiva tampak pucat, pupil tampak terjadi miosis
ketika terkena cahaya, fungsi penglihatan tampak baik, dan tidak
tampak adanya kotoran pada mata
5) Hidung
Kebersihan hidung pasien tidak tampak adanya kotoran, tidak ada
pembengkakan atau peradangan , fungsi penciuman tampak baik
6) Telinga
Telinga kanan dan kiri simetris, kebersihan telinga tidak tampak
adanya kotoran, tidak ada perdarahan dan peradangan, fungsi
pedengaran baik
7) Mulut
Keadaan gigi atas menggunakan gigi palsu dan untuk gigi bawah
terlihat cuman satu yg terlepas, kebersihan gigi tidak tampak
kotoran, tidak ada perdarahan dan peradangan, fungsi bicara baik
8) Dada
Tidak tampak adanya kotoran, gerakan dada simetris kiri dan
kanan, pola pernafasan teratur dan vesikuler , tidak ada keluhan
lain
9) Abdomen
Tidak tampak adanya kotoran, tidak ada luka dan nyeri, tidak ada
keluhan lain
11) Genetalia
Pasien mengatakan tidak ada kelainan dan keluhan apapun
E. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan memahami masalah penyakitnya dan tidak
melakukan perawatan kesehatan
3) Pola eliminasi
Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi agak
lunak, BAK 3-5x sehari dan tidak ada keluhan lain
4) Pola aktivitas
Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat beraktivitas
9) Pola seksual
Pasien mengatakan tidak mengalami masalah apapun
10) Pola stress-koping
Apabila pasien ada masalah selalu dibicarakan dengan
keluarganya
F. Prosedur Diagnostik
V. Implementasi Keperawatan
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan