Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

TENTANG DERMATITIS PADA NY.L

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal


Bedah II

DOSEN PEMBIMBING : DESPIYADI.S.KEP.,NS

NAMA : SITI MASRURAH

NIM : 11409718032

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA

BANJARMASIN

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : SITI MASRURAH

NIM : 11409718032

Tingkat : IIIA

Saya yang bertandatangan dibawah ini telah menyelesaikan laporan


pendahuluan dan asuhan keperawatan dengan kasus Dermatitis pada Ny.L.

Banjarmasin, 1 Oktober 2020

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Mahasiswa

DESPIYADI.S.KEP.,NS SITI MASRURAH

NIP : 056637120 NIM : 11409718032


LAPORAN PENDAHULUAN DERMATITIS

A. Konsep Medis
1. Definisi Penyakit
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis)
sebagai respons terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor
endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa eflorensi polimorfik
(eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan
gatal. Dermatitis cenderung residif dan menjadi kronis .(NANDA NIC-
NOC. 2015).Dermatitis adalah peradangan pada kulit (imflamasi pada
kulit) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukan
sisi.
2. Klasifikasi
a. Dermatitis Kontak
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansi yang menempel pada kulit. Dermatitis yang
muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun
yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen.Indikasi
dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk,
penderita akan mengalami bentol-bentol yang
meradang. Disebabkan kontak langsung dengan salah satu
penyebab iritasi pada kulit atau alergi.Contohnya sabun
cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai.Alergennya
bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau
rumput.
b. Neuro Dermatitis
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud
kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25
cm. Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita
kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita
untuk menggaruk bagian yang terasa gatal.Biasanya muncul pada
pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian
belakang dari leher.
c. Seborrheic Dermatitis
Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung,
antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian
atas. Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul
saat kondisi mental dalam keadaan stres atau orang yang
menderita penyakit saraf seperti Parkinson.
d. Dermatitis Stasis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik
vena(atau hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005).
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan
kaki dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau
coklat, menebal dan gatal.Dermatitis muncul ketika adanya
akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi
kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab
e. Dermatitis Atopik
Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai
gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-
anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam
serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis
alergik, atau asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal
yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi,
distribusinya dilipatan (fleksural).
3. Etiologi
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.Sebagian besar
merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia,
bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan
dermatitis.Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam,
basa), fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme
(mikroorganisme, jamur).
b. Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopik
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres, dan
iritasi dapat menjadi penyebab eksim.Masing-masing jenis eksim,
biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Sering kali, kulit yang
pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi
infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita
mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah
jaringan kulit. Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang
terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas
saat disentuh dan selulit muncul pada seseorang yang sistem
kekebalan tubuhnya tidak bagus.
4. Tanda dan Gejala
Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda
radang akut terutama pruritus (gatal), kenaikan suhu tubuh,
kemerahan, edema misalnya pada muka (terutama palpebra dan
bibir), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.
a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau
bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.
b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat
mengering menjadi kusta.
c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi,
papul dan likenefikasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal
suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa
kelainan kulit stadium kronis.
5. Patofisiologi
Dermatitis kontak alergik termasuk reaksi tipe IV ialah
hipersenitivitas tipe lambat.Patogenesisnya melalui dua fase yaitu
fase indukdi (fase sensitisasi) dan fase elisitasi.Fase induksi ialah
saat kontak pertama alergen dengan kulit sampai limfosit mengenal
dan memberikan respon, memerlukan 2-3 minggu. Fase elesitasin
ialah saat terjadi pajanan ulang dengan alergen yang sama atau
serupa sampai timbul gejala klinis.
Pada fase induksi, hapten (proten tak lengkap) berfenetrasi ke
dalam kulit dan berikatan dengan protein barier membentuk anti gen
yang lengkap. Anti gen ini ditangkap dan diproses lebih dahulu oleh
magkrofak dan sel Langerhans, kemudian memacu reaksi limfoisit T
yang belum tersensitasi di kulit, sehingga terjadi sensitasi limposit T,
melalui saluran limfe, limfosit yang telah tersensitasi berimigrasi ke
darah parakortikal kelenjar getah bening regional untuk
berdiferensiasi dan berfoliferasi membentuk sel T efektor yang
tersensitasi secara spesifik dan sel memori. Kemudian sel-sel
tersebut masuk ke dalam sirkulasi, sebagian kembali ke kulit dan
sistem limfoid, tersebar di seluruh tubuh, menyebabkan keadaan
sensetivitas yang sama di seluruh kulit tubuh.Pada fase elisitasi,
terjadi kontak ulang dengan hapten yang sama atau serupa. Sel
efektor yang telah tersensitisasi mengeluarkan limfokin yang mampu
menarik berbagai sel radang sehingga terjadi gejala klinis
6. Pathway

Sabun, detergen, zat kimia allergen: s.sensitizen

Iritan primer sel langerhans & makrofag

Mengiritasi kulit Gangguan Sel T


integritas kulit

Peradangan kulit(lesi) Sensitasi sel T oleh saluran limfe


Terpajang ulang

Reaksi hipersensitivitas IV

sel efektor mengeluarkan

Risiko Gangguan lim


nyeri
infeksi fokin citra tubuh

Gejala klinis: gatal, panas,

kemerahan
pada kulit

Gangguan pola tidur


7. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
gangguan integument yaitu :
a. Biopsi kulit
Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil cintih
jaringan dari kulit yang terdapat lesi.Biopsi kulit digunakan untuk
menentukan apakah ada keganasan atau infeksi yang disebabkan
oleh bakteri dan jamur.
b. Uji kultur dan sensitivitas
Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui adanya virus, bakteri, dan
jamur pada kulit.Kegunaan lain adalah untuk mengetahui apakah
mikroorganisme tersebut resisten pada obat – obat tertentu.Cara
pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan mengambil
eksudat pada lesi kulit.
c. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
Pemeriksaan kulit perlu mempersiapkam pencahayaan khusus
sesuai kasus.Faktor pencahayaan memegang peranan penting.
d. Uji temple
Uji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi, untuk
mengetahui apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan factor
imunologis, untuk mengidentifikasi respon alergi.Uji ini
menggunakan bahan kimia yang ditempelkan pada kulit,
selanjutnya dilihat bagaimana reaksi local yang ditimbulkan,
apabila ditemukan kelainan pada kulit, maka hasil nya positif.
8. Penatalaksanaan Medis
a. Dermatitis kontak
1) Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab
dermatitis kontak
2) Pada tipe iritan, basuhlah bagian yang terkena dengan air
mengalir sesegera mungkin intermiten
3) Jika sampai terjadi lecet, tanganilah seperti menangani luka
bakar.
4) Obat anti histamin oral untuk mengurangi rasa gatal dan perih
yang dirasakan.
5) Kortikosteroid dapat diberikan secara topikal, oral, atau
intravena sesuai dengan tingkat keparahannya.
b. Dermatitis atopik
1) Menghindar dari agen pencetus seperti makanan, udara
panas/dingin, bahan-bahan berbulu.
2) Hindari kulit dengan berbagai jenis pelembab antara lain krim
hidrofolik urea 10% atau pelembab yang mengandung asam
laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%.
3) Kortikosteroid topikal potensi rendah diberi pada bayi, daerah
intertriginos dan daerah genitalia. Kortikosteroid potensi
menengah dapat diberi pada anak dan dewasa. Bila aktifitas
penyakit telah terkontrol. Kortikosteroid diaplikasikan
intermiten, umumnya dua kali seminggu. Kortikosteroid oral
hanya dipakai untuk mengendalikan DA eksaserbasi akut.
Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah, diberi selang-
seling. Dosis diturunkan secara tapering. Pemakaian jangka
panjang akan menimbulkan efek samping dan bila tiba-tiba
dihentikan akan timbul riebound phenomen.
4) Antihistamin topikal tidak dianjurkan pada DA karena
berpotensi kuat menimbulkan sensitisasi pada kulit.
Pemakaian krim doxepin 5% dalam jangka pendek (1 minggu)
dapat mengurangi gatal tanpa sinsitisasi, tapi pemakaian pada
area luas akan menimbulkan efek samping sedatif.
5) Pemberian antibiotika berkaitan dengan ditemukannya
peningkatan kolonis. Aureus pada kulit penderita DA. Dapat
diberi eritromesin, asitromisin atau kaltromisin. Bila ada infeksi
virus dapat diberi asiklovir 3 x 400 mg/hari selama 10 hari atau
4 x 200 mg/hari untuk 10 hari.
c. Neurodermatitis sirkumskripta
1) Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk
mengurangi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal,
pemberian steroid topical juga membantu mengurangi
hyperkeratosis. Pemberian steroid topical mid-potent diberikan
pada reaksi radang yang akut, tidak direkomendasikan untuk
daerah kulit yang tipis (vulva, scrotum, axilla dan wajah), pada
pengobatan jangka panjang digunakan steroid yang lowpoten,
pemakaian high-potent steroid hanya dipakai kurang dari 3
minggu pada kulit.
2) Anti-depresan atau Anti-anxiety sangat membantu pada
sebagian orang dan perlu pertimbangan untuk pemberiannya.
3) Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
topikal ataupun oral.
d. Dermatitis numularis
1) Bila kulit kering diberi pelembab atau emolien
2) Secara topical lesi  dapat diobati dengan obat antiinflamasi,
misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus.
3) Kalau ditemukan infeksi bakterial, diberikan antibiotik secara
sistemik.
4) Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada kasus yang berat
dan refrakter, dalam jangka pendek.
e. Dermatitis statis
1) Diuretik
2) Imunosupresan
3) Istirahat
4) Kortikosteroid
5) Pelembab
6) Terapi kompresi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur (Dermatitis kontak dapat terjadi pada semua
orang di semua umur sering terjadi pada remaja dan dewasa muda
dapat terjadi pada pria dan wanita), alamat, tempat tanggal lahir,
pendidikan, suku, agama, diagnosa medis, jenis kelamin, pendidikan,
status pernikahan, dan identitas keluarga yang bertanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama :
Pada penderita dermatitis biasanya akan ditemukan keluhan gatal
pada kuli, suhu tubuh meningkat/demam, kemerahan, kering,
edema disertai nyeri, dan rasa terbakar pada kulit. Keluhan
tersebut bisamuncul tergantung bagaimana respon kulitdari
masing-masing orang.
2) Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya penderita dengan dermatitis akan mengalami rasa gatal-
gatal pada kulit yang dapat menimbulkan lesi akibat adanya infeksi
sehingga suhu tubuh bisa meningkat/demam, kemerahan, edema
disertai rasa nyeri, rasa terbakar/panas pada kulit.Keluha-keluhan
yang muncul dan tidak bisa ditangani oleh penderita sehingga
penderita harus datang ke pelayanan kesehatan.
3) Riwayat penyakit dahulu :
Biasanya pada pasien dengan dermatitis juga bisa disebakan oleh
adanya riwayat alergi terhadap bahan-bahan tertentu, kemudian
juga dilihat dari sensitivitas kulit seseorang itu sendiri.
4) Riwayat penyakit keluarga :
Pada penderita dermatitis ditanyakan apakah ada penyakit
keluarga yang sama dengan yang dialami penderita, selain itu
pada anak-anak sering ditemukan alergi terhadap bahan tertentu
yang mungkin diketahui oleh keluarganya.
c. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Biasanya pada penderita dermatitis tidak begitu paham dengan
kondisi kesehatan terutama terhadap alergi bahan-bahan kimia
yang dapat menimbulka dermatitis. Jika penderita merasakan
keluhan biasanya pasien minum obat dan apabila penyakitnya
tidak sembuh pasienpergi ke pelayanan kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolik
Biasanya pada penderita dermatitis bisa ditemukan nafsu makan
terganggu karena penyakit yang rasakan seperti rasa panas,
demam dan nyeri bagian kulit yang biasanya membuat nafsu
makan turun tetapi tergantung dari masing-masin idividu yang
mengalami.
3) Pola eliminasi
Pada penderita dermatitis biasanya tidak ditemukan gangguan
pada pola eliminasi, kecuali dermatitis timbul pada bagian genital
sehingga membuat penderita takut untuk BAK.
4) Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pada penderita dermatitis tidak mengganggu aktivitas
sehari-hari tetapi tergantung dari tingkat keparahan penyakit dan
rasa nyeri atau lokasi sakit yang dirasakan.
5) Pola tidur dan istirahat
Biasanya pada pola istirahat penderita dermatitis terjadi gangguan
pola tidur dikarenakan rasa nyeri dan rasa gatal ataupun rasa
terbakar yang dialami
6) Pola hubungan dan peran
Biasanya hubungan dengan keluarga,teman dan tetangga
terganggu karena penyakitnya yang dirasakan.
7) Pola sensori dan kognitif
Biasanya pada penderita dermatitis tidak ditemukan ganngguan
tetapi tergantung dari masing-masing individu yang mengalami
penyakit tersebut..
8) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya pada penderita dermatitis status mental sadar, bicara
normal, masih mampu berinteraksi social .
9) Pola reproduksi dan seksual
Biasanya penderita dermaitis merasa terganggu dengan pola
seksual jika penyakit tersebut menyerang bagian genetalia
10) Pola penanggulangan stress
Biasanyapada penderita dermatitis mangatasi rasa nyeri dengan
mengkonsumsi obat anti nyeri dan karena nyeri yang dirasakan
biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa khawatir klien
tentang penyakitnya.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya pada penederita dermatitis menyebabkan malaise,
demam, rasa panas pada kulit sehingga bisa membuat rutinitas
ibadah penderita terganggu.
d. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum penderita bergantung pada luas, lokasi timbulnya lesi
atau kemerahan pada kulit, dankekuatan daya tahan tubuh. TTV
biasanya penderita mengalami peningkatan suhu tubuh dan akibat
nyeri yang dirasakan bisa juga mengakibatkanpeningkatan denyut
jantung, peningkatan pernapasan, serta peningkatan tekanan darah.
1) Pemeriksaan head to toe dengan cara Inspeksi (Melihat),
Auskultasi (Mendengar), Palpasi (Meraba), Perkusi (Mengetuk)
mulai dari :
a) Kepala : Biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak
ada lukaataulesi.
b) Rambut : biasanya berwarna hitam tergantung
tingkatan usia
c) Wajah : kebersihan, ada lesi/tidak ada
edema/tidak, dan tidakpucat, sianosis adanya
kemerahan/tidak.
d) Mata : Konjungtiva pucat/tidak dan sklera
ikterus/tidak, ada kelainan atau tidak, serta adanay bengkak
kemrahan/tidak
e) Mulut dan gigi : Bersih/tidak, warna bibir, ada
stomatitis/tidak, gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
Biasanya pada herpes terdapat lesi pada bagian bibir akibat
infeksi
f) Leher : ada kelainan atau tidak, adanya nyeri
tekan/tidak, adanya kemerahan atau tidak karena dermatitis
bias menyerang bagian kulit manapun
g) Thorak : Irama cepat/ tidak, suara jantung
normal/tidak, ada tidak bunyi tambahan nafas. Tidak ada
masa/ benjolan,ada nyeri tekan atau tidak.
h) Abdomen : Ada atau Tidak luka bekas operasi,
distensi abdoen atau tidak, kembung atau tidak, warna,
kebersihan.
i) Genetalia : Apakah ada varises, bersih, adanynya
nyeri tekan atau tidak, edema/tidak. Biasanya pada dermatitis
yang menyerang genital mengalami kelainan seperti warna
kemerahan serta adanya rasa nyeri
j) Rectum : Bersih/tidak, tidak ada edema,
Adanya tanda- tanda insfeksi/tidak).
k) Ekstrimitas : Edema/tidak, adanya varises/tidak,
sianosis, CRT kembali normal/tidak
l) Integumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang
akut terutama priritus (sebagai pengganti dolor),  kemerahan
(rubor),  gangguan fungsi kulit (function laisa), terdapat
Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian
membesar, terdapat bula atau pustule, hiperpigmentai tau
hipopigmentasi.Adanya nyeri tekan,  edema atau
pembengkakan, serta kulit bersisik
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang kemungkinan muncul pada penyakit
dermatitis diantaranya :
a. Nyeri akut berhubungan dengan lesi pada kulit
b. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan
fungsi barier kulit.
c. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan Pruritus.
d. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan penampakan kulit
yang tidak baik
e. Defisit pengetahuan tentang perawatan kulit serta cara menangani
kelainan pada kulit
f. Risiko infeksi berhubungan dengan lesi, bercak – bercak merah pada
kulit.
3. Rencana Tindakan Keperawatan

No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


dx
1 NOC : NIC: 1. Untuk mengalihkan
Tujuan : 1. Berikan tindakan rasa nyeri.
Setelah dilakukan nyaman, misalnya pijatan 2. Untuk mengurangi
tindakan keperawatan punggung, ciptakan rasa nyeri pasien.
selama 3x24 jam lingungan yang tenang. 3. Untuk membantu
diharapkan nyeri bisa 2. Kolaborasi pemberian meringankan
teratasi. obat nyeri. kecemasan pasien
Kriteria Hasil: 3. Ajarkan tekhnik relaksasi, 4. Untuk meningaktkan
1. Pasien tampak rileks. distraksi . kesehatan tubuh.
2. Pasien mampu 4. Kontrol lingkungan yang Untuk mengetahui
tidur/istirahat dengan dapat mempengaruhi keadaan umum
tenang. nyeri seperti suhu, pasien
3. Pasien tidak gelisah, pencahayaan dan
tidak merintih kebisingan.
5. Anjurkan untuk
meningkatkan istirahat.
Monitor tanda-tanda vital
2 Setelah dilakukan 1. Monitor warna kulit 1. Mengetahui
tindakan keperawaan 2. Monitor adanya infeksi perubahan warna
selama ... x 24 jam, 3. Monitor temperatur kulit kulit
integritas kulit klien dapat 4. Jaga kebersihan kulit agar 2. Mengetahui infeksi
membaik dengan kriteria tetap bersih dan kering yang terjadi
hasil : 5. Anjurkan klien untuk 3. Mengetahui
menggunakan pakaian kelembaban kulit
1. Tissue Integrity :
longgar 4. Mempermudah
Mucous Membran
6. Monitor status nutrisi klien proses
Temperatur jaringan
7. Oleskan lotion pada penyembuhan
baik
daerah yang tertekan 5. Agar kulit dapat
2. Sensasi baik
mendapatkan udara
3. Hidrasi baik
yang cukup
4. Tidak ada lesi atau 6. Agar kebutuhan akan
luka nutrisi tercukupi
7. Untuk mengurangi
infeksi pada kulit
3 Setelah dilakukan 1. Tinjau ulang kebutuhan 1. Membantumengidentif
tindakan keperawatan perubahan tidak normal ikasi kebutuhan pola
selama….x24 jam berkenaan dengan tidur
diharapkan gangguan kehamilan 2. Meringankan rasa
pola tidur bisa stabil 2. Evaluasi tingkat kelelahan, lelah
Kriteria hasil : anjurkan pasien untuk 3. Ansietas,
1. Tidur pasien sesuai istirahat 1-2 jam pada ketidaknyamana fisik
kebutuhan/normal siang hari dan 8 jam pada dapat mempersulit
2. Pasien tidak cemas malam hari tidur
3. Anjurkan tekhnik 4. Memungkinkan
relaksasi, dan penurunan diafragma menurun,
aktivitas membantu
4. Anjurkan tidur posisi semi mengembangkan
fowler ekspansi paru
5. Jelaskan pentingnya tidur 5. Memahami akibat dari
yang adekuat perubahan pola tidur
6. Ciptakan lingkungan yang 6. Membuat
nyaman kenyamanan pasien
sehingga mudah
tertidur.
4 Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji adanya gangguan 1. Gangguan citra diri
keperawatan selama …x pada citra diri pasien akan menyertai setiap
24 jam, klien dapat (menghindari kontak penyakit atau
menerima keadaan mata, ucapan yang keadaan yang
dirinya dengan baik. merendahkan diri sendiri, tampak nyata bagi
Dengan Kriteria Hasil : ekpresi keadaan muak pasien. Kesan
1. Mengembangkan terhadap kondisi kulitnya). sesorang terhadap
peningkatan kemauan 2. Identifikasi stadium dirinya sendiri akan
untuk menerima psikososial tahap berpengaruh pada
keadaan diri. perkembangan. konsep diri.
2. Mengikuti dan turut 3. Berikan kesempatan 2. Terhadap hubungan
berpartisipasi dalam untuk pengungkapan antara stadium
tindakan perawatan 4. Bantu pasien yang cemas perkembangan, citra
diri. dalam mengembangkan diri dan reaksi serta
3. Melaporkan perasaan kemampuan untuk menilai pemahaman pasien
dalam pengendalian diri dan mengenali serta terhadap kondisi
mengatasi masalah. kulitnya
3. Pasien membutuhkan
pengalaman yang
harus didengarkan
dan dipahami.
4. Tindakan ini
memberikan
kesempatan pada
petugas kesehatan
untuk menetralkan
kecemasan yang
tidak perlu terjadi dan
memulihkan realitas
situasi.
5 Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan apakah pasien 1. Memberikan data
keperawatan selama 3 x mnegetahui (memahami dasar untuk
24 jam, klien mengetahui dan salah mengembangkan
tentang penyakitnya. mengerti) tentang kondisi rencana penyuluhan.
Dengan KH : dirinya. 2. Pasien harus memiliki
1. Memiliki pemahaman 2. Jaga agar pasien perasaan bahwa ada
terhadap perawatan mendapatkan informasi sesuatu yang dapat
kulit yang benar ; memperbaiki mereka perbuat.
2. Mengikuti terapi seperti kesalahan konsepsi / Kebanyakan pasien
yang diprogramkan informasi. merasakan
dan dapat 3. Peragakan penerapan manfaatnya.
mengungkapkan terapi yang diprogramkan 3. Memungkinkan
secara rasional (kompres basah ; obat pasien memperoleh
tindakan yang topical). kesempatan untuk
dilakukan. menunjukkan cara
3. Menjalankan mandi, yang tepat unutk
pencucian, dan balutan melakukan terapi.
basah sesuai yang
diprogramkan.
4. Memahami pentingnya
nutrisi untuk kesehatan
kulit.
Tujuan : 1. Observasi dan laporkan 1. Mencegah terjadinya
Setelah dilakukan tanda dan gejala infeksi infeksi
tindakan keperawatan seperti kemerahan, 2. Untuk mengetahui
selama 3x24 jam panas. kodisi imun
diharapkan infeksi tidak 2. Kaji temperature pasien 3. Mencegah infeksi
terjadi setiap 4 jam 4. Agar tidak terkena
Kriteria hasil : 3. Cuci tangan sebelum dan cairan darah pasien
1. Tidak terjadi infeksi. sesudah melakukan yang 1 dengan yang
2. Tanda-tanda infeksi tindakan lain.
bisa ditangani. 4. Gunakan standar sarung 5. Agar tidak terjadi
tangan selama kontak infeksi.
dengan darah/cairan. 6. Supaya tubuh tetap
5. Pastikan tekhnik perawat sehat.
luka secara tepat. Tanda-tanda tersebut
6. Anjurkan pasien untuk merupakan indikasi
istirahat yang cukup. terjadinya bakterimia,
7. Catat adanya tanda shock yang tidak
lemas, kedinginan, terdeteksi
anoreksia

4. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun
5. Evaluasi
Hasil akhir setelah proses keperawatan dilaksanakna
a. Nyeri teratasi, pasien tampak rileks.pasien mampu tidur/istirahat
dengan tenang, pasien tidak gelisah, tidak merintih
b. Integritas kulit klien dapat membaik mucous membran temperatur
jaringan baiksensasi baik, hidrasi baik tidak ada lesi atau luka
c. Gangguan pola tidur bisa stabiltidur pasien sesuai
kebutuhan/normal, pasien tidak cemas
d. Mampu menerima keadaan dirinya dengan baik mengembangkan
peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri, mengikuti
dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri,
melaporkan perasaan dalam pengendalian
e. Klien mengetahui tentang penyakitnya yaitu memiliki pemahaman
terhadap perawatan kulit, mengikuti terapi seperti yang
diprogramkan dan dapat mengungkapkan secara rasional
tindakan yang dilakukan, menjalankan mandi, pencucian, dan
balutan basah sesuai yang diprogramkan
f. Infeksi tidak terjadi, tanda-tanda infeksi bisa ditangani.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan SistemIntegumen.Jakarta:


Nuha Medika

Kowalak, Jenifer.2011.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta: EGC

Herdman, T.Heather. 2015. NANDA International Inc Diagnosis Keperawatan.


Jakarta:EGC

Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis


Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi. Jogjakarta:Mediction.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DERMATITIS

I. Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama : Ny. L
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Agama : islam
Suku / Bangsa : banjar
Status perkawinan : kawin
Alamat : Komplek Surya Gemilang

B. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. A
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Agama : islam
Alamat : SDA
Hubungan dengan pasien : Suami

C. Riwayat penyakit
1) Keluhan utama : pasien mengeluh gatal-gatal pada tangan
2) Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan tanganya gatal-
gatal dan sering digaruk-garuk mengunakan tangan saat gatal
menyerang. Saat pengkajian didapatkan TTV pasien :
TD :120/80 mmHg N : 80
R : 18 S : 36,3 °C
3) Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan tidak pernah
dirawat diRS ,pasien hanya meminum obat-obatan yang dijual di
minimarket atau apotik terdekat
4) Riwayat penyakit keluarga :pasien mengatakan tidak ada penyakit
keturunan pada keluarga pasien

Genogram

Keterangan :
: pasien : perempuan
: laki-laki : satu rumah
: hubungan keluarga : meninggal

D. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran umum
Kesadaran : pasien tampak sadar
Penampilan : pasien tampak rapi dan terawat
Tanda vital : TD : 120/80 mmHg R : 18
N: 80 S : 36,3°C
2) Kulit
Kulit pasien tampak bersih, tidak ada turgor dan lesi, warna kulit
pasien sawo matang

3) Kepala dan leher


Kepala dan leher pasien tampak bersih, tidak ada terdapat luka,
tidak ada kelenjar gondok, tidak merasakan pusing, dan fungsi
pergerakan masih bagus

4) Mata
Mata pasien tampak simetris kiri dan kanan, sklera tampak putih
kemerahan, konjungtiva tampak pucat, pupil tampak terjadi miosis
ketika terkena cahaya, fungsi penglihatan tampak baik, dan tidak
tampak adanya kotoran pada mata

5) Hidung
Kebersihan hidung pasien tidak tampak adanya kotoran, tidak ada
pembengkakan atau peradangan , fungsi penciuman tampak baik

6) Telinga
Telinga kanan dan kiri simetris, kebersihan telinga tidak tampak
adanya kotoran, tidak ada perdarahan dan peradangan, fungsi
pedengaran baik

7) Mulut
Keadaan gigi atas menggunakan gigi palsu dan untuk gigi bawah
terlihat cuman satu yg terlepas, kebersihan gigi tidak tampak
kotoran, tidak ada perdarahan dan peradangan, fungsi bicara baik

8) Dada
Tidak tampak adanya kotoran, gerakan dada simetris kiri dan
kanan, pola pernafasan teratur dan vesikuler , tidak ada keluhan
lain

9) Abdomen
Tidak tampak adanya kotoran, tidak ada luka dan nyeri, tidak ada
keluhan lain

10) Ekstremitas atas dan bawah


Tidak tampak adanya kotoran, tidak ada terdapat luka , fungsi
pergerakan ditangan sebelah kiri menurun karena sudah tidak
dapat merasakan apapun

11) Genetalia
Pasien mengatakan tidak ada kelainan dan keluhan apapun
E. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan memahami masalah penyakitnya dan tidak
melakukan perawatan kesehatan

2) Nutrisi dan cairan tubuh


Pasien mengatakan makan 3x sehari dan minum air putih ± 8
gelas sehari, tidak ada keluhan pada nafsu makan

3) Pola eliminasi
Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi agak
lunak, BAK 3-5x sehari dan tidak ada keluhan lain

4) Pola aktivitas
Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat beraktivitas

5) Pola istirahat dan tidur


Pasien mengatakan tidur 7-8 jam pada malam hari dan kadang
tidur siang selama 2 jam, selebihnya tidak ada keluhan lain

6) Pola persepsi kognitif


Pasien dapat mengingat nama ,usia , nama orag tua dan keluarga

7) Pola persepsi terhadap diri


Pasien berharap dapat sembuh dari penyakitnya

8) Pola hubungan-peran interaksi sosial


Pasien tampak berinteraksi baik dengan keluarga dan orang lain

9) Pola seksual
Pasien mengatakan tidak mengalami masalah apapun
10) Pola stress-koping
Apabila pasien ada masalah selalu dibicarakan dengan
keluarganya

11) Pola kepercayaan dan nilai keyakinan


Pasien beragama islam , pasien sering berdoa dan bertawakal
pada Tuhan YME

F. Prosedur Diagnostik

No Hari/Tanggal Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil


1 - - - -

II. Anaisa Data

No Data Objektif/Subjektif Etiologi Masalah


1 Ds : pasien mengatakan broblitus Kerusakan
tanganya gatal-gatal dan sering intergritas kulit
digaruk-garuk mengunakan
tangan saat gatal menyerang

Do : Kulit terlihat terkelupas dan


warnanya putih dan setelah
digaruk-garuk warnaya menjadi
merahmerah disekitar kulit yang
digaruk-garuk.

III. Daftar Masalah

No Diagnosa Keperawatan Tanggal Muncul Tanggal Teratasi


1 Kerusakan intergrits kulit b.d 19 September -
kekeringan pada kulit 2020

IV. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawa Kriteria Hasil
tan
1 Kerusaka Setelah 1. Monitor TTV 1. Untuk
n intergrits dilakukan 2. Kaji factor alergi mengetahui
kulit b.d tindakan 3. Pantau tanda keadaan umum
kekeringa perawat tanda infeksi pasien
n pada selama 1 jam 4. Anjurkan pasien 2. Dengan
kulit diharapkan untuk selalu mengetahui
kulit kllien menjaga hygiene terjadinya alergi
normal pribadi dan juga sehingga
kemmbali lingkungan nantinya dapat
5. Berikan informasi dihindari
yang menngenai 3. Untuk
penyakit yang mengetahui
dialami apakaah terjadi
infeksi pada kulit
pasien
4. Agar
kenyamanan
pada kulitt
meningkat
5. Agar pasien
mendapatkan
informasi yang
benar.

V. Implementasi Keperawatan

No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi


Keperawatan
1 Kamis 8-10- Kerusakan 1. Memonitor TTV
2020 intergrits kulit 2. Mengkaji factor alergi
b.d kekeringan 3. memantau tanda tanda
pada kulit infeksi
4. menganjurkan pasien
untuk selalu menjaga
hygiene pribadi dan juga
lingkungan
5. memberikan informasi yang
menngenai penyakit yang
dialami

VI. Catatan Perkembangan

No Hari/Tanggal Jam Diagnosa Catatan Perkembangan


Keperawatan
1 Kamis 8-10- 10.00 Kerusakan S : pasien mengatakan
2020 intergrits kulit gatal pada tanga.
b.d kekeringan O : tangan pasien tampak
pada kulit ada luka dan kemerahaan
TD : 120/80 mmHg
N : 80
R : 18
S : 36,3°C

A : masalah belum teratasi


P : lanjutkan intervensi
I:
1. menganjurkan
pasien untuk
selalu menjaga
hygiene pribadi dan
juga lingkungan
2. memberikan
informasi yang
menngenai
penyakit yang
dialami

E : Dilakukan penkes oleh


mahasiswa Siti Masrurah ,
pasien bersedia di kontrak
untuk intervensi selanjutnya
sabtu pagi jam 11.30
2 Sabtu 10-10- 11.30 Kerusakan S : pasien mengatakan
2020 intergrits kulit gatal pada tanga sudah
b.d kekeringan berkuranng.
pada kulit O : luka ditangan pasien
mulai mengering
TD : 120/80 mmHg
N : 80
R : 18
S : 36,3°C

A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai