Anda di halaman 1dari 6

Nindi Arnanda

1843050082

Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta


Apt. Wan Syurya Tri Dharma, S.Farm., MPH.

PRE TEST
PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
PENGENALAN HEWAN PERCOBAAN

Soal Pre Test Praktikum Farmakologi !


1. Apa tujuan praktikum kali ini? Sebutkan prinsip dan tujuan dari praktikum hari ini!
2. Jelaskan yang dimaksud dengan hewan coba/hewan uji? Jelaskan kegunaan dari hewan
percobaan?
3. Hewan percobaan apa yang biasa di gunakan dalam praktikum kali ini dan sebutkan berapa
suhu tubuh normal dari hewan uji tersebut? Berikan alasan kenapa hewan tersebut sering
digunakan sebagai hewan percobaan?
4. Sebutkan dann jelaskan pula karakteristik hewan uji yang digunakan dalam percobaan kali
ini berikut dengan kelebihan dan kekurangannya!
5. Jelaskan cara-cara yang digunakan untuk mengorbankan/mematikan hewan percobaan jika
sudah selesai menjadi hewan uji?
6. Sebutkan cara-cara rute pemberian obat pada hewan uji. Jelaskan masing-masing prosedur
pelaksanaannya!
7. Sebutkan kelebihan dan kekurangan pemberian obat secara intramuscular!
8. Manakah rute obat yang paling baik diberikan? Berikan alasannya!
9. Berapakah jumlah volume cairan yang diberikan kepada hewan uji secara oral, apabila
diketahui bobot hewan uji mencit yaitu 20-30 gram.
10. Jelaskan maksud pernyataan “perbedaan rute pemberian akan mempengaruhi onset dan
durasi obat”.
Jawab

1. Tujuan praktikum pada hari ini adalah Dapat menjelaskan kembali karakteristik hewan
percobaan yang lazim dipergunakan dalam percobaan dan Dapat memperlakukan dan
menangani hewan percobaan seperti mencit, tikus dengan baik. Prinsip dasar etika
penelitian hewan percobaan meliputi Prinsip Etik Penelitian (Respect, Beneficiary,
Justice) dan Prinsip Etik Penggunaan Hewan yakni 3 Rs (Reduction, Replacement,
Refinement). Serta Prinsip Etik Pemeliharaan/Perlakuan Hewan 5F (5
Freedoms/kebebasan dari Lapar & haus, tidak nyaman, sakit & cedera, takut &
penderitaan dan mengekspresikan perilaku alami)

2. Hewan coba/hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang
khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik. Hewan percobaan digunakan
untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia.

Peranan hewan percobaan dalam kegiatan penelitian ilmiah telah berjalan sejak puluhan
tahun yang lalu. Sebagai pola kebijaksanaan pembangunan nasional bahkan internasional,
dalam rangka keselamatan umat manusia di dunia adalah adanya Deklarasi Helsinki.
Deklarasi ini berisi tentang segi etik percobaan yang menggunakan manusia (1964)
antara lain dikatakan perlunya diakukan percobaan pada hewan, sebelum percobaan di
bidang biomedis maupun riset lainnya dilakukan atau diperlakukan terhadap manusia,
sehingga dengan demikian jelas hewan percobaan mempunyai mission di dalam
keikutsertaannya menunjang program keselamatan umat manusia melalui suatu penelitian
biomedis

3. Jenis Hewan Coba yang digunakan adalah mencit dan tikus. Hal tersebut dikarenakan:
1. Tikus
Sangat cerdas, tidak begitu fotofobik, aktifitasnya tidak terhambat dengan kehadiran
manusia, bila diperlakukan kasar atau dalam keadaan defisiensi nutrisi, cenderung
menjadi galak dan sering menyerang, dapat hidup sendiri di kandangnya. Suhu tubuh
tikus adalah 37.5 derajat celcius dengan laju respirasi 210/menit
2. Mencit
Cenderung berkumpul bersama, penakut fotofobik, lebih aktif pada malam hari, aktifitas
terhambat dengan kehadiran manusia, dan tidak menggigit.Mencit dan tikus digunakan
sebagai hewan model hidup dalam berbagai kegiatan penelitan terutama yang akan
diterapkan pada manusia. Hewan ini mudah didapat, mudah dikembangbiakkan dan
harganya relatip murah, ukurannya kecil sehingga mudah ditangani, jumlah anak
perperanakannya banyak. Sebagaimana makhluk hidup lainnya selama pertumbuhan dan
perkembangannya mencit tidak dapat lepas dari pengaruh berbagai faktor lingkungan
hidupnya. Suhu tubuh mencit adalah 37.4 derajat celcius dengan laju respirasi 163/menit

4. Tikus Sangat cerdas, tidak begitu fotofobik, aktifitasnya tidak terhambat dengan
kehadiran manusia, bila diperlakukan kasar atau dalam keadaan defisiensi nutrisi,
cenderung menjadi galak dan sering menyerang, dapat hidup sendiri di kandangnya.
Mencit Cenderung berkumpul bersama, penakut fotofobik, lebih aktif pada malam hari,
aktifitas terhambat dengan kehadiran manusia, dan tidak menggigit.Mencit dan tikus
digunakan sebagai hewan model hidup dalam berbagai kegiatan penelitan terutama yang
akan diterapkan pada manusia. Hewan ini mudah didapat, mudah dikembangbiakkan dan
harganya relatip murah, ukurannya kecil sehingga mudah ditangani, jumlah anak
perperanakannya banyak. Sebagaimana makhluk hidup lainnya selama pertumbuhan dan
perkembangannya mencit tidak dapat lepas dari pengaruh berbagai faktor lingkungan
hidupnya.

5. Mencit
Cara kimia dengan menggunakan eter atau pentobarbital natrium pada dosis mematikan.
Cara fisik dilakukan dengan dislokasi leher. Proses dislokasi dilakukan dengan cara sbb:
Ekor mencit dipegang kemudian ditempatkan pada permukaan yang bisa dijangkau (ram
kawat penutup kandang) dengan begitu mencit akan merenggangkan badannya, kemudian
pada tengkuk ditempatkan suatu penahan misalnya pencil atau batang logam yang
dipegang dengan tangan kiri kemudia bagian ekor ditarik keras dengan tangan kanan
sehingga lehernya akan terdislokasi dan mencit akan terbunuh.
Tikus
Cara kimia dengan menggunakan eter atau pentobarbital natrium pada dosis mematikan.
Cara fisik dengan dislokasi leher
Tikus diletakkan di atas kain, kemudian badan tikus dibungkus dengan kedua kaki
depannya ikut terbungkus dengan kain kemudian dipukul bagian belakang telinga dengan
tongkat atau tikus dipegang dengan perut menghadap ke atas kemudian bagian belakang
kepala dipukul keras pada permukaan yang keras pada meja atau ekor tikus dipegang lalu
diayun sampai tengkuknya terkena permukaan bendakeras seperti bagian pinggir meja.

6. Rute penggunaan obat dapat dengan cara:


a. Melalui rute oral
b. Melalui rute parenteral
c. Melalui rute inhalasi
d. Melalui rute membran mukosa seperti mata, hidung, telinga, vagina dan sebagainya
e. Melalui rute kulit Rute Pemberian Obat
Rute pemberian obat pada hewan uji
1.               Oral
Mencit dan tikus:
Pegang mencit sesuai dengan cara yang disebutkan sebelumnya sehingga leher mencit
dalam keadaan lurus. Kemudian masukkan suntikan oral kedalam mulut sampai
esophagus (posisi suntikan oral yang dimasukkan tegak lurus).
2.               Subkutan
Mencit dan tikus:
Obat disuntikkan di bawah kulit daerah tengkuk (di leher bagian atas) dengan terlebih
dahulu mencubit kulitnya, lalu suntikkan dengan sudut 45 derajat.
3.               Intraperitoncal
Mencit dan tikus:
Hewan dipegang sesuai ketentuan sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Pada saat
penyuntikkan, posisi kepala lebih rendah dari abdomen yaitu dengan menunggingkan
mencit atau tikus. Jarum disuntikkan sehingga membentuk sudut 46 derajat dengan
abdomen, posisi jarum agak menepi dari garis tengah  (linea alba) untuk menghindari
agar tidak mengenai organ di dalam peritoneum.
Bentuk sediaan yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan besarnya obat yang
diabsorpsi, dengan demikian akan mempengaruhi pula kegunaan dan efek terapi obat.
Bentuk sediaan obat dapat memberi efek obat secara lokal atau sistemik. Efek sistemik
diperoleh jika obat beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, sedang efek lokal
adalah efek obat yang bekerja setempat misalnya salep.
4. Intravena :
Mencit dimasukkan kedalam kandang restriksi mencit dengan bagia ekor menjulur
keluar. Bagian ekor dicelupkan kedalam air hangat agar pembuluh vena ekor mengalami
dilatasi lalu pemberian obat kedalam pembuluh vena menjadi mudah. Pemberian obat
dilakukan dengan jarum suntik no.24.
5. Intramuskular :
Obat disuntikkan kedalam otot posterior paha dengan jarum suntik no.24
7. * Keuntungan
Tidak diperlukan keahlian khusus
Dapat dipakai untuk pemberian obat larut dalam minyak
Absorbsi cepat obat larut dalam air
* Kerugian
Rasa sakit
Tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah
Bioavibilitas berfariasi.
Obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan

8. Rute terbaik adalah intravena dikarenakan obat akan bekerja tepat dan cepat pada titik
aksi, tidak memerlukan proses metabolism atau pencernaan, efisien dan dapat digunakan
pada keaadaan pasien koma maupun keadaan genting.
9. Untuk mencit 20- 30 gr digunakan dosis obat 1 mm, untuk tikus 100gr 5 mm
10. perbedaan rute pemberian akan mempengaruhi onset dan durasi obat adalah
Absorbsi merupakan pengambilan obat dari permukaan tubuh atau dari tempat-
tempat tertentu pada organ ke dalam aliran darah yang  dipengaruhi beberapa faktor
yakni cara pemberian obat dan bentuk sediaan. Ada beberapa cara pemberian obat
yaitu sublingual, per oral, per rectal, pemakaian pada permukaan epitel ( kulit,
kornea, vagina, mukosa hidung ), inhalasi, dan suntikan ( subkutan, intramuskuler,
dan intratekal ). Durasi adalah waktu yang diperlukan obat mulai dari obat berefek
sampai efek hilang. Durasi dipengaruhi oleh kadar obat dalam darah dalam waktu
tertentu. Pada per oral didapatkan durasi terpendek, disebabkan karena per oral
melewati banyak fase seperti perombakan dihati menjadi aktif dan tidak aktif.
Semakin banyak fase yang dilalui maka kadar obat akan turun sehingga obat yang
berikatan dengan reseptor akan turun dan durasinya pendek. Sedangkan pada
pemberian secara intraperitonial obat dengan kadar tinggi akan berikatan dengan
reseptor sehingga akan langsung berefek tetapi efek yang dihasilkan durasinya cepat
karena setelah itu tidak ada obat yang berikatan lagi dengan reseptor. Pada sub
cutan memiliki durasi yang lama, hal ini disebabkan karena obat akan tertimbun di
depot lemak/ jaringan di bawah kulit sehingga secara perlahan- lahan baru akan
dilepaskan sehingga durasinya lama. Cara pemberian obat yang baik, bila onset yang
dihasilkan cepat dan durasi dalam obat lama

Anda mungkin juga menyukai