Anda di halaman 1dari 10

SPORT CENTER GORONTALO

“ARSITEKTUR BIOMORFIK FUNICULAR”

Stanley Jordy Toreh1


Judy O Waani2
Herry Kapugu3

ABSTRAK
Olahraga adalah salah satu cara untuk menyehatkan tubuh. Olahraga merupakan sarana
bagi sebagian besar orang untuk mengurangi kejenuhan dari aktifitas sehari – hari. Ditambah
peminat olahraga meningkat menjadi masalah dalam menyediakan fasilitas atau tempat berolahraga
yang representative. Sport Center merupakan solusi kurangnya tempat yang layak untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Bahkan bisa menjadi tempat olahraga sekalian berekreasi. Rancangan Sport
Center Gorontalo ini hadir dengan kategori Gedung Olahraga yang terdiri dari bangunan olahraga
tertutup untuk cabang bola voli, basket, dan bulu tangkis dengan ruang – ruang untuk kegiatan
pengelolaan gedung olahraga. Komponen - komponen rancangan ruang – ruang terbuka hijau dan
lapangan untuk latihan, serta hadir dengan performa yang terbilang unik dan berpotensi menjadi
landmark bagi Kota Gorontalo. Keterbatasan sarana olahraga yang dapat mewadahi klub – klub
atau kelompok kelompok orang di Gorontalo yang tidak tertampung oleh fasilitas olahraga yang
sudah ada, sehingga mereka berlatih dengan fasilitas seadanya atau berlatih di tempat – tempat yang
kurang representatif. Masalah lain yang perlu menjadi perhatian adalah fasilitas – fasilitas olahraga
yang ada di Gorontalo kebanyakan tersebar letaknya sehingga sulit bagi klub – klub atau kelompok –
kelompok orang untuk menjangkau lokasi fasilitas olahraga. perancangan gedung olahraga untuk
mengatasi kebutuhan fasilitas olahraga di kota Gorontalo yang memiliki keterbatasan dengan
fasilitas olahraga dengan memperhatikan kebutuhan kebutuhan olahraga serta rekreasi melalui
konsep biomorfik funicular. Penerapan konsep biomorfik pada sport center agar dapat menggunakan
elemen eksisting alam sebagai sumber inspirasi untuk menciptakan bentuk.

Kata Kunci : Gedung Olahraga, Gorontalo

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Olahraga merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia untuk memelihara
kesehatan dan kebugaran tubuh. Setiap orang melakukan kegiatan olahraga tidak hanya karena alasan
kesehatan. Alasan lain yang mendorong seorang untuk berolahraga yaitu karena olahraga merupakan
kegiatan yang menghibur dan menyenangkan di tengah kesibukan. Prestasi melalui kegiatan olahraga
pun menjadi suatu alasan seseorang menekuni olahraga. Olahraga pada masa muda pada umunya
diketahui mempunyai dua keuntungan besar, yaitu : dapat membina bakat olahraga untuk menjadi
juara, serta memanfaatkan waktunya dengan baik daripada menganggur yang dapat menimbulkan hal
yang negatif bagi dirinya maupun masyarakat.
Pemerintah menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang
sehat. Hal ini dapat menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan, selain

1
Mahasiswa Program Studi S1 Arsitektur UNSRAT
2
Staf Dosen Pengajar Arsitektur UNSRAT
3
Staf Dosen Pengajar Arsitektur UNSRAT

163
itu dapat menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga
memiliki tingak kesehatan dan kebugaran yang cukup.
Kota Gorontalo sebagai ibukota provinsi Gorontalo yang berkembang pesat memiliki
masyarakat yang mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap dunia olahraga. Olahraga sudah menjadi
kegiatan penting dalam kehidupan sehari – hari masyarakat di Kota Gorontalo bahkan meningkatkan
minat masyarakat ditunjukan dengan semakin bertambahnya klub – klub atau kelompok – kelompok
dari berbagai cabang olahraga di Kota Gorontalo.
Peningkatan minat masyarakat terhadap olahraga ini sendiri tidak diimbangi dengan
peningkatan kualitas maupun kuantitas fasilitas olahraga di Gorontalo bahkan terjadi kecenderungan
menurunnya kualitas fasilitas olahraga karena kurangnya perawatan. Bahkan saat ini banyak klub –
klub atau kelompok – kelompok olahraga yang tidak tertampung kegiatannya, sehingga mereka
berlatih dengan fasilitas seadanya atau berlatih di tempat – tempat yang kurang representative. Hal
tersebut dapat menghambat perkembangan olahraga di Gorontalo, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Masalah lain yang perlu menjadi perhatian adalah fasilitas – fasilitas olahraga yang ada
di Gorontalo kebanyakan tersebar letaknya sehingga sulit bagi pemerintah atau sponsor untuk
melakukan pembinaan bagi atlit dan klub.
Menghadapi fenomena tersebut, atlit, klub maupun penggemar olahraga memerlukan wadah
yang representative dimana dapat melakukan aktifitas – aktifitasnya seperti berlatih untuk
meninggkatkan prestasi, meningkatkan kebugaran fisiknya sekaligus berekreasi. Karenanya muncul
suatu pemikiran untuk menyediakan sebuah fasilitas yang mampu mewadahi kegiatan – kegiatan
tersebut dalan satu lokasi terpadu dalam bentuk sport center.
Pengembangan sport center ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kota
Gorontalo akan fasilitas olahaga secara terpadu yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya,
selain itu juga dapat meningkatkan kebugaran fisik sekaligus berekreasi.

1.2 Masalah
1. Bagaimana gedung olahraga dapat mewadahi kegiatan – kegiatan olahraga di Gorontalo.
2. Bagaimana sebuah bangunan olahraga bisa menjadi tempat rekreasi sekalian tempat
melakukan kegiatan olahraga.

1.3 Tujuan

1. Meningkatkan prestasi atlit olahraga didaerah ini, serta akan lebih banyak bibit-bibit olahraga
berprestasi
2. Meningkatkan event-event kegiatan olahraga yang dapat diadakan di kota Gorontalo.
3. Meningkatkan pelayanan (keamanan dan kenyamanan) terhadap masyarakat pencinta
olahraga (penonton).
4. Menambah fasilitas olahraga serta hiburan yang terdapat di kota Gorontalo

2. METODE PERANCANGAN

Dalam melakukan proses desain, pendekatan desain dilakukan untuk mengembangkan sebuah
kreatifitas dalam menghasilkan sebuah karya desain.
 Pendekatan desain yang dipakai adalah pendekatan logis atau rasional. Pendekatan ini berasal
dari dunia filsafat dan digunakan sebagai pendekatan langkah awal proses desain.
 Pendekatan Tematik Biomorfik funicular adalah pendekatan desain yang memperhatikan
hubungan eksisting alam dengan lokasi sekitar.

164
Teknik pengumpulan informasi dan data tentang masalah yang membutuhkan solusi dan akan
dilakukan tahap pengolahan data, berupa :
 Studi Kasus dan Studi Komparasi
Studi ini dilakukan dengan mengambil objek – objek yang sejenis yang akan dikomparasi
sehingga didapatkan pemahaman dalam perancangan yang dapat membantu proses desain.
 Studi Lapangan
Studi ini dilakukan melalui pengamatan terhadap tapak sehingga dapat langsung melihat
kelemahan dan keunggulan tapak.
 Studi Literatur
Studi untuk mendapatkan masukan berupa standar – standar perancangan, kajian teori
maupun contoh – contoh bentukan yang dapat membantu dalam perancangan.
 Analisa
Analisa dilakukan pada data – data yang telah ada guna membantu penjelasan dalam suatu
kajian.

3. KAJIAN PERANCANGAN

3.1 Deskripsi Objek

sport center adalah gedung dan sebagainya yang berukuran besar yang fungsi utamanya sebagai
tempat dilangsungkannya aktivitas olahraga.

3.2 Kedalaman Pemaknaan Objek Perancangan

Keberadaan gedung olahraga berawal dari didirikannya stadion (colloseum) untuk memenuhi
kebutuhan fasilitas keagamaan dan social pada jaman yunani. Pada masa itu, stadium biasanya
berbentuk segi empat dan tidak beratap atau hanya beratap sebagian yaitu di atas tempat duduk
penonton.
Pada jaman Romawi dikenal adanya Amphitheater yang dapat dikatakan sebagai
pengembangan bangunan stadion dan merupakan penggabungan antara teater dan fasilitas
pertandingan. Berarti telah ada pemikiran penggunaan gedung olahragauntuk kegiatan olahraga dan
hiburan.
Seiring dengan kemajuan teknologi, sekitar abad 20 dapat dibuat gedung besar yang
seluruhnya beratap yaitu Astrodome, Houston, Texas. Pemanfaatan gedung olahraga juga
berkembang menjadi bangunan serbaguna, dengan menyediakan berbagai macam fasilitas penunjang.
Gedung olahraga dimasa mendatang terutama yang berada dipusat kota mempunyai kecenderungan
untuk berpean sebagai wadah multi fungsi mengingat pertimbangan pengoptimalan penggunaan lahan
dan ruang yang terbatas.

3.3 Prospek dan Visibilitas Proyek


Gorontalo memerlukan sebuah wadah baru untuk menampung kegiatan-kegiatan olahraga
masyarakatnya. Pembangunan gedung olahraga baru yang lebih terpadu, masyarakat Gorontalo
mampu memenuhi kebutuhan akan fasilitas olahraga untuk meningkatkan prestasi, di dalam gedung
olahraga tipe B ini mendukung aktivitas olahraga, diantara lain: bola basket, bola voli, bulu tangkis,
dan takraw.
Provinsi Gorontalo merupakan Provinsi baru yang pembangunannya tergolong berkembang
dengan pesat. Banyak prestasi yang telah di raih oleh Provinsi Gorontalo terutama dibagian Olahraga.
Prestasi olahraga Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 2 tahun terakhir menunjukan peningkatan
yang signifikan dengan cabang olahraga sepaktakraw sebagai cabang unggulan. Hal ini dibuktikan

165
dengan keberhasilan Provinsi Gorontalo yang mampu meraih 2 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu
pada Pekan Olahraga Nasional tahun 2012.
Provinsi Gorontalo dengan para atlit yang berprestasi tidak sesuai dengan tempat dimana
mereka berlatih di tempat yang tidak representative. Dari hasil observasi awal didapat kurangnya
perhatian untuk menaikan standar tempat berlatih untuk para atlit. Pembangunan olahraga ini
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakan dan atlit-atlit di Gorontalo akan fasilitas
olahraga secara terpadu dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang lainnya.

3.4. Lokasi dan Tapak


Pemilihan lokasi tapak merupakan aspek penting pada perancangan sebuah gedung olahraga.
Sesuai dengan judul objek rancangan, lokasi berada di Kota Gorontalo. Gedung Olahraga
direncanakan berada diwilayah yang berdekatan dengan daerah pemukiman sehingga dapat dijangkau
dengan mudah.
Berada di Tamalate. Kota Tim. Gorontalo lokasi perancangan yang berada di Tamalate Kota
Timur Gorontalo
 Karakteristik Tapak
 Memiliki infrastruktur, potensi dan kondisi lahan yang baik
 Tapak merupakan lahan kosong
 Tapak berada di dekat kawasan perumahan
 Lokasi perencanaan mempunyaiinfrastruktur seperti jaringan listrik, telfon dan air
bersih
 Batas – Batas Tapak
 Utara : Jl. Kutai
 Timur : Jl. Bypass
 Selatan : Lahan Kosong
 Barat : Lahan Kosong
 Luasan Tapak : ± 40.077 m²

Gambar 1. Lokasi Tapak di Tamalate

Sumber: wikimapia.org/gorontalo

3.5. Kajian Tema


Asosiasi Logis Tema dan Kasus Perancangan
Tema yang digunakan adalah “Biomorfik Funicular”. Secara etimologis “Biomorfik Funicular”
menurut Dictionary Of Architecture & Construction berarti:
 Biomorfik (Biomorp) :
 Suatu gambar, lukisan, atau ukiran berbentuk bebas atau mempunyai desain
berbentuk bentukan mahluk hidup, seperti berbentuk mikro organisme dan mahluk
hidup yang biasa dijumpai di kehidupan sehari-hari.
 Proses dinamika yang berhubungan dengan pertumbuhan organisme.
 Sesuatu yang berkemampuan untuk berkembang atau tumbuh melalui perluasan,
penggandaan, pemisahan, regenerasi dan perbanyakan.

166
 Funicular
 Sesuatu yang berhubungan dengan tali atau kabel
 Bekerja dengan tali atau sebagainya

Olahraga adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan
kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat setempat untuk
kesehatan, kebugaran, kesenangan serta bagi yang mau mengejar prestasi. Hal ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat di Kota Gorontalo dalam proses menyegarkan kembali kondisi
tubuh dan pikiran, sehingga dapat beraktifitas kembali dengan kondisi yang baik dan sehat.
Dalam proses perancangan, tema haruslah sesuai dengan objek perancangan itu sendiri.
Sehingga harus diperhatikan dan dipertimbangkan factor asosiasi logis antara tema dan objek
perancangan. Dalam hal ini tema yang diangkat berkaitan dengan pengelolah bentuk struktur dan
ruang arsitektur yaitu “Biomorfik Funicular”.
4. KONSEP PERANCANGAN

Gambar 2. Site Plan


Sumber: Analisis Pribadi

Sirkulasi site mamanfaatkan sistem masuk – keluar pada dua tempat yang samadari jalan
utama dengan dibuat mengelilingi bangunan yang berada ditengah. Hal ini dimaksudkan agar sirkulasi
kendaraan yang ada disekitar site dapat tetap lancar dan tidak mengalami penumpukan kendaraan
yang dapat menyebabkan kemacetan.
Jalur sirkulasi dibuat mengelilingi bangunan bertujuan untuk memberi pengunjung view 360˚
terhadap bangunan dan memberi kesan touring kepada pengunjung yang datang di sport center ini.

167
4.1 FASADE BANGUNAN

Gambar 3.. Konsep fasade

Sumber: Analisis Pribadi

Bentukan fasade bangunan dibentuk kotak kotak agar mengikuti modul denah bangunan dan
bermaterialkan kaca, agar cahaya matahari bisa masuk ke dalam lapangan olahraga sebagai
pencahayaan alami.

Gambar 4. Konsep fasade

Sumber: Analisis Pribadi

kaca
penggunaan kaca pada tiap sisi bangunan agar dapat memanfaatkan view yang positif pada
bangunan olahraga menggunakan bukaan bukaan alami yang masuk keluar dapat memberi
kenyamanan termal dalam bangunan

168
Gambar 5. Konsep Atap bangunan

Sumber: Analisis Pribadi

Atap menggunakan konsep arsitektur biomorfik dari dasar bentuk pegunungan agar berkesan
memberikan kesejukan serasa berada di dekat pegunungan tersebut, dan celah celah antara atap
tersebut menggunakan material kaca sebagai pelindung dari hujan dan juga dapat memasukan sinar
matahari langsung kedalam bangunan.

4.2 STRUKTUR BANGUNAN


Struktur utama bangunan menggunakan baja H 30 sebagai kekuatan utama pada bangunan.
Hal ini dilakukan agar proses pekerjaan dapat lakukan secara cepat dan tidak memakan banyak biaya
pada proses pembangunan.

Gambar 6. Baja H
Sumber: www.gudangbesibaja.com

Struktur bangunan pada bangian gelanggang olahraga ini di haruskan menggunakan sistem
bentang lebar dikarenakan kebutuhan penggunaan akan ruang yang diperlukan bagi aktivitas didalam
objek. Sistem struktur yang akan digunakan nanti adalah rangka bidang.

Gambar 7. rangka atap


169
Sumber: Analisis Pribadi
5. HASIL PERANCANGAN

170
Gambar 8. Hasil Perancangan
Sumber: Analisis Pribadi

171
6. Penutup
Rancangan Sport Center di Gorontalo ini diambil untuk menjadi rancangan tugas akhir
disadari karena betapa pentingnya kegiatan olahraga bagi kehidupan sebagai masyarakat agar tahu
betapa pentingnya pola hidup sehat dan serta mengingatkan pula bahwa olahraga ini tidak dapat lepas
dari pengertian akan pembangunan masyarakat Indonesia pada umumnya terlebih khusus di daerah
Gorontalo. Selain itu objek Sport Center ini sebagai sarana perkembangan prestasi olahraga secara
umum, objek ini menjadi sarana promosi kota dan hiburan bagi masyarakat Gorontalo, mengingat
kebutuhan berolahraga sangat di perlukan guna melahirkan bibit – bibit atlit baru di Gorontalo.

Perencanaan Proyek ini dilakukan pada studi pendekatan dan asumsi terhadap
prediksi/peminat, jenis dan aktifitas pemakai serta analisis – analisis tapak, kebutuhan ruang, dan
besaran ruang yang sesuai dengan objek rancangan sehingga bisa menghasilkan objek rancangan yang
maksimal.
Suatu hal yang sangat diharapkan dari proyek tugas akhir ini adalah untuk mencoba memberikan
masukan dan pemahaman tentang dunia olahraga serta dapat mengangkat potensi sumber daya
manusia yang ada di Kota Gorontalo

7. DAFTAR PUSTAKA
Buku :

De Chiara, Joseph and Jauh Handcock Callender. Time Saver Standard for Building Types. 1986.
McGraw-Hill Book Company.

Harris, Cyril. Dictionary of Architecture and Construction (Dictionary of Architecture


&Construction).2006. McGraw-Hill Book Company.

Rencana Tata Ruang Kota Gorontalo Tahun 2010 – 2030.

Sutrisno R. Bentuk Struktur Bangunan dalam Arsitektur Modern. 1983.


Tanudjaja, F. Christian J. Sinar. Arsitektur Modern. 1993.
The Work of J. Schlaich and His Team Holgates, A. The Art of Structural Engineering – (1997).
Wiryomartono, A. Bagoes P. Seni Bangunan Dan Seni Binakota Di Indonesia. 1995. Gramedia
Pustaka Utama

Yulianto, Sumalyo. Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX. 1997. Gadjah Mada University
Press.

Zeisel, John. Inquiry by Design : Tools for Environment - Behavior Research. 1981. Brooks/Cole
Publishing Company.

Web Site :

http://www.archdaily.com/

http://www.e-architect.co.uk/

https://gorontalo.bps.go.id/

172

Anda mungkin juga menyukai