BAB III Gamma
BAB III Gamma
1. Batas Wilayah
Kelurahan Tunjungsekar mempunyai luas 190,78 ha yang terletak pada
bagian wilayah kota sebelah barat dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Kelurahan Polowijen
Sebelah timur : Kelurahan Mojolangu
Sebelah selatan : Kelurahan Purwodadi
Sebelah barat : Kelurahan Tunggulwulung/Tasikmadu
30
Gambar 3.1 Peta Kelurahan Tunjungsekar
Tipe tanah yang ada adalah tanah pertanian uang masih produktif
dan sebagian masih berupa sawah.
4. Hidrologi
PDAM
5. Iklim
6. Kependudukan
31
Dengan berpenduduk 16.519 orang Kelurahan Tunjungsekar
mempunyai kondisi penduduk yang prural dengan industri meubel yang
potensi dan kualitasnya telah sangat terkenal.terdiri dari 8 Rukun Warga
(RW) dengan 73 Rukun Tetangga (RT).
32
Bapak Samsul Arifin merupakan salah satu pengurus Kampung
Indian sejak awal berdirinya Kampung Indian. Dapat terlihat dalam lembar
wawancara saya kepada Bapak Arifin dan Dapat dilihat seperti jawaban
Kode : A/INFO3/16012018
Kode : Y/INFO7/25012018
33
Kode : P/INFO1/16012018
Modal dalam mendirikan usaha ada beberapa macam ada yang dari
tabungan sendri dan ada pula meminjam dana dari lembaga keuangan
seperti bank. Dan dari pengakuan Bapak Abdurrahman dimana modal
usaha yang dijalankan saat ini berasal dari dana tabungan sendiri yaitu dari
tabungan ayah dari Bapak Abdurrahman. Berikut pernyataan Bapak
Abdurrahman
Kode : A/INFO3/16012018
“Modal saya dulu dari tabungan saya sendiri mas sama pinjam ke
bank kerena dulu tabungan masih kurang buat beli-beli
peralatan.”
Kode : D/INFO6/22012018
34
Jika tidak memiliki cukup dana untuk modal usaha dapat juga
meminjam ke lembaga keuangan sebagai modal utama dalam mendirikan
modal seperti yang dilakukan Bapak Sugih ini, berikut pernyataan dari
Bapak Sugih
“modal awal saya pinjam ke bank mas, karena dulu saya enggak
punya dana buat beli bahan sama peralatannya.”
Kode : S/INFO10/31012018
Bisa dilihat dari data diatas bahwa mendirikan usaha meski tidak
memiliki dana yang cukup bisa meminjam ke lembaga keuangan seperti
yang dilakukan oleh Bapak Sugih.
“Disini pake kayu jati sama mahoni mas, ada tambahan juga
seperti triplek gini mas.”
Kode : Y/INFO7/25012018
35
Dan alat-alat yang digunakan memumbuni dalam proses pembuatan mebel
dikarenakan alat atau teknologi yang digunakan modern.
Bahan baku utama berupa kayu jati, kayu mahoni, dan kayu terbesi
yang dapat diperoleh para pengusaha mebel dengan mudah tnpa kendala.
Untuk mendapatkan bahan baku mebel, para pengusaha bekerja sama
dengan pemasok kayu lokal yang ada di malang tepatnya di kalipare dan di
jepara. Dan untuk alat pembutan mebel dapat di beli di toko perkakas,
seperti penuturan Bapak Abdurrahman.
“Kita pake kayu jati, kayu mahoni, sama kayu trembesi mas.
Kayunya juga lokalan ini mas enggak import biar dapat harga
terjangkau, semuanya dari kalipare sama jepara.”
Kode : A/INFO3/16012018
Ada juga bahan baku mebel dari kayu jati saja dan beberapa
trimplek sebagai bahan tambahan. Dan alat atau teknologinya bisa dibilang
kurang memumpuni dalam pembuatan mebel di zaman sekarang yang
dimana beberapa pengusaha mebel banyak yang memakai teknologi
modern. Berikut pernyataan dari Bapak Samsul.
“bahan baku disini cuma pake kayu jati balokan mas sama triplek
gawe tambahan”
36
Kode : S/INFO8/31012018
Kode : W/INFO2/16012018
37
Hal yang sama dilakukan oleh Bapak Luhur memasarkan
produknya lewat media online untuk menarik para konsumen di luar
malang maupun di luar pulau. Berikut pernyataan Bapak Luhur dalam
hasil wawancara
Kode : L/INFO5/22012018
Kode : H/INFO4/16012018
38
Dari semua hasil wawancara di atas dapat disimpulkan proses
pemasaran yang dilakukan para pengusaha mebel beragam ada yang
melalui media online yang mengikuti zaman era modern yang dimana
semuanya serba online dan ada juga memakai teknik pemasaran melaui
mulut ke mulut dimana pengusaha mebel tersebut telah memiliki
konsumen yang loyalitas terhadap apa yang pengusaha mebel jual.
Kode : L/INFO5/22012018
“Inovasi pernah mas seperti kursi ini yang saya ganti modelnya
lebih minimalis, lumayan meningkat mas.”
Kode : A/INFO3/16012018
39
kerja bagi pekerja di UMKM mebel. Seperti pernyataan Bapak Wahyu
dalam wawancara di bawah ini.
“Ya kalo saya untuk meningkatkan minat kerja atau motivasi kerja
saya beri bonus buat pekerja yang memiliki ide baru atau
memperbaiki produk yang kiranya kurang di minati konsumen.”
Kode : W/INFO2/16012018
“Saya kasih tambahan jatah libur mas atau tambahan uang untuk
pekerja yang ada beri masukkan ide tambahan jika saya sedang
ingin mengluarkan produk baru atau kasih ide buat perbaiki
kualitas maupun design dari produk kami yang lama.”
Kode : J/INFO9/31012018
Inovasi sendiri dapat muncul dari mana saja bisa dari pengalaman
dengan konsumen yang komplain terhadap produk di jual oleh para pelaku
usaha mebel. Dan juga bisa dari model yang sudah ada lalu dilakukan
design ulang supaya tidak sama persis dengan design yang di contohnya.
Seperti penyataan dari Bapak Dayat dan Bapak Hari
40
lebih baik lagi dari produk yang sebelumnya agar kedepannya
produk yang kami jual gak mengecewakan pelangan.”
Kode : D/INFO6/22012018
“Ide untuk inovasi produk kalo saya dari majalah atau katalog
dalam atau luar negeri yang kiranya model unik dan disini jarang
ada, terus dari model yang sudah ada kita rubah-rubah agar lebih
menarik lagi bagi pelangan mas.”
Kode : H/INFO4/16012018
Dari pernyataan Bapak Dayat dan Bapak Hari di atas bahwa ide
inovasi bisa lewat mana saja, seperti dari keluhan konsumen yang kurang
suka dari model maupun kenyamanannya dan ada juga melalui majalah
yang dimana terdapat beberapa model unik dan jarang ditemukan di
daerah sekitar lalu di berikan beberapa perubahan yang diharapkan produk
dapat menarik konsumen.
41
dijalankan. Faktor pendkung bisa saja melalui peralatan yang digunakan
dalam proses produksi , seperti yang dituturkan Bapak Wahyu dan Bapak
Samsul .
Kode : W/INFO2/16012018
Kode : S/INFO8/31012018
“Bank mas, jadi gampang buat pinjem uang buat beli-beli alat
atau perluas toko mas.”
Kode : D/INFO6/22012018
42
“Pendukungnya sih bahan baku sekarang lebih mudah didapat
sama terjangkau mas tapi ya kita milih-milih yang mana kiranya
kayu yang bagusan.”
Kode : P/INFO1/16012018
2. Faktor Penghambat
Setiap orang yang ingin mendirikan usaha mulai dari awal hingga
sampai keberhasilan juga selalu tidak luput dari bayang-bayng kegagalan,
yang dari kekurangan modal, sepinya pasar, kondisi pasar yang bisa
memperngaruhi, kurangnya pengalaman, kurang mengendalikan modal,
kurangnya pengawasan terhadap perlatan , lokasi yang kurang strategis,
dan sebagainya. Seperti penyataan dari Bapak Sugih dan Bapak Yono
“cuaca mas yang jadi penghambat kalo pas ujan mebel yang udah
di cat jadi gak kering-kering mas.”
Kode : S/INFO10/31012018
“penghambat sejauh ini Cuma cuaca mas yang gak nentu kadang
ujan kadang panas jadi gak bisa tepat waktu mas.”
Kode : Y/INFO7/25012018
43
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa faktor penghambat
yang mempengaruhi pengusaha mebel ialah cuaca yang tidak menentu
yang membuat para pengusaha mebel mengalami keterlambatan dalam
produksi yang dimana waktu sudah disepakati oleh konsumen dan
produsen.
“Kendala yang paling sering ya cuaca gak nentu mas, pas udah
finishing di cat tinggal jemur tiba-tiba ujan bikin pengeringan
lama sama telat waktu buat kirim ke pelangan.”
Kode : S/INFO8/31012018
Kode : P/INFO1/16012018
44
Dari data di atas terlihat bahwa terdapat hambatan yang dilalui oleh
pelaku usaha mebel yang dimana mengalami kekurangan SDM atau
pekerja untuk produksi mebel.
1) Unsur biaya produksi pada kondisi permintaan, jika industri yang bisa
dikatakan berdaya saing tinggi berarti industri tersebut dipastikan memiliki
biaya produksi yang cukup rendah. Seperti pengertian daya saing itu
sendiri bahwa suatu industri yang memiliki tingkat produktivitas yang
tinggi dengan biaya yang lebih rendah.
45
2) Teknologi pada kondisi faktor, yang dimana teknologi sendiri memiliki
peran yang cukup mempengaruhi tinggi rendahnya daya saing suatu
industri. Apabila suatu industri yang memiliki teknologi yang memadahi
atau mutakhir maka akan mempermudah dan menghemat biaya saat
produksi berbeda dengan industri yang memiliki teknologi yang masih
tradisional yang dimana akan menimbulkan biaya tambahan agar
memenuhi permintaan.
46