Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Batas Wilayah
Kelurahan Tunjungsekar mempunyai luas 190,78 ha yang terletak pada
bagian wilayah kota sebelah barat dengan batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah utara : Kelurahan Polowijen
 Sebelah timur : Kelurahan Mojolangu
 Sebelah selatan : Kelurahan Purwodadi
 Sebelah barat : Kelurahan Tunggulwulung/Tasikmadu

Jarak dari pusat pemerintah kelurahan

 Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan Blimbing : 2 km


 Jarak dari pusat pemerintahan Kota Malang : 7 km
 Jarak dari ibukota Pronpinsi Jawa Timur : 92 km

30
Gambar 3.1 Peta Kelurahan Tunjungsekar

2. Monografi dan Ketinggian

Secara Monografi, dimana ketinggian Kelurahan Tunjungsekar


600m dari permukaan laut.

3. Jenis dan Kemampuan Tanah

Tipe tanah yang ada adalah tanah pertanian uang masih produktif
dan sebagian masih berupa sawah.

4. Hidrologi

Kondisi alam kelurahan Pandanwangu yang dilalui ileh aliran sungai


Bangi menyebabkan daerah ini menjadi salah satu daerah yang cukup
subur di Kota Malang. Sumber-sumber air yang berada di kelurahan
Tunjungsekar berasal dari :

 PDAM

 Air sumur, diusahakan oleh masyarakat sendiri.

 Air sungai yang berasal dari sungai Bango

5. Iklim

Iklim di Kelurahan Tunjungsekar dengan curah hujan cukup tinggi dan


temperature maksimum 28ºC dan minimum 19ºC.

6. Kependudukan

Jumlah kepal keluarga 4.049 KK


Jumlah laki-laki 8.259 orang
Jumlah perempuan 8.260 orang
Jumlah total 16.519 orang
Tabel 2 Jumlah Penduduk Kelurahan Tunjungsekar
Sumber: Arsip Kelurahan Tunjungsekar

31
Dengan berpenduduk 16.519 orang Kelurahan Tunjungsekar
mempunyai kondisi penduduk yang prural dengan industri meubel yang
potensi dan kualitasnya telah sangat terkenal.terdiri dari 8 Rukun Warga
(RW) dengan 73 Rukun Tetangga (RT).

Kelurahan Tunjungsekar dipimpin seorang Lurah. Dalam


melakukan tugasnya sehari-hari, Lurah Tunjungsekar dibantu oleh staf
dengan jumlah 10 orang anggota. Menguruas administrasi kependudukan
di Kelurahan Tunjungsekar, warga setempat bisa datang ke kantor yang
beralamatkan Jalan Piranha Atas No 206, Tunjungsekar, Kecmatan
Lowokwaru, Kota Malang 65142. Dan untuk informasi lebih lanjut bisa
menghubungi nomor telepon 0341-497111. Bisa juga mengirimkan faks
ke 0341-497111, untuk mengirimkan email ke kel-
tunjungsekar@malangkota.go.id

Kelurahan Tunjungsekar juga terdapat sejumlah sarana dan


lembaga pendidikan seperti terdapat 5 Sekolah Dasar Negeri (SDN) yaitu
SDN Tunjungsekar 1 – 6, khusus untuk SDN Tunjungsekar 1 yang lebih
dikenal dengan SDN BRUDGE merupajan sekolah dasar unggulan di
tingkat kota malang yang telah melakukan kerjasama dengan lembaga luar
negeri tepatnya negara Jerman. Dan untuk Pendidikan Menengah Pertama,
terdapat 2 sekolah negeri dan 1 swasta yaitu SMPN 11, SMPN 26 dan
untuk sekolah swasta SMPI Sabilillah kota Malang. Kelurahan
Tunjungsekar terdapat juga lembaga Pendidikan pondhok pesantren
(PONPES) berjumlah 2 ponpes yaitu Ponpes Nailul Falah Tombro Tengah
Sawah (asuhan Gus Ageng Hasan Besari) dan Ponpes Nailul Falah Piranha
Atas (asuhan Kyai Dahlan).

B. Gambaran Umum Penerapan Konsep Green Economy di


Desa Tulungrejo dalam pengembangan desa wosata

1. Bedirinya Kampung Indian

32
Bapak Samsul Arifin merupakan salah satu pengurus Kampung

Indian sejak awal berdirinya Kampung Indian. Dapat terlihat dalam lembar

wawancara saya kepada Bapak Arifin dan Dapat dilihat seperti jawaban

yang diberikan Bapak Samsul Arifin.

“Apache mulai ada tahun 2016 bulan November”.

Kode : A/INFO3/16012018

Dari data terlihat sudah lama dalam menekuni usaha mebel,


menurut pengakuan Bapak Abdurrahman usaha terserbut ialah usaha
keluarganya yang diturunkan oleh generasi ke generasi. Kebutulan Bapak
Abdurrrahman generasi ke 2 dan akan di teruskan oleh anaknya nanti.

Tetapi berbeda dengan pengakuan dari Bapak Yono, yang dulunya


masih ikut orang dan akhirnya kepikiran untuk mendirikan usaha mebel
sendiri dengan dibantuan keluarganya. Beliau mendirikan usaha mebelnya
sendiri pada tahun 2006 dan bias di bilang masih baru dalam urusan
mebel. Berikut pengakuan dari Bapak Yono.

“Masih baru sih mas sekitar tahun 2006 lalu.”

Kode : Y/INFO7/25012018

Terlihat dari pernyataan bapak Yono beliau menjalankan usaha


mebel sudah 12 tahun dan dibilang masih baru dalam usaha mebelnya di
bandingkan dengan yang lainnya.

Dan pengusaha mebel yang sudah berdiri lama kebanyakan usaha


turun menurun dari generasi sebelumnya seperti pengakuan dari Bapak
Priyadi. Beliau meneruskan usaha mebel dari kakaknya yang dimana
generasi ke 2 dan sekarang Bapak Priyadi generasi ke 3. Seperti yang
dikatakaan Bapak Priyadi.

“Mulai dari 1980 mas nerusin usaha keluarga yang sudah


ditinggal kakak saya”

33
Kode : P/INFO1/16012018

Dari pernyataan Bapak Priyadi usaha mebel miliknya sudah


berjalan cukup lama sekitar 38 tahun dalam menekuni usaha mebel.

Semua hasil wawancara di atas, dapat do lihat bahwa usaha mebel


yang dijalankan oleh para pengusaha-pengusaha di kemirahan hampir
memiliki kesamaan yang dimana usaha mebel ialah usaha turunan dari
generasi sebelumnya dan sudah berjalan lebih dari puluhan tahun dalam
menjalankan usahanya.

2. Modal UMKM Mebel

Modal dalam mendirikan usaha ada beberapa macam ada yang dari
tabungan sendri dan ada pula meminjam dana dari lembaga keuangan
seperti bank. Dan dari pengakuan Bapak Abdurrahman dimana modal
usaha yang dijalankan saat ini berasal dari dana tabungan sendiri yaitu dari
tabungan ayah dari Bapak Abdurrahman. Berikut pernyataan Bapak
Abdurrahman

“Dulu modal dari tabungan bapak saya sendiri mas untuk


mendirikan usaha ini”

Kode : A/INFO3/16012018

Ada juga modal untuk mendirikan usaha mebel dari tabungan


sendiri dan meminjam dana dari lembaga keuangan atau bank. Seperti
pernyataan berikut dari Bapak Dayat

“Modal saya dulu dari tabungan saya sendiri mas sama pinjam ke
bank kerena dulu tabungan masih kurang buat beli-beli
peralatan.”

Kode : D/INFO6/22012018

Terlihat dari pernyataan Bapak Dayat diatas modal untuk


mendirikan usaha mebel terdiri dari tabungan sendiri dan pinjaman dana
dari bank.

34
Jika tidak memiliki cukup dana untuk modal usaha dapat juga
meminjam ke lembaga keuangan sebagai modal utama dalam mendirikan
modal seperti yang dilakukan Bapak Sugih ini, berikut pernyataan dari
Bapak Sugih

“modal awal saya pinjam ke bank mas, karena dulu saya enggak
punya dana buat beli bahan sama peralatannya.”

Kode : S/INFO10/31012018

Bisa dilihat dari data diatas bahwa mendirikan usaha meski tidak
memiliki dana yang cukup bisa meminjam ke lembaga keuangan seperti
yang dilakukan oleh Bapak Sugih.

Dari semua hasil wawancara di atas bisa disimpulkan modal awal


para pengusaha mebel di kemirahan beragam ada yang dari tabungan
sendiri sampai meminjam dana dari bank untuk melakukan kegiatan usaha
mebel di kemirahan kota Malang.

3. Bahan Baku dan Tekonologi UMKM Mebel

Ada beberapa bahan baku utama dalam pembuatan suatu mebel


ialah kayu jati, trembesi, mahoni, dan bahan pendukung seperti triplek dan
partikel board. Serta alat-alat atau teknologi yang digunkan dalam proses
pembuatan mebel yang memumpuni. Berikut pengakuan dari Bapak Yono

“Disini pake kayu jati sama mahoni mas, ada tambahan juga
seperti triplek gini mas.”

“Banyak mas, kompresor, mesin amplas, gergaji mesin, palu,


pahatan, mesin bor, mesin paku angin. Rata-rata pake alat yang
baru mas biar cepet garap pesenan.”

Kode : Y/INFO7/25012018

Dari penuturan Bapak Yono dapat disimpulkan bahwa bahan baku


pembuatan mebel ialah kayu jati, mahoni, dan beberapa tambahan triplek.

35
Dan alat-alat yang digunakan memumbuni dalam proses pembuatan mebel
dikarenakan alat atau teknologi yang digunakan modern.

Bahan baku utama berupa kayu jati, kayu mahoni, dan kayu terbesi
yang dapat diperoleh para pengusaha mebel dengan mudah tnpa kendala.
Untuk mendapatkan bahan baku mebel, para pengusaha bekerja sama
dengan pemasok kayu lokal yang ada di malang tepatnya di kalipare dan di
jepara. Dan untuk alat pembutan mebel dapat di beli di toko perkakas,
seperti penuturan Bapak Abdurrahman.

“Kita pake kayu jati, kayu mahoni, sama kayu trembesi mas.
Kayunya juga lokalan ini mas enggak import biar dapat harga
terjangkau, semuanya dari kalipare sama jepara.”

“Kalo alatnya ada mesin gergaji, mesin amplas, pahatan, garisan


kayu, kompresor, bor, mesin trimmer. Tapi ini ada beberapa mau
saya ganti yang baru alatnya mas.”

Kode : A/INFO3/16012018

Dari penuturan Bapak Abdurrahman bahan baku pembuatan mebel


berasal dari pemasok kayu lokal dikarenakan biaya yang dikeluarkan
untuk membeli bahan baku lebih terjangkau dan alat-alat atau teknologi
yang sudah tidak dapat memumpuni di ganti dengan teknologi yang baru.

Ada juga bahan baku mebel dari kayu jati saja dan beberapa
trimplek sebagai bahan tambahan. Dan alat atau teknologinya bisa dibilang
kurang memumpuni dalam pembuatan mebel di zaman sekarang yang
dimana beberapa pengusaha mebel banyak yang memakai teknologi
modern. Berikut pernyataan dari Bapak Samsul.

“bahan baku disini cuma pake kayu jati balokan mas sama triplek
gawe tambahan”

“Alat-alatnya ya gergaji mesin, amplas, kompresor, bor, pahatan,


garisan kayu, palu. Masih standart aja mas belum beli alat yang
aneh-aneh.”

36
Kode : S/INFO8/31012018

Dilihat dari pernyataan dari Bapak Samsul bahan yang digunkan


hanya kayu jati balok dan alat atau teknologi kurang modern.

Dari semua hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa


bahan baku untuk pembuatan mebel dibutuhkan kayu jati, kayu mahoni,
kayu trembesi, dan trimplek sebagai bahan tambahannya. Alat-alat atau
teknologi pun juga beragam ada yang sudah memumpuni dalam
pembuatan mebel, ada yang akan meng-upgrade agar pembuatan mebel
lebih cepat dan tepat, ada pula yang masih memakai alat-alat atau
teknologi yang standart bisa dikatakan juga kurang memumpuni yang
dimana para pengusaha mebel lainnya sudah memakai peralatan yang
modern.

4. Pemasaran UMKM Mebel

Pemasaran salah satu strategi dari menjalankan usaha dan juga


dapat meningkatkan penjualan produk. UMKM juga harus memiliki
strategi pemasaran yang tepat jika ingin meningkatkan penjualan produk.
Di zaman sekarang yang dimana serba online yang dimana para pengusaha
harus memanfaatkan untuk memasarkan produk-produk mereka. Dengan
memasarkan produk lewat media online atau cetak sekalipun akan
memudahkan mendapatkan banyak pesanan dan juga baik bago
kelangsungan usaha, seperti pengakuan dari Bapak Wahyu dalam hasil
wawancara

“Kita pemasarannya panjang produk di depan toko sama pake


media online mas seperti daftar di google dan facebook gitu,
lumayan mas nambah-nambah konsumen dari luar malang.”

Kode : W/INFO2/16012018

Bisa dilihat pernyataan dari Bapak Wahyu yang memasarkan


produk dengan memajang di toko dan media online untuk meningkatkan
konsumen dari luar malang.

37
Hal yang sama dilakukan oleh Bapak Luhur memasarkan
produknya lewat media online untuk menarik para konsumen di luar
malang maupun di luar pulau. Berikut pernyataan Bapak Luhur dalam
hasil wawancara

“lewat facebook, google sama pajang di depan toko mas kadang


kasih kartu nama juga mas orang yang datang kesini, tapi
sekarang kebanyakan online sih mas lebih gambang dan ngga
ribet. Banyak juga konsumen dari facebook yang pesen ke kita”

Kode : L/INFO5/22012018

Dari pernyataan Bapak Luhur diatas dapat di simpulkan bahwa


memasarkan produk melalui media online lebih efektif dan meningkatkan
konsumen dari luar malang bahkan dari luar pulau jawa sekalipun.

Tetapi ada juga memasarkan produk dengan cara pengiklanan di


media cetak. Seperti yang dilakukan oleh Bapak Hari beliau memasarka
produknya melalui iklan di media cetak. Berikut pernyataan dari Bapak
Hari

“Kita pemasarannya cuma pajang produk kita di toko sama


periklanan di koran aja mas kadang juga ada konsumen yang
ngaku tahu toko kita lewat rekomendasi temennya yang pernah
pesen disini mas”

Kode : H/INFO4/16012018

Dari pernyataan Bapak Hari dapat di simpulkan pemasaran produk


hanya melalui periklanan dari media cetak dan juga ada konsumen yang
memesan atas rekomendasi dari teman konsumen yang bisa disebut juga
pemasaran “word of mouth” atau pemasaran mulut ke mulut. Cara tersebut
juga efektif dalam strategi pemasaran yang dimana kualitas produk dari
Bapak Hari sudah terjamin bagus dilihat dari usaha mebel Bapak Hari
memiliki pelanggan yang loyalitas.

38
Dari semua hasil wawancara di atas dapat disimpulkan proses
pemasaran yang dilakukan para pengusaha mebel beragam ada yang
melalui media online yang mengikuti zaman era modern yang dimana
semuanya serba online dan ada juga memakai teknik pemasaran melaui
mulut ke mulut dimana pengusaha mebel tersebut telah memiliki
konsumen yang loyalitas terhadap apa yang pengusaha mebel jual.

C. Inovasi Produk Oleh Pelaku UMKM Mebel

Inovai produk dalam menjalankan usaha bisa dikatakan dapat


meningkat daya saing yang tinggi. Dengan inovasi produk diharapkan bisa
mengembangkan UMKM sehingga menghasilkan produk-produk yang
berbeda dari yang sebelumnya atau yang lainnya. Oleh karena itu inovasi
produk sangat dibutuhkan oleh para pengusaha-pengusaha mebel di
kemirahan ini, karena dapat meningkatkan penjualan seperti yang
dikatakan Bapak Luhur dan Bapak Abdurrahman.

“Iya pernah mas berinovasi kayak gitu, alhamdulillah meningkat


20%an mas dari barang yang lama sebelum saya rubah
designnya.”

Kode : L/INFO5/22012018

“Inovasi pernah mas seperti kursi ini yang saya ganti modelnya
lebih minimalis, lumayan meningkat mas.”

Kode : A/INFO3/16012018

Dari hasil wawancara di atas bisa diketahui bahwa inovasi cukup


mendorong penjualan dengan perubahan model yang lebih modern atau
minimalis.

Inovasi produk selain dapat meningkatkan angka penjualan,


inovasi juga dapat meningkatkan minat kerja bagi pekerja di UMKM
mebel kemirahan ini. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh para
pengusaha mebel yang ingin berinovasi dan meningkatkan daya minat

39
kerja bagi pekerja di UMKM mebel. Seperti pernyataan Bapak Wahyu
dalam wawancara di bawah ini.

“Ya kalo saya untuk meningkatkan minat kerja atau motivasi kerja
saya beri bonus buat pekerja yang memiliki ide baru atau
memperbaiki produk yang kiranya kurang di minati konsumen.”

Kode : W/INFO2/16012018

Bisa dilihat dari hasil wawancara di atas bahwa untuk


meningkatkan minat kerja atau motivasi kerja bagi para pekerja UMKM
mebel bisa dilakukan dengan memberikan bonus untuk pekerja yang
memliki ide yang berinovasi untuk produknya seperti pernyataan dari
Bapak Wahyu.

Sedikit berbeda dengan Bapak Jono seperti pernyataan hasil


wawancara di bawah ini

“Saya kasih tambahan jatah libur mas atau tambahan uang untuk
pekerja yang ada beri masukkan ide tambahan jika saya sedang
ingin mengluarkan produk baru atau kasih ide buat perbaiki
kualitas maupun design dari produk kami yang lama.”

Kode : J/INFO9/31012018

Di lihat dari hasil di atas ada juga memeberikan pilihan tambahan


libur atau tambahan upah bagi pekerja UMKM mebel seperti yang di
lakukan oleh Bapak Jono.

Inovasi sendiri dapat muncul dari mana saja bisa dari pengalaman
dengan konsumen yang komplain terhadap produk di jual oleh para pelaku
usaha mebel. Dan juga bisa dari model yang sudah ada lalu dilakukan
design ulang supaya tidak sama persis dengan design yang di contohnya.
Seperti penyataan dari Bapak Dayat dan Bapak Hari

“Saya kadang-kadang melakukan inovasi produk dari beberapa


komplain pelangan saya mas apa aja yang butuh di rubah supaya

40
lebih baik lagi dari produk yang sebelumnya agar kedepannya
produk yang kami jual gak mengecewakan pelangan.”

Kode : D/INFO6/22012018

“Ide untuk inovasi produk kalo saya dari majalah atau katalog
dalam atau luar negeri yang kiranya model unik dan disini jarang
ada, terus dari model yang sudah ada kita rubah-rubah agar lebih
menarik lagi bagi pelangan mas.”

Kode : H/INFO4/16012018

Dari pernyataan Bapak Dayat dan Bapak Hari di atas bahwa ide
inovasi bisa lewat mana saja, seperti dari keluhan konsumen yang kurang
suka dari model maupun kenyamanannya dan ada juga melalui majalah
yang dimana terdapat beberapa model unik dan jarang ditemukan di
daerah sekitar lalu di berikan beberapa perubahan yang diharapkan produk
dapat menarik konsumen.

Dari semua hasil wawancara bahwa dapat disimpulkan inovasi


produk sangat di butuhkan seluruh para pelaku usaha mebel untuk
mengembangkan UMKM dan dapat meningkatkan daya saing yang tinggi.
Serta dengan inovasi produk dapat memotivasi para pekerja UMKM
mebel agar menghasilkan produk-produk bermutu yang tidak kalah dengan
produk luar negeri. Dan inovasi produk bisa muncul dari mana saja yang
disekeliling kita bahkan dari keluhan konsumen yang dimana dapat
meningkatkan kualitas produk dari produk sebelumnya. Inovasi produk
juga bisa meningkatkan daya jual produk dikarenakan konsumen lebih
tertarik produk yang lebih baru design nya ketimbang produk yang lama
dengan design yang sama dengan UMKM lainnya.

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat UMKM Mebel


1. Faktor Pendukung

Dalam usaha pasti terdapat faktor pendukung maupun faktor


penghambat yang dapat menunjang keberlangsungan usaha yang

41
dijalankan. Faktor pendkung bisa saja melalui peralatan yang digunakan
dalam proses produksi , seperti yang dituturkan Bapak Wahyu dan Bapak
Samsul .

“pendukungnya ya alat-alat disini udah agak modern jadi untuk


produksi lebih cepet sama gak ribet mas.”

Kode : W/INFO2/16012018

“Alat-alat yang digunakan memadahi mas bikin permudah kerjain


pesanan.”

Kode : S/INFO8/31012018

Dari pernyataan Bapak Wahyu bahwa faktor pendukung dari


usahanya ialah dengan peralatan yang memadahi yang dimana dapat
mempermudah dan mempercepat dalam proses produksi sehingga tepat
waktu dalam menyelesaikan pesanan dari konsumen.

Faktor pendukung juga bisa dari kelembaga keuangan dalam


mempermudah pelaku usaha mebel jika ingin mengembangkan usaha.
Seperti penyataan dari Bapak Dayat.

“Bank mas, jadi gampang buat pinjem uang buat beli-beli alat
atau perluas toko mas.”

Kode : D/INFO6/22012018

Dari pernyataan Bapak Dayat dapat diketahui kelembaga keuangan


atau bank bisa jadi faktor pendukung dalam menjalankan usaha. Dengan
kemudahan peminjaman dana para pelaku UMKM yang ingin
mengembangkan usaha jadi lebih mudah.

Menjalankan usaha juga harus pintar-pintar memilih pemasok


bahan baku yang murah dan kualitas terjamin. Untuk melakukan produksi
suatu mebel harus bisa memilih jenis kayu yang baik dan kualitas terbaik,
tidak luput juga dengan harga yang terjangkau. Seperti pernyataan dari
Bapak Priyadi

42
“Pendukungnya sih bahan baku sekarang lebih mudah didapat
sama terjangkau mas tapi ya kita milih-milih yang mana kiranya
kayu yang bagusan.”

Kode : P/INFO1/16012018

Hasil wawancara di atas diketahui dengan harga bahan baku yang


terjangkau dan kualitas yang terbaik. Dengan ternjangkaunya harga bahan
baku dapat membantu memperkecil pengeluaran untuk membeli bahan
baku.

Jadi, dari wawancara di atas dapat disimpulkan beberapa faktor


pendukung dari usaha mebel ialah peralatan yang memadahi penunjang
sebagai pendukung usaha, kelembaga keuagan yang mempermudah dalam
pinjaman dana, dan harga bahan baku yang terjangkau yang dapat
memperkecil pengeluaran pembelian bahan baku.

2. Faktor Penghambat

Setiap orang yang ingin mendirikan usaha mulai dari awal hingga
sampai keberhasilan juga selalu tidak luput dari bayang-bayng kegagalan,
yang dari kekurangan modal, sepinya pasar, kondisi pasar yang bisa
memperngaruhi, kurangnya pengalaman, kurang mengendalikan modal,
kurangnya pengawasan terhadap perlatan , lokasi yang kurang strategis,
dan sebagainya. Seperti penyataan dari Bapak Sugih dan Bapak Yono

“cuaca mas yang jadi penghambat kalo pas ujan mebel yang udah
di cat jadi gak kering-kering mas.”

Kode : S/INFO10/31012018

“penghambat sejauh ini Cuma cuaca mas yang gak nentu kadang
ujan kadang panas jadi gak bisa tepat waktu mas.”

Kode : Y/INFO7/25012018

43
Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa faktor penghambat
yang mempengaruhi pengusaha mebel ialah cuaca yang tidak menentu
yang membuat para pengusaha mebel mengalami keterlambatan dalam
produksi yang dimana waktu sudah disepakati oleh konsumen dan
produsen.

Sama dengan pernyataan informan di atas yang menyatakan


kendala yang dialami pelaku usaha mebel ialah terkendala dengan cuaca
yang tidak menentu. Cuaca sendiri memiliki peranan penting bagi pelaku
usaha mebel untuk mengkeringkan cat kayu pada mebel, jika cuaca tidak
cerah akan mempersulit dan memperlambat proses pengeringan mebel
yang telah di cat. Seperti pernyataan dari Bapak Samsul

“Kendala yang paling sering ya cuaca gak nentu mas, pas udah
finishing di cat tinggal jemur tiba-tiba ujan bikin pengeringan
lama sama telat waktu buat kirim ke pelangan.”

Kode : S/INFO8/31012018

Di lihat dari pernyataan di atas cuaca sangatlah dibutuhkan oleh


para pelaku usaha mebel pada saat proses pengeringan dan jika proses
pengeringan lama akan mengakibatkan terlambatnya pengiriman yang
telah disepakati dengan konsumen.

Pekerja juga tidak lepas dari penghambat dalam menjalani usaha.


Apabila kekurangan pekerja para pengusaha akan kesusahan dalam
mengerjakan pesanan dengan pekerja yang jumlahnya minim. Oleh karena
itu pekerja atau SDM yang cukup sangat dibutuhkan jika tidak akan
mengalami kesusahan dalam proses produksi. Seperti pernyataan dari
Bapak Priyadi.

“Penghambatnya itu disini kurangnya SDM mas, jadi saya kadang


sampe numpuk-numpuk pesanan. Zaman sekarang juga mahal
kalo mau nambah pekerja lagi.”

Kode : P/INFO1/16012018

44
Dari data di atas terlihat bahwa terdapat hambatan yang dilalui oleh
pelaku usaha mebel yang dimana mengalami kekurangan SDM atau
pekerja untuk produksi mebel.

Bisa dilihat dari keseluruhan data diatas faktor yang


memperngaruhi keberhasilan dalam proses pembuatan mebel ialah cuaca
yang dimana faktor cuaca sendiri sangat dibutuhkan untuk proses
pengeringan mebel yang telah melalui proses pengecatan, jika cuaca
memburuk akan mempengaruhi perlambatan dalam proses pengeringan itu
sendiri. Dan faktor penghambat lainnya ialah kekurangan SDM atau
pekerja yang upah saat ini relatif mahal yang membuat pengusaha mebel
mengalami kesusahan dalam mengerjakan pesanan dari konsumen

E. Peningkatan Daya Saing UMKM Mebel

Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk menentukan


berhasil atau tidaknya sebuah usaha dalam menjalankan usahanya. Daya
saing adalah suatu industri yang memiliki tingkat produktivitas yang lebih
tinggi dan memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan industri
lain.

Daya saing UMKM diukur dengan mengunakan indeks yang


dibentuk berdasarkan keempat dimensi dari Diamond Porter, yaitu:
dimensi kondisi permintaan, dimensi kondisi faktor, dimensi kondisi
strategi perusahaan dan struktur persaingan, dan dimensi kondisi industri
pendukung dan industri terkait. Nilai indeks daya saing UMKM ditentukan
oleh setiap unsur dalam setiap dimensi. Dimana masing-masing dimensi
diambil 1 unsur untuk perwakilan dari keempat dimensi tersebut yaitu:

1) Unsur biaya produksi pada kondisi permintaan, jika industri yang bisa
dikatakan berdaya saing tinggi berarti industri tersebut dipastikan memiliki
biaya produksi yang cukup rendah. Seperti pengertian daya saing itu
sendiri bahwa suatu industri yang memiliki tingkat produktivitas yang
tinggi dengan biaya yang lebih rendah.

45
2) Teknologi pada kondisi faktor, yang dimana teknologi sendiri memiliki
peran yang cukup mempengaruhi tinggi rendahnya daya saing suatu
industri. Apabila suatu industri yang memiliki teknologi yang memadahi
atau mutakhir maka akan mempermudah dan menghemat biaya saat
produksi berbeda dengan industri yang memiliki teknologi yang masih
tradisional yang dimana akan menimbulkan biaya tambahan agar
memenuhi permintaan.

3) Inovasi pada kondisi strategi perusahaan dan struktur persaingan. Disini


inovasi juga memiliki peran yang sangat beerpengaruh terhadap
perkembangan usaha. Apabila industri memiliki inovasi yang tidak
dimiliki oleh industri lain maka industri tersebut akan memilki daya saing
yang cukup tinggi dan disisi lain industri tersebut akan mendapatkan
konsumen yang lebih banyak yang dimana konsumen akan memilih
produk yang unik atau produk yang berbeda dari sebelumnya.

4) Ketersediaan bahan baku pada kondisi industri pendukung dan industri


terkait. Ketersediaan bahan baku juga memiliki peran khusus dalam
industri yang memiliki daya saing tinggi. Apabila ketersediaan bahan baku
untuk proses produksi mudah di dapatkan makan akan menghemat biaya
dan mempercepat waktu proses produksi dibandingkan dengan
ketersediaan bahan baku yang susah di dapatkan maka akan menimbulkan
keterlambatan dalam proses produksi bahkan bisa saja mengeluarkan biaya
tambahan hanya untuk bahan baku.

46

Anda mungkin juga menyukai