TINJAUAN TEORITIS
7
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat.
Sasaran PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan masyarakat
baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan
tersier. Jadi keluarga atau kelompok masyarakat ditingkatkan untuk
menciptakan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi PKU adalah memotivasi masyarakat agar dapat merawat dan
mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Agar delapan unsur utama
PKU yaitu peningkatan pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah
kesehatan, peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk
KB, penyediaan air yang mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik,
imunisasi, tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal,
tindakan yang tepat terhadap penyakit yang terjadi dan penggunaan obat
tradisional dalam masyarakat.
Prinsip dalam pelaksanaan PKU berorientasi pada distribusi
pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan
teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada di dalam
masyarakat itu sendiri), berfokus pada pencegahan dan pendekatan multi
sektoral. Kegiatan dalam PKU meliputi : penyuluhan kesehatan terhadap
masalah kesehatan yang pokok, cara penanggulangan dan pencegahan serta
pengobatannya, imunisasi, kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi,
pencegahan penyakit menular, pengadaan obat esensial, sanitasi dan
pengadaan air bersih.
Hubungan konsep PKU dan komunitas adalah untuk melaksanakan
kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan kesehatan menjadi
tingkat rumah tangga (individu dan keluarga), tingkat masyrakat (pimpinan
atau tokoh), tingkat rujukan pertama (Rumah Sakit tipe A dan B), serta
menyelenggarkan kerja sama lintas sektoral dan lintas program yang
8
melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam
hal kesehatan perorangan. Komunitas sebagai subjek sekaligus objek dalam
PKU diharapkan mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya. Sebagai akhir tujuan PKU diharapkan masyarakat mampu
secara mandiri menjaga dan melayani status kesehatan komunitas dimana dia
tinggal.
9
yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk
melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau
diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer
ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya
penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatn promosi kesehatan dan pendidikan
dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyrakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini,
intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan
atau keseriusan penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan
kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi
sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses
penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi
yang optimal dari ketidakmampuannya.
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah
sistem terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi
satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis, sosio
kultural, perkembangan dan spiritual.
Sumber energi infra struktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem
pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal, garis
pertahanan fleksibel. Ketiga lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk
melindungi infra struktur atau sumber energi dari stressor yang dapat
mempengaruhi komunitas.
10
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang
yang membentuk masyarakat (Anderson, 1988). Secara lebih rinci sasaran ini
terdiri dari tiga tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.
1. Tingkat Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan (ketidakmampuan dalam
merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal dan sebab, maka akan
mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental dan
sosial.
Dalam praktek keperawatan komunitas, perawat memberikan asuhan
keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu
(misal : TBC, ibu hamil, dan lain-lain) dengan sasaran dan pusat perhatian
pada masalah dan pemecahan masalah kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tersebut.
c. Memberikan perawatan pada anggota keluarga.
d. Menciptakan lingkungan yang sehat.
e. Memanfaatkan sumber daya dalam keluarga untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
3. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk
kelompok berisiko atau masyarakt wilayah binaan. Pada tingkat komunitas
asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang komunitas
sebagai klien.
11
C. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan professional
yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga dengan
resiko tinggi, daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau) dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan care (perawatan) dan
rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan
melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam pemberian pelayanan
keperawatan.
Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan
menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyuluruh dan
umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas. Strategi
yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan
kesehatan, teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan
pemerintah.
Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat
menanggulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara
berkesinambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses
keperawatan komunitas yang dilakukan melalui lima tahap, sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane (1985) yaitu
terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi, nilai-nilai
keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor-faktor lingkungan
adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik
dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial komunitas ekonomi dan
rekreasi.
Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan data
statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama dan
aparat pemerintah.
12
2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa untuk
mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat yang
muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya dirumuskan masalah dan
diagnosa keperawatan menurut Mueke (1987), yang terdiri dari :
a. Masalah sehat – sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
3. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek, yaitu
primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama
(partnership). Untuk meningkatkan kerjasama dan proses kelompok serta
mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah
kesehatan, yang dihadapi yang akhirnya untuk menumbuhkan kemandirian
masyarakat, maka diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang
untuk membuat perubahan. Menurut Rhotman (1986), ada tiga model
pendekatan pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan perencanaan
sosial (social planning), pendekatan social action, namun yang dominan
adalah dengan pendekatan locality development yang berarti
mengembangkan masyarakat berdasarkan sumber daya dan sumber dana
yang dimiliki, serta mampu mengurangi hambatan yang ada.
Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development) dirancang
untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi masyarakat
dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan memotivasi mereka
untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri.
4. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus pada tiga
tingkat pencegahan (Anderson dan Mc. Forlane, 1985).
13
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi
sakit. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek
masa sakit dan tingkat keparahan.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki lagi
(irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat
proses penyakit juga mengembalikan individu ke fungsi yang optimal,
intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan
dengan cara :
1) Aktifitas atau kegiatan program
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap program
kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input), pelaksanaan
(process), hasil (output). Sedangkan fokus evaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses apakah sesuai dengan
perencanaan, bagaimana dengan peran staf atau pelaksanaan tindakan,
fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan penggunaannya
d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas.
e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan
intervensi
14