Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM III

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PROSEDUR PENGGUNAAN PAKAIAN STERIL

Disusun oleh :
Nama : Ina Selmiatie
NIM : 17.71.018059
Kelas Praktikum : D

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D-3 FARMASI
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Operator atau personel produksi dalam pembuatan sediaan steril merupakan


sumber kontaminan terbesar bagi produk dengan demikian harus dikendalikan dengan
ketat. Salah satu pengendalian kontaminasi yang berasal dari personel adalah
penggunaan baju kerja yang tidak melepaskan partikel dari kulit maupun rambut
personel maupun serat. Jumlah dan pergerakan porsonel juga harus dibatasi agar kondisi
ruangan teratur sesuai ketentuan dan spesifikasinya.
Semakin tinggi tingkat kebersihan ruangan, maka semakin tinggi perlindungan
produk terhadap kontaminasi dari personel produksi, dengan demikian tiap ruangan
kelas bersih akan memiliki baju kerja dan perlengkapannya yang berbeda-beda. Selain
itu, sarung tangan harus secara rutin dilakukan disinfeksi selama bekerja, menggunakan
alkohol 70% atau isopropil alkohol (IPA). Arloji, kosmetika, perhiasan, baju rumah
hendaklah tidak dipakai di area bersih karena dapat menjadi sumber kontaminan. Cara
menggunakan pakaian kerja steril akan mempengaruhi tingkat sterilitas ruangan.
Pedoman umum untuk alat pelindung diri yaitu tangan harus selalu bersih
walaupun menggunakan APD dan lepas atau ganti bila perlu segala perlengkapan APD
(WHO, 2009)

Tujuan
Mahasiswa dapat memperagakan cara menggunakan pakaian steril sesuai
prosedur yang telah ditentukan.
BAB II
LANDASAN TEORI

Area bersih untuk pembuatan produk steril digolongkan berdasarkan karakteristik


lingkungan yang dipersyaratkan. Tiap pelaksanaan pembuatan membutuhkan suatu tingkat
kebersihan lingkungan yang sesuai dengan tahapan pelaksanaan untuk memperkecil resiko
kontaminansi partikel atau kontaminasi mikrobiologis terhadap produk atau bahan yang
sedang ditangani (WHO, 2004).
Hanya personil yang diperlukan dalam jumlah terbatas, boleh berada di area bersih,
hal ini penting khususnya pada proses aseptik. Inspeksi dan pengawasan hendaknya
dilakukan sedapat mungkin dari luar area bersih. Personil yang bekerja di area bersih dan
steril hendaknya di pilih secara seksama untuk memastikan bahwa mereka dapat diandalkan
untuk bekerja dengan penuh kedisiplinan dan tidak mengidap suatu penyakit, atau tidak
dalam kondisi kesehatan yang dapat menimbulkan bahaya pencemaran mikrobiologis
terhadap produk (Goeswin, 2009).
Gowning adalah suatu istilah yang merupakan suatu teknik/seni dalam menggunakan
baju kerja steril. Gowning biasanya dilakukan pada area yang dilengkapi dengan tempat
mencuci tangan, serta tempat untuk menyimpan pakaian pribadi dan pakaian bersih (loker).
Mereka harus menyimpan pakaian yang digunakan dari luar dan memakai scrub atau
pakaian kerja yang sesuai (Moini Jahangir, 2010).
Standar hygenis perorangan dan standar kebersihan yang tinggi sangatlah penting.
Personil yang terlibat dalam pembuatan produk steril diinstruksikan untuk melaporkan
setiap kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan penyebaran cemaran yang tidak normal
dalam jumlah dan jenis sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
(Goeswin, 2009).
Pelindung barrier, yang disebut secara umum disebut sebagai alat pelindung diri
(APD), telah digunakan selama bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari
mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan. Alat pelindung diri mencakup sarung
tangan, masker, alat pelindung mata (pelindung wajah dan kacamata), topi, gaun apron dan
pelindung lainnya (Departemen Kesehatan, 2009)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

Alat dan Bahan

a) Alat
1. Penutup kepala
2. Masker
3. Kacamata
4. Baju pelindung
5. Sarung tangan
6. Penutup sepatu

b) Bahan
1. Cairan desinfektan, : Alkohol 70% / Hand Sanitizer

Prosedur Kerja

Pasang Penutup kepala

Semprotkan sarung tangan dengan cairan desinfektan

Pasang masker

Semprotkan lagi desinfektan pada sarung tangan

Gunakan baju steril

Semprotkan desinfektan pada sarung tangan

Gunakan sepatu steril (pastikan sepatunya nyaman digunakan dan tidak licin)

Kemudian gunakan penutup sepatu bagian sebelah pada area bersih


Semprotkan kembali desinfektan pada sarung tangan

Gunakan kacamata pelindung

Pastikan kacamata menutupi penutup kepala steril

Semprotkan kembali Desinfektan pada sarung tangan

Gunakan sarung tangan steril sesuai prosedur

Semprotkan Desinfektan pada sarung tangan ketika APD Sudah terpasang lengkap
BAB IV

Hasil pengamatan
Prosedur penggunaan pakaian steril

Gunakan sarung Semprotkan sarung Gunakan masker Desinfektan kembali


kepala (Hood) steril tangan dengan cairan sarung tangan
desinfektan

Gunakan baju Desinfektan sarung Gunakan shoe cover Gunakan shoe cover
coverall steril tangan steril satunya pada area
bersih
Desinfektan kembali Gunakan kacamata Gunakan sarung
sarung tangan pelindung tangan steril sesuai
prosedur

Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang memperagakan cara menggunakan
pakaian steril sesuai dengan prosedur. Alat pelindung diri yang digunakan biasanya yaitu
sarung tangan, masker, alat pelindung mata (pelindung wajah dan kacamata), topi, coverall
dan pelindung lainnya. Hal umum untuk alat pelindung diri ialah tangan harus selalu
bersih walaupun menggunakan APD.
Penggunaan APD (alat pelindung diri) steril yang baik dan benar, pada paraktikum
ini kami juga mempraktekan atau memperagakan cara pemasangan atau cara
menggunakan APD steril dengan benar dan baik. Tujuan dari penggunaan APD steril ini
yaitu agar partikel kecil dari tubuh tidak terjatuh ke dalam sediaan steril sehingga
menyebabkan sediaan terkontaminasi dan tidak lagi steril. Adapun cara pemasangan APD
steril ini juga tidak sembarangan melainkan ada urutan pemasangannya yaitu di mulai dari
atas kepala terlebih dahulu dan yang terakhir yaitu pemasangan sarung tangan steril.
Semua urutan tersebut juga memiliki tujuan agar anggota badan tetap terlindungi dan
dalam keadaan steril terutama bagian tangan. Pada APD steril ini berbeda dengan APD di
lab kimia lainnya, karena APD steril ini benar-benar tertutup semua bagian tubuh dari atas
hingga ke bawah sehingga menyebabkan partikel yang ada pada tubuh tidak jatuh ke
dalam sediaan steril. Mengapa seluruh anggota badan harus steril pada saat masuk lab
steril atau membuat sediaan steril, karena salah satu sumber kontaminan adalah manusia
atau orang yang di dalam lab steril tersebut itulah mengapa seluruh anggota badan di
usahakan steril atau bersih, bahkan di salah satu perusahaan farmasi saja ada yang
mewajibkan pegawai di labnya mandi terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam lab steril.
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa telah
mengetahui dan dapat memperagakan cara menggunakan pakaian steril yang benar dan
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Hal yang harus diperhatikan ketika
menggunakan alat pelindung diri (APD) ialah tangan dan seluruh anggota tubuh harus tetap
bersih dan steril.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Goeswin. 2009. Pengembangan Sediaan Farmasi, Edisi Revisi dan Perluasan.
Bandung : ITB

Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Masyarakat Indonesia. Jakarta :


Departemen Kesehatan RI

WHO. 2009. Clean Hands Protection. http://www.who.int/gpsc/clean_hands_protection/en/


(diakses pada 20 Oktober 2020)

Anda mungkin juga menyukai