Anda di halaman 1dari 20

POROS PROPELLER DAN UNIVERSAL JOINT

NAMA MAHASISWA:

HERIANTO PANJAITAN NIM: 5183122012

ALVEN STAR HUTABARAT NIM: 5183122024

MIKAEL JEKSEN PARDEDE NIM: 5183322002

DOSEN PENGAMPU : Dr. Ir. Erma Yulia, M.T.

Hanapi Hasan, S.Pd., M.T

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah untuk Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan dalam penyelesaian tugas makalah ini. Tanpa pertolonga-
Nya penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Makalah ini
disusun agar dapat memenuhi tugas Pemindah Daya/Tenaga yang kami susun
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun masih dengan
banyak kekurangan ,tetapi makalah ini dibuat tidak asal-asalan meskipun waktunya
cenderung singkat dan memuat banyak penguraian. Berkat kesabaran dan
pertolongan Tuhan akhirnya makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Makalah ini memuat tentang propeller shaft dan juga komponen-komponen


yang terdapat pada propeller shaft tersebut. Semua terangkum di dalam makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca maupun kami para penyusun. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran yang membangun.
Terimakasih.

Medan, 6 november, 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I ( PENDAHULUAN )

A. Latar Belakang...............................................................................................................5
B. Rumuan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................5

BAB II (PEMBAHASAN)

A. Pengertian dan Fungsi Propeller Shaft....................................................................6


B. Bagian-Bagian Propeller Shaft................................................................................7
C. Jenis-Jenis Propeller Shaft.......................................................................................8
D. Universal Joint.........................................................................................................10
E. Jenis-Jenis Universal Joint.......................................................................................12
F. Cara Kerja Propeller Shaft.......................................................................................14
G. Pemeriksaan dan pengukuran poros propeller dan universal joint..........................16
H. Pemeliharaan dan perawatan poros propeller dan universal joint...........................17
BAB III (PENUTUP)

A. Kesimpulan...................................................................................................................19
B. Saran.............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Propeller shaft dan universal joint adalah komponen dari sistem
pemindah tenaga yang fungsi utamanya adalah untuk meneruskan putaran mesin.
Propeller shaft digunakan pada kendaraan yang menggunakan penggerak roda
belakang (FR ataupun 4WD). Ketika mesin dan transmisi dipisahkan dengan
poros roda belakang maka tidak ada penerus putaran dari transmisi menuju
differensial, untuk itulah propeller shaft digunakan untuk mentransmisikan daya dan
juga putaran. Propeller shaft harus memenuhi syarat-syarat tertentu karena daya dan
juga putaran yang dihasilkan oleh mesin sangat besar dan juga tinggi.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dan fungsi dari propeller shaft dan universal joint?
2) Apa saja jenis propeller shaft dan universal joint?
3) Bagaimana cara kerja propeller shaft dan universal joint?

C. Tujuan
1) Mengetahui pengertian dan fungsi dari propeller shaft dan universal joint
2) Mengetahui apa saja jenis propeller shaft dan universal joint
3) Mengetahui bagaimana cara kerja propeller shaft dan universal joint

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Propeller Shaft


Propeller shaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD)
berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke differential.
Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan differential dan sumbu
belakang atau rear axle disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh
sebab itu posisi diferential terhadap transmisi selalu berubah ubah pada saat
kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran beban. Propeller
shaft sering juga disebut sebagai drive shaft. Panjang pendeknya propeller shaft
tergantung dari panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang, propeller dibagi
menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik.

Fungsi dari Poros Propeller Shaft adalah sebagai berikut.

a) Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros


sambungan roda belakang.
b) Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat bergerak
naik dan turun.
c) Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur karena perubahan
panjang poros penggerak.

Gambar 1.1 Letak Propeller Shaft

5
B. Bagian-Bagian Propeller Shaft
1) Sleeve Yoke
Bentuk pejal dan pipa yang terhubung melalui alur-alur dan dapat bergeser
sepanjang alur tersebut menghubungkan poros keluaran transmisi kesambungan
universal (universal joint) depan.

Gambar sleeve yoke

2) Front Universal Joint


Mengikat slip yoke pada poros penggerak (drive shaft)

Gambar front universal joint

3) Drive shaft
Bentuk pipa dengan maksud mengurangi berat tetapi tidak mengurangi
kekuatannya, berfungsi memindahkan gaya putar dari sambungan universal depan ke
sambungn universal belakang (rear Universal joint).

6
Gambar driven shaft

4) Rear Universal Joint


Melenturkan sambungan yang menghubungkan sumbu penggerak dengan
yoke deferensial.
5) Flange Yoke
Bentuk garpu dan berlubang sebagai memegang sambungan universal belakang
dan memindahkan gaya putar ke rangkaian gigi sumbu roda belakang.
6) Balance Weight
Bentuk plat yang dilas titik terhadap poros propeller untuk menghindari gaya
sentrifugal.
7) Center Bearing
Merupakan unit yang dipasang pada ujung propeller shaft depan (intermediate
shaft)
dan menempel pada body melalui bracket. Center bearing berfungsi sebagai
tumpuan antara pada poros propeller yang panjang (3-joint type) untuk mengurangi
kemungkinan poros propeller melengkung atau bengkok, untuk meredam bunyi dan
getaran pada saat propeller shaft bekerja.

7
Gambar center bearing

Gambar 1.2 Bagian-Bagian Poros Propeller

Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari
transmisi ke difrensial dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi permukaan jalan
dan ukuran beban kendaraan. Untuk tujuan ini universal joint dipasang pada setiap
ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi.

8
Selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap perubahan antara transmisi dan
diferential.

Gambar 1.3 propeller shaft


Biasanya propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki
ketahanan terhadap gaya puntiran atau bengkok. Bandul pengimbang atau
balance weight dipasang pada bagian luar pipa dengan tujuan untuk
keseimbangan pada waktu berputar. Dengan keseimbangan ini diharapkan poros
propeller dapat berputar tanpa menghasilkan getaran yang besar atau dengan
kata lain dengan lembut. Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa
yang mempunyai dua penghubung yang terpasang pada kedua ujung berbentuk
universal joint.Untuk propeller shaft yang panjang digunakan 2 batang
dengan 3 joint, hal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya vibrasi
yang besar, propeller shaft mudah melentur dan jalannya kendaraan tidak
nyaman. Sehingga pada umumnya, apabila propeller shaft terlampau panjang, dibagi
menjadi 2 atau 3 bagian dengan 3 atau 4 joint.

C. Jenis-Jenis Propeller Shaft


1) Tipe 2 Joint
Untuk mempermudah pemahaman mengenai poros propeller tipe dua
universal joint yaitu salah satu jenis poros propeller yang menggunakan dua
sambungan. Yang mana sambungan ini membuat poros propeller menjadi lentur
dan dapat menyesuaikan dengan kondisi kendaraan. Sambungan ini lebih
dikenal dengan sambungan universal atau universal joint.

9
Gambar 1.4 Tipe 2 Joint

2) Tipe 3 Joint
Untuk mempermudah pemahaman mengenai poros propeller tipe tiga
universal joint merupakan salah satu jenis poros propeller yang menggunakan
tiga sambungan. Perbedaan tipe 3 universal joint dan dua universal joint yaitu
pada penggunaannya. Pada poros propelle 2 universal joint digunakan untuk
kendaraan yang mempunyai ukuran kecil. Sementara untuk poros propelle tipe 3
universal joint digunakan untuk kendaraan yang memiliki panjang maksimal
sebagai contoh bus dan truck. Pada tipe tiga universal joint pada bagian tengah
ditambah center bearing.

Gambar 1.5 Tipe 3 Joint

10
Kedua tipe ini memiliki komponen dan cara kerja yang hampir sama, hanya
saja terdapat komponen tambahan pada tipe 3 joint. Pada tipe 3 join terdapat 3
universal joint sedangkan pada tipe 2 joint hanya terdapat 2 universal joint. Dan pada
tipe 3 joint terdapat center bearing yang berfungsi untuk lebih meredam getaran.

D. Universal Joint
Universal Joint yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang
berfungsi untuk memungkinkan poros berputar dengan lancar walaupun terjadi
perubahan sudut.

E. Jenis-Jenis Universal Joint


1) Hook Joint

Apabila kamu pernah mendengar kontruksi tipe poros propeller maka tidak asing
dengan model ini. Pasalnya hook joint sering dipilih sebagai salah satu model dalam
kontruksi ini. Kemampuan hook joint yang akurat dan konstan meskipun dengan
model sederhana membuatnya menjadi pilihan utama para konstruktor. Tak hanya
itu, di bagian spider juga dirancang agar memiliki sifat lebih keras. Tujuannya tak
lain tak bukan agar tidak mudah aus. Ditambah lagi dengan adanya model roller
bearing yang dipilih sehingga gesekan dapat dikurangi akibat telah ditutup dengan
cup. Sebenarnya, hook joint juga masih terbagi menjadi dua bagian, yaitu solid
bearing cup dan shell bearing cup.

Perbedaan keduanya terletak pada kemampuan pembongkaran. Solid bearing


cup memiliki kemampuan universal joint yang mudah dibongkar sedangkan shell
bearing cup tidak dapat dibongkar.Pada umumnya poros propeller menggunakan
konstruksi tipe ini, karena selain konstruksinya yang sederhana tipe ini juga
berfungsi secara akurat dan konstan. Konstruksi hook joint adalah seperti gambar di
atas. Ada dua tipe hook joint yaitu shell bearing cup type dan solid bearing cup type.
Pada tipe shell bearing cup universal joint tidak bisa dibongkar sedangkan pada tipe
solid bearing cup bisa dibongkar.

11
Gambar 1.6 Konstruksi Hook Joint

2) Flexible Joint

Gambar 1.7 Konstruksi Flexible Joint

Konstruksidari universal joint model flexible joint dapat dilihat pada gambar
diatas. Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah aus, tidak berisik dan tidak
memerlukan minyak atau grease. lexible joint memiliki kelebihan berupa tidak
berisik, tidak mudah aus, sehingga kamu tidak perlu grease atau minyak sebagai
pelumasnya. Seperti produk lain, flexibel joint juga memiliki kekurangan yaitu akan
melakukan vibrasi ketika sudut yang diambil melebihi 7-10 derajat. Namun kamu
tidak perlu khawatir sebab sudah dipasang center ring ball agar tidak terjadi vibrasi.
Model ini juga memiliki beberapa jenis, meliputi sleeve yoke, coupling, dan rubber
coupling yang telah terhubung satu sama lain.

12
3) Turnion Joint

Gambar 1.8 Konstruksi Turnion Joint

Model ini berusaha menggabungkan tipe hook joint dan slip joint, namun
hasilnya masih dibawah slip joint sendiri, sehingga jarang digunakan. Konstruksinya
dapat dilihat pada gambar di atas.
4) Uniform Velocity Joint
Model ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baik, sehingga dapat
mengurangi getaran dan suara bising. Konstruksinya dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.

Gambar 1.9 Konstruksi Uniform Velocity Joint

13
5) Slip Joint

Gambar 1.10 Konstruksi Slip Joint


Bagian ujung propeller yang dihubungkan dengan poros out-put transmisi
terdapat alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini memungkinkan panjangnya
propeller shaft sesuai dengan jarak output transmisi dengan differential.
Konstruksinya dapat dilihat pada gambar di atas.

F. Cara Kerja Propeller Saft


1) Cara Kerja Propeller Shaft pada Kendaraan FR (Front Engine Rear Drive)
Gaya putar atau gerakan dari batang output transmisi kesumbu
belakang diteruskan oleh propeller shaft. Sumbu propeller shaft bergerak naik atau
turun, relatif terhadap transmisi dan propeller shaft harus memindahkan gaya putar
dengan baik tanpa terpengaruh perubahan sudut dan panjang. Universal joint dan
sleeve yoke dapat melakukan penyesuaian yang dibututu hkan sebagai akibat
perubahan tempat yang dilalui kendaran selama berjalan. Ini mungkin dilakukan
karena sambungan universal memungkinkan 2 (dua) batang bergerak dalam sudut
yang berbeda satu dengan yang lain. Sebagai contoh, bila kendaraan melewati
gundukan dijalan, sudut belakang (diferensial) tertekan keatas dan relatif sejajar
terhadap bodi mobil. Universal joint memungkinkan jalur penggerak tetap
pada posisi melentur tanpa menyebabkan kerusakan pada batang penggerak.
Dalam keadaan yang sama, sleeve yoke yang terpasang pada batang
output transmisi memungkinkan adanya perubahan kecil pada panjang
penggerak dengan meluncur kedalam atau keluar dari trasnmisi.

2) Cara Kerja Propeller Shaft pada Kendaraan Penggerak Empat Roda (4WD)

14
Kendaraan-kendaraan yang lebih kecil dengan penggerak empat roda
menggunakan pengaturan jalur penggerak yang mirip dengan kendaraan dengan
mesin dibelakang, Kendaraan dengan penggerak roda depan telah dijelaskan diatas,
tetapi dengan tambahan pada batang output yang diperpanjang hingga sumbu depan.
Kendaraan dengan penggerak empat roda memiliki jalur penggerak pada kedua
sumbu kendaraan depan dan belakang. Serupa dengan rangkaian sumbu
belakang kendaraan yang konvensional. Pada sumbu belakang dan sedikit
berbeda unit sumbu pada bagian depan. Sumbu penggerak depan harus
memiliki fasilitas untuk mengemudikan kendaraan. Dua sumbu pemindahan
gaya putar dari transmisi dilewatkan unit deferensial dan batang sumbu untuk
menggerakkan empat roda kendaraan.

G. Pemeriksaan dan pengukuran poros propeller dan universal joint

Pemeriksaan dilakukan untuk mencegah suatu kerusakanatau untuk memastikan


penyebab suatu kerusakan. Pemeriksaan pencegahan atau perawatan dilaksanakan
secara berkala dan rutin untuk memeriksa/ menjaga kondisi komponen dan kerjanya.
Sedang pemeriksaan gunamemastikan penyebab kerusakan harus dilakukan dengan
betul-betul cermat dan perlu analisa kasus dan perlu pemeriksaan komponen.
a) Bunyi dari propeller shaft

Pemeriksaan terhadap bunyi diperlukan pendengaran yang baik, ketelitian


dan kecermatan yang tinggi, karena pada kendaraan akan terdapat sumber bunyi
yang komplek sehingga kalau tidak cermat sering terkecoh pada bunyi-bunyi yang
lain.
b) Getaran dari propeller shaft  
Pemeriksaan terhadap getaran dan bunyi pada propeller shaft harus
dilaksanakan secara teliti dan cermat, dengan mengangkat roda penggerak, dan
menghidupkan mesin pada posisi gigi transmisi masuk. Naikkan putaran mesin
secara bertahap dan amati getaran dan bunyi dari propeller shaft. Jika ditemukan
adanya getaran atau bunyi dari propeller shaft maka lakukan pemeriksaan baut-baut
pengikat dan atau lepaskan unit propeller dan lakukan pemeriksaan komponen.

15
Pemeriksaan poros propeller ini hanya terdiri atas 2 pemeriksaan yaitu
pemeriksaan kebengkokkan dan pemeriksaan kondisi universal joint tersebut. Dalam
hal ini dibutuhkan peralatan v – blok dan dial indicator sebagai pengukur
kebengkokkan poros propeller. Langkah pemeriksaannya adalah di bawah ini:
Pemeriksaan kebengkokkan
1. Letakan poros propeller pada v- blok seperti pada gambar.
2. Lalu setting dial indicator untuk pengukuran dengan menekan bagian tengah
dari poros propeller.
3. Putar poros propeller secara perlahan hingga satu putaran, sambil membaca
pergerakan jarum di dial indicator tersebut.
4. Jika hasil pengukuran lebih dari 0,8 mm, maka poros propeller sudah terlalu
bengkok dan harus diganti.

Gambar pengukuran dengan dial indicator

Pemeriksaan universal joint


1. Lakukan penarikan atau penekanan seperti pada gambar kea rah maju atau
mundur dari universal joint di poros propeller. Lakukan hal ini sambil
menahan poros propeller.

16
2. Rasakan apakah terjadi gerakan pada universal joint yang menunjukkan
bahwa sambungan dari universal joint kendor. Jika terasa bisa ada gerakkan
antara universal joint dengan poros propeller, maka bearing pada universal
joint sudah rusak.
3. Perbaikannya adalah membongkar universal joint tersebut dan mengganti
bearingnya. Pembongkaran universal joint ini membutuhkan peralatan khusus
yang bernama tracker, sehingga pembongkaran tidak merusak atau membuat
lecet pada bagain dari universal joint.

Gambar pemeriksaan kehausan


Kerusakan pada poros propeller shaft akan dirasakan dengan getaran pada body
mobil. Dan dampak paling buruknya adalah baut – baut sambungan dari poros
propeller ke gardan bisa patah. 

H. Perawatan dan Pemeliharaan poros propeller dan universal joint

1. Pelumasan dengan grease pada universal joint.

Bagi kamu yang sering aktif dalam berkendara maka merupakan suatu keharusan
dalam seringnya intensitas melakukan pelumasan universal joint berdasarkan sistem
lubrikasi pada akibat fungsi sebagai transmitter yang vital. Sistem lubrikasi dengan
berbagai macam pilihan pelumas yang tepat dan sangat beragam dapat dilihat pada
logam-makmur.com. Pelumasan menyebabkan putaran yang terjadi tetap lancar dan
lembut karena pergerakan terutama saat terjadi perubahan sudut atau jarak tidak
keras dan sulit.

17
2. Pembersihan kotoran

Apabila terdapat kotoran yang muncul di sekeliling universal joint maka dapat
dilakukan pembesihan kotoran maka kamu perlu membesihkannya. Kotoran yang
muncul dapat berupa tanah maupun  bekas vet. Adanya kotoran baik tanah maupun
bekas vet dapat menyebabkan mekanisme kerja terhadap perubahan sudut dan jarak
menjadi terhambat dan tidak dapat bekerja secara optimal.

3. Perawatan pada Vet

Perawatan universal joint lainnya yang dapat kamu lakukan yaitu dengan
melakukan perawatan pada vet berdasarkan suatu jangka waktu tertentu. Caranya
yaitu memasukkan vet menggunakan pompa vet yang melalui nipel pelumasan.
Perawatan pada vet penting untuk melengkapi fungsi lubrikasi atau pelumasan.
Perawatan yang dilakukan pada propeller shaft adalah memberikan pelumasan
dengan grease pada universal joint, Transmission, body, Sleeve joint , YokeTube,
Flange.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Propeller shaft dan universal joint adalah komponen dari sistem
pemindah tenaga yang fungsi utamanya adalah untuk meneruskan putaran mesin.
Propeller shaft digunakan pada kendaraan yang menggunakan penggerak roda
belakang (FR ataupun 4WD). Ketika mesin dan transmisi dipisahkan dengan
poros roda belakang maka tidak ada penerus putaran dari transmisi menuju
differensial, untuk itulah propeller shaft digunakan untuk mentransmisikan daya dan
juga putaran. Propeller shaft harus memenuhi syarat-syarat tertentu karena daya dan
juga putaran yang dihasilkan oleh mesin sangat besar dan juga tinggi.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi penulis maupun


pembaca dan dapat menjadi sumber yang bermanfaat, dalam penulisan ini masih
memiliki kekurangan untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran untuk
perbaikan penulisan kedepannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 1999. Teknik Pemeliharaan Mobil. Jakarta : PT. Bumi Aksara


Fernando, Vegi. 2019. Analisis Propeller Shaft Pada Rancang Bangun Kendaraan
OFF-ROAD Tipe Toyota FJ40. Fakultas Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
Nuril, Anwar. 2015. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Pada Mobil Kijang
Inova Tipe G. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

20

Anda mungkin juga menyukai