Anda di halaman 1dari 7

Vol: 6, No.

3, November 2017 ISSN: 2302 - 2949

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PERSEGI PANJANG 2,4


GHZ UNTUK APLIKASI WIRELESS FIDELITY (WI-FI)

Eva Yovita Dwi Utami*, F. Dalu Setiaji, Daniel Pebrianto


Program Studi Teknik Elektro, Universitas Kristen Satya Wacana
*
Corresponding author, e-mail: eva.utami@staff.uksw.edu1

Abstrak— Untuk mendukung teknologi Wi-Fi diperlukan antena berbiaya murah yang berukuran kecil
serta mudah diintegrasikan dengan peralatan lain. Untuk itu antena mikrostrip menjadi kandidat utamanya.
Pada makalah ini, dirancang antena mikrostrip patch persegi panjang yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz
(2,4 – 2,49 GHz). Untuk meningkatkan gain, dirancang antena array dua elemen. Hasil pengukuran
menunjukkan, antena mikrostrip elemen tunggal bekerja pada rentang frekuensi 2,4 – 2,5 GHz (bandwidth
100 MHz) dengan VSWR≤ 1,92 dan mempunyai gain 3,9 dB. Sedangkan antena mikrostrip array dua
elemen mampu bekerja pada rentang frekuensi 2,35 – 2,5 GHz (bandwidth 150 MHz) dengan VSWR ≤
1,497 dan memiliki gain lebih besar yaitu 6,67 dB. Level sinyal daya terima perangkat mobile pada saat
Wi-Fi router menggunakan antena array dua elemen yang dirancang, lebih baik dibandingkan dengan pada
saat menggunakan antena dipole atau antena mikrostrip elemen tunggal.

Kata Kunci :Mikrostrip, patch persegi panjang, Wi-Fi

Abstract—To support Wi-Fi technology, a low cost antenna which has small size and easily integrated
with other device is required. Therefore, microstrip antenna becomes the main candidate. In this paper,
design of rectangular patch microstrip antennas which work at the frequency of 2.4 GHz (2.4– 2.49 GHz)
is presented. To increase gain, we designed a two-elements rectangular patch microstrip array antenna. The
measurement of the designed antenna shows that the single patch microstrip antenna is capable of working
at frequency range of 2.4– 2.5 GHz with VSWR ≤ 1.92 and only has 3.9 dB gain, while two elements
rectangular patch array microstrip antenna is capable of working at frequency range of 2.35 – 2.5 GHz with
VSWR ≤ 1.497 and gain of 6.67 dB. Received signal level on a mobile device when this 2-elements array
antenna installed on a Wi-Fi is higher than if a dipole or a single patch antenna is installed instead.

Keywords : microstrip, rectangular patch, Wi-Fi

Copyright © 2017 JNTE. All rights reserved

1. PENDAHULUAN membutuhkan antena dengan gain tinggi. Dalam


mendesain antena tersebut, ukuran dan biaya
Pada sistem komunikasi nirkabel dibutuhkan pembuatan juga harus dipertimbangkan.
antena dalam proses transmisi data ke dan dari Antena mikrostrip dapat memberikan solusi
udara, agar gelombang elektromagnetik dapat karena ukurannya yang kecil, ringan, harganya
dipancarkan dan diterima secara efektif. Salah murah, dapat difabrikasi oleh teknologi printed-
satu teknologi komunikasi nirkabel adalah board modern serta mudah diintegrasikan
Wireless Local Area Network (WLAN) yang dengan microwave integrated circuits (MICs)
diaplikasikan pada area lokal misalnya dalam [2],[3]. Namun antena tersebut memiliki
satu gedung atau satu kantor. Terdapat dua efisiensi dan gain yang relatif kecil sehingga
alokasi frekuensi yang digunakan yaitu 2,4 GHz harus digunakan metode-metode tertentu untuk
dan 5 GHz. Frekuensi 2,4 GHz digunakan oleh meningkatkannya, misalnya dengan menyusun
standar protokol IEEE 802.11b/g untuk wireless elemen antena dalam bentuk array.
fidelity (Wi-Fi). Kanal frekuensi Wi-Fi dibagi Salah satu bentuk antena mikrostrip yang
menjadi 14 saluran sebagaimana dijelaskan banyak digunakan dan mudah dianalisis adalah
dalam [1]. patch persegi panjang. Pada [4], telah dirancang
Kekuatan sinyal Wi-Fi bervariasi terhadap antena mikrostrip segi empat elemen tunggal
tempat, sehingga dimungkinkan terdapat pada frekuensi 2,4 GHz dengan bandwidth 112
sejumlah tempat yang sinyalnya lemah sehingga MHz dan gain 6 dB. Sedangkan pada

Received date 2017-05-31, Revised date 2017-07-27, Accepted date 2017-10-29


DOI : 10.20449/jnte.v6i3.406
Vol: 6, No. 3, November 2017 ISSN: 2302 - 2949

perancangan antena mikrostrip 2,4 GHz dengan sistem antena. Jenis logam yang biasa digunakan
metode pencatuan EMC (Electromagnetically adalah tembaga dengan konduktivitas 5,8 x 107
Coupled) [5], diperoleh gain pada frekuensi 2,45 S/m.
GHz sebesar 9 dB, namun tidak dilaporkan Elemen substrat (substrate) berfungsi sebagai
bandwidth yang berhasil didapatkan. Antena bahan dielektrikum dari antena mikrostrip yang
mikrostrip persegi panjang juga dirancang untuk membatasi elemen peradiasi dengan elemen
aplikasi GPS pada frekuensi 1575,42 pentanahan. Elemen ini memiliki jenis yang
sebagaimana dilaporkan dalam [6], dengan gain bervariasi yang dapat digolongkan berdasarkan
yang diperoleh adalah 3,451 dB. Rancang nilai permitivitas relatif (εr) dan ketebalan (h).
bangun antena mikrostrip segiempat dua susun Kedua nilai tersebut mempengaruhi frekuensi
untuk aplikasi Wi-Fi dilaporkan pada [7] dengan kerja, bandwidth, dan juga efisiensi antena yang
gain berdasarkan simulasi (tanpa pengukuran) akan dibuat. Ketebalan substrat jauh lebih besar
diperoleh sebesar 9,377 dB. Modifikasi antena daripada ketebalan logam peradiasi. Semakin
lainnya untuk aplikasi Wi-Fi telah disajikan juga tebal substrat maka bandwidth akan semakin
dalam [8] yaitu berupa antena biquad ganda meningkat tetapi akan berpengaruh terhadap
dengan hasil bandwidth sebesar 555 MHz. timbulnya gelombang permukaan (surface
Dalam makalah ini dilaporkan perancangan wave) [2].
antena mikrostrip patch persegi panjang dengan Bidang pentanahan (ground plane) berfungsi
menggunakan satu elemen (elemen tunggal) dan sebagai pembumian bagi sistem antena
juga dua elemen untuk meningkatkan gain-nya. mikrostrip. Elemen pentanahan ini umumnya
Antena dirancang untuk bekerja pada frekuensi memiliki jenis bahan yang sama dengan elemen
kerja Wi-Fi yaitu 2,401–2,495 GHz, dengan peradiasi yaitu berupa logam tembaga.
teknik pencatuan inset fed. Antena yang telah Dalam perancangan antena mikrostrip
difabrikasi kemudian diukur untuk mengetahui berbentuk patch persegi panjang, dilakukan
nilai parameter kinerja antena dan diujikan pada perhitungan dimensi antena sesuai [2,9] sebagai
perangkat Wi-Fi. berikut.
Untuk menentukan lebar patch (W)
2. TINJAUAN PUSTAKA digunakan (1)

Antena mikrostrip didefinisikan sebagai 𝑐 2


salah satu jenis antena yang mempunyai bentuk 𝑊 = 2𝑓 √(𝜀 (1)
𝑜 𝑟 +1)
seperti bilah dengan ukuran sangat tipis. Struktur
dasar antena mikrostrip terdiri atas patch 𝑊 merupakan lebar patch, c adalah
peradiasi, dielektrik substrat dan ground plane kecepatan cahaya di ruang bebas yaitu sebesar
seperti ditunjukkan pada Gambar 1. 3×108 m/s, f0 adalah frekuensi resonansi antena,
dan er adalah permitivitas relatif bahan substrat.
L h Pertambahan panjang L akibat adanya
x
z fringing effect dirumuskan sebagai berikut ini.
𝑊
Patch W (𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 +0,3)( ℎ +0,264)
y ∆𝐿 = 0,412ℎ 𝑊 (2)
(𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 −0,258)( ℎ +0,8)

dengan h adalah tebal substrat, dan ereff adalah


Substrate er
permitivitas relatif efektif yang dirumuskan
Ground Plane dengan
Gambar 1. Struktur sebuah antena mikrostrip[2].
𝜀𝑟 +1 𝜀 −1 1
Elemen peradiasi (patch) dibuat dari logam 𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓 = 2
+ 𝑟2 ( ) (3)

√1+12
dan memiliki ketebalan tertentu dan berfungsi 𝑊

meradiasikan gelombang elektromagnetik.


Patch terletak paling atas dari keseluruhan Panjang patch efektif dirumuskan dengan:

Jurnal Nasional Teknik Elektro 197


Vol: 6, No. 3, November 2017 ISSN: 2302 - 2949

𝑐
𝐿𝑒𝑓𝑓 = (4) MULAI A
2𝑓𝑜 √𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓

Simulasi dengan
Maka panjang patch (L) diberikan oleh Menentukan HFSS v.11
frekuensi kerja,
return loss, VSWR
𝐿 = 𝐿𝑒𝑓𝑓 − 2∆𝐿 (5)
VSWR ≤ 2 Tidak Inset Feed,
Frekuensi 2,4 mengatur
GHz dimensi patch
Untuk menentukan impedansi karakteristik Menentukan jenis
substrat εr = 4,65
(Z0), dilakukan pengaturan lebar saluran dan h = 1,6 mm Ya
mikrostrip. Hal ini terkait dengan impedance
SELESAI
matching antara saluran mikrostrip tersebut
dengan saluran pencatunya [10]. Menentukan dimensi patch
antena elemen tunggal

𝑊 2 𝜀𝑟 −1
= [𝐵 − 1 − ln(2𝐵 − 1) + {ln(𝐵 − 1) +
ℎ 𝜋 𝜀𝑟 Menentukan lebar
0,61 saluran pencatu
0,39 − }] (6)
𝜀𝑟

A
Dengan B diperoleh dari

60𝜋2
Gambar 2. Diagram alir perancangan patch
𝐵= (7) elemen tunggal
𝑍𝑜 √𝜀𝑟

Sedangkan untuk menentukan panjang 3.1. Perancangan Antena Elemen Tunggal


saluran pencatu Lf menggunakan persamaan Dengan menggunakan (1) – (7) akan
sebagai berikut : diperoleh panjang dan lebar patch masing-
masing sebesar 28,07 mm dan 36,46 mm.
𝜆𝑜 =
𝑐
(8) Dengan menggunakan (9)-(10) diperoleh
𝑓𝑜 panjang dan lebar saluran pencatu masing-
masing 16,4 mm dan 2,94 mm. Dimensi hasil
𝜆𝑜
𝜆𝑔 = (9) perhitungan tersebut kemudian diolah
√𝜀𝑟𝑒𝑓𝑓
menggunakan simulator dan diperoleh bentuk
rancangan awal antena seperti pada Gambar 3.
𝜆𝑔
𝐿𝑓 = 4
(10) Dari hasil simulasi awal, frekuensi kerja
bergeser ke frekuensi 2,35 GHz dengan nilai
Untuk mencapai impedance matching VSWR = 2,05 dan nilai return loss sebesar -9,22
digunakan inset fed pada saluran pencatuan. dB, sedangkan pada frekuensi 2,4 GHz
Panjang inset fed diperoleh dengan perhitungan didapatkan nilai VSWR = 2,3 dan nilai return
berikut [11] loss sebesar -8,07 dB. Hal tersebut disebabkan
ketidaksesuaian antara perhitungan dimensi
patch persegi panjang dengan teknik pencatuan
𝑌𝑜 = 10−4 (0,001699𝜀𝑟7 + 0,13761𝜀𝑟6 −
inset fed. Maka agar mendapatkan hasil
6,1783𝜀𝑟5 + 93,187𝜀𝑟4 − 682,69𝜀𝑟3 + 2561,9𝜀𝑟2 −
𝐿 rancangan yang lebih optimal perlu dilakukan
4043𝜀𝑟 + 6697) (11) perhitungan inset fed menggunakan (11) dan
2
mengubah panjang antena.
3. METODOLOGI Panjang inset fed saluran pencatu terbaik
yang dipeoleh sebesar 5 mm. Simulasi antena
Tahapan proses perancangan ditunjukkan elemen tunggal menghasilkan dimensi patch
pada Gambar 2. Antena yang dirancang dengan ukuran panjang 27,1 mm dan lebar 36,46
diharapkan bekerja pada frekuensi 2,401 GHz – mm. Simulasi juga menunjukkan bandwidth
2,495 GHz. Bahan substrat yang digunakan yang diperoleh dari rancangan antena tersebut
adalah FR4 Epoxy dengan nilai permitivitas adalah 90 MHz dengan VSWR ≤ 2, dan gain
relatif 4,65 dan ketebalan 1,6 mm. 3,75 dB dalam rentang frekuensi 2,4 GHz - 2,49
GHz.

198 Jurnal Nasional Teknik Elektro


Vol: 6, No. 3, November 2017 ISSN: 2302 - 2949

lebar antena yang didapatkan 27,7 mm dan 36,36


mm, sehingga bentuk rancangan antena dan
dimensinya menjadi seperti diperlihatkan pada
Gambar 5. Antena array dua elemen tersebut
menghasilkan bandwidth sebesar 90 MHz,
VSWR ≤ 2, dan gain sebesar 5,72 dB pada
rentang frekuensi 2,4 GHz - 2,49 GHz

(a) (b)

Gambar 3. Bentuk rancangan awal antena


elemen tunggal: (a). Tampilan atas,
(b). Tampilan samping

Gambar 5. Bentuk rancangan antena array dua


elemen

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancangan antena hasil simulasi kemudian


difabrikasi dengan bahan substrat FR4 Epoxy,
sehingga didapatkan bentuk antena seperti pada
Gambar 6.

Gambar 4. Bentuk rancangan antena elemen


tunggal dengan inset fed

3.2. Perancangan Array Patch Persegi


Panjang Dua Elemen
Antena yang dirancang menjadi bentuk (a) (b)
array didasarkan pada antena patch elemen
tunggal yang telah dirancang, yaitu dengan Gambar 6. Antena hasil fabrikasi (a) elemen
dimensi patch 34,6 mm × 27,1 mm, panjang tunggal (b) dua elemen
saluran pencatu 16,4 mm, panjang inset fed 5
mm dengan jarak antar elemen sebesar Untuk menguji hasil rancangan, dilakukan
λ⁄4=30,64 mm, dan menggunakan T-Junction pengukuran pada antena yang telah difabrikasi
dengan impedansi 70,711 Ω. Dimensi dan menggunakan Spectrum Analyzer dan Network
parameter-parameter tersebut disimulasikan Analyzer. Parameter yang diukur adalah VSWR,
dalam software. return loss, impedansi antena, pola radiasi dan
Hasil simulasi rancangan awal tersebut gain.
belum memenuhi nilai parameter VSWR, return Pada pengukuran antena elemen tunggal
loss, dan frekuensi resonansi yang diinginkan. didapatkan nilai VSWR dan return loss terbaik
Untuk mendapatkan nilai yang optimal maka sebesar 1,055 dan -31,444 dB pada frekuensi
dilakukan simulasi dengan mengubah-ubah 2,45 GHz. Nilai Bandwidth pada saat VSWR ≤ 2
panjang dan lebar patch sampai diperoleh adalah sebesar 100 MHz yaitu pada rentang
frekuensi resonansi 2,45 GHz pada parameter frekuensi 2,4 GHz sampai 2,5 GHz. Nilai VSWR
VSWR dan return loss terbaik. Panjang dan dan return loss masing-masing batas frekuensi

Jurnal Nasional Teknik Elektro 199


Vol: 6, No. 3, November 2017 ISSN: 2302 - 2949

adalah sebesar 1,92 dan -10,028 dB (pada 2,4 frekuensi 2,45 GHz. Hal ini ditunjukkan pada
GHz) serta 1,888 dan -10,243 dB (pada 2,5 Gambar 9 dan 10.
GHz). Hasil pengukuran VSWR dan return loss Nilai Bandwidth pada saat VSWR < 1,5
ditunjukkan pada Gambar 7 dan 8. Nilai (lebih baik dibandingkan elemen tunggal) adalah
impedansi antena elemen tunggal terukur adalah sebesar 150 MHz yaitu pada rentang frekuensi
sebesar 47,755 Ω. 2,35 GHz sampai 2,5 GHz. Nilai VSWR dan
return loss masing-masing batas frekuensi
adalah sebesar 1,471 dan -14,387 dB (pada 2,35
GHz) serta 1,497 dan -14,016 dB (pada 2,5
GHz). Nilai impedansi antena dua elemen ini
adalah sebesar 51,716 Ω.

Gambar 7. Grafik hasil pengukuran VSWR


antena elemen tunggal

Gambar 9. Grafik hasil pengukuran VSWR


antena array dua elemen

Gambar 8. Grafik hasil pengukuran return loss


antena elemen tunggal

Selanjutnya pada pengukuran antena array


dua elemen didapatkan nilai VSWR dan return Gambar 10. Grafik hasil pengukuran return loss
loss terbaik sebesar 1,036 dan -34,929 dB pada antena array dua elemen

200 Jurnal Nasional Teknik Elektro


Vol: 6, No. 3, November 2017 ISSN: 2302 - 2949

Gambar 11 dan 12 menunjukkan pola radiasi Tabel 1. Hasil Pengukuran Antena


daya pada kedua antena mikrostrip persegi Antena Elemen Antena array
Parameter
panjang yang telah dirancang. Keduanya Tunggal dua Elemen
menunjukkan pengarahan maksimum pada sudut Rentang
2,4 – 2,5 GHz 2,35 – 2,5 GHz
0 dan pola radiasi direksional. frekuensi kerja
VSWR dan
VSWR = 1,055 VSWR = 1,036
Return Loss
Antena Elemen Tunggal Return Loss = - Return Loss = -
pada frekuensi
31,444 dB 34,929 dB
0 2,45 GHz
340350
1,00 10 20
330 30
320 0,80 40 VSWR dan VSWR ≤ 2 VSWR ≤ 1,5
310
0,60
50 Return Loss Return Loss ≤ - Return Loss ≤ -
300 60
0,40 pada bandwidth 9,54 dB 13,97 dB
290 70
280 0,20 80
Impedance
270 0,00 90 100 MHz 150 MHz
bandwidth
260 100
250 110
Gain 3,9 dB 6,67 dB
240 120
230 130
220 140
210 150
200190 170160 Pengujian berikutnya adalah dengan
180
memasangkan antena hasil rancangan pada
sebuah Wi-Fi router dan mengukur level daya
Gambar 11. Pola radiasi antena elemen tunggal sinyal terima pada perangkat mobile yang
menangkap sinyal dari antena Wi-Fi router
tersebut. Tabel 2 menunjukkan hasil pengukuran
Antena Array Dua Elemen
level sinyal daya yang diterima pada saat Wi-Fi
1,00 router menggunakan antena mikrostrip hasil
0,80 rancangan. Hasil tersebut dibandingkan dengan
0,60 level daya terima dari antena dipole.
0,40

0,20 Tabel 2. Hasil Pengukuran Level Daya Sinyal


0,00 Terima
LEVEL SINYAL DAYA TERIMA (dBm)
Mikrostrip Mikrostrip
Jarak Dipole (5 Elemen Array Dua
(m) dB) Tunggal (3,9 Elemen (6,67
dB) dB)
Sumber 1
2 - 33 dBm - 38 dBm - 32 dBm
Gambar 12. Pola radiasi antena array dua
4 - 40 dBm - 41 dBm - 39 dBm
elemen
7 - 48 dBm - 49 dBm - 47 dBm
Parameter antena yang diukur berikutnya Sumber 2
adalah gain. Dari hasil pengukuran 2 - 35 dBm - 36 dBm - 32 dBm
menggunakan spectrum analyzer diperoleh gain 4 - 43 dBm - 44 dBm - 40 dBm
antena untuk elemen tunggal sebesar 3,9 dB dan 7 - 48 dBm - 49 dBm - 46 dBm
untuk antena array dua elemen sebesar 6,67 dB.
Sumber 3
Hasil pengukuran tersebut ternyata lebih baik
dari hasil simulasinya. 2 - 35 dBm - 36 dBm - 32 dBm
Tabel 1 merangkum hasil pengukuran antena 4 - 36 dBm - 37 dBm - 35 dBm
yang telah difabrikasi. Dapat dilihat bahwa 7 - 40 dBm - 39 dBm - 42 dBm
antena dua elemen memberikan perbaikan
kinerja parameter antena yang ditunjukkan oleh Berdasarkan hasil pengujian tersebut, antena
nilai VSWR dan return loss yang menurun, mikrostrip array dua elemen mempunyai daya
sementara bandwidth dan gain antena meningkat terima yang lebih baik dibandingkan antena

Jurnal Nasional Teknik Elektro 201


Vol: 6, No. 3, November 2017 ISSN: 2302 - 2949

mikrostrip elemen tunggal. Sedangkan antena [6] Firmansyah, T., Purnomo, S., Fatonah, F.,
mikrostrip elemen tunggal mempunyai daya Nugroho, T.H.F., Antena Mikrostrip
terima yang lebih kecil daripada antena dipole. Rectangular Patch 1575,42 MHz dengan
Semakin besar nilai gain antena maka semakin Polarisasi Circular untuk Receiver GPS,
baik level sinyal daya terimanya. Jurnal Nasional Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi 4, no. 4 (2015)
5. KESIMPULAN [7] Darsono, M., Rancang Bangun Antena
Mikrostrip Dua Elemen Patch Persegi
Antena mikrostrip yang telah dirancang Untuk Aplikasi WirelessFidelity, Jurnal
bangun adalah antena mikrostrip patch persegi EECCIS 6, no. 2, 171-176 (2012)
panjang elemen tunggal dan array dua elemen. [8] Herudin, Amir, M. A., Alimuddin,
Pengukuran antena menghasilkan nilai VSWR Rancang Bangun Antena Mikrostrip
dan return loss pada frekuensi tengah 2,45 GHz Biquad Ganda untuk Aplikasi Wi-Fi,
untuk antena mikrostrip patch persegi panjang Jurnal Nasional Teknik Elektro 3, no. 1,
elemen tunggal masing-masing sebesar 1,055 44-53 (2014)
dan -31,444 dB, sedangkan untuk array dua [9] James, J.R., Hall P.S., Handbook of
elemen masing-masing sebesar 1,036 dan - Microstrip Antennas, Peter Peregrinus
34,929 dB. Bandwidth antena mikrostrip patch Ltd. Vol. I and II (1993)
persegi panjang elemen tunggal sebesar 100 [10] David M. Pozar, Microwave Engineering,
MHz pada rentang frekuensi 2,4 – 2,5 GHz, John Willey and Son (2001)
sedangkan array dua elemen bandwidth-nya 150 [11] Ramesh, M., & KB, Yip., Design Formula
MHz pada rentang frekuensi 2,35 – 2,5 GHz. for Inset Fed Mikrostrip, Journal of
Gain antena mikrostrip patch persegi panjang Microwaves and Optoelectronics 3, no.3,
elemen tunggal adalah sebesar 3,9 dB dan array 5-10 (2003)
dua elemen sebesar 6,67 dB. Dengan demikian
antena array yang telah dirancang dapat Biodata Penulis
meningkatkan nilai gain, bandwidth dan
memperbaiki nilai VSWR serta return loss. Eva Yovita Dwi Utami, memperoleh gelar
Sarjana Teknik dari jurusan Teknik Elektro
DAFTAR PUSTAKA Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung
dan gelar Magister Teknik dari Departemen
[1] IEEE 802.11: Wireless LAN Medium Teknik Elektro Universitas Indonesia. Saat ini
Access Control (MAC) and Physical sebagai staf pengajar program studi Teknik
Layer (PHY) Specifications (2012 Elektro Universitas Kristen Satya Wacana,
Revision). IEEE-SA (2012) Salatiga dengan minat penelitian dalam bidang
[2] Balanis, C.A.,Antenna Theory: Analysis Komunikasi Nirkabel dan Antena dan Propagasi.
and Design, ed. 3, John Willey and Son,
USA (2005) F. Dalu Setiaji, menamatkan S1 di Universitas
[3] Stutzman, W.L. & Thiele, G.A., Antenna Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga pada
Theory and Design, ed. 2, John Willey, tahun 1996. Pendidikan S2 diselesaikan di
USA (1998) Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada pada
[4] Pasaribu, D. & Rambe, A. H., Rancang tahun 2006. Saat ini sebagai staf pengajar
Bangun Antena Mikrostrip Patch program studi Teknik Elektro Universitas
Segiempat pada Frekuensi 2,4 GHz Kristen Satya Wacana, Salatiga dengan bidang
dengan Metode Pencatuan Inset, Jurnal peminatannya adalah untai mikroelektronika dan
Singuda Ensikom 7, no. 1, 30-35 (2014) sistem adaptif.
[5] Uli, W. F., Rambe, A.H., Rancang
Bangun Patch Rectangular Antenna 2.4 Daniel Pebrianto, memperoleh gelar Sarjana
GHz dengan Metode Pencatuan EMC Teknik dari program studi Teknik Elektro
(electromagnetically coupled), Jurnal Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Singuda Ensikom 6, no. 2, 81-86 (2014)

202 Jurnal Nasional Teknik Elektro

Anda mungkin juga menyukai