11171120000082
Perilaku Politik 6B
Model Psikologi
partisipasi politik dan pilihan politik. Model ini menjelaskan seseorang berpartisipasi dalam
pemilu bukan hanya karena kondisi sosial ekonominya lebih baik atau berada dalam jaringan
sosial, melainkan karena dirinya tertatik dengan politik, punya perasaan dekat dengan partai
tertentu (Party ID), punya informasi yg cukup utk tentukan pilihan, serta yakin bahwa suaranya
Jadi, orang yg ekonominya lebih bagus, kelas sosialnya mapan, atau terlibat dalam
jaringan sosial, tak ada jaminan partisipasi dalam pemilu. Banyak orang yg sosial ekonomi
mapan juateru tak ikutan pemilu. Banyak orang ikut organisasi sosial tapi keikutsertaan dlm
pemilu tak ada. Yg membuat orang ikut pemilu krn tertarik politik dan merasa mendapatkan
perilaku politik. Hal ini disebabkan oleh fungsi sikap itu sendiri, menurut Greenstein ada 3
yakni:
dengan keinginan orang itu untuk sama atau tidak sama dengan tokoh yang diseganinya
3. Sikap merupakan fungsi eksternalisasi dan pertahanan diri, artinya sikap seseorang itu
merupakan upaya untuk mengatasi konflik batin atau tekanan psikis yang mungkin
Namun, sikap bukanlah sesuatu hal yang cepat terjadi, tetapi terbentuk melalui proses yang
panjang, yakni mulai dari lahir sampai dewasa. Pada tahap pertama, informasi pembentukan
sikap berkembang dari masa anak-anak. Pada fase ini, keluarga merupakan tempat proses
belajar. Anak-anak belajar dari orangtua menganggap isu politik dan sebagainya. Pada tahap
kedua, adalah bagaimana sikap politik dibentuk pada saat dewasa ketika menghadapi situasi di
luar keluarga. Tahap ketiga, bagaimana sikap politik dibentuk oleh kelompok-kelompok acuan
Melalui proses sosialisasi ini individu dapat mengenali sistem politik yang kemudian
menentukan sifat persepsi politiknya serta reaksinya terhadap gejala-gejala politik di dalam
kaitannya dengan pemilihan kepala daerah. Sosialisasi bertujuan meningkatkan kualitas pemilih.
diskusi politik memungkinkan seseorang berbagi gagasan dan menemukan solusi dari
persoalan politik kebamhsaan. Kondisi ini memungkinkan seseroang terekspose pada isu politik
tertentu.
efikiasi politik. Yakni perasaan yakin bahwa keikutsertaan dirinya dalam pemilu dapat
mengubah keadaan. Semacam kondisi politik yg selalu optimis menatap politik. Sekecil apapun
sumbangan kita terhadap pemilu pasti sangat berguna bagi perbaikan bagsa. Sebaliknya, ada
seseorang yg selau pesimis bahkan apatis terhadap pemilu krn dinilai hanya menguntungkan
segelintir elit.