Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya
tugas ini tema kajian Islam diantaranya Iman, Islam, Ihasa, Islam dan Sains, Islam dan
Penegakan Hukum, Kewajiban Mengegakkan Amar Makruf dan Nahi Munkar, dan
Fitnah Akhir Zaman.
Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Pendidkan Agama Islam. Saya
menyadari bahwa artikel ini yang dibuat masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan dari berbagai pihak.
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat bagi semua pihak terutama
bagi penulis.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
I. Iman, Islam, Ihsan...............................................................................................1
II. Islam dan Sains................................................................................................... 9
III. Islam dan Penegakan Hukum.............................................................................. 12
IV. Kewajiban Menegakkan Amar Makruf dan Nahi Munkar..................................16
V. Fitnah Akhir Zaman............................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN
iii
iii
I. IMAN, ISLAM, IHSAN
A. Pengertian Iman
B. Rukun Iman
Dalam agama islam kita mengenal 6 rukum iman ini terdapat dalam firman Allah
swt surah An-Nisa ayat 36 diantaranya :
Artinya kita percaya bahwa Allah swt. itu ada meskipun kita belum pernah
melihat wujudnya. Allah swt adalah sang penguasa, Dia-lah yang menciptakan
alam semesta beserta isinya dan Dia pula yang mengawasi semuanya.
Artinya kita meyakini bahwa malaikat itu ada. Malaikat diciptakan dari nur
(cahaya), malaikat adalah makhluk yang tunduk dan patuh kepada segala
perintah Allah swt. malaikat tidak mempunya nafsu seperti yang dimiliki
manusia pada umumya. Selain itu juga, malaikat yang kita ketahui berjumlah
10 orang dan mempunyai tugas masing-masing.
Artinya kita percaya atau yajin terhadap kitab-kitab Allah yang diturunkan
kepada Nabi dan Rasul-Nya. Kitab yang kita ketahui berjumlah 4 buah dan
diturunkan kepada Nabi dan Rasul pilihan. Adapun kitab-kitab tersebut antara
lain, kitab taurat diturunkan kepada Nabi Musa as, kitab injil diturunkan
kepada Nabi Isa as, kitab zabur diturunkan kepada Nabi Daud as, dan Al-
Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
1
4. Iman kepada Rasul-Rasul-Nya
Artinya kita meyakini akan adanya Rasul-Rasul yang diciptakan dan diutuskan
ke bumi oleh Allah swt.
Artinya kita harus meyakini atau percaya kepada hari akhir, meskipun kita
tidak tidak tahu kapan datangnya hari akhir tersebut.
Artinya kita harus percaya terhadap qadha dan qadar atau takdir baik dan buruk
yang sudah ditetapkan oleh Allah swt. karena apapun yang sudah ditetapkan
pasti ada hikmah dibalik semuanya.
1. Iman Al Washitu
Artinya iman yang tidak pernah berkurang dan tidak pula bertambah. Adapun
yang termasuk kedalam iman ini adalah para malaikat yang selalu berzikir
kepada Allah swt. tanpa henti.
2. Iman Al Ma’sum
3. Iman Al-Makbul
Artinya imannya akan terus bertambah apabila melakukan perbuatan baik dan
akan berkurang apabila melakukan suatu perbuatan yang buruk, adapun yang
ada pada tingkatan ini adalah kaum muslim.
2
4. Iman Al Maukuf
Artinya iman yang dimiliki oleh alhi bid’ah, dimana apabila ia meninggalkan
atau berhenti melakukan bid’ah maka imannya diterima, adapun yang ada pada
tingkatan ini adalah para kaum rafidhoh (kaum yang menyimpang), sihir,
dukun, ataupun sejenisnya.
5. Iman Al Mardud
Artinya imannya di tolak karena yang ada pada tingkatan ini adalah orang yang
musyrik, murtad, munafik, kafir, ataupun sejenisnya.
D. Manfaat Iman
1. Menambah keyakinan
2. Menambahkan ketaatan
3. Menentramkan hati
E. Pengertian Islam
Islam secara bahasa berasal dari kata sallama yang artinya selamat. Sedangkan
menurut istilah islam artinya patuh, taat, tunduk kepada segala perintah Allah swt. dan
para Rasul-Nya. Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Dan merupakan agama yang diridhoi Allah swr. Di dalam agama islam terdapat
berbagai pedoman untuk dijadikan sebagai petunjuk dalam kehidupan agar selamat
dunia dan akhirat.
3
1. Islam adalah ketundukan
Artinya Allah swt. pertama kali menciptakan alam semesta beserta isinya
kemudian menciptakan makhluk hidup (manusia) yang diangkat sebagai
hamba-Nya, dan melakukan interaksi antara sesama makhluk hidup lainnya dan
alam sekitarnya. Islam identik dengan ketundukan kepada sunnatullah yang
terdapat pada alam semesta (tidak tertulis) dan kitabullah (tertulis dalam Al-
Qur’an).
Artinya islam merupakan wahyu Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. Tujuan diturunkannya islam adalah agar manusia menemukan
jalan yang benar terhadap Tuhan. Selain itu islam juga mengandung aturan-
aturan dalam bidang kehidupan diantaranya, politik, hukum, sosial, budaya, dan
sebagainya.
Artinya para Nabi dan Rasul melakukan dakwah kepada manusia tentang
ajaran islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw. kepada manusia. Akan
tetapi jika dilihat dari segi syariatnya belum lengkap yang diajarkan Nabi
Muhammad saw. tetapi prinsip-prinsip keimanan dan akhlaknya sama.
Artinya jika kita ingin memperdalam tentang hukum-hukum yang ada dalam
islam, hendaklah kita buka kitabullah dan sunnah Rasulullah saw. karena dua
hal ini merupakan sumber utamanya agama islam.
Artinya islam merupakan satu-satunya agama yang diridhoi Allah swt. dan
pedoman manusia. Tidak ada agama lain yang bisa menandingi islam, karena
islam adalah jalan yang lurus dan jalan yang diridhoi Allah swt.
4
6. Islam pembawa keselamatan dunia dan akhirat
F. Pengertian Ihsan
Ihsan secara bahasa artinya berbuat baik, sedangkan kebalikan dari ihsan adalah
isa’ah yang artinya berbuat buruk. Adapun secara istilah berbuat baik (ihsan) adalah
berbuat baik kepada Allah swt. dan berbuat baik kepada sesama makhluk. Makna dari
berbuat baik kepada Allah swt. adalah ketika seorang hamba beribadah kepada Allah
swt. seakan-akan melihat-Nya, apabila tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah
melihatnya. Sedangkan makna dari berbuat baik kepada makhluk hidup adalah
melakukan perbuatan baik atau mendermakan kepada sesama makhluk
(manusia/hewan) sesuai hak dan kedudukannya.
5
qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan
orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka
barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang
memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi
maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik
(pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu
rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang
sangat pedih. [QS. Al-Baqarah : 178]
4. Berbuat baik sebagaimana Allah swt berbuat baik kepadamu
Allah swt. berfirman Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan. [QS. Al-Qashash : 77]
5. Rahmat Allah dekat dengan orang baik
Allah swt. berfirman Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-
orang yang berbuat baik. [QS. Al-A’raaf : 56]
H. Dalil-Dalil Tentang Ihsan Dalam As-Sunnah
1. Berbuat baik ketika menyembelih
Adapun bunyi hadits Sesungguhnya Allah mewajibkan perbuatan baik terhadap
segala sesuatu. Apabila kalian membunuh maka bunuhlah dengan cara yang
baik. Dan apabila kalian menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik.
Tajamkanlah pisanmu dan senangkanlah hewan sembelihanmu. [HR. Muslim :
1955]
2. Keutamaan berbuat baik dalam islam
Adapun bunyi haditsnya Seorang lelaki bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah
perbuatan kami selama jahiliyyah akan dihukum?” Rasulullah menjawab :
“Barang siapa yang berbuat baik di dalam Islam maka apa yang ia perbuat di
masa jahiliyyah tidak akan dihukum, namun apabila ia berbuat buruk di dalam
Islam maka apa yang ia perbuat dari awal hingga akhir akan dihukum.” [HR.
Bukhari : 6921]
6
3. Berbakti kepada orang tua adalah jihad
Adapun bunyi haditsnya Seorang lelaki datang pada Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam untuk meminta izin mengikuti jihad. Rasulullah bertanya : “Apakah
kedua orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab : “Iya” Rasulullah bersabda :
“Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya!” [HR. Muslim : 2549]
4. Berbuat baik kepada wanita
Adapun bunyi hadits Ingatlah, berbuat baiklah kalian pada para istri, karena
sesungguhnya mereka adalah tawanan kalian. Kalian tidak memiliki hak mereka
lebih dari itu, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Jika
mereka berbuat keji maka pisahilah tempat tidur mereka dan pukullah mereka
dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Apabila mereka sudah taat pada kalian
maka janganlah mencari jalan untuk memberatkan mereka. Ingatlah
sesungguhnya kalian memiliki hak atas istri-istri kalian, dan istri-istri kalian
memiliki hak atas kalian. Adapun hak kalian atas istri-istri kalian adalah mereka
tidak boleh memasukkan orang yang kalian benci pada tempat tidur kalian
(selingkuh), dan tidak boleh memberi izin tamu yang kalian benci masuk ke
dalam rumah kalian. Ingatlah, hak mereka para istri atas kalian adalah kalian
berbuat baik kepada mereka dengan memberikan pakaian dan makanan. [HR.
Tirmidzi : 1163]
5. Berbuat baik kepada tetangga
Adapun bunyi hadits Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam : “Bagaimana aku mengetahui bahwa aku telah berbuat baik
atau berbuat buruk?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Apabila
kalian dengar tetanggamu mengatakan bahwa engkau telah berbuat baik, maka
sesungguhnya engkau telah berbuat baik. Namun, apabila kalian dengar
tetanggamu mengatakan bahwa engkau telah berbuat buruk, maka sesungguhnya
engkau telah berbuat buruk. [HR. Ibnu Majah : 4223]
I. Contoh Ihsan Dalam Islam
1. Ihsan dalam beribadah kepada Allah swt
2. Ihsan kepada kedua orang tua
3. Ihsan kepada kerabat
4. Ihsan kepada tetangga
7
5. Ihsan kepada anak yatim
6. Ihsan kepada orang miskin
7. Ihsan kepada pelayan atau pegawai
8. Ihsan kepada bermuamalah
9. Ihsan kepada orang yang berbuat buruk
10. Ihsan kepada orang lain dengan ucapan kebaikan
11. Ihsan dalam perdebatan
12. Ihsan kepada hewan
8
II. ISLAM DAN SAINS
9
sebenarnya sudah terdapat di dalam Al-Qur’an. Contohnya proses penciptaan manusia,
proses pergantian siang dan malam, proses terjadinya hujan, dan sebagainya.
B. Pendidikan Sains yang Relevan dengan Ajaran Islam
Sains merupakan salah satu yang terpenting dalam hidup ini, apalagi pada zaman
modern ini. yang sangat menjunjung tinggi rasa rasionalitas (terutama di Negara Barat),
yang menyebabkan apapun harus sesuai dengan logika. Akan tetapi, karena kita
merupakan kaum muslim yang pada kenyataannya harus mengikuti dan menyesuaikan
diri sesuai zaman. Adapun hadits Nabi Muhammad saw. berbunyi yang artinya
“Rasulullah saw. bersabda : “ Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang islam
laki-laki dan perempuan”.
Adapun dari sumber lain di dapatkan pendapat Shadr al-Din Syirazi, yaitu :
1. Kata “ilm” (pengetahuan atau sains), memiliki beberapa makna yang
bervariasi. Kata “ilm” dalam hadits ini bermaksud untuk menetapkan bahwa pada
tingkat ilmu apapun seseorang harus berjuang untuk mengembangkan lebih jauh.
Nabi bermaksud bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim, baik itu para
ilmuwan maupun orang-orang yang bodoh, para pemula mupun para sarjana
terdidik. Apapun tingkat ilmu yang dapat dicapainya, ia seperti anak kecil yang
beranjak dewasa, sehingga ia harus mempelajari hal-hal yang sebelumnya tak
wajib baginya.
2. Hadits ini menyiratkan arti bahwa seorang Muslim tidak akan pernah keluar
dari tanggung jawabnya untuk mencari ilmu.
3. Tidak ada lapangan pengetahuan atau sains yang tercela atau jelek dirinya
sendiri, karena ilmu laksana cahaya, dengan demikian selalu dibutuhkan. Alasan
mengapa beberapa ilmu dianggap tercela adalah karena akibat-akibat tercela yang
dihasilkannya.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sains merupakan sesutau yang
penting bagi kehidupan manusia di dunia. Akan tetapi menuntut ilmu disini bertujuan
untuk menyejahterakan manusia, mencerdaskan bangsa, dan mensyiarkan kebaikan,
bukan sebaliknya menuntut ilmu digunakan untuk mendapatkan gelar, meninggikan
pangkat, dan keuntungan pribadi.
10
C. Al-Qur’an sebagai Sumber Sains
Jika diperhatikan pada zaman sekarang ini banyak orang menafsirkan Al-Qur’an
dengan cara yang modern. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa Al-Qur’an
yang merupakan kitab kita memiliki mukjizat ang sangat istimewa dan luar biasa yang
tidak bisa ditandingin dengan apapun. Akan tetapi ini bukanlah sesuatu yang baru,
sebab para ulama terdahulu yang berpendapat demikian.
Adapun para ulama tersebut antara lain, Imam al-Ghazali. Dalam bukunya Ihya
‘Ulum al-Din, beliau mengutip kata-kata Ibnu Mas’ud: “Jika seseorang ingin memiliki
pengetahuan masa lampau dan pengetahuan modern, selayaknya dia merenungkan al-
Qur’an”. Selanjutnya beliau menambahkan: “Ringkasnya, seluruh ilmu tercakup di
dalam karya-karya dan sifat-sifat Allah, dan al-Qur’an adalah penjelasan esensi, sifat-
sifat, dan perbuatan-Nya. Tidak ada batasan terhadap ilmu-ilmu ini, dan di dalam al-
Qur’an terdapat indikasi pertemuannya (al-Qur’an dan ilmu-ilmu)”.
D. Hubungan antara Islam dan Sains
Islam dan sains memiliki hubungan yang sangat erat yang tidak bisa dipisahkan
antra satu sama yang lain, keamjuan dan kemunduran sains sesuai peradaban islam.
Islam sudah sejak dulu dari abad pertama hijriyah sampai lima hijriyah telah menyuruh
ummatnya untuk mempelajari atau menafsirkan ilmu pengetahuan. Sehingga banyak
ummat islam yang dipelopori sebagai ilmuwan yang islami. Selain itu juga ummat islam
juga tempat mencari atau mereasrch tentang alam dan sekaligus seagai
masyarakatpertama yang melakukan experimental science atau ilmu thabi’I berdasarkan
percobaan yang dilakukan yang kemudian berkembang menjadi applied science atau
technology. Islam selalu mendorong ummatnya atau pengikutnya untuk melakukan
perkembangan tentang sains, seperti yang terkandung dalam wahyu pertama yang
diturunkan Allah swt. kepada Rasulullah saw. di gua hira, surah itu tidak lain adalah
surah Al-A’laq ayat 1-5. Adapun artinya, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpah darah. Bacalah dan
Tuhanmulah yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajar
manusia apa yang tidak diketahuinya”.
11
III. ISLAM DAN PENEGAKAN HUKUM
12
Yaitu pelaksanaan penegakan hukum tergantung pada kaidah hukum pada sistem
negaranya. Jika penegakan hukum otoriter maka ini sangat bergantung pada
penguasanya. Kaidah hukum ini juga berisi perundang-undangan, tetapi ada juga
perundang-undangan ini yang simpang siur dalam penerapannya (kasus prita).
Kaidah hukum akan berguna atau berfungsi jika diterapkan secara yuridis,
kemungkinan besarnya kaidah hukum ini merupakan kaidah yangmati (dode
regel), jika diterapkan secara sosiologis (teori kekuasaan), maka kaidah tersebut
menjadi kaidah aturan pemaksa (dwang maat regel).
B. Penegakan Hukum Dalam Islam
Penegakan hukum sangat didambakan atau iharapkan oleh semua masyarakat
baiak orang baik atau orang yang jahat sekalipun, mereka mengharapkan penegakan
hukum diterapkan di dalam suatu negara atau wilayah tempat mereka tinggal. Jika ada
suatu masalah dan mereka perlakukannya secara tidak adil maka pemerintah harus
mencegahnya bukan malah menzalimi rakyatnya, lebih-lebih jika perlakukan yang tidak
adil itu dilakukan pada hal yang tidak baik. Keadilan sosial dapat tercipta apabila
penegakan hukum diterapkan. Jika ini sudah diterapkan maka keadilan sosial dalam
masyarakat tercipta, selain saling tolong-menolong sesama masyarakat satu dengan
yang lainnya dalam berbuat kebaikan. Terdapat juga hati nurani yang menyebabkan
adanya ketergantungan satu dengan yang lainnya dalam kehidupan sosial
(interdependensi).
Islam sejak dahulu sudah menggariskan aturan-aturan untuk menjamin
keberhasilan dari penegaka hukum, diantaranya :
1. Semua produk harus bersumber dari wahyu
Artinya apapun perundang-undangan yang dihasilkan harus bersumber dari
wahyu yang diturunkan Allah swr. karena semuanya harus bergantung kepada
dan hanya kembali kepada-Nya. Dalam islam, aturan yang sudah dibuat dan
ditetapkan oleh Allah swt. tidak dapat diubah, dan tidak akan berubah kecuali
Dia yang mengubahnya.
2. Kesetaraan di depan hukum
Artinya apapun agama, ras, sukunya tetapi dia memiliki kedudukan yang sama
di mata hukum islam tidak ada yang dibeda-bedakan. Jika seseorang melakukan
sebuah kejahatan atau perbuatan yang tidak baik, maka akan mendapat balasan
13
atau hukuman. Dituturkan dalam riwayat sahih, bahwa pernah seorang wanita
bangsawan dari Makhzum melakukan pencurian. Para pembesar mereka
meminta kepada Usamah bin Zaid agar membujuk Rasulullah saw. agar
memperingan hukuman. Rasulullah saw. murka seraya bersabda yang artinya,
Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah tatkala
ada orang yang terhormat mencuri, mereka biarkan; jika orang lemah yang
mencuri, mereka menegakkan had atas dirinya. Demi Zat Yang jiwaku berada
dalam genggaman-Nya, seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri niscaya
akan aku potong tangannya (HR al-Bukhari).
3. Mekanisme pengadilan berjalan efektif dan efisien
Artinya mekanisme pengadilan di dalam hukum islam tidak bisa diganggu
gugat, hal ini dapat dilihat dari beberapa peristiwa, pertama, keputusan hakim
mengikat tidak bisa di lawan oleh pengadilan ataupun pihak manapun. Kedua,
mekanisme pengadilan di dalam majelis mudah dan efisien, maknanya, apabila
pendakwa tidak memliki cukup bukti, maka terdakwa akan melakukan sebuah
sumpah. Jiak terdakwa sudah melakukan sumpah tersebut, maka terdakwa
terbebas dari dakwaan pendakwa. Dan apabila sebaliknya terdakwa tidak
melakukan sumpah, maka terdakwa akan mendapatkan hukuman dari tuntunan
dakwaan terdakwa. Ketiga, kasus-kasus yang sudah lalu tidak boleh diungki
kembali, kecuali berkaitan dengan harta benda. Keempat, ketentuan para saksi
untuk memudahkan qadhi dalam memutuskan suatu sengketa. Kelima, kasus
Ta’zir, dimana seorang qadhi diberi kesempatan untuk melakukan sebuah
keputusan sesuai dengan ijtihadnya.
4. Hukum merupakan bagian dari integral keyakinan
Artinya penegakan hukum akan lebih mudah dilaksanakan, jika seorang muslim,
baik penguasa, maupun rakyat dipaksa untuk memahami hukum dalam syariah
sebagai wujud dari keimanan dan ketaatannya terhadap Allah swt. dan Rasul-
Nya.
5. Lembaga peradilan tidak tumapang tindih
Artinya apabila mahkamah peradilan dibuat baik ditingkat daerah maupun pusat
dan memiliki pemimpin masing-masing maka peradilan yang tumpang tindih
bisa dihindari.
14
6. Setiap keputusan hukum ditetapkan di majelis peradilan
Artinya keputusan yang mengikat dapat dijatuhkan di majelis peradilan.
Pembuktian yang baru akan diakui apabila diakui di majelis peradilan.
15
IV. Kewajiban Menegakkan Amar Makruf dan Nahi Munkar
16
amar makruf dan nahi munkar bersifat hokum fardhu ain. Artinya jika tidak ada lagi
yang mampu menegakknya, maka orang yang mempunyai kemampuan untuk
menegakan amar makruf dan nahi munkar ini memiliki kewajiban untuk
menegakkannya.
Seorang imam yang bernama Al-Imam an-Nawawi berkata, “Amar ma’ruf nahi
mungkar menjadi wajib ‘ain bagi seseorang, terutama jika ia berada di suatu tempat
yang tidak ada seorang pun yang mengenal (ma’ruf dan mungkar) selain dirinya; atau
jika tidak ada yang dapat mencegah yang (mungkar) selain dirinya. Misalnya, saat
melihat anak, istri, atau pembantunya, melakukan kemungkaran atau mengabaikan
kebaikan.” (Syarh Shahih Muslim). Selain imam an-Nawawi ada juga Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah berkata, “Amar ma’ruf nahi mungkar adalah fardhu kifayah. Namun,
terkadang menjadi fardhu ‘ain bagi siapa yang mampu dan tidak ada pihak lain yang
menjalankannya.”
C. Syarat dan Etika Ketika Melakukan Amar Makruf dan Nahi Munkar
Adapun syarat bagi orang yang menegakkan amar makruf dan nahi munkar, dan
syarat serta etika tersebut harus di perhatikan dan dipatuhi, syarat tersebut, diantaranya:
1. Ilmu dan pemahaman harus dimiliki sebelum memerintah dan melarang
Artinya orang yang ingin menegakkan suatu landasan utama yaitu amar makruf
dan nahi munkar harus memiliki ilmu dan kemampuan pemahaman sebelum
memrintah dan melarang orang lain. Dan jika tidak memiliki ilmu dipastikan ada
kebodohan dan hanya mengikuti hawa nafsu. Adapun ilmu yang harus dimiliki
ada tiga yaitu, mengetahui mana yang makruf dan munkar, dan juga bisa
membedakan antara keduanya, mengetahui apa masalah atau objek yang
menjadi sasarannya, serta mengetahui langkah apa atau solusi apa yang harus
dilakukan agar tidak salah langkah. Tujuannya utamanya adalah apa yang
diinginkan terwujud dan bisa menghindari yang tidak diinginkan.
2. Mempunyai sifat yang lemah lembut dalam melakukan amar makruf dan nahi
munkar
Artinya seseorang yang melakukan amar makruf dan nahi munkar tidak boleh
berkata kasar an harus memiliki sifat yang lemah lembut.
3. Harus bersikap tenang dan memiliki kesabaran dalam menghadapi gangguan
setelah melakukan amar makruf dan nahi munkar
17
Artinya seseorang yang sudah melakukan amar makruf dan nahi munkar harus
memiliki sikap yang tenang dan kesabaran setelah melakukannya. Gangguan-
gangguan ini merupakan sesuatu untuk memastikan karena sudah melakukan
sebuah penegakkan. Jika gangguan tersebut diabaikan, maka kerusakan yang
ditimbulkan tidak lebih besar dari sebuah kebaikan.
D. Tahapan-Tahapan Dalam Amar Makruf dan Nahi Munkar
Melakukan amar makruf dan nahi munkar tidak mudah seperti menaiki tangga.
Akan tetapi melakukannya harus melalui proses yang berupa berbagai tahapan-tahapan
dari tingkatan yang paling ringan hingga mencapai tingkatan yang lebih berat.
Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Barangsiapa diantara kalian melihat
kemungkaran, maka hendaknya ia menghilangkannya dengan tangannya. Jika ia tidak
mampu, maka dengan lisannya. Orang yang tidak mampu dengan lisannya, maka
dengan hatinya. Dan dengan hati ini adalah lemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Maksud dari hadits diatas adalah jika seseorang mampu menghentikan amar makruf
tersebut dengan tangan, maka ia tidak boleh menggunakan lisan, dan jika tidak mampu
dengan tangan barulah bisa menghentikannya dengan lisan, dan jika ia tidak mampu
menghentikannya dengan lisan, maka cara yang terakshir adalah dengan cara
menggunakan hati .
Dalam proses amar makruf dan nahi munkar tetap yang didahulukan itu harus
yang lebih ringan barulah beralih ke yang lebih berat. Dalam amar makruf dan nahi
munkar seseorang dituntut harus memiliki sifat yang arif dan bijak. Dan untuk mencapai
tujuan yang baik maka permasalahan dihilangkan sedikit demi sedikit tidak
memaksakannya. Komunikasi amar makruf dan nahi munkar harus dipastikan berjalan
dengan lancar dan baik. Jika amar makruf lebih cenderung mengarah ke arah positif
untuk memotivasi maka nahi munkar dapat dihindari atau lebih mengarah tidak akan
menghasilkan keburukan dalam hal komunikasi. Adapun gaya yang baik dalam
berkomunikasi mengenai amar makruf dan nahi munkar sebagai berikut:
1. Qaulan ma’rufa (perkataan yang baik)
Artinya jika kita berkomunkasi dengan orang lain, maka kita harus
menggunakan bahsa dan perkataan yang baik.
2. Qaulan sadiidan (perkataan yang tegas dan benar)
Artinya jika kita berbicara harus dengan tegas dan membicarakan hal yang benar
18
bukan tentang kebohongan, agar tidak ada keraguan.
19
manusia untuk saling bergotong-royong atau saling membantu dan melakukan
sosiaslisasi atau interaksi antara sama yang lainnya, karena manusia tidak akan dan
tidak pernah akan bisa hidup tanpa ada bantuan dari orang lain di bumi ini. Manusia
juga dilarang keras untuk merusak alam semesta ini, sebaliknya manusia dituntut untuk
menjaga dan melestarikannya, sebab manusia dan alam semesta ini merupakan ciptaan
Allah swt. manusia juga dilarang untuk melakukan perbuatan yang slah atau tidak baik.
Ummat islam memiliki kewajiban kepada orang lain, yaitu beramar makruf,
maksudnya kita dituntut untuk menyuruh atau mengajak orang lain untuk berbuat baik
dan mencegah kemungkaran. Amar makruf dan nahi munkar merupakan kutub terbesar
dalam urusan agama. Menjalankan amar makruf dan nahi munkar dalam kehidupan ini
sangatlah penting. Jika kita menerapkan dan menjalankannya maka, hidup kita akan
menjadi aman, nyaman, tentram. Dalam kehidupan ini juga masih terdapat orang-orang
yang tidak memperhatikan sekitarnya, jangankan sekitarnya mereka juga kadang tidak
memperhatikan maslah yang ada didalam keluarganya sendiri. Hal ini dikarenaka
karena mereka tidak menjalankan atau menerapkan amar makruf dan nahi munkar, dan
juga karena sibuk dengan urusan masing-masing. Jika kita bayangkan kehidupan ini
tidak menerapkan amar makruf dan nahi munkar, maka akan semakin merajalelanya
perbuatan-perbuatan yang tidak baik atau menyimpang. Yang termasuk kedalam
penyimpangan adalah, penyimpangan moral, pelanggaran aturan-aturan agama, dan
pelanggaran yang ada di masyarakat karena kita tidak ada yang saling mengingatkan.
Jika kita sudah mengetahui amar makruf (berbuat baik) dan nahi munkar (berbuat
buruk), dan mengetahui pula bahwa keduanya merupakan pegangan yang kuat bagi
ummat islam, ini adalah pengan yang kuat dan penting dalam kehidapan. Tetapi apabila
amar makruf dan nahi munkar dilipat dan ilmu tidak di amalkan atau tidak
dipergunakan, maka syiar kenabian menjadi kosong, keagamaan menjadi rusak,
kekosongan merata, negeri binasa, dan akan binasa dalam kegelimpangan kesesatan
yang menyelimutinya.
Jika kita ingin mengajak orang lain untuk beramar makruf dan nahi munkar, maka
kita harus mempunyai etika. Adapun etika tersebut antara lain :
1. Harus menegetahui apa itu amar makruf dan nahi munkar. Setiap orang apabila
ingin melakukan sesuatu maka ia haru tahu hak ikat sesuatu perbuatan tersebut. Dan jika
ingin melakukan amar makruf dan nahi munkar, ia harus mengetahui hakikat kebaikan
20
dalam syariat, dan kebaikan tersebut terbukti diamalkan. Selain itu, ia juga harus tau
hakikat keburukannya atau hal-hal yang dilarang dalam syariat, seperti maksiat, maka ia
harus menghindarinya. Selanjutkan ia harus wara’ (menjauhkan diri dari maksiat dan
syubhat, dan tidak meninggalkan kebaikan yang ia suruh dan meninggalkan
kemungkaran yang ia perintah.
2. Berakhlak mulia, penyabar, dan tidak mudah tersinggung terhadap gangguan
dari orang yang ia larang untuk menjauhi kemungkaran, memerintah atau menyuruh
dengan lemah lembut tidak dengan kekerasan, melarang dengan ramah, dan pemaaf.
Sebelum ia memerintahkan kebaikan kepada orang lain, haruslah dirinya memancarkan
keteladanan.
21
V. Fitnah Akhir Zaman
A. Pengeertian Fitnah Akhir Zaman
Fitnah diartikan sebagi musibah, ujian, cobaan, yang diberikan. Ataupun bisa
dikatakan fitnah adalah kesulitan atau musibah yang diberikan oleh Allah swt. kepada
hamba-Nya untuk mengujinya apakah hamba-Nya bisa bersabar dalam menghadapi
musibah yang diberikan, adapun dibalik musibah yang menimpa seseorang pasti ada
hikmah di baliknya. Allah swt. memberikan musibah kepada hamba-Nya baik secara
umum ataupun khusus. Akhir zaman adalah waktu terakhir hidup di dunia. Akhir zaman
mempunyai ciri-ciri yang besar maupun kecil. Tetapi yang pertama muncul adalah
tanda-tanda yang kecil (sugro), contohnya seperti meninggal dunia, banjir, dan
sebagainya. Sedangkan tanda-tanda yang besar (kubro), akan datang apabila tanda-tanda
yang kecil sudah di munculkan.
Walaupun akhir zaman (hari kiamat) belum kita ketahui pasti kapan terjadinya
kecuali Sang Pencipta Allah swt. tetapi tanda-tandanya sudah kita ketahui. Jika dilihat
pada masa sekarang ini, kita adalah ummat akhir zaman, banyak terjadi pada zaman
sekarang ini. Hal ini dikarenakan banyak larangan Allah swt. dan Rasul-Nya yang kita
langgar. Adapun Rasulullah saw. bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
Anas Radhiyallahu anhu berkata yang artinya, “ jarak diutusnya aku dan hari kiamat
seperti dua (jari) ini, “ Anas Radhiyallahu Anhu berkata, “ Dan beliau menggabungkan
jari telunjuknya dengan jari tengah.” (HR. Muslim)
B. Mewaspadai Fitnah (ujian) di Zaman Modern
Banyak orang yang tidak menyadari datangnya musibah (fitnah) sehingga tidak
dapat bergerak untuk menyelamatkan diri, ada juga orang yang mengetahui musibah
yang menimpanya, akan tetapi oarang tersebut hanya pasrah pada keadaan, putus asa,
tidak mau menyelamatkan dirinya dari musibah yang menimpanya sehingga kebinasaan
yang didapatkan . Dan ada juga sebagian orang yang mengetahui musibah yang
menimpanya dan berusaha menyelamatkan dirinya dari musibah yang menimpanya
dengan berbagai cara.
Ada begitu banyak fitnah yang ditakutkan, akan tetapi yang paling ditakutkan
adalah fitnahnya kaum wanita lebih-lebih pada zaman sekarang ini. Dalam hadits yang
diriwayatkan Usâmah bin Zaid Radhiyallahu anhu Radhiyallahu anhuma, beliau
22
Radhiyallahu anhu mengatakan, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
artinya “ saya tidak akan meninggalkan satu fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum
lelaki selain (ujian) wanita. “ (HR. Bukhari dan Muslim)
Ujian yang dibuat oleh para kaum wanita pada zaman sekarang ini lebih parah
daripada zaman yang lebih terdahulu. Para wanita sudah tidak punya malu sama sekali
dengan apa yang diperbuat atau apa yang dipakai. Contohnya saja pada saat ini banyak
wanita yang memakai pakaian yang sangat tipis sehinga terlihat apa yang tidak boleh
diperlihatkan. Dan fitnah atau ujian yang harus di waspadai adalah tentang informasi.
Pada zaman yang canggih ini, banyak informasi yang tidak penting atau yang tidak
benar tersebar dengan sangat cepat dalam hitungan detik, informasi tersebut tersebar
sehingga jarak atau batas antar negara sudah tidak ada. Walaupun ada banyak yang kita
ambil untuk dijadikan pelajaran dari informasi yang kita dapatkan, kita jangan pernah
lengan, karena pasti an pasti musuh yang kita tidak lihat (setan) tidak akan diam, dia
akan mengusik kita untuk berbuat yang tidak kita inginkan. Akan tetapi, yang lebih
parah dari fitnah-fitnah diatas, yang harus benar-benar kita waspadai adalah fitnah dajjal
yang datang pada hari kiamat kelak. Untuk menghindari kita dari fitnah dajjal ini, kita
dianjurkan untuk selalu dan senantiasa berdo’a kepada Allas swt. karena hanya Dialah
yang bisa melindugi kita dari fitnah yang besar ini.
C. Fitnah-Fitnah Akhir Zaman
Diantara fitnah-fitnah akhir zaman yang dijelaskan Rasulullah saw.
1. Fitnah agama
Artinya banyak orang yang dengan mudah pindah agama dari agama Islam ke
agama yang lain karena suatu yang tidak masuk akal. Rasulullah shallallahu
’alaihi wasallam menjelaskan: “Cepat-cepatlah kalian beramal shalih
sebelum datang fitnah, seperti malam yang gelap. Seorang pada pagi harinya
dalam keadaan mukmin, kemudian pada sore harinya menjadi kafir. Pada sore
harinya dalam keadaan mukmin, pada pagi harinya menjadi kafir; dia menjual
agamanya dengan benda-benda dunia.” (HR. Muslim)
2. Fitnah kebodohan, kerakusan, dan kekacauan dengan dicabutnya ilmu agama
dari hati manusia
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Zaman semakin dekat, ilmu
dicabut, muncul fitnah-fitnah, tersebar kebakhilan-kebakhilan, banyak terjadi al-
23
haraj. Para sahabat bertanya, ‘Apakah al-haraj itu, ya Rasulullah?” beliau
menjawab, ‘Pembunuhan.’” (Muttafaqun ‘alaih)
3. Diangkatnya amanah dari manusia
Pada kenyataan yang bisa kita amati adalah dengan dicabutnya sifat amanah dari
pundak-pundak para pemimpin. Kepemimpinan merupakan amanah yang sangat
besar. Sebagaimana sabda shallahu ’alaihi wasallam: “Setiap kalian adalah
pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban terhadap apa
yang pimpin.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Fitnah harta
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu
‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya di antara tanda hari kiamat ialah;
diangkat ilmu (agama), tersebar kejahilan (terhadap agama), arak diminum
(secara leluasa), dan zahirnya zina (secara terang-terangan)”. (HR. al-Bukhari
no. 78 dan Muslim no. 4824)
D. Cara Menjaga Diri Diri dan Keluarga dari Fitnah Akhir Zaman
1. Bentengi dengan tauhid dan aqidah yang benar
2. Ikhlas pada Allah swt. dalam semua amal
3. Meninggalkan riya’ dan kemunafikan
E. Peta Umat Akhir Zaman
Ada tiga peta yang menjadi acuan umat akhir zaman, diantaranya:
1. Periode sehat
2. Periode sakit
3. Periode kematian
F. Nasehat dalam Menghadapi Ujian dan Fitnah Akhir Zaman
Hidup ini sudah memasuki akhir zaman, dan sudah dekat dengan hari kiamat
walaupun kita belum tau kapan hari kiamat itu datang, itu adalah ilmu yang dirahasikan
Allah swt. Adapun langkah kita dalam menghadapi fitnah akhir zaman ini, sebagai
berikut :
1. Semua problem atau masalah yang kaitannya dengan fitnah, jalannya ilmu
Artinya, Hiruk-pikuk fitnah dunia hari ini, maka mesti setiap mukmin
menjadikan bagian dari hidupnya adalah untuk mencari ilmu. Karena ilmu
adalah bagian terpenting dalam hidup kita.
24
2. Kehidupan setelah Kematian adalah Masa Depan yang paling Depan
Artinya, kita akan mengalami kematian yang sesunguhnya setelah kita mendapat
kesempatan untuh hidup di dunia. Jika kita berbicara tentang masa depan, maka masa
depan yang sesungguhnya adalah ini, kematian. Oleh sebab itu Al-Qur’an
mengajarkan kisah seorang Nabi yang mengajarkan masa depan kepada
anaknya, yaitu Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam. Ketika beliau sedang dalam
keadaan dekat kepada kematian, sedang sakaratul mau, maka beliau
mengumpulkan semua anaknya. Allah berfirman, artinya “Tidaklah kalian
memperhatikan tentang Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam ketika datang sakaratul
maut menjemputnya? Maka beliau berkata: ‘Wahai anak-anakku, apa yang
kalian akan sembah setelah aku meninggal dunia?’ Maka serempak anaknya
mengatakan: ‘Kami akan menyembah Ilahmu dan Ilah nenek moyangmu (yaitu
Allah, Ilah yang satu), dan kami tunduk kepadaNya.” (QS. Al-Baqarah[2]: 133)
3. Menjaga amal
Bertanya tentang amal dan meminta jawaban kepada orang alim maka, jawabn
yang paling sederhana adalah, lakukanlah amalan yang mampu kita
mendawamkannya setelah kita menunaikan perkara-perkara yang fardhu (wajib).
Menjaga shalat lima waktu, menjaga puasa dan menjaga setiap perkara yang
Allah Ta’ala fardhu-kan. Rasulullah saw. berkata, artinya “Amalan yang paling
dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang mampu kita mendawamkannya
walaupun amalan itu sederhana.” (HR. Muslim). Maka jangan pernah kita
melewati amalan yang sederhana meskipun bagi kita sulit untuk melakukan
sebuah kebaikan.
4. Kewajiban mukmin adalah benar dalam berkata, benar dalam bercakap, benar
dalam berucap dan benar dalam beramal
fitnah terbesar pada hari ini adalah melihat berbagai kedzaliman. Mungkin di
berbagai negara rakyat mencium bau kedzaliman dari para pemimpinnya. Di
sisi lain, kita pun melihat begitu dahsyatnya rekayasa musuh kepada kaum
muslimin dan rekayasa musuh terhadap Islam. Dan kita seorang muslim yang
punya ghiroh iman pasti ingin melakukan sesuatu, melawan terhadap semua
kedzaliman ini, melawan setiap keburukan ini. Dan tentunya itu adalah alamat
dalam diri kita ada iman. Ghairah yan dimaksud adalah energi yang ada
25
didalam diri seorang mukmin yang di sebutkan didalam hadits, artinya
“Apabila kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu
(kekuasaanmu), kalau tidak mampu maka dengan lisanmu, kalau tidak mampu
maka dengan cara engkau tidak menyetujuinya (benci dalam hatimu), dan itu
adalah bagian yang lemah dari iman kita.” (HR. Muslim)
5. Solusi ketika iman lagi turun
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwa di antara hiruk-pikuk
kehidupan dalam fitnah, maka kita akan sering mendapatkan ujian yang
menyebabkan kita lemah. Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pun telah
mengisyaratkan, artinya “Dalam setiap kondisi semangat, akan datang masa
yang lemah. Maka barangsiapa yang melemahnya kepada sunnahku, maka ia
akan selamat. Dan barangsiapa yang dalam kondisi lemahnya kepada selain
sunnah, maka dia akan celaka.” (HR. Ibnu Hibban)
Dahsyatnya fitnah hari ini, membuat kita menjadi lemah, iman berkurang,
kurang semangat dalm mencari ilmu dan kurang semangat dalam beramal,
maka Umar bin Khattab mempunyai solusinya, yaitu “Hati itu ada bolak-
balinya, turun naiknya. Apabila sedang semangat, sedang kuat, maka
tunaikanlah perkara-perkara yang wajib dan ikutilah dengan perkara-perkara
yang sunnah. Jika dalam keadaan lemah, maka komitmenlah kepada perkara
yang wajib.”
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Rais. M. Ahamd
2. Pancasilawati. Abnan
3. Taqiyuddin. Muhammad
4. Handayani. Tri
5. Syamsudin. Fathiy Ramadhan an Nawiy
6. Yusuf. Abu Hamzah al-Atsari
7. https://saintif.com/iman-kepada-allah/
8. https://symbianplanet.net/pengertian-iman-menurut-para-ahli/
9. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/10/pengertian-agama-islam-secara-
umum.html
10. https://www.nasehatquran.com/2020/06/pengertian-ihsan-dalam-islam.html
11. https://nanangsuhendar.wordpress.com/2013/04/25/islam-dan-sains-modern/
12. http://adhigundul.blogspot.com/2012/10/definisi-islam-dan-sains.html
13. https://media.neliti.com/media/publications/258941-alternatif-penegakan-
hukum-dalam-perspek-98c549bd.pdf
14. https://www.republika.co.id/berita/islampedia/ilmuwan/19/02/01/plokyw313-
landasan-agama-dalam-pengembangan-sains-islam-seperti-apa
15. https://ervanavrian.wordpress.com/2015/04/07/penegakanhukumislam/
16. https://asysyariah.com/kewajiban-amar-maruf-nahi-mungkar-2/
17. https://news.detik.com/berita/d-5201638/amar-makruf-nahi-mungkar-
perilaku-yang-diperintahkan-allah-swt
18. https://islam.nu.or.id/post/read/84166/memahami-amar-maruf-nahi-munkar-
secara-benar
19. https://kanal24.co.id/read/amar-ma-ruf-nahi-mungkar-misi-utama-
komunikasi-organisasi-profetik
20. https://analisadaily.com/berita/arsip/2015/4/9/123291/membangun-peradaban-
amar-maruf-nahi-mungkar
21. http://buletin-aliman.blogspot.com/2013/02/fitnah-akhir-zaman.html
22. https://penaungu.com/hadits-tentang-fitnah-akhir-zaman/
24. https://almanhaj.or.id/3693-mewaspadai-fitnah-ujian-di-zaman-modern.html
25. https://kalam.sindonews.com/berita/1457803/69/cara-menjaga-diri-dan-
27
keluarga-dari-fitnah-akhir-zaman
26. https://kalam.sindonews.com/read/253068/72/nasehat-menghadapi-ujian-dan-
fitnah-akhir-zaman-
27. https://kalam.sindonews.com/read/253068/72/nasehat-menghadapi-ujian-dan-
fitnah-akhir-zaman
28