Anda di halaman 1dari 3

INDIKASI PEMASANGAN VENTILATOR

KETIDAK MAMPUAN PASIEN MEMPERTAHANKAN KADAR O2

RESPIRATORY FAILURE

REFRACTORY HYPOXEMIA

PENGEMBANGAN PARU TIDAK ADEKUAT

VENTILASI ALVEOLAR TIDAK ADEKUAT

KEKUATAN OTOT PERNAFASAN YANG TIDAK ADEKUAT

KERJA PERNAFASAN YANG BELEBIHAN

Tubing-circuit pada ventilator

Tubing-cirkuit pada ventilator tradisional dilengkapi dengan cup pengumpul air untuk mencegah
penyumbatan oleh gas lembab yang mengalami kondensasi. Akan tetapi sekarang ini pada umumnya
digunakan kawat panas yang berjalan pada bagian ekspirator dan bagian inspirator sirkuit. Kawat-kawat
tersebut akan mempertahankan suhu gas agar sama dengan atau mendekati suhu tubuh sehingga
menurunkan kondensasi gas yang lembab dan mencegah terbentuknya air.
Control- panel pada Ventilator

Control panel pada Ventilator terdiri dari bagian yaitu

1.control setting ( Tombol pengatur) untuk menentukan jenis dan voleme ventilasi atau oksigen yang
diberikan

2. Alaram setting ( tombol alarm) untuk menentukan volume tertinggi dan terendah oksigen yang
diberikan

3. Visual-display tampilan monitor.

MODE VENTILASI

Mode ventilasi adalah salah satu dari beberapa metode yang digunakan oleh ventilator untuk
membantu ventilasi. Mode-mode tersebut menghasilkan tekanan jalan napas, volume, dan pola-pola
respirasi yang berbeda-beda dan oleh karena itu memberikan bantuan ventilasi yang berbeda pula.
Semakin tinggi tingkat bantuan ventilator, maka semakin kecil kerja otot-otot pernapasan yang
dilakukan oleh pasien. Kerja pernapasan berbeda-beda pada setiap ventilasi (lihatBab20,Kemajuan
Konsep Respirasi).

1. Control ventilation

Mode control ventilation menjamin bahwa pasien menerima jumlah dan volume pernapasan setiap
menit yang telah ditentukan sebelumnya. Pada mode ventilasi ini tidak ada deviasi dari frekuensi nafas
atau vt yang disetting. Pada umumnya pasien diberi sedatif atau dilumpuhkan dengan obat penghambat
neuromuskular untuk mencapai tujuan (lihat Bab 6, Nyeri, Sedasi dan Penatalaksanaan neuro
muskular ).

Assist-Control Ventilation


Mode assist-control ventilation menjamin bahwa jumlah dan volume pernapasan tertentu yang
diberikan oleh ventilator setiap menit mengharuskan pasien untuk tidak memulai respirasi dengan
frekuensi itu atau lebih. Apabila pasien berusaha memulai pernapasan dengan frekuensi yang lebih
tinggi dari nilai minimum yang telah ditentukan, maka ventilator akan memberikan awal pernapasan
secara spontan. Pada Vt yang diberikan, pasien dapat menentukan vrekkuensi totalnya ( gambar 5-20b)
kerja pernapasan pada model fentilasi ini berbeda beda

Kondisi-Kondisi yang Membuat Pasien Membutuhkan Ventilator

Ventilator umumnya digunakan untuk membantu proses pernapasan pada pasien yang tidak dapat
bernapas sendiri. Beberapa kondisi atau penyakit yang membuat pasien membutuhkan mesin ventilator
adalah:

Gangguan paru-paru berat, seperti gagal napas, ARDS (acute respiratory distress syndrome), asma berat,
pneumonia, PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), dan pembengkakan paru (edema paru).

Gangguan sistem saraf yang menyebabkan kelemahan otot pernapasan, koma, atau stroke.

Gangguan pada jantung, seperti gagal jantung, serangan jantung, atau henti jantung.

Keracunan karbon dioksida.

Gangguan keseimbangan asam basa, yaitu asidosis dan alkalosis.

Cedera berat, misalnya luka bakar luas dan cedera kepala berat.

Syok.

Dalam pengaruh pembiusan total, sehingga kehilangan kemampuan bernapas, misalnya pada pasien
yang menjalani operasi.

Sebagai catatan, mesin ventilator tidak digunakan untuk mengobati kondisi-kondisi tersebut, namun
hanya sebagai alat untuk membantu pasien bernapas. Pada kasus-kasus berat tersebut, dibutuhkan
pengobatan dan perawatan lain di samping ventilator untuk menyembuhkan atau memperbaiki kondisi
pasien.

Anda mungkin juga menyukai