PENDAHULUAN
gigi dan mulut (Benjamin, R, M., 2010). Di Indonesia kesehatan gigi dan mulut
Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
mencatat proporsi masalah sebesar 57,6%. Hal ini menjadi perhatian bagi setiap
penyakit gigi dan mulut tidak hanya berakibat pada kesehatan gigi dan mulut
secara lokal namun juga berdampak pada masalah kesehatan secara general
Masalah kesehatan gigi dan mulut dengan prevalensi yang tinggi yaitu
inflamasi yang terjadi pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh
1
formation atau resesi gingiva maupun keduanya (Newman et al., 2012 ; Ramseir,
Index (CPI). Data ini diambil secara global berdasarkan epidemiologi besar dari
mempengaruhi sekitar 20-50% dari populasi global (Nazir, M,A., 2012). Studi
parah adalah penyakit keenam yang paling umum di seluruh dunia, sekitar 743
juta orang terdampak di seluruh dunia (Kassebaum. et al., 2014 ; Jin et al., 2016 ;
penyakit periodontal tinggi terutama pada remaja, dewasa dan usia lanjut.
prevalensi penyakit periodontal pada semua kelompok umur adalah 96.58%. dan
merupakan salah satu penyakit dengan tingkat penyebaran yang cukup luas
2
Periodntitis bagi kesehatan oral secara lokal jika dibiarkan dan tidak
mengakibatkan kerusakan pada jaringan disekitar akar gigi, tulang alveolar dan
terhadap penyakit sistemik dengan tiga cara yaitu faktor resiko bersama, dengan
biofilm sub gingiva yang bertindak sebagai reservoir bakteri gram negatf dan
al., 2000). Untuk itu kebutuhan akan perawatan periodontitis yang optimal dan
mulut dalam keadaan fungsional untuk jangka waktu lama (Armitage, G, C et al.,
2009 ; Sahni, J et al., 2012 ; Azouni, K, G., 2014 ; Salih, S, M et al., 2014 ;
pola makan yang seimbangan seperti asupan vitamin dan mineral tertentu
3
al., 2016). Magnesium dan zinc memiliki banyak efek menguntungkan termasuk
tindakan anti-inflamasi dan antioksidan. Sejauh ini, terdapat data tentang efek
pemberian suplemen magnesium dan zinc pada biomarker peradangan dan stres
oksidatif dan ekspresi gen yang terkait dengan peradangan pada beberapa kasus
periodontitis. Dalam penelitian yang dilakukan pada tikus, kesehatan oral dan
periodontal tikus yang diberi suplementasi zinc lebih baik daripada yang
berpartisipasi dalam sintesis dan aksi hormon, yang terkait erat dengan
dan suplemen dapat menjadi strategi yang layak untuk mengurangi risiko
Magnesium adalah salah satu kation yang melimpah ditemukan dalam sel
hidup. Mineral ini diperlukan untuk berbagai fungsi fisiologis (Meisel,P et al.,
seperti halnya yang terjadi pada tulang alveolar penderita periodontitis tingkat
4
lanjut (Najeeb, et al., 2016). Studi terbaru menunjukan bahwa periodontitis
Keterkaitan antara dua jenis mineral ini, yaitu zinc dan magnesium dapat
terkendali. Penelitian ini dibuat dengan judul “Perbedaan Gambaran Klinis pada
5
1.3 Tujuan Penelitian
initial terapi.
1.4.2 Praktisi
di masyarakat.
6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
periodontal indeks , gingival index, calculus index dan clinical attachment loss.