Anda di halaman 1dari 9

Nama : Winda Fitriatus soleha

NIM : 180810301084

MATKUL : Perpajakan 2

Kelas :C

1. Pajak Kini dan Tangguhan


 Pajak Kini (current tax)

Dalam pajak kini jumlah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak, jumlah pajak ini harus
dihitung sendiri oleh wajib pajak berdasarkan penghasilan kena pajak dikalikan dengan tariff
pajak, kemudian dibayar sendiri dan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku. Penghasilan kena pajak atau laba fiscal
diperoleh dari hasil koreksi fiskal terhadap laba bersih sebelum pajak berdasrkan laporan
keuangan komersial (laporan akuntansi). Perbedaan pelakuan perpajakan pendapatan dan biaya
di kenal dengan beda waktu dan beda tetap

Perhitungan Pajak Kini :


PT JAYA SUKMA pada tahun 2018 memiliki data sebagai berikut :
Laba bersih sebelum pajak komersial Rp. 400.000.000,00
Bunga deposito Rp.12.000.000,00
Sumbangan tahun 2011 sebesar Rp.4.000.000,00
Kompensasi Kerugian tahun 2018 sebesar Rp 81.500.000,00
Aset tetap yang dimiliki terdiri atas :

Masa Masa
Tahun Metode
Aset Harga Perolehan Manfaat Manfaat
Perolehan Penyusutan
(Komersial) (Fiskal)
Tanah 2017 Rp 200.000.000,00 - - -
Bangunan 2017 Rp 400.000.000,00 20 Tahun 20 Tahun Garis Lurus
Peralatan 2017 Rp 150.000.000,00 4 Tahum 6 tahun Garis Lurus

Beban penyusutan inventaris adalah :


Tahun Komersial Fiskal Perbedaan
2007 Rp 37.500.000,00 Rp 25.000.000,00 Rp 12.500.000,00
2018 Rp 37.500.000,00 Rp 25.000.000,00 Rp 12.500.000,00
2019 Rp 37.500.000,00 Rp 25.000.000,00 Rp 12.500.000,00
2020 Rp 37.500.000,00 Rp 25.000.000,00 Rp 12.500.000,00

Reskonsiliasi fiskal PT JAYA SUKMA pada tahun 2018 dilakukan sebagai berikut :
Laba bersih komersial sebelum PPh Rp. 400.000.000,00
Beda waktu
- Depresiasi (Rp.12.500.000,00)

Beda Tetap

- Pendapatan bunga (Rp. 10.000.000,00)


- Sumbangan Rp. 4.000.000,00
- Laba Fiskal Rp.381.500.000,00
Rugi Fiskal yang dapat dikompensasikan (Rp.81.500.000,00)
Laba kena pajak Rp 300.000.000,00

PPh yang harus dibayar 25% X Rp.300.000.000,00 = Rp. 75.000.000,00

Dengan demikian, besarnya pajak kini (pajak yang harus dibayar) oleh PT JAYA SUKMA
adalah Rp.75.000.000,00

 Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan disebabkan oleh perbedaan sementara antara laba fiskal dengan laba komersial.

- Jika laba pajak lebih besar dari laba komersial disebut aset pajak tangguhan
- Jika laba pajak lebih kecil dari laba komersial disebut kewajiban pajak tangguhan

Pengakuan pajak tangguhan didasarkan pada apabila dimasa mendatang akan terjadi pembayaran
pajak yang lebih besar berdasarkan standar akuntansi harus diakui sebagai kewajiban. Pengakuan
aset dan kewajiban pajak tanggguhan (perbedaan sementara) dapat dihitung dengan mengalikan
beda waktu antara laporan keuangan komersiar dengan laporan keuangan fiskal atau rugi fiskal
yang dapat dikompensasi dengan tarif yang berlaku. Namun tidak semua beda waktu dapat
dikurangkan.
Perhitungan Pajak Tangguhan

PT JAYA SUKMA pada tahun 2018 memiliki data sebagai berikut

 Laba Bersih sebelum pajak komersial Rp 400.000.00,00


 Kompensasi kerugian tahun 2018 sebesar Rp 30.000.000,00
 Aset tetap yang dimiliki yakni

Aset Tahun Harga Perolehan Masa Masa Metode


Peroleha Manfaat Manfaat Penyesutan
n (komersial) (fiskal)
Tanah 2017 Rp 200.000.000,00
Bangunan 2017 Rp. 400.000.000,00 20 tahun 20 tahun Garis lurus
Peralatan 2017 Rp. 150.000.000,00 4 tahun 6 tahun Garis lurus

Beban Penyusutan aset tetap Peralatan sebagai berikut

Tahun Komersial Fiskal Perbedaan


2017 Rp 37.500.000,00 Rp 25.000.000,00 Rp 12.500.000,00
2018 Rp 37.500.000,00 Rp 25.000.000,00 Rp 12.500.000,00
2019 Rp 37.500.000,00 Rp 25.000.000,00 Rp 12.500.000,00
2020 Rp 37.500.000,00 Rp 25.000.000,00 Rp 12.500.000,00
2021 - Rp 25.000.000,00 (Rp 25.000.000,00)
2022 - Rp 25.000.000,00 (Rp 25.000.000,00)
Jumlah Rp 150.000.000,00 Rp 150.000.000,00 0

Pencatatan kewajiban pajak tangguhan 2018

Keterangan Debet Kredit


Aset Pajak Tangguhan Rp 6.250.000,00
Manfaat Pajak Tangguhan Rp 6.250.000,00

Pencatatan aset pajak tangguhan yang berasal dari rugi fiskal yang dapat di kompensasi
( Rp 25.000.000,00 X 25%)

Pencatatan kewajiban pajak tangguhan 2019


Keterangan Debet Kredit
Aset Pajak Tangguhan Rp 6.250.000,00
Manfaat Pajak Tangguhan Rp 6.250.000,00

Pencatatan aset pajak tangguhan yang bersal dari rugi fiskal yang di kompensasikan
( Rp 25.000.000,00 X 25%)

Beban Pajak Tangguhan Rp 3.125.000,00


Kewajiban Pajak Tangguhan Rp 3.125.000,00

Pengakuan kewajiban pajak tangguhan yang muncul dari beda temporer penyusutan
peralatan (Rp 12.500.000,00 X 25%)

2. Mengulik Euforia Amnesti Pajak: Hukum-Utang Pajak (Studi Kasus Pelayanan Pajak
Pratama Kabupaten X)

Dalam jurnal ini memperlihatkan respon hadirnya PSAK 70 tentang Implementasi


Akuntansi Aset (Harta) dan Liabilitas (Utang) Pengampunan Pajak dalam prespektif
proporsional. Hasilnya tumbuhnya kepatuhan pajak dalam motivasi dan sikap mental wajib pajak
melalui integritas, tanggung jawab, kedisiplinan, ketepatan, kerja sama, kejujuran, keberanian,
pandangan hidup, motivasi dan sikap ini untuk mencapai fungsi pajak sebagai Budgeter,
Regulern, Demokrasi, dan Redistribusi dalam amnesti pajak. Hasilnya, Tax Compliance dalam
motivasi dan sikap mental wajib pajak melalui integritas, tanggung jawab, kedisiplinan,
ketepatan, kerja sama, kejujuran, keberanian, pandangan hidup (visionary), oleh karenanya pajak
diharapkan menjadi wujud kesadaran masyarakat (voluntary compliance) dalam memberikan
kontribusi terhadap Negara melalui self assessment.

Dalam Pemahaman saya Keempat fungsi ini sebagai wujud prespektif Hukum-APBN-
Utang-Pajak tentang target realisasi pajak, oleh karenanya pajak diharapkan menjadi wujud
kesadaran masyarakat (voluntary compliance) dalam memberikan kontribusi terhadap Negara
melalui self assessment. Serta secara rinci memperlakukan Penyajian, Perhitungan dan Aspek
Keuangan lainnya yang berkaitan amnesti pajak. Pemahaman penjelasan ini bahwa selisih
diletakkan pada tambahan modal disetor (additional paid incapital). Kondisi seperti itu membuat
perusahaan akan meningkatkan utangnya untuk memperbesar modal kerja sehingga investasi dan
pinjaman perbankan akan besar, memperkuat kurs rupiah, dan cadangan devisa.

Akhirnya, Amnesti pajak bertujuan untuk meningkatkan penerimaan pajak dan


mendorong pengalihan aset di luar negeri ke dalam negeri (repatriasi aset). Tujuan ini direspon
dengan penerbitan PSAK 70 tentang Implementasi Akuntansi Aset (Harta) dan Liabilitas (Utang)
Pengampunan Pajak. PSAK ini mengatur dalam penjelasan bahwa penyajian hasil atas harta dan
utang dalam laporan keuangan, dan diperlakukan secara terpisah diluar amnesti pajak. Fungsi
amnesti pajak dapat menjadi alat perekonomian yang mensejahterakan masyarakat, salah satu
sumber pembiayaan pembangunan, mendorong pertumbuhan ekonomi lewat kebijakan
pembangunan yang berjalan dan itu berarti mampu menciptakan kesempatan kerja dan berusaha
serta sarana perekonomian lainnya. Sehingga dua pihak antara pemerintah dan WP memiliki
hubungan yang sinergi dalam mencatat dan melaporkan jumlah pajak yang menjadi
kewajibannya, menuju struktur penerimaan pajak berkeadilan.

3. Mekanisme Pencatatan Penyusutan dan Persediaan berdasarkan UU Perpajakan


 Mekanisme Pencatatan Penyusutan

Sesuai UU No. 36 tahun 2008 pasal 11 tentang Pajak Penghasilan , dasar penyusutan atas
harta adalah nilai setelah dilakukan penilaian kembali aktiva tersebut. Metode penyusutan harta
berwujud yang diperbolehkan dalam UU PPh dibagi menjadi dua, yaitu metode garis lurus (straight-line
method) sesuai pasal 11 ayat (1) dan metode saldo menurun (declining balance method) seuai pasal 11
ayat (2).Untuk menghitung penyusutan, masa manfaat dan tarif penyusutan harta berwujud
ditetapkan sebagai berikut:

Tabel Tarif dan Masa Manfaat Penyusutan Fiskal


Masa Tarif - MetodeTarif -  Metode Saldo
Kelompok Harta Berwujud
Manfaat garis Lurus Menurun
I. Bukan Bangunan      
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan      
Tidak Permanen 10 tahun 10%  
Permanen 20 tahun 5%  

Berikut perthitungan berdasarkan Garis Lurus dalam perpajakan

No Jenis Harta Kelompok Tahun Masa Harga Perolehan


Perolehan Manfaat
1 Mesin 1 I 2017 4 Tahun Rp.200.000.000,00
2 Mesin 2 I 2017 4 Tahun Rp. 100.000.00,00
3 truk I1 2017 5 Tahun Rp. 80.000.000,00
Penyusutan =
Mesin 1 = 25% x Rp. 200.000.000,00 = Rp.50.000.000,00
Mesin 2 = 25% x Rp.100.000.000,00 = Rp. 25.000.000,00
Truck = 12,5% x Rp.80.000.000,00 = Rp. 10.000.000,00

Berikut perthitungan berdasarkan Saldo Menurun dalam perpajakan

No Jenis Harta Kelompok Tahun Masa Harga Perolehan


Perolehan Manfaat
1 Mesin 1 I 2017 4 Tahun Rp.200.000.000,00
Memiliki nilai residu Rp. 12.500.000,00

Penyusutan

Tahun 1 Rp. 200.000.000,00 X 50%= Rp.100.000.000,00

Tahun 2 Rp 100.000.000,00 X 50%= Rp 50.000.000,00

Tahun 3 Rp 50.000.000,00 X 50%= Rp 25.000.000,00

Tahun 4 Rp 25.000.000,00 X 50%= Rp 12.500.000,00

Jumlah penyusutan = Rp 187.500.000,00

Nilai mesin setelah 4 tahun yakni = harga perolehan – jumlah penyusutan – nilai residu

= Rp 200.000.000 - Rp 187.500.000- Rp 12.500.000

= Rp 0

 Akuntansi Perpajakan Persediaan

Dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 10 ayat 6, sistem atau mekanisme
pencatatan yang diperkenalkan adalah sistem pencatatan perpetual. Selain itu, dalam ketentuan
perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 dalam menghitung PhKP haruss berdasarkan data
yang benar dan tidak berdasarkan penaksiran. Penilaian persediaan akhir harus dihitung dengan
dasar harga perolehan melalui average dan FIFO. Berikut penjelasan perhitungan fisik dan
perpetual serta metodenya.

Perhitungan Persediaan Fisik

Tn. SULE EMAN memiliki transaksi persediaan pada tahun 2018 yaitu :

Tanggal Pembelian Harga


5/12 100 unit @ Rp. 2.000,00 Rp. 200.000,00
15/12 200 unit @ Rp. 2.500,00 Rp. 500.000,00
21/12 300 unit @ Rp. 3.000,00 Rp. 900.000,00
Total 600 unit Rp. 1.600.000,00

Tn. Aldi menggunakan metode pencatatan sistem periodik. Pada tanggal 31 Desember 2018 Tn.
SULE EMAN memiliki 100 unit persediaan akhir di gudang. Sehingga persediaan yang tejual
sebanyak 500 unit.

a. Metode Rata-rata (Average)

Perhitungan :

1. Harga rata-rata per unit = Rp. 1.600.000,00 / 600 unit = Rp. 2.666,67  Rp. 3.000,00
2. Harga Pokok Penjualan = 500 unit x Rp. 2.666,67 = Rp.1.333.335,00
 Rp. 1.333.000,00
3. Persediaan Akhir = 100 unit x Rp. 2.666.67 = Rp.266.667,00  Rp. 267.000,00
b. Metode FIFO (First In First Out)

Perhitungan :

1. Total Pembelian :

Tangga Pembelian Harga


l
5/12 100 unit @ Rp. 2.000,00 Rp. 200.000,00
15/12 200 unit @ Rp. 2.500,00 Rp. 500.000,00
21/12 300 unit @ Rp. 3.000,00 Rp. 900.000,00
Total 600 unit Rp. 1.600.000,00
2. Perhitungan Harga Pokok Penjualan :

100 unit terjual @ Rp. Rp. 200.000,00


2.000,00
200 unit terjual @ Rp. Rp. 500.000,00
2.500,00
300 unit terjual @ Rp. Rp. 900.000,00
3.000,00
100 unit tidak terjual
Total Rp. 1.600.000,00

3. Persediaan Akhir = 100 unit x Rp. 3.000 = Rp. 300.000,00

Jadi persediaan akhir Tn SULE EMAN adalah seniali Rp 300.000,00

Perhitungan Perpetuel

Tn SULE EMAN memiliki daftar transaksi persediaan barangnya pada bulan desember 2020
untuk usahanya sebagai berikut:

Tanggal 2 desember membeli barang 10 dengan harga @ Rp 2.000,00

Tanggal 15 desember menjual barang 2

Tanggal 17 desember membeli barang 8 dengan harga @ Rp 3.000,00

Tanggal 20 desember menjual barang 10

Tanggal 25 desember menjual barang 1

Perhitungan:

FIFO

Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Unit Harga/ Unit Jumlah Unit Harga/Unit Jumlah Unit Harga/Unir Jumlah
02/12/2 10 2000 20000 10 2000 20000
0
15/12/2 2 2000 4000 8 2000 16000
0
17/12/2 8 3000 24000 8 2000 16000
0
8 3000 24000
20/12/2 8 2000 16000 0 0 0
0
2 3000 6000 6 3000 18000
25/12/2 1 3000 3000 5 3000 15000
0

HPP = Rp 29.000,00

Persediaan akhir= Rp 15.000,00

AVERAGE

Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Unit Harga/ Unit Jumlah Unit Harga/Unit Jumlah Unit Harga/Unir Jumlah
02/12/2 10 2000 20000 10 2000 20000
0
15/12/2 2 2000 4000 8 2000 16000
0
17/12/2 8 3000 24000 16 2500 40000
0
20/12/2 10 2500 25000 6 2500 15000
0
25/12/2 1 2500 2500 5 2500 12500
0

HPP = Rp 31.500,00

Persediaanakhir=Rp 12.500,00

Anda mungkin juga menyukai