Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI

FARMAKOGNOSTIK
TANAMAN OBAT
Identifikasi atau Analisis Farmakognostik dapat
dilakukan untuk mengetahui kualitas/mutu
simplisia.
Identifikasi meliputi dua hal,yaitu:
• Analisis kuantitatif
• Analisis kualitatif
Analisis Kuantitatif

• Penentuan bahan organik asing


• kadar abu
• kadar air
• kadar zat aktif
Analisis Kualitatif

• Pengujian organoleptik
• Pengamatan makroskopik
• Pengamatan mikroskopik
• Pengujian histokimia
• Identifikasi golongan senyawa
1. Uji Organoleptik

 Tujuan: untuk mengetahui kekhususan bau,


warna, dan rasa simplisia/bagian tanaman yang
diuji
 WARNA misalnya hijau untuk folium, putih untuk
amilum
 RASA misalnya pahit untuk Andrographidis
Paniculatae Herba (sambiloto), manis untuk
Glycyrrhizae Glabrae Radix
 BAU umumnya hanya untuk simplisia yang
berbau khas, misalnya Piperis Betle Folium (sirih)
dan Valerianae Officinalidis Radix (akar valerian)
2. Pemeriksaan Makroskopik
yaitu pemeriksaan morfologi (bentuk), bertujuan untuk mencari
kekhususan morfologi dan ukuran simplisia/bagian tanaman.

Alat yang digunakan kaca pembesar atau tanpa alat.

Setiap ciri morfologi diamati dan disesuaikan dengan persyaratan dalam


monografi (misalnya Materia Medika atau Farmakope Herbal Indonesia)

Untuk melihat tanaman, pengamatan dilakukan dengan melakukan


pencandraan pada organ-organ tumbuhan, yaitu daun, batang, akar,
buah, biji, maupun metamorfosis dari bagian pokok tumbuhan.

Untuk melihat simplisia/bagian tanaman yang dikeringkan dapat dengan


melihat bentuk setiap bagiannya. (misal tepi daun, bangun daun, dsb)
3. Uji Mikroskopik

 Tujuan: untuk mengenali tanaman dari sayatan


bagiannya, atau mengenali simplisia dari fragmen
serbuknya, melalui pengamatan di bawah mikroskop.
 Sayatan bagian tanaman dapat berupa sayatan
melintang, radial, maupun membujur
 Uji mikroskopi ini mencari unsur-unsur anatomi
tumbuhan baik sel maupun jaringannya sehingga dapat
ditemukan fragmen spesifik bagi tiap simplisia/bagian
tanaman
 Pereaksi yang digunakan untuk pengamatan antara lain
air untuk melihat amilum pada radix, semen, fructus,
serta kloralhidrat untuk melihat fragmen umum lainnya.
4. Uji Histokimia

 Tujuan: untuk mengetahui kandungan zat dalam jaringan


tumbuhan
 Pengujian dilakukan dengan suatu pereaksi spesifik yang
akan memberikan warna yang khas sehingga mudah
dideteksi
 Uji histokimia dilakukan pada sayatan melintang aau
pada serbuk
Studi Farmakognostik pada Abrus Precatorius (Saga)
: Hasil Uji Makroskopik
Studi Farmakognostik pada Abrus Precatorius (Saga)
: Hasil Uji Histokimia
Studi Farmakognostik pada Abrus Precatorius (Saga)
: Hasil Uji Fitokimia (identifikasi golongan senyawa)
Studi Farmakognostik pada Mentha arvensis (poko)
Studi Farmakognostik pada Mentha arvensis (poko)
: Hasil Uji Makroskopik dan Fitokimia
Studi Farmakognostik pada Mentha arvensis (poko)
: Hasil Uji Mikroskopik pada daun dan batang

Anda mungkin juga menyukai