Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
Nama : M. SYAHRULFADILAH
NIM : F1C020080
Fakultas & Prodi : TEKNIK / TEKNIK MESIN
Semester : SEMESTER GANJIL 1 (Satu)
Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani,
S.Th.I., M. Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Pendidikan Agama Islam yang
selalu menuntun dan membimbing dalam proses penyusunan kajian Islam ini. Serta
berbagai sumber referensi baik itu dari buku, jurnal-jurnal, website dan sebagainya.
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat untuk berbagai kalangan
untuk mempelajari dan menambah wawasan tentang Islam dulu hingga saat ini. Terlebih
terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam membantu kelengkapan artikel
ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun,
M. SYAHRUL FADILAH
F1C020080
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................ ii
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 24
ii
IMAN, ISLAM dan IHSAN
I. ISLAM
Agama Islam dalam istilah Arab disebut Dinul Islam. Kata Dinul Islam tersusun dari
dua kata yakni Din ( )الدينdan Islam ( .)ا سمArti kata din baik secara etimologis maupun
terminologis sudah dijelaskan di depan. Sedangkan kata ‘Islam’ secara etimologis
berasal dari akar kata kerja ‘salima’ yang berarti selamat, damai, dan sejahtera, lalu
muncul kata ‘salam’ dan ‘salamah’. Dari ‘salima’ muncul kata ‘aslama’ yang artinya
menyelamatkan, mendamaikan, dan mensejahterakan. Kata ‘aslama’ juga berarti
menyerah, tunduk, atau patuh. Dari kata ‘salima’ juga muncul beberapa kata turunan
yang lain, di antaranya adalah kata ‘salam’ dan ‘salamah’ artinya keselamatan,
kedamaian, kesejahteraan, dan penghormatan, ‘taslim’ artinya penyerahan, penerimaan,
dan pengakuan, ‘silm’ artinya yang berdamai, damai, ‘salam’ artinya kedamaian,
ketenteraman, dan hormat, ‘sullam’ artinya tangga, ‘istislam’ artinya ketundukan,
penyerahan diri, serta ‘muslim’ dan ‘muslimah’ artinya orang yang beragama Islam laki-
laki atau perempuan (Munawwir, 1997: 654-656).
1
2. Mendirikan Shalat
Setelah menjadi seorang muslim tentu harus mengejarkan rukun Islam
yang kedua. Salat wajib disebut juga sebagai salat 5 waktu. Salat 5 waktu terdiri
dari:
Salat Subuh adalah Salat yang dikerjakan sebelum terbitnya fajar (antara
jam 04.00). Salat ini berjumlah 2 raka'at.
Salat Dzuhur adalahSalat yang dikerjakan siang hari (sekitar pukul
12.00) dan berjumlah 4 raka'at.
Salat Ashar adalah Salat yang dikerjakan sore hari (sekitar jam 15.30)
dengan jumlah 4 raka'at.
Salat Maghrib adalah Salat yang dikerjakan saat matahari terbenam
sampai masuk waktu Isya. Raka'atnya ada 3.
Salat Isya adalah Salat yang dikerjakan sekitar pukul 19.00 dengan
jumlah 4 raka'at.
3. Berpuasa di Bulan Ramadhan
Setiap muslim diwajibkan berpuasa selama satu bulan penuh di bulan
Ramadhan. Tujuannya untuk mencapai ketakwaan kepada Allah SWT. Di antara
hikmah berpuasa adalah melatih kesabaran, menumbuhkan rasa empati terhadap
orang yang kelaparan sehingga terdorong hati kita untuk membantu orang yang
kurang mampu.
4. Menunaikan Zakat
Zakat merupakan kewajiban yang dikeluarkan pada harta orang yang
memiliki kelebihan. Ada beberapa jenis zakat yaitu zakat fitrah yang
dikeluarkan pada bulan Ramadan, ada juga zakat mal yaitu zakat yang
dikeluarkan berdasarkan hasil niaga atau penghasilan.
5. Pergi Haji (Bagi yang Mampu)
Pergi Haji ke Mekkah adalah kewajiban umat muslim yang mampu
secara fisik dan finansial. Pergi haji wajibnya dilakukan satu kali seumur hidup.
Allah berfirman dalam surat Ali-Imran: 97:
َت َم ِن ا ْستَطَا َع إِلَ ْي ِه َسبِياًل ۚ َو َمن َكفَ َر فَإِ َّن هَّللا َ َغنِ ٌّي ع َِن ْال َعالَ ِمين
ِ اس ِحجُّ ْالبَ ْي
ِ ََّوهَّلِل ِ َعلَى الن
2
II. IMAN
A. Pengertian Iman
Kata Iman berasal dari bahasa arab yaitu “ “ امنyang artinya aman, damai,
tentram. Dalam pengertian lain adalah keyakinan atau kepercayaan. Kata iman tersusun
dari tiga huruf (hamzahmim-nun), Kemudian disebutkan dalam kitab Mu’jam Mufahros
jumlah keseluruhan ayat di dalam Al-Qur’an tempat dimana kata-kata berakar pada
huruf a-m-n ada 387. Sedangkan kata iman itu sendiri mempunyai arti membenarkan
atau mempercayai. (at-tasdiq) yang merupakam lawan dari kata Al-Kufr dan At-
Taqdzib. sedangkan secara terminologi atau dalam istilah syar’i para ulama tafsir
mempunyai pendapat yang beragam tentang pengertian iman.
Sama halnya dengan Islam yang memiliki 5 rukun, keimanan juga memiliki 6
rukun yang mesti diimani dan diamalkan oleh setiap mukmin (orang yang beriman).
3
C. Iman kepada kitab-kitabNya;
Potongan hadis ke-23 menyebut-kan tentang al-Quran bahwa:
“Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al ‘Asy’ary radhiallahuanhu dia berkata :
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: ...dan alQuran dapat menjadi saksi
yang meringankanmu atau yang memberatkanmu. .....” (Hadis Riwayat Muslim)
Sebagaimana yang telah disebutkan pada hadis ke-7, bahwa agama Islam merupakan
nasehat untuk beberapa hal, dianataranya adalah nasehat untuk Rasul Allah. Hal ini
diwujudkan dengan melaksana-kan syari’at Islam hanya dengan mengikuti petunjuk
Nabi saw dan senantiasa berpegang teguh pada sunnahnya.
E. Iman kepada Hari Akhir; Pada hadis kedua telah disebutkan oleh Rasul tentang
tanda-tanda datangnya hari akhir,
F. Iman kepada takdirnya, yang baik ataupun yang buruk; Hal ini berkaitan
dengan awal mula penciptaan manusia di dalam rahim, sampai pada saat ditiupkan
padanya ruh serta ditetapkan takdir untuknya.
Adapun sebagai ciri-ciri orang yang sempurna imannya antara lain adalah:
4
Adapun Hal-Hal Yang Merusak Keimanan Adalah ;
1. Syirik
Syirik adalah segala keyakinan dan amalan yang semestinya hanya untuk
Allah tetapi dilakukan untuk selain Allah. Syirik akbar (syirik besar) yaitu
menyekutukan Allah dengan mahluknya seperti keyakinan adanya kekuatan selain
Allah. Misalnya menyembah berhala. Syirik yang seperti ini disebut dengan syirik
I’tiqody, artinya syirik karena keyakinan yang salah, dan juga disebut syirik jali artinya
syirik yang nyata dan dikategorikan sebagai dosa besar. Tidak ada yang bisa menghapus
dosa ini selain bertaubat selagi masih hidup dan menggantinya dengan bertauhid kepada
Allah SWT.
2. Melakukan sihir
Sihir yang dimaksud dalam bahasan ini adalah tata cara yang bertujuan merusak
rumah tangga orang lain atau menghancurkan orang lain dengan jalan meminta bantuan
kepada setan. Hal ini termasuk perbuatan terlarang dan dosa besar.
Riba menurut bahasa berasal dari kata “ rabaayarbuu” yang artinya tambahan,
sedangkan mengenai definisi riba menurut syara’ para ulama berbeda pendapat. Akan
tetapi secara umum riba diartikan sebagai utang piuitang atau pinjam meminjam atau
barang yang disertai dengan tambahan bunga. Agama islam dengan tegas melarang
umatnya memakan riba,
Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya atau ia masih kecil
atau dengan kata lain ditingggal mati oleh orang yang menanggung nafkahnya.
Memakan harta anak yatim dilarang apabila dilakukan secara dzalim.
5
III. IHSAN
A. IHSAN Secara Umum
lughowi (asal-usul kata, etimologi), ihsan adalah lawan kata dari isa’ah (berbuat
kejelekan). Ihsan dari segi bahasa berasal dari kata bahasa arab ihsanan, yang tersusun
dari huruf alif, ha, sin dan nun. Kata ini adalah masdar yang berasal dari lafadz ahsana-
yuhsinu- ihsanan, yang sifatnya muta’addi (transitif) secara mandiri atau melibatkan
unsur lain. Kata ini memiliki arti kebaikan, membaguskan, lebih bermanfaat, lebih
indah, kesenangan. Ihsan juga dapat diartikan sebagai memperbaiki atau menjadikan
baik. Sedangkan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ihsan adalah
baik.
1. tingkatan muroqobah.
Yaitu seseorang yang beramal selalu sadar diawasi dan diingat oleh Allah dalam
setiap kegiatannya. Kedudukan muroqobah yakni ketika seseorang tidak sanggup
memperhatikan sifat-sifat Allah, dia percaya bahwa Allah memandangnya. Kedudukan
inilah yang dipunyai oleh kebanyakan orang. ketika seseorang melaksanakan shalat, dia
sadar Allah mengingat apa yang dia kerjakan, lalu dia memperbaiki shalatnya tersebut.
2. tingkatan musyahadah.
Kedudukan ini makin tinggi dari yang pertama, yakni seseorang selalu mengingat sifat-
sifat Allah dan menggabungkan segala kegiatannya dengan sifatsifat tersebut. Pada
kedudukan musyahadah ini seseorang beribadah terhadap Allah, seolah-olah dia
memandang-Nya
6
B. Ruang Lingkup Ihsan
Sebagai pokok ajaran islam yaitu berbuat kebaikan ketika melaksanakan ibadah
Allah ataupun dalam bermuamalah dengan sesama makhluk yang disertai keikhlasan
seolah-seolah disaksikan oleh Allah meskipun tidak melihat Allah. Dalam hal ini Allah
selalu menegaskan bagi orang yang berbuat kebajikan akan mendapatkan balasan
kebaikan pula. Selain berbuat kebajikan dengan Allah, kebajikan kepada sesama
makhluk pun dianjurkan.
a. Ibadah
Ihsan dalam ibadah itu diwajibkan, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah,
seperti shalat, puasa, haji dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu
menyempurnakan syarat, rukun, sunnah dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin
dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah
tersebut dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga dengan
kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia
sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya.
b. Muamalah
Dalam muamalah, ihsan dijelaskan Allah SWT pada surah an- Nisa’ ayat 36 yang
berbunyi sebagai berikut, “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya
dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu”.
c. Akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah.
Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila telah melakukan
ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yaitu menyembah Allah
seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya
Allah senantiasa melihat kita. Jika hal itu telah dicapai oleh seorang hamba, maka
sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah.
7
Selanjutnya ciri-ciri sikap ihsan aadalah:
diantaranya adalah:
Pemahaman mengenai fungsi Ihsan tidak terlepas dari tantangan yang dihadapi
manusia. Berdasarkan dari pengalaman diluar, manusia telah sanggup menguasai segala
sesuatu yang ada di dunia seperti bumi dan laut, akan tetapi sampai sekarang manusia
belum bisa menunudukan dirinya sendiri dan belum mengetahui dinamika apa yang ada
dalam dirinya.
8
ISLAM DAN SAINS
Hubungan antara Islam dan sains dapat diketahui melalui banyak sudut pandang.
Keduanya ini mempunyai pengaruh pada manusia, di antaranya: Islam dan Sains sama-
sama memberikan kekuatan, sains memberi manusia peralatan dan mempercepat laju
kemajuan, Islam menetapkan maksud tujuan upaya manusia dan sekaligus mengarahkan
upaya tersebut. Sains membawa revolusi lahiriah (material), Islam membawa revolusi
batiniah (spiritual). Sains memperindah akal dan pikiran, Islam memperindah jiwa dan
perasaan. Sains melindungi manusia dari penyakit, banjir, badai, dan bencana alam lain.
Islam melindungi manusia dari keresahan, kegelisahan dan rasa tidak nyaman. Sains
mengharmoniskan dunia dengan manusia dan Islam menyelaraskan dengan dirinya.
Kata Islam memiliki konseptual yang luas, sehingga ia dipilih menjadi nama
agama (din) yang baru diwahyukan Allah. melalui Nabi Muhammad kata Islam secara
umum mempunyai dua kelompok kata dasar yaitu selamat, bebas, terhindar, terlepas
dari, sembuh, meninggalkan. Bisa juga berarti: tunduk, patuh, pasrah, menerima. Kedua
kelompok ini saling berkaitan dan tidak dapat terpisah satu sama lain.1
Adapun kata Islam secara terminologi dalam Ensiklopedi Agama dan Filsafat
dijelaskan bahwa Islam adalah agama Allah yang diperintahkan-Nya kepada Nabi
Muhammad untuk mengajarkan tentang pokok-pokok ajaran Islam kepada seluruh
manusia dan mengajak mereka untuk memeluknya.2
Kata sains dalam Webste’s New Word Dictonary berasal ari bahasa latin yakni
scire, yang artinya mengetahui. Jadi secara bahasa sains adalah keadaan atau fakta
mengetahui.
9
B. Urgensi Sains
Sains dalam pengertian khusus mempunyai peran penting dalam kehidupan seorang
muslim, ia disejajarkan dengan ilmu-ilmu keislaman yang lain, dan bila diklasifikasikan
maka sains ini termasuk fardu kifayah, karena dapat memberikan dampak positif bagi
peningkatan keimanan seseorang, hal ini dapat dilihat pada beberapa hal berikut:
Dalam kajian sains, Al-Qur’an telah memberikan dasar yang jelas, banyak ayat-ayat Al-
Qur’an yang menyentuh berbagai bidang dalam disiplin sains. Dalam buku Quranic
Sicences, Afzalu Rahman telah menyebutkan sebanyak 27 cabang ilmu sains yang
disentuh oleh Al-Qur’an. Diantaranya kosmologi, astronomi, astrologi, fisika, kimia
serta betani dan lain sebaginya.
10
1. Al-Qur’an memerintahkan atau menganjurkan kepada manusia untuk
memperhatikan dan mempelajari alam raya dalam rangka memperoleh manfaat dan
kemudahan-kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk mengantarkannya kepada
kesadaran akan Keesaan dan Kemahakuasaan Allah SWT. Dari perintah ini tersirat
pengertian bahwa manusia memiliki potensi untuk mengetahui dan memanfaatkan
hukum-hukum yang mengatur fenomena alam tersebut. Namun, pengetahuan dan
pemanfaatan ini bukan merupakan tujuan puncak (ultimate goal).
11
ISLAM DAN PENEGAKAN HUKUM
Kepastian hukum akan tercapai jika penegakan hukum itu sejalan dengan
undang-undang yang berlaku dan rasa keadilan masyarakat yang ditopang oleh
kebersamaan tiap individu di depan hukum (equality before the law). Bahwa hukum
memandang setiap orang sama, bukan karena kekuasaan dan bukan pula karena
kedudukannya lebih tinggi dari yang lain. Persamaan setiap manusia sesuai fitrah
kejadiannya:
“Manusia itu adalah umat yang satu, maka Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi
kabar gembira dan peringatan dan beserta mereka Dia turunkan kitab dengan membawa
kebenaran, supaya kitab itu memberi keputusan antara manusia tentang apa yang
mereka perselisihkan (QS.2:213).
12
A. PENEGAKAN HUKUM
B. KEADILAN
Pengertian keadilan dapat ditinjau dari dua segi yakni keadilan hukum dan
keadilan sosial. Adapun keadilan mengandung asas kesamaan hukum artinya setiap
orang harus diperlakukan sama di hadapan hukum. Dengan kata lain hukum harus
diterapkan secara adil. Keadilan hukum ternyata sangat erat kaitannya dengan
implementasi hukum di tengah masyarakat. Untuk mencapai penerapan dan pelaksanaan
hukum secara adil diperlukan kesadaran hukum bagi para penegak hukum.
Dengan demikian guna mencapai keadilan hukum itu, maka faktor manusia
sangat penting. Keadilan hukum sangat didambakan oleh siapa saja termasuk penjahat
(pembunuh, pemerkosa, dan koruptor). Jika dalam suatu negara ada yang cenderung
bertindak tidak adil secara hukum, termasuk hakim, maka pemerintah harus bertindak
mencegahnya. Pemerintah harus menegakkan keadilan hukum, bukan malah berlaku
zalim terhadap rakyatnya. Keadilan sosial terdapat dalam kehidupan masyarakat,
terdapat saling tolong-menolong sesamanya dalam berbuat kebaikan. Terdapat naluri
saling ketergantungan satu dengan yang lain dalam kehidupan sosial (interdependensi).
13
C. HUKUM DAN KEADILAN DALAM ISLAM
“Dan janganlah rasa benci kamu kepada suatu golongan menyebabkan kamu
tidak berlaku adil. Berlaku adilah, karena itu lebih dekat kepada taqwa. Dan
bertaqwalah kepada Allah karena sesungguhnya Allah amat mengetahui apa yang kamu
kerjakan”(QS.5:8).
14
D. PEMBAHASAN
2. Rumusan Hukum
Salah satu faktor yang mempengaruhi penegakan hukum di Indonesia adalah rumusan
hukum itu sendiri, lemahnya suatu rumusan hukum menjadi salah satu kendala untuk
mencapai supremasi hukum. Kualitas suatu peraturan tidak hanya dilihat dari segi
substansinya, tetapi juga harus dilihat dari segi struktur dan budayanya. Hukum tidak
hanya dibuat tanpa mempertimbangkan untuk apa peraturan itu dibuat? Untuk siapa
peraturan itu? Dimana peraturan itu diterapkan?
Peningkatan mutu bukan hanya diharapkan bagi penegak hukum yang terlibat
langsung dan yang tidak langsung, tetapi juga sangat diharapkan bagi masyarakat secara
keseluruhan. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat merupakan salah satu kendala
penegakan hukum untuk mencapai supremasi hukum. Karena itu, peningkatan
pengetahuan masyarakat dalam berbagai bentuk dan cara perlu ditingkatkan, sebab
kalau tidak demikian, masyarakat sulit untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan
dunia yang semakin kompleks.
15
16
E. Alternatif Pendekatan
Berkenaan dengan tiga faktor sebagai kendala utama yang dihadapi bangsa
Indonesia dalam menegakkan hukum, untuk mencapai supremasi hukum, telah menjadi
penyebab terpuruknya Indonesia, baik di bidang ekonomi maupun di bidang politik dan
sosial. Untuk mengantisipasi keterpurukan tersebut, maka alternatif yang dapat
dipertimbangkan adalah -satunya jalan untuk mengantisipasi tiga kendala yang
dikemukakan di atas adalah kembali pada dasar agama dan moral.
Agama dan moral (aqidah dan akhlaq) tidak dapat terpisah dalam pengamalan hukum,
karena agama tanpa moral tidak dapat dilaksanakan dengan baik, sebaliknya moral
tanpa agama tidak akan dapat terkendali. Dengan kata lain, perlunya keseimbangan
antara zikir, fikir dan amaliyah. Sebab dengan agama akan terbentuk kualitas moral
(moral intelligent) seseorang seperti sabar, jujur, adil, berani, bertanggung jawab, ikhlas.
Selanjutnya melalui moral tersebut mendorong seseorang untuk melaksanakan perintah
Allah SWT, secara baik dan benar sebagai pengabdian kepada-Nya, karena dengan
demikianlah seseorang dapat mengendalikan diri dari segala pengaruh kehidupan
materialistik, yang mendorong untuk melakukan pelanggaran hukum. Karena itu,
melalui pendekatan agama dan moral seseorang dapat memotivasi dirinya untuk
menjauhi segala perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama seperti korupsi,
kolusi, nepotisme, membunuh, memberontak, minum-minuman keras dan merusak
lingkungan.
17
AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
Pada hakikatnya Amar maruf nahi Munkar terdapat empat penggalan kata yang apabila
dipisahkan satu sama lain mengandung pengertian sebagai berikut: امر: amar, معرف
maruf, هي: nahi, dan منكر: Munkar. Manakala keempat kata tersebut digabungkan, akan
menjadi: امربا معروف والنهي عن المنكرyang artinya menyuruh yang baik dan melarang
yang buruk
“Amar ialah suatu tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya
kepada pihak yang lebih rendah kedudukannya”2
Selanjutnya MA’RUF kata ini berasal dari kata: معرفة- يعرف – عرف عرفا نا-
dengan arti (mengetahui) bila berubah menjadi isim, maka kata ma’ruf secara harfiah
berarti terkenal yaitu apa yang dianggap sebagai terkenal dan oleh karena itu juga diakui
dalam konteks kehidupan sosial umum, tertarik kepada pengertian yang dipegang oleh
agama islam, maka pengertian maruf ialah, semua kebaikan yang dikenal oleh jiwa
manusia dan membuat hatinya tentram, sedangkan munkar adalah lawan dari ma’ruf
yaitu durhaka, perbuatan munkar adalah perbuatan yang menyuruh kepada
kedurhakaan.
NAHI menurut bahasa larangan, menurut istilah yaitu suatu lafadz yang
digunakan untuk meninggalkan suatu perbuatan, sedangkan menurut ushul fiqih adalah,
lafadz yang menyuruh kita untuk meninggalkan suatu pekerjaan yang diperintahkan
oleh orang yang lebih tinggi dari kita.
Jadi bisa disimpulkan bahwa Allah berupa iman dan amal salih. “Amar” adalah
suatu tuntutan perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kedudukannya kepada yang lebih
rendah kedudukannya. Selanjutnya kata “ma’ruf” mempunyai arti “mengetahui” bila
berubah menjadi isim kata ma’ruf maka secara harfiah berarti terkenal yaitu apa yang
dianggap sebagai terkenal dan oleh karena itu juga diakui dalam konteks kehidupan
18
sosial namun ditarik dalam pengertian yang dipegang oleh agama islam. Sedangkan
Nahi menurut bahasa adalah larangan, menurut istilah adalah suatu lafad yang
digunakan untuk meninggalkan suatu perbuatan. Sedangkan menurut ushul fiqh adalah
lafad yang menyuru kita untuk meninggalkan suatu pekerjaan yang diperintahkan oleh
orang yang lebih tinggi dari kita.
2. Secara Terminologis
Sedangkan imam besar Ibn Taimiyah menjelaskan bahwa amar ma’ruf nahi
munkar adalah merupakan tuntunan yang diturunkan Allah dalam kitab-kitabnya,
disampaikan Rasul-rasulnya, dan merupakan bagian dari syariat islam. Adapun
pengertian nahi munkar menurut Ibnu Taimiyyah adalah mengharamkan segala bentuk
kekejian, sedangkan amar ma’ruf berarti menghalalkan semua yang baik, karena itu
yang mengharamkan yang baik termasuk larangan Allah.
Al-Qur’an adalah kitab Tuhan yang universal, berlaku kapan saja, dimana saja,
dan untuk siapa saja. Dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak kita temui orang-orang
yang selalu menyerukan kebaikan dan melarang berbuat kemungkaran, bahkan diri kita
sendiri pun disadari atau tidak selalu menyerukan kebaikan dan melarang melakukan
kejahatan, baik melalui tulisan maupun melalui sumbang saran terhadap sesuatu.
Amar ma’ruf nahi munkar tidak hanya menyangkut hal-hal yang berkaitan
dengan pokok-pokok agama saja atau ideologi semata. Amar ma’ruf nahi munkar juga
bisa saja berkaitan dengan kehidupan sosial, politik, budaya maupun hukum.
Contohnya, ketika seseorang menyarankan temannya yang masih membujang untuk
segera menikah, berarti orang tersebut telah melakukaan amar ma’ruf. Contoh lain,
ketika seorang pemimpin berusaha untuk memberantas korupsi, maka pemimpin
tersebut telah ber-nahi munkar’, dan seterusnya.
19
20
1. Aspek Sosial
Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan ciri utama
masyarakat orang-orang yang beriman, setiap kali al-Qur'an memaparkan ayat yang
berisi sifat-sifat orang-orang beriman yang benar, dan menjelaskan risalahnya dalam
kehidupan ini, kecuali ada perintah yang jelas, atau anjuran dan dorongan bagi orang-
orang beriman untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, maka
tidak heran jika masyarakat muslim menjadi masyarakat yang mengajak kepada
kebaikan dan mencegah kemungkaran, karena kebaikan negara dan rakyat tidak
sempurna.
2. Aspek Politik
Sudah dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 104, bahwasanya menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, maka perlu
kita pahami bersama, bahwa ajaran amar ma’ruf nahi munkar tersebut bukan tanpa
metode, dan mekanisme yang sesuai dengan tatanan kehidupan masyarakat. Allah SWT
pun telah mengajarkan bagaimana kita seharusnya melakukan amar ma’ruf nahi
munkar.
21
FITNAH AKHIR ZAMAN
Fitnah maknanya adalah cobaan dan ujian. Di akhir zaman akan bermunculan
berbagai macam fitnah yang semakin beragam dan semakin berat. Sehingga manusia
yang berada pada zaman tersebut akan merasakan ujian kehidupan yang tidak ringan.
Kesyirikan merupakan dosa besar yang terbesar. Semakin jauhnya manusia dari
masa kenabian, menjadikan manusia semakin berani menyelisihi petunjuk Nabi a.
Sehingga pelan-pelan manusia akan terseret ke dalam jurang kesyirikan tanpa ia sadari.
Allah q berfirman;
”Maka hendaklah takut orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul mereka akan
ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih.”
3. Banyaknya Pembunuhan
22
“Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga banyaknya ‘Al-Harju.’” Para sahabat bertanya,
”Apa yang dimaksud dengan ’AlHarju,’ wahai Rasulullah?” Rasulullah a bersabda,
”Pembunuhan-pembunuhan.”
Di akhir zaman banyak tulisan dan buku-buku. Di satu sisi ini merupakan
kenikmatan dan kemudahan. Namun disisi lain, jika tulisan dan buku-buku tersebut
tidak disusun berdasarkan sumber rujukan yang benar, maka justru akan menimbulkan
syubhat (kesamaran) bagi pembacanya. Sehingga akan menjadi samar pula antara
kebenaran dengan kebatilan. Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud y, bahwa
Rasulullah a bersabda;
”Sesungguhnya
dihadapan Hari Kiamat
(akan terjadi); memberi
salam hanya kepada
orang khusus.
Tersebarnya
perdagangan hingga seorang wanita membantu suaminya di dalam berdagang.
Terputusnya silaturrahim, saksi palsu, disembunyikannya saksi yang benar.
“Sepeninggalku tidak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada
(fitnahnya) wanita.”
23
6. Terbukanya Lumbung-lumbung Harta
Perhatian utama sebagian besar manusia akhir zaman adalah harta. Hal inilah
yang menjadikan maraknya perdagangan di akhir zaman. Padahal bukanlah kefakiran
yang ditakutkan oleh Rasulullah a akan menimpa umat ini, akan tetapi yang ditakutkan
oleh Rasulullah a adalah ketika dibukakannya lumbung harta, sehingga manusia akan
berlomba-lomba untuk memperebutkannya.
Ada beberapa kiat dalam menghadapi fitnah akhir zaman, antara lain :
Di antara cara untuk menjaga konsistensi iman di akhir zaman adalah dengan
menghadiri majelis-majelis keilmuan. Karena di dalam majelis ilmu seorang akan
ditunjukkan kepada jalan kebenaran dan kebaikan, dan ia akan dibimbing di atasnya. Di
dalam majelis ilmu seorang dimotivasi untuk melakukan ketaatan dan menjauhi
kemaksiatan. Sehingga dengan demikian diharapkan keimanannya akan terus kontinu
dan konsisten. Karena demikian pentingnya duduk dalam majelis ilmu, sehingga ‘Umar
bin Khaththab y pernah berkata; ”Sesungguhnya seorang keluar dari rumahnya dengan
membawa dosa sebesar gunung Tihamah. Jika mereka mendengarkan ilmu, (maka) ia
akan takut kemudian akan bertaubat. (Dan) ia kembali ke rumahnya dalam keadaan
tidak berdosa lagi. Maka janganlah engkau berpisah dari majelis para ulama’.”
Dengan menyibukkan diri dengan ibadah dan amal kebaikan akan lebih bermanfaat bagi
seorang muslim untuk kehidupannya di dunia dan di akhirat. Dan seorang yang
menyibukkan dirinya dengan kebaikan, maka ia tidak akan mempunyai waktu untuk
melakukan keburukan. Dengan demikian, hari-harinya akan terisi dengan hal-hal
kebaikan dan ketaatan. Diriwayatkan dari
Abu Hurairah ia berkata, bahwa Rasulullah
a bersabda;
24
malam yang gelap. Pagi harinya seorang masih beriman, namun sore harinya ia telah
kafir. Atau sore harinya seorang masih beriman, namun pagi harinya ia telah kafir. Ia
menjual agamanya dengan sedikit bagian dari dunia.”
Hendaklah seorang muslim berdoa kepada Allah q agar diselamatkan dari berbagai
fitnah kehidupan dan dijadikan hatinya senantiasa istiqamah dalam kebenaran dan
ketaatan. Karena hati manusia berada di antara Jari-jemari Allah q, maka Allahlah yang
mampu memberikan hidayah kepada hati tersebut agar tetap istiqamah di atas kebenaran
dan kebaikan, atau memalingkanya kepada kesesatan –wal’iyadzubillah.- Dan
hendaknya seorang muslim juga memohon perlindungan kepada Allah q dari fitnah
kehidupan. Di antara doanya adalah :
25
26
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.walisongo.ac.id/6900/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjNtoa8rsztAhUHSX0KHXmEDqQQFjAAegQIA
RAB&usg=AOvVaw1hOFdWRAQOcT_cW6sbs80x
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://core.ac.uk/download/pdf/294951399.pdf&
ved=2ahUKEwjOvOaNsMztAhWVA3IKHZQuAUQQFjAAegQIARAB&usg=
AOvVaw0_okDGPK8peZLe4G-AKRYs
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BA
B21413344023.pdf&ved=2ahUKEwjNtoa8rsztAhUHSX0KHXmEDqQQFjABe
gQIDxAB&usg=AOvVaw2ABXz4EfQrYl7K4Wg21nEM&cshid=16079110949
63
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://pusdikmin.com/perpus/file/Dr.
%2BMarzuki,%2BM.Ag_.%2B%2BBuku%2BPAI%2BUNY%2B-%2BBAB
%2B3.%2BKonsep%2BAgama
%2BIslam.pdf&ved=2ahUKEwjOvOaNsMztAhWVA3IKHZQuAUQQFjADeg
QIBRAB&usg=AOvVaw2sgVFjOgCXrTeMpUbm7JSq&cshid=160791140413
8
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/13523/5/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwix8e3_sMztAhWEfH0KHS5xDY8QFjAAegQIA
RAB&usg=AOvVaw3mnr1NuVmzYdFmp_k7STeV
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.radenintan.ac.id/7524/1/SKRIPS
ILENGKAP.pdf&ved=2ahUKEwix8e3_sMztAhWEfH0KHS5xDY8QFjACegQ
IEBAB&usg=AOvVaw1Au8LSwtJt51-focGpMC3z&cshid=1607911505197
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/IJIEM/article/download/7121/3976&ved=2ahUKEwie_p
27
OuscztAhUI4HMBHc1dAd4QFjAAegQIARAB&usg=AOvVaw19pCVWl7ydv
jXAGg3FP2QZ&cshid=1607911583216
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.iai-
tribakti.ac.id/index.php/intelektual/article/download/811/606&ved=2ahUKEwie
_pOuscztAhUI4HMBHc1dAd4QFjACegQICxAB&usg=AOvVaw1t4GNsMS4x
w2prrI5YIOEt&cshid=1607911583216
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/una/article/do
wnload/15193/pdf&ved=2ahUKEwjt4Obh-
cztAhUScCsKHZLTAQgQFjABegQIFBAB&usg=AOvVaw3J0E8PEwNPuIr3
DHQXomjO
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uin-suska.ac.id/3908/4/BAB
%2520III.pdf&ved=2ahUKEwjt4Obh-
cztAhUScCsKHZLTAQgQFjADegQIBBAB&usg=AOvVaw3GgNOnWAPNC
oL7VKleGdKW
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/3712
0-ID-hubungan-sains-dan-agama-rekonstruksi-citra-islam-di-tengah-ortodoksi-
dan-perkem.pdf&ved=2ahUKEwjt4Obh-
cztAhUScCsKHZLTAQgQFjAFegQIFhAB&usg=AOvVaw2palKbqOEb1qUTv
iyD56iQ&cshid=1607931084460
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.jurnalfai-
uikabogor.org/index.php/mizan/article/download/122/38&ved=2ahUKEwjrx6i9-
sztAhVNH7cAHTHFA7UQFjACegQIDRAB&usg=AOvVaw0KdtQ6Qx6VSG
2jWfguhWyG
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/2589
41-alternatif-penegakan-hukum-dalam-perspek-
98c549bd.pdf&ved=2ahUKEwiYqtrw-sztAhUBA3IKHX-
fDYoQFjABegQIAxAJ&usg=AOvVaw1bCR8fFP6x_1syUzcXzLke
28
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/downlo
ad/170/108&ved=2ahUKEwiY3rTg-
sztAhX3qksFHYrKAtIQFjAKegQICBAK&usg=AOvVaw3bCgAra3eV_VFB2
PPJomCx&cshid=1607931343275
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/library/library-
islam/knowledge/AmarMa
%27ruf_NahiMunkar.pdf&ved=2ahUKEwiVsen8_8ztAhUbgtgFHbDpACEQFj
AAegQIARAB&usg=AOvVaw2hDK4Rzlkf5Ux_HwvEo9Qx
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsby.ac.id/10766/5/BAB
%25202.pdf&ved=2ahUKEwiVsen8_8ztAhUbgtgFHbDpACEQFjADegQIBBA
B&usg=AOvVaw1YvbOXh-8Hf0-uBUvG6h6_&cshid=1607932734518
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uinsuska.ac.id/16222/8/8.%2520
BAB
%2520III__2018301JS.pdf&ved=2ahUKEwiVsen8_8ztAhUbgtgFHbDpACEQF
jAMegQIBhAB&usg=AOvVaw02r2iBN01hTGzzl4C4HoHC&cshid=16079327
72346
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://albayyinatulilmiyyah.files.wordpress.com/
2015/03/110-fitnah-akhir-zaman-
pdf.pdf&ved=2ahUKEwit7fSUgc3tAhVd4XMBHU07DC0QFjAAegQIARAB&
usg=AOvVaw0V9NM4c4P6jv0SiUJ5EtG4
29