Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

SIA- 406 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


Tugas ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam senempuh mata kuliah SIA – 406
Pendidikan Agama Islam pada program studi Teknik Sipil

Dosen Pengampu:
Dr. Hj Siti Chodijah, M.Ag.

Disusun Oleh:
Firda Cahyaning Widayanti
22-2017-137

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2020
Hubungan Objek Etika dan Covid-19

Objek penyelidikan etika adalah pernyataan-pernyataan moral yang


merupakan perwujudan dari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan
dalam bidang moral. Jika kita periksa segala macam pernyataan moral, maka kita
akan melihat bahwa pada dasarnya hanya ada dua macam pernyataan: pertama,
pernyataan tentang tindakan manusia. Kedua, pernyataan tentang manusia itu
sendiri atau tentang unsur-unsur kepribadian manusia, seperti: motif-motif,
maksud, dan watak.

Dalam Islam, nilai etika direntang menjadi lima kategori, yaitu baik sekali,
baik, netral, buruk, buruk sekali (wajib, sunah, mubah, makruh, haram). Nilai
dalam Islam ditentukan oleh Allah. Kedua, teori baik dan buruk dari hedonisme
mengajarkan bahwa sesuatu dianggap baik bila mengandung hedone (kenikmatan,
kepuasan) bagi manusia. Teori ini telah ada sejak zaman Yunani kuno. Ketiga,
teori dari vitalisme, baik-buruk ditentukan oleh ada atau tidak adanya kekuatan
hidup yang dikandung oleh objek yang dinilai. Manusia yang kuat, ulet, cerdas,
itulah manusia yang baik. Manusia yang mengandung daya hidup yang besar,
itulah manusia yang baik. Keempat, teori dari utilitarianisme menyatakan bahwa
yang baik ialah yang berguna (utility atau kegunaan).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa
yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Moral adalah
ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban dan sebagainya. Ada tiga pendekatan terkait teori etika yang
dikemukakan oleh beberapa filsuf, salah satunya adalah pendekatan “Means
Justify the Ends”.

Pendekatan “Means Justify the Ends” merupakan pendekatan teori etika


yang berfokus pada proses. Pada pendekatan ini, terdapat harapan bahwa berawal
dengan melakukan proses yang baik maka akan menghasilkan suatu yang baik
pula. Walaupun pada kenyataan, belum tentu hasil akhir yang diperoleh adalah
baik.
Salah satu teori dalam pendekatan “Means Justify the Ends” yaitu teori
deontologi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi deontologi adalah
ilmu mengenai kewajiban etis. Istilah Deontologi sendiri berasal dari kata Yunani
yaitu “Deon” yang artinya kewajiban; dan “logos” yang artinya ilmu atau teori
(Bertens.K, 2000). Tokoh yang mempelopori teori deontologi adalah Immanuel
Kant (1724-1804). Dalam teori ini yang menjadi dasar baik dan buruknya suatu
perilaku adalah kewajiban. Teori ini menegaskan bahwa bila perbuatan
dikategorikan baik maka kita wajib melakukannya. Sementara bila perbuatan
dikategorikan tidak baik, maka kita wajib menghindarinya. Sebagai contoh,
kenapa kita harus berlaku jujur, adil, ikhlas, amanah, tidak menyakiti orang lain,
karena itu adalah kewajiban. Teori deontologi menyatakan, konsekuensi yang
lahir setelah perbuatan itu dilakukan, adalah persoalan lain dan tidak boleh
menjadi pertimbangan. Hal ini juga membuat teori deontologi memiliki
kekurangan, karena tidak mempertimbangkan dampak lain tersebut. Oleh karena
itu, teori deontologi selalu menekankan bahwa perbuatan tidak dihalalkan karena
tujuannya. Meskipun suatu perbuatan itu tujuannya baik, namun cara yang
ditempuh salah maka tetap tidak bisa dianggap baik.

Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh jenis


coronavirus yang baru – baru ini ditemukan. Coronavirus sendiri adalah suatu
kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Covid-19 ini sangat berbahaya apabila virus memasuki tubuh dengan imunitas
rendah karena virus ini dapat mengakibatkan kematian.

Belum lama ini, WHO menggunakan istilah Physical Distancing dalam


rangka pencegahan penyebaran virus Covid-19. Selain itu, Physical Distancing
diharapkan dapat meminimalkan resiko terinfeksi Covid-19. Physical Distancing
memiliki keterkaitan dengan etika di kala pandemi Covid-19 ini. Hal ini
dikarenakan ketika masyarakat melakukan Physical Distancing, itu artinya
masyarakat telah melakukan kewajiban yang dianjurkan oleh Pemerintah. Hal ini
sesuai dengan pengertian etika yaitu perilaku seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan.
Dari sisi teori etika, Physical Distancing tergolong pada Teori Deontologi.
Berdasarkan anjuran WHO, bahwa masyarakat di seluruh dunia wajib melakukan
Physical Distancing demi meminimalkan penyebaran dan penularan Covid-19
semakin meluas. Tapi di sisi lain, pemberlakuan Physical Distancing merugikan
banyak pihak. Sesuai dengan teori deontologi sendiri, bahwa konsekuensi yang
lahir setelah perbuatan itu dilakukan, adalah persoalan lain dan tidak boleh
menjadi pertimbangan. Konsekuensi yang lahir karena adanya Physical
Distancing seperti berkurangnya pemasukan, kebebasan beribadah dibatasi, proses
belajar mengajar tatap muka juga terusik dan sebagainya menjadi persoalan lain.
Karena dari sisi kesehatan, wajib kita berfokus pada kesehatan manusia secara
global.

Di Indonesia pun, pemerintah terus berupaya bagaimana mengelola


perekonomian negara agar tidak anjlok, salah satunya dengan berusaha
memfasilitasi orang – orang yang sangat terdampak negatif akibat pemberlakuan
Physical Distancing. Namun, tidak ada salahnya kita menjaga kesehatan diri
dengan melakukan Physical Distancing sebagai bentuk etika di kala pandemi
Covid-19.

Selain Physical Distancing, etika yang berhubungan dengan Covid-19


adalah etika berkomunikasi dengan orang lain. Seluruh masyarakat wajib
menggunakan masker, jika batuk atau bersin harus menutup mulut dan hidung
dengan lengan atas bagian dalam, atau menutup mulut dan hidung dengan tisu lalu
membuangnya ke tempat sampah. Hal ini dilakukan guna mencegah penularan
Covid-19 semakin meluas. Semua orang wajib mencuci tangan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Etika tersebut harus dilaksanakan di tengah
pandemi ini agar pandemi Covid-19 cepat berlalu.

Anda mungkin juga menyukai