Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GASTROENTERITIS AKUT (GEA)

Disusun Oleh :
Devi Ratna Puspita Sari
P27220020239

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Topik : Gastroenteritis Akut (GEA)


Sasaran : Orang Tua An. R
Jumlah : 2 orang
Hari/tanggal : Sabtu, 28 November 2020
Waktu : 12.30 – 12.50 WIB

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, orang tua An. A mampu mengerti,
memahami tentang Gastroentiris Akut dan dapat mencegah terjadinya
peyakit yang sama serta mengetahui penanganan Gastoentiritis akut di
rumah.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melihat dan mendengarkan penjelasan selama 20 menit tentang
Gastroenteritis Akut, orang tua An. R dapat :
1. Menjelaskan pengertian Gastroenteritis Akut
2. Menjelaskan penyebab Gastroenteritis Akut
3. Menyebutkan tanda- tanda Gastroenteritis Akut
4. Menjelaskan bagaimana pencegahan Gastroenteritis Akut
5. Menjelaskan penanganan pertama Gastroenteritis Akut di Rumah

C. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Gastroenteritis Akut
2. Penyebab Gastroenteritis Akut
3. Tanda- tanda Gastroenteritis Akut
4. Pencegahan Gastroenteritis Akut
5. Penanganan pertama Gastroenteritis Akut di Rumah
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media
1. Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Uraian Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Orang Tua
1 2 menit Pendahuluan Memperkenalkan diri Mendengarkan dan
dan menjelaskan memperhatikan
tujuan

2 10 menit Penjelasan Menjelaskan materi Mendengarkan


Materi

3 5 menit Evaluasi Tanya jawab Bertanya

4 3 menit Penutup Menyimpulkan Memperhatikan

G. Metode Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Waktu untuk mulai PenKes, persiapan alat, persiapan media,
kelengkapan alat yang akan digunakan.
2. Evaluasi Proses
Bagaimana berlangsungnya proses penyuluhan, ada hambatan atau
tidak ada hambatan, keaktifan orang tua pasien saat proses
penyuluhan, tanya jawab.

3. Evaluasi Hasil
a) Dengan memberikan pertanyaan secara lisan
1) Pengertian Gastroenteritis Akut
2) Penyebab Gastroenteritis Akut
3) Tanda- tanda Gastroenteritis Akut
4) Pencegahan Gastroenteritis Akut
5) Penanganan pertama Gastroenteritis Akut di Rumah
MATERI
GASTROENTERITIS AKUT

A. Pengertian

Diare akut merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak berusia
dibawah lima tahun, yang didefinisikan sebagai peningkatan secara
tiba-tiba frekuensi dan perubahan konsistensi feses. Perubahan
tersebut sering kali disebabkan oleh agen infeksius pada saluran
pencernaan. diare akut biasanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari
dan membaik tanpa penangganan spesifik jika tidak disertai dengan
dehidrasi (Hockenberry & Wilson dalam Ulfah at.al, 2012)

Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih
banyak daripada biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari
3 kali perhari. Buang air besar tersebut dapat/ tanpa disertai lendir dan
darah (Nurarif & Kusuma, 2016)

Gastroentritis atau diare akut adalah peradangan yang terjadi pada


lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi
lebih dari 3 kali perhari dengan tinja berbentuk cair /setengah padat
dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram.

B. Penyebab Terjadinya Gastroenteritis Akut


1. Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman yang terkontaminasi merupakan sumber
utama infeksi.
a. Kekurangan zat gizi; kelaparan (perut kosong) apalagi bila perut
kosong dalam waktu yang cukup lama, kemudian diisi dengan
makanan dan minuman dalam jumlah banyak pada waktu yang
bersamaan, terutama makanan yang berlemak, terlalu manis,
banyak serat atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur.
b. Tidak tahan terhadap makanan tertentu (Protein, Hidrat Arang,
Lemak) yang dapat menimbulkan alergi.
c. Keracunan makanan
2. Infeksi atau Investasi Parasit
Bakteri, virus, dan parasit yang sering ditemukan:
a. staphylococcus aureus – dari makananan dan minuman yang
terkontaminasi dengan masa inkubasi 2–4 jam
b. E coli – berasal dari daging dan susu dengan masa inkubasi 12 –
48 jam
c. campylobacter jejuni – berasal dari daging dan susu dengan
masa inkubasi 48 – 96 jam
d. salmonella spp – berasal dari daging dan telur dengan masa
inkubasi 12 – 48 jam
e. rotavirus – mungkin disebabrkan dari makanan dan cairan
dengan masasi 1 – 7 hari
3. Jamur (Candida Albicans)
4. Infeksi diluar saluran pencernaan yang dapat menyebabkan
Gastroenteritis adalah Encephalitis (radang otak), OMA (Otitis Media
Akut, radang dikuping), Tonsilofaringitis (radang pada leher, tonsil),
Bronchopeneumonia (radang paru).
5. Perubahan udara
Perubahan udara sering menyebabkan seseorang merasakan tidak
enak dibagian perut, kembung, diare dan mengakibatkan rasa lemas,
oleh karena cairan tubuh yang terkuras habis.
6. Faktor Lingkungan
Kebersihan lingkungan tidak dapat diabaikan. Pada musim
penghujan, dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya, dan
juga pada waktu kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari apalagi
disertai tiupan angin yang cukup besar, sehingga penularan lebih
mudah terjadi. Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa
menggunakan air seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan
sebelum dan sesudah makan

C. Tanda dan Gejala


1. Berak encer kadang disertai mual, muntah
2. Badan lesu dan lemah
3. Nafsu makan menurun
4. Demam
5. Sakit perut
6. Mata cekung
7. Bila kulit dicubit, lipatan kulit tidak segera kembali

D. Pencegahan Gastroenteritis Akut


Pencegahan penyebaran gastroenteritis dapat dilakukan dengan cara:
1. Pastikan setiap orang dalam keluarga Anda mencuci tangan secara
teratur, terutama setelah dari kamar mandi dan sebelum makan.
2. Cuci tangan anak dengan air hangat dan sabun setelah dari kamar
mandi dan sebelum atau sesudah mereka makan.
3. Cuci tangan Anda sebelum makan dan setelah Anda mengganti
popok anak.
4. Jauhkan anak Anda dari anak yang lain sampai diarenya berhenti.
5. Menggunakan jamban yang sehat
6. Membuang tinja di jamban

E. Penanganan Gastroenteritis Akut


Saat ini WHO menganjurkan empat hal utama yang efektif dalam
menangani anak-anak yang menderita diare akut, yaitu:
1. Penggantian cairan (rehidrasi), cairan diberikan secara oral
untuk mencegah dehidrasi dan mengatasi dehidrasi yang
sudah terjadi.
2. Pemberian makanan terutama ASI, selama diare dan pada
masa penyembuhan diteruskan.

3. Tidak menggunakan obat anti diare

Antibiotika hanya diberikan pada kasus kolera dan disentri yang


disebabkan oleh shingella, sedangkan metrodinazole diberikan pada
kasus giardiasis dan amebiasis.
4. Petunjuk yang efektif bagi ibu serta pengasuh tentang :
a. Bagaimana merawat anak yang sakit di rumah, terutama
tentang bagaimana membuat oralit dan cara
memberikannya.
b. Tanda-tanda yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk
membawa anak kembali berobat dan mendapat
pengawasan medik yang lebih baik.
c. Metoda yang efektif untuk mencegah kejadian diare.

Algoritme pengobatan diare (Sudrajat, 2010) :


1. Rencana (pencegahan dehidrasi)
Diare tanpa dehidrasi, bila terdapat dua tanda atau lebih, yaitu
:keadaan umum baik, sadar, mata tidak cekung, minum biasa, tidak
haus, cubitan kulit perut/turgor kembali segera. Untuk diare tanpa
dehidrasi menerangkan 5 langkah terapi diare di rumah :
a. Beri cairan lebih banyak dari biasanya
1) Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
2) Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri oralit atau air matang
sebagai tambahan
3) Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa
diminum dan oralit atau cairan rumah tangga sebagai
tambahan (kuah sayur, air tajin, air matang, dsb)
4) Beri Oralit sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit
dan dilanjutkan sedikit demi sedikit.
a) Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak.
b) Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak.
5) Anak harus diberi 6 bungkus oralit (200 ml) di rumah bila:
a) Telah diobati dengan rencana terapi B atau C.
b) Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare
memburuk.
6) Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit
7) Beri obat zinc
Beri zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti.
Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1
sendok air matang atau ASI.
a) Anak usia 6 bulan hingga 5 tahun = 20 mg atau sebanyak 1
sendok teh
b) Anak bayi usia 2-6 bulan = 10 mg atau sebanyak ½ sendok
teh setiap harinya
c) Penggunaan obat tetes zinc untuk anak usia 6 bulan hingga
5 tahun = 20 mg (2ml)/ hari
d) Bayi usia 2-6 bulan = 10 mg (1ml)/ hari
8) Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
9) Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada
waktu anak sehat.
a) Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi
makan.
b) Beri makanan kaya kalium seperti sari buah segar, pisang,
air kelapa hijau.
c) Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih
kecil (setiap 3-4jam).
d) Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan
makanan tambahan selama 2 minggu
10) Antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi
11) Nasihati ibu/pengasuh untuk membawa anak kembali ke
petugas kesehatan bila:
a) Berak cair lebih sering
b) Muntah berulang
c) Sangat haus
d) Makan dan minum sangat sedikit
e) Timbul demam
f) Berak berdarah
g) Tidak membaik dalam 3 hari
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2016). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction

Sudrajat. 2010. Gastroenterologi anak; Kapita selekta. Cetakan ketiga.


Jakarta: Sagung seto.

Ulfah M, Yustina Y, & Wanda D. (2012). Zink Efektif Mengatasi Diare Akut
Pada Balita. Jurnal Keperawatan Indonesia. 15(2), 123-142.

Anda mungkin juga menyukai