Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
B. Etiologi
maka terjadi peradangan pada mukosa. Hal ini menyebabkan fungsi tuba
dalam telinga tengah. Pada umumnya pencetus terjadinya OMA adalah infeksi
saluran napas atas (ISPA), semakin sering terkena ISPA maka kemungkinan
2. Stadium hiperemis
4. Stadium perforasi
5. Stadium resolusi
Status kecemasan
Dorong pasien Teknik relaksasi
kenyamanan
untuk yang benar dan efe
meingkat
mengungkapkan ktif
Dapat
perasan dapat membantu
mengontrrol
,ketakutan,persep mengurangi nyeri
ketakutan
si yang dirasa
Support social
Keinginan untuk Instruksikan Analgetik dapat
hidup pasien menekan pusat saraf
menggunakan rasa neri sehingga
teknik relaksasi neri dapat berkurang
Berikan obat
untuk
mengurangi
kecemasan
2 Hambatan NOC NIC
berkomunikasi Anxiety self Dorong pasien Melatih pasien
berhubungan control untuk supaya bisa
dengan efek Coping berkomunikasi berkomunikasi
kehilangan Sensory function : secara perlahan secara perlahn
pendengaran haring & vision dan untuk Supaya pasien
Fear self control mengulangi mengetahui perawat
Kriteria Hasil permintaan sedang
Berdiri didepan berkomunikasi
Komunikasi
pasien ketika dengan pasien
penerimaan
berbicara Memungkinkan
intrepretasi dan
Gunakan kartu komunikasi dua arah
ekspresi pesan
baca ,kertas anatara perawat
liasn, tulisan , dan
,pensil.bahasa dengan kliendapat
non verbal
tubuh berjalan dnegan baik
meningkat
,gamba,daftar dan klien dapat
Komunikasi
kosa kata bahasa menerima pesan
ekspresif
asing, computer, perawat secara tepat.
( kesulitan berbica
dan lain lain Dengan adanya alat
ra ): ekspresi pesa
untuk bantu bicara pasien
n verbal atau non
memfasilitasi bisa kembali
verbal yang komunikasi dua berkomunikasi
bermakna arah yang optimal dengan baik
Komunikasi Beri anjuran Pasien bisa berbicara
reseptif kepada pasien atau mendengar
( kesulitan dan keluarga dengan bahasa
mendengar ) : tentang isyarat
penerimaan penggunaan alat
komunikasi dan bantu bicara
intrepretasi pesan ( misalnya ,
verbal dan / atau protesi
non verbal trakoesofagus dan
Gerakan laring buatan
terkoordinasi : Anjurkan
mampu ekspresi diri
mengkoordinasi dengan cara lain
rol respon dalam
gerakan dalam menyampaikan
menggunakan informasi
isyarat ( bahasa isyarat )
Pengolahan
informasiv: klien
mampu untuk
memperoleh ,
mengatur dan
menggunakan
informasi
Mampu
mengontrol
ketakutan dan
kecemasan
terhadap
ketidakmampuan
bicara
Mampu
memanajemen
kemampuan fisik
yang dimiliki
Mampu
mengkomunikasik
an kebutuhan
dengan
lingkungan sosial
3 Perubahan NOC NIC
persepsi/sensoris Visual ( body
Ajarkan klien
berhubungan image, cognitive, Keefektifan alat
dengan obstruksi, orientation, untuk
pendengaran
infeksi di telinga communication menggunakan
tergantung pada
tengah atau kerusaka receptive dan merawat
tipegangguan/ketul
n di saraf ability ,distorted alat
ian, pemakaian
pendengaran. thought control ) pendengaran
serta perawatannya
Kriteria Hasil secara tepat
yang tepat.
Menunjukkan Instruksikan
Apabila penyebab
pemahaman klien untuk
pokok ketulian
verbal , tulis atau menggunakan
tidak progresif,
sinyal respon teknik-teknik
maka pendengaran
Menunjukkan yang aman
yang tersisa
pergerakkan dan
dalam sensitif terhadap
ekspresi wajah
perawatan trauma dan infeksi
yang rileks
telinga (seperti: sehingga harus
Menjelaskan
saat dilindungi.
rencana
memodifikasi
membersihkan Untuk
dengan mengeluarkan
gaya gaya hidup
menggunakan kotoran telinga
untuk
cutton bud Penghentian terapi
mengakomodasi
secara hati-hati, antibiotika sebelum
kerusakan visual
sementara waktunya
dan pendengaran
waktu hindari dapatmenyebabkan
Bebas dari bahaya
berenang organisme sisa
fisik karena
ataupun resisten sehingga
penurunan
kejadian ISPA) infeksi akan
keseimbangan
sehingga dapat berlanjut.
pendengaran ,
mencegah
penglihatan dan
terjadinya
sensasi
ketulian lebih
Memelihara
jauh.
kontak dengan
sumber komunitas Irigasi
E. Evaluasi
Menurut Patricia A. Potter (2005), Evaluasi merupakan proses
yang dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan atau menilai respon klien
terhadap tindakan leperawatan seberapa jauh tujuan keperawatan telah
terpenuhi. Pada umumnya evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi
kuantitatif dan evaluasi kualitatif. Dalam evalusi kuantitatif yang dinilai
adalah kuatitas atau jumlah kegiatan keperawatan yang telah ditentukan
sedangkan evaluasi kualitatif difokoskan pada masalah satu dari tiga
dimensi struktur atau sumber, dimensi proses dan dimensi hasil tindakan
yang dilakukan.
Adapun langkah-langkah evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut :