Anda di halaman 1dari 31

LAB KERJA PERANCAH DAN BETON

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton adalah campuran dari agregat (kasar dan halus), semen, air, dan
bahan admixture (jika diperlukan). Setelah mengeras beton mempunyai sifat
menahan gaya tekan sampai batas yang telah ditentukan dan tidak mampu
menahan gaya tarik, sejingga diperlukan gaya tarik dengaen cara memasang
tulangan didalam beton, agar agar mampu, Manahan gaya tahan sekaligus gaya
tarik.
Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, dapat
dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik struktur beton nuga digunakan
untuk pondasi, kolom, balok, pelat, dan lain-lain.
Beton digunakan untuk bangunan air, seperti bendungan, bendung saluran
dan drainase perkotaan. Beton juga digunakan dalam teknik sipil transport untuk
pekerjan jalan, saluran samping, gorong-gorong dan lain-lain.
Dalam pembuatan beton bertulang ini kita harus mempunyai perencanaan
agar hasil nantinya sesuai dengan yang diharapkan dan terlebih dahulu
mengetahui dan sifat-sifat beton tersebut dilaboratorium maupun dilapangan,
agar dalam pemakaiannya mempunyai daya tahan yang kuat dan bias bertahan
lama sesuai fungsinya.
Pada praktikum kerja beton kali ini, kami dianjurkan bagaimana
merencanakan, membuat dan mengaplikasikan beton maupun tulangannya
dalam kerja lapangan, sehingga diharapkan menjadi tenaga professional dalam
bidang sipil untuk pengerjaan-pengerjaan bangunan dalam jenis apapun.

1.2 Manfaat Praktikum


Pelaksanaan praktikum kerja beton ini mempunyai peranan yang cukup
besar bagi mahasiswa teknik sipil yaitu agar mahasiswa dapat memahami dan
menerapkan:
 Dasar teori tentang konstruksi beton dan aplikasinya di lapangan yang
meliputi penulangan dan pengecoran

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Keselamatan kerja, efisiensi waktu, kebutuhan bahan dan menggunakan


peralatan, serta kedisiplinan yang tepat
 Cara-cara pengecoran yang tepat
 Pemecahan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan praktek.

1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum


Pelaksanaan praktikum kerja beton ini terbagi dalam 6 job, antara lain:
1. Membuat Beton tahu/ Selimut beton
2. Merangkai tulangan Sloof dan Balok
3. Merangkai Tulangan Pelat Dinding
4. Merangkai Tulangan Pelat Jembatan
5. Merangkai Tulangan Pelat Kebun
6. Pelaksanaan Pengecoran

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Beton dan Tulangan

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang ada saat ini, yang banyak
dipakai di Indonesia dalam bangunan fisik karena sifatnya unik maka diperlukan
pengetahuan yang luas antara lain mengenai sifat-sifat fisik bahan dasarnya, cara
pembuatannya, cara mengevaluasinya, dan variasi bahan tambahan nya

Dalam bidang teknik sipil, beton adalah campuran dari Agregat Kasar (batu
pecah) dan Agregat Halus (pasir) dengan semen sebagai bahan pencampur serta
dengan tambahan bahan admixture bila diperlukan.

Beton Diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, yaitu:

1. Beton non-struktural adalah beton yang dalam penggunaannya, tanpa


menggunakan baja/besi tulangan, dengan kata lain hanya terdiri dari semen,
air, agregat (pasir dan batu pecah), tulangan/ besi dan bahan tambah bila
diperlukan.
2. Beton struktural adalah beton yang dalam penggunaannya memakai baj (besi
tulangan) dan tentunya dengan bahan agregat kasar dan halus serta bahan
tambahan bila diperlukan. Beton struktural dalam pemakaiannya berperan
menahan gaya tarik yang ditahan oleh banyak tulangan, serta fungsi beton
yang menahan gaya tekan.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Beton untuk konstruksi beton bertulang (structural) dibagi berdasarkan


mutunya seperti dibawah ini:

Tabel 2.1 Mutu beton untuk konstruksi bertulang

Jenis Beton F’c Uraian


(Mpa)
Mutu Tinggi Umumnya digunakan untuk beton
35-65 prategang seperti tiang pancang,
gelagar.
Mutu Sedang Umumnya seperti digunakan untuk
20 -< 35 beton bertulang seperti pelat,
gelagar, diafragma kerb beton
praceatak, gorong-gorong,
bangunan bawah jembatan.
Mutu Rendah Umumnya digunakan untuk struktur
15 -< 20 beton tanpa tulangan seperti bahan
slof, trotoar, pasangan batu kosong
yang diisi adukan pasangan batu.

10 -<15 Digunakan sebagai lantai kerja


penimbunan kembali dengan beton.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Nilai f’c (Mpa) menyatakan kekuatan tekan minimum pada beton yaitu umur 20
hari. Dengan menggunakan benda uji silinder beton dengan dimensi diameter
15 cm dan tinggi 30 cm.Sekarang ini benda uji silinder lebih banyak digunakan
dengan nilai kuat tekan minimum f’c merujuk pada SNI 03-2047-2002.Baja atau
biasa yang disebut besi beton dalam penggunaanya dilapangan dibagi atas:

Tabel 2.2 Ukuran baja tulangan beton polos (SNI 2052:2017)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Tabel 2.3 Ukuran baja tulangan beton sirip (SNI 2052:2017)


Dalam pelaksanaan praktek bengkel, pada pelaksanaannya hanya dibatasi
pada penggunaan baja (besi) tulangan baja polos. Karena baja ulir cukup
keras, sehingga memerlukan waktu yang cukup untuk pelaksanaannya.

Akan tetapi pengenalan barang di profilkan khusus pelaksanaan dilapangan tetap


diharapkan untuk memberikan gambaran secara umum. Oleh karena prinsip besi
beton adalah:

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1. Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka


dibawahnya harus dibawah lantai kerja yang rata. Jika tidak ditentukan maka tebal
lantai kerja minimal harus diambil 5cm dengan campuran minimal semen, pasir,
batu pecah dengan perbandingan
1 pc : 3 pasir : 5 batu pecah
2. Apabila konstruksi beton bertulang langsung berhubungan dengan cetakan, maka
tebal penutup beton (selimut beton) minimal yang lazim disebut deching dari
selimut yang disyaratkan untuk tulangan tidak boleh tulangan berikut ini:

Tabel 2. 4 syarat tulangan (SNI 2841:2013)


No Persyaratan Tebal Selimut Beton
(mm)
1. Beton yang dicor diatas dan selalu
75
berhubungan dengan tanah
2. Beton yang berhubungan dengan tanah
atau cuaca 50
 Batang tulangan D-19 hingga D-57
 Batang tulangan D-16 kawat M-16 ulir
40
atau polos dan yang lebih kecil
3. Beton yang tidak berhubungan dengan
cuaca atau berhubungan dengan tanah:
sloof, dinding, balok,
 Batang tulangan D-44 dan D-57 40
 Batang tulangan D-36 dan yang lebih
20
kecil
Balok kolom:
40
Tulangan utama, pengikat, sengkang, spiral
Komponen struktur cangkang, pelat lipat
20
 Batang tulangan D-19 dan lebih besar
 Batang tulangan D-16, kawat M-16 ulir
15
atau polos, dan yang lebih kecil

3. Pabrikasi Baja Tulangan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Pekerjaan pabrikasi (pemotongan dan pembengkokan) sebenarnya lebih


dimulai pada tahap perancangan, karena susunan konstruksi tulangan sangat
tergantung pada pilihan perancangan. Seperti detail tulangan panjang dan bentuk
batang perancangan detail tulangan sangat mempengaruhi biaya pekerjaan
perbaikan tulangan. Jumlah keseluruhan biaya pemasangan tulangan terdiri dari
pemotongan, pembengkokan, pembongkaran, pengiriman dan pemasangan.
a) Pengantar baja tulangan
1. Pengaitan pada batang tulangan
Kait-kait pada batang-batang tulangan dapat berupa kait penuh, kait
miring, atau kait lurus. Bentuk-bentuk kaitan batang tulangan dapat dilihat
pada gambar berikut:
 kait penuh

 Kait miring

2. Pen gaitan
pada Sengkang (Beugel)
Sengkang-sengkang pada balok dan kolom harus dilengkapi dengan kait
miring atau kait lurus. Bentuk-bentuk kaitan sengkang dapat dilihat pada
gambar berikut:

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b) Pembengkokan baja tulangan


Pembengkokan ialah perubahan arah yang diperlukan tulangan.
Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d atau
5 dp seperti ditunjukkan dalam gambar diatas, dimana d adalah diameter
batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan.
Pembengkokan pada batang-batang utama harus mempunyai garis tengah
dalam minimum 10ØK

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Syarat-syarat pada pembengkokan batang tulangan


1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara
yang merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokkan
sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh
dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam
gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan batang tulangan dari baja lunak (polos atau
diprolkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak
boleh mencapai suhu lebih dari 850o C.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin
dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 100o C yang
bukan pada waktu di las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai
kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami
pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila
diijinkan oleh perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
 Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan
1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi
yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana,
pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan ditetapkan toleransi-
toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan
terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok
ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan
menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar +50 mm dan -25 mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi
sebesar ±6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk
jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan
toleransi sebesar ±6 mm.

c) Panjang lewatan dan panjang pengukuran


1. Bila diperlukan tempat penyambungan tulangan, dimana tidak terdapat
pada gambar pemilihan tempat sambungan harus di konsultasikan kepada
pengawas ahli.
2. Panjang lewatan dan panjang penyaluran harus sesuai dengan harga
yang tercantum pada 2.5.
Catatan:
 Bila panjang lewatan diperlukan untuk batang tulangan dengan
diameter berbeda, harus didasarkan dari diameter yang lebih kecil
 Bagian bengkokan dari tulangan pokok (tulangan memanjang) tidak
termasuk panjang lewatan.
3. Sambungan lewatan hanya dipakai pada batang tulangan diameter ≤ 30
cm.

d) Penganyaman/ Rangkaian Tulangan


Penganyaman berkaitan dengan pemasangan dan pengikatan tulangan,
harus dilakukan sekuat mungkin agar sesuai dengan gambar dan pada saat
sebelum maupun sesudah pengecoran tulangan tidak bergerak atau
bergeser. Bahan umum yang digunakan agar sambungan potongan
persilangan tidak bergerak, yakni kawat pengikat berdiameter 1,24 mm.

e) Pengikat Tulangan
Beberapa bentuk dan cara pengikatan anyaman baja beton antara lain :
a) Silang cocok untuk menghubungkan batang-batang bersilangan pada plat
lantai dll.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

b) Lingkar dan silang, sama dengan A, tetapi untuk diameter yang lebih besar.
c) Sadel/ pelana, digunakan untuk menghubungkan sengkang-sengkang
dengan tulangan sudut pada balok atau kolom.
d) Lingkar dan sadel. Sama dengan , tetapi untuk diameter tulangan yang
lebih besar.
e) Silang ganda untuk ikatan extra kuat

f) Pemasangan Tulangan
Cara Pelaksanaan pemasangan tulangan agar diperhatikan hal-hal seperti
dibawah ini :
 Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit gilingan baja, karat lepas,
serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat baja dengan
beton.
 Tebalnya selimut beton dan penempatan / elevasi tulangannya. Oleh
karena itu tulangan harus dipasang dengan ganjal tulangan / beton
dekking, kaki ayam atau spacer.
 Tulangan rangkap dan tulangan atas harus ditunjang pada tulangan
bawah oleh batang penunjang (biasa disebut kaki ayam) atau ditunjang
langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang
tinggi.
 Pada saat pemasangan tulangan, harus dengan kawat baja dengan
diameter 0,9 mm.
 Jarak bersih antara tulangan harus lebih besar dari 4/3 kali dari ukuran
agregat kasar dan dalam segala hal.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

 Jarak max antara batang-batang tulangan poros ke poros (PKP)


ditetapkan sebagai berikut:
- Pada pelat lantai, pada bagian max jarak PKP antara tulangan tidak
boleh lebih dari 20 cm atau 2 x tebal pelat.
- Pada balok-balok, pada momen max, jarak PKP antar tulangan
samping pada balok yang lebih tinggi dari 90 cm, tidak boleh lebih
besar dari lebar badan balok atau 30 cm.
- Pada bagian jarak antar PKP dan tulangan vertical tidak boleh lebih
besar dari 3 x tebal dinding atau 40 cm dan jarak PKP antara batang
horizontal tidak boleh lebih besar dari 1,5 x tebal dinding atau 40cm.
 Terhadap kedudukan diarah ukuran struktur yang terkecil, toleransi
sebesar ± 6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm
untuk ukuran lebih dari 60 cm.
 Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang, toleransi sebesar ±
50 mm dan untuk kedudukan bengkokkan akhir dari batang, toleransi
sebesar ± 25 mm dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton
diujung batang harus memenuhi yang di syaratkan.
 Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding, toleransi
didalam bidang tulangan ± 50 mm.
 Terhadap kedudukan dari sengkang – sengkang. Lilitan – lilitan spiral dan
ikatan- ikatan lainnya, toleransi sebesar ± 25 mm
 Apabila ada pipa -pipa atau benda-benda lain yang direncanakan
menembus beton atau ditanam dibeton, maka tulangan tidak boleh
dipotong dan tidak boleh digeser tempatnya lebih jauh dari toleransi

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2.2. Alat dan Bahan yang digunakan

Alat alat yang digunakan pada praktikum laboratorium kerja beton

1. Alat Pemotong Tulangan

Pemotong tulangan digunakan untuk memotong besi tulangan sesuai


dengan ukuran yang direncakan.
2. Gancu

Gancu digunakan sebagai alat bantu untuk mengikat kawat pada


rangkaian besi tulangan. Selain itu gancu juga dapat digunakan untuk melepas
ikatan pada rangkaian tulangan
3. Meteran

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Meteran terbuat dari plat baja tipis dan digulung dalam suatu wadah
sebagi perlindungannya, tercantum ukuran dalam mm, cm, dan inci. Gunanya
untuk mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan tinggi.

4. Palu

Umumnya digunakan untuk memukul benda-benda dari besi


5. Ruskam

Ruskam terbuat dari kayu tipis atau papan yang kuat dan keras dan
diberi pegangan, gunanya adalah untuk menghaluskan permukaan plesteran

6. Jidar

Jidar berguna untuk mendapatkan kerataan plasteran dinding atau lantai


beton.
7. Sendok spesi

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Sendok spesi alat yang penting dalam pekerjaan konstruksi, karena


berguna untuk mengambil dan meletakkan dalam pemasangan

8. Sekop

Sekop terbuat dari plat besi dengan tongkat kayu yang tebal yang
berguna untuk mengaduk mortar dan mengangkat pasir, semen dan agregat
kasar (batu pecah).

9. Gerobak

Gerobak digunakan untuk mengangkut material

10. Ember

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Ember berfungsi sebagai wadah untuk menakar bahan, dan sebagai


wadah. Alat ini terbuat dari plastic dan mempunyai pegangan yang terbuat dari
plat besi.

11. Gunting Tulangan

Gunting tulangan berfungsi sebagai alat untuk memotong besi/ tulangan,


yang mengacu pada diameter tulangan.

12. Pembengkok Tulangan (Bending)

Alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan dalam berbagai


macam sudut sesuai dengan perencanaan.

13. Mesin pembengkok tulangan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Mesin pembengkok tulangan adalah alat yang digerakkan dengan


tenaga listrik untuk membengkokkan baja tulangan, yang digunakan untuk
membengkokkan seluruh tulangan utama.

14. Stand Pembengkok Tulangan

Alat ini berfungsi sebagai alat bantu dalam proses membuat tulangan
geser (sengkang)

15. Stand Perangkai Tulangan

Alat ini berfungsi sebagai alat bantu dalam proses merangkai tulangan,
khususnya penulangan kolom dan balok

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

16. Kapur

Befungsi untuk menandai tulangan yang akan dipotong.

17. Palu besi

Palu batu memiliki kepala yang lumayan besar dan terbuat dari besi.

18. Bending tool

Berfungsi untuk membengkokkan tulangan berdiameter kurang dari 10.

19. Concrete Mixer

Befungsi untuk mengaduk campuran beton.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

20. Ayakan Pasir

Digunakan menyaring pasir yang agak halus dan memisahkan kotoran


dengan pasir.

21. Mistar Siku

Digunakan Untuk Mengukur Kesikuan

22. Mistar Baja

Digunakan Untuk Mengukur Panjang Bahan

23. Pisau Beton

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Untuk menggaris/memotong beton deking

24. Bak Spesi

Digunakan untuk tempat Pencampuran /Pengadukan Semen

25. Pemotong Kawat

Digunakan untuk Memotong kawat

26. Gergaji

Digunakan Untuk memotong atau pembelah kayu atau benda lainnya.

Bahan -bahan yang digunakan pada praktikum laboratorium kerja beton:


1. Pasir

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Pasir/ agregat halus adalah salah satu bahan pencampuran beton.

2. Semen

Semen berguna sebagai bahan pengikat campuran dalam pencampuran


pembuatan beton.

3. Tulangan

Sebagai penetralisir gaya tarik pada beton karena beton hanya kuat
terhadap tekanan tapi rentan terhadap tarik.

4. Kawat

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Kawat befungsi untuk mengikat tulangan pada saat merangkai tulangan.

5. Plastik

Plastik befungsi sebagai alat pelindung saat pembuatan beton tahu


selimut beton

6. Paku

Digunakan untuk Melekatkan dua bahan dan menembus keduanya.

2.3 Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang disekitarnya.

1. Sepatu Safety

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Melindungi kaki dari benda tajam dan melindungi diri agar tidak mudah
tergelincir atau terpeleset.

2. Rompi Kerja

Memudahkan terlihat pada malam hari karena memiliki warna yang


terang.
3. Helm Safety

Melindungi kepala dari benturan dari benda tajam ataupun benda berat
yang dapat melukai kepala.

4. Baju Bengkel

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Melindungi badan dari suhu panas percikan api, sengatan listrik


dan lain sebagainya.

5. Masker

Melindungi dari resiko penyebaran COVID-19 dan Utamanya Debu

6. Sarung Tangan

Untuk melindungi tangan dari benda tajam

2.4 . Keselamatan Kerja dalam Bengkel Kerja Batu


2.4.1 Tujuan
1). Mengetahui hal-hal yang akan mendatangkan bahaya atau kecacatan
dalam melakukan pekerjaan.
2). Menghindarkan dari suatu bahaya kecelakaan sebelum terjadi
3). Memberikan pertolongan pertama dalam suatu kecelakaan.

2.4.2 Peralatan dan Bahan


1). Kotak P3K yang terisi lengkap dengan obat-obatan.
2). Kereta dorong untuk korban kecelakaan.

2.4.3. Hal-hal yang harus diperhatikan

1). Mengikuti buku petunjuk.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2). Jangan mempraktekan jika masih ragu.


3). Hendaknya saling mencegah dan membantu dalam suatu kecelakaan.
4). Jangan bermain- main dalam pekerjaan yang berbahaya.
5). Memahami materi.

2.4.4. Hal-hal yang perlu diketahui jika terjadi kecelakaan


1). Mempelajari apa yang tidak boleh dilakukan pada saat seseorang terluka.
2). Mempelajari dengan tepat apa yang harus dilakukan seperti bertindak
cepat saat seseorang kecelakaan.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dengan mengikuti petunjuk dari instrukstur dan memahami gambar kerja


pada setiap praktikum, maka kami telah mengetahui dan dapat
mengerjakan tiap-tiap job dengan teknik yang baik dan benar. Mulai dari
membuat beton deking, membuat balok dan sloof, membuat plat lantai,
membuat plat dinding penahan tanah, dan membuat plat kebun. Juga kami
telah dapat menggunakan alat-alat pekerjaan laboratorium kerja beton
sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Pembuatan setiap plat besi tulangan dilakukan dengan menggunakan


mesin pembengkok tulangan dan dapat juga dengan menggunakan
bending. Setiap besi tulangan yang telah dibengkokkan dirangkai satu
persatu lalu diikat dengan kawat. Seluruh job kerja harus dipastikan setiap

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

besi tulangan dalam keadaan terikat dengan baik dan benar dan sesuai
yang diinginkan

4.2 Saran

Dalam melakukan segala proses praktikum sebaiknya dilakukan dengan


teliti serta memerhatikan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
kelancaran segala proses pengerjaan dari awal hingga selesai

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkah dan rahmat-Nya sehingga laporan ini dapat kami selesaikan.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum selama melakukan praktik kerja
beton yang terdiri dari membuat beton deking, balok & sloof, dinding penahan tanah,
plat lantai jembatan, dan plat kebun.

Terwujudnya laporan ini juga berkat adanya bantuan dari dosen yang telah
membimbing dan meluangkan waktu untuk kami mulai dari tahap persiapan praktikum
sampai penyusunan laporan ini selesaiSelain itu, terima kasih kepada teman-teman
yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan laporan ini.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Karena kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan maka dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan laporan ini
agar lebih baik lagi.

Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
terutama pada jurusan Teknik Sipil.

Makassar, Desember 2020

DAFTAR ISI

Halaman Sampul.......................................................................................................

Lembar Pengesahan.................................................................................................

Kata Pengantar.........................................................................................................

Daftar Isi ...................................................................................................................

Daftar Gambar..........................................................................................................

Daftar Tabel..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

1.1 Latar Belakang..............................................................................................


1.2 Manfaat Praktikum........................................................................................
1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum.....................................................................

BAB II DASAR TEORI..............................................................................................

2.1 Pengertian Beton dan Tulangan...................................................................


2.2 Alat dan Bahan yang digunakan...................................................................
2.3 Alat Pelindung Diri (APD)..............................................................................

BAB III JOB PRAKTIKUM.........................................................................................

3.1 JOB 1 Membuat Beton Decking....................................................................


3.2 JOB 2 Membuat Balok Dan Sloof.................................................................
3.3 JOB 3 Membuat Dinding Penahan Tanah....................................................
3.4 JOB 4 Membuat Plat Jembatan....................................................................
3.5 JOB 5 Membuat Plat Kebun.........................................................................

BAB IV PENUTUP....................................................................................................

4.1 Kesimpulan...................................................................................................
4.2 Saran.............................................................................................................

LEMBARAN ASISTENSI .........................................................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bentuk-Bentuk Kaitan Batang Tulangan ........................................


Gambar 2.2 Beugel............................................................................................
Gambar 2.3 Pembengkokan Baja Tulangan.......................................................
Gambar 2.4 Pengikat Tulangan.........................................................................
Gambar 2.5 Alat pemotong tulangan..................................................................
Gambar 2.6 Gancu..............................................................................................
Gambar 2.7 Meteran...........................................................................................
Gambar 2.8 Palu..................................................................................................

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 2.9 Ruskam...........................................................................................


Gambar 2.10 Jidar...............................................................................................
Gambar 2.11 Sendok spesi.................................................................................
Gambar 2.12 Sekop............................................................................................
Gambar 2.13 Gerobak.........................................................................................
Gambar 2.14 Ember............................................................................................
Gambar 2.15 Gunting tulangan...........................................................................
Gambar 2.16 Bending.........................................................................................
Gambar 2.17 Mesin pembengkok tulangan........................................................
Gambar 2.18 Stand pembengkok tulangan........................................................
Gambar 2.19 Stand perangkai tulangan.............................................................
Gambar 2.20 Kapur.............................................................................................
Gambar 2.21 Palu besi........................................................................................
Gambar 2.22 Bending tool...................................................................................
Gambar 2.23 Concrete Mixer..............................................................................
Gambar 2.24 Ayakan pasir..................................................................................
Gambar 2.25 Mistar siku.....................................................................................
Gambar 2.26 Mistar baja.....................................................................................
Gambar 2.27 Pisau beton....................................................................................
Gambar 2.28 Bak spesi.......................................................................................
Gambar 2.29 Pemotong kawat............................................................................
Gambar 2.30 Gergaji...........................................................................................
Gambar 2.31 Pasir..............................................................................................
Gambar 2.32 Semen...........................................................................................
Gambar 2.33 Tulangan........................................................................................
Gambar 2.34 Kawat............................................................................................
Gambar 2.35 Plastik ...........................................................................................
Gambar 2.36 Paku..............................................................................................
Gambar 2.37 Sepatu safety.................................................................................
Gambar 2.38 Rompi kerja...................................................................................
Gambar 2.39 Helm safety....................................................................................
Gambar 2.40 Baju bengkel..................................................................................
Gambar 2.41 Masker...........................................................................................

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
LAB KERJA PERANCAH DAN BETON
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Gambar 2.42 Sarung tangan...............................................................................


Gambar 3.1 Papan cetakan................................................................................
Gambar 3.2 Meratakan campuran......................................................................
Gambar 3.3 Memotong campuran......................................................................
Gambar 3.4 Beton Decking.................................................................................
Gambar 3.5 Memotong besi tulangan.................................................................
Gambar 3.6 Merangkai besi tulangan.................................................................
Gambar 3.7 Memasukkan tulangan lapangan....................................................
Gambar 3.8 Sloof dan Balok...............................................................................
Gambar 3.9 Membengkokan tulangan................................................................
Gambar 3.10 Merangkai tulangan vertical..........................................................
Gambar 3.11 Menggabungkan kedua rangkaian................................................
Gambar 3.12 Dinding penahan tanah.................................................................
Gambar 3.13 Merangkai lapisan bawah tulangan...............................................
Gambar 3.14 Memasang tulangan geser/cakar ayam........................................
Gambar 3.15 Plat lantai jembatan......................................................................
Gambar 3.16 Membengkokkan besi...................................................................
Gambar 3.17 Memasang beton decking.............................................................
Gambar 3.18 Meratakan campuran beton…………………………………………

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 mutu beton untuk konstruksi bertulang………………………………

Tabel 2.2 ukuran baja tulangan beton polos (SNI 2052:2017)………………..

Tabel 2.3 ukuran baja tulangan beton sirip (SNI 2052 : 2017)………………..

Tabel 2.4 syarat (SNI 2841 : 2013)………………………………………………

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL

Anda mungkin juga menyukai