Anda di halaman 1dari 5

1.

Fasilitas asuhan mandiri pemanfaatan toga dan akuplesure


Fasilitasi Asuhan Mandiri Akupresur dan Pemanfaatan TOGA merupakan proses untuk
membantu/menguatkan masyarakat agar mampu merawat dirinya sendiri sesuai kebutuhan masing-
masing dengan memanfaatkan teknik akupresur sederhana dan TOGA.

Oleh karena itu Petugas Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan Tradisional Puskesmas perlu
mendapatkan keterampilan fasilitasi sehingga dapat berperan sebagai Fasilitator Asuhan Mandiri
Akupresur dan Pemanfaatan TOGA diwilayah kerjanya dengan baik

A. Peran, Fungsi dan kemampuan fasilitator

1. peran fasilitator
a. Katalisator (catalist)
Fasilitator hendaknya dapat menjadi media yang subur bagi tumbuh kembang individu yang sedang
dibimbingnya untuk mencapai harapan (pengetahuan/ kemampuan) untuk melaksanakan tupoksinya

b. Pemberi bantuan dalam proses (process helper)


Fasilitator hendaknya dapat membantu saat pihak yang difasilitasi mengalami kesulitan dalam proses penyelesaian
tugas

c. Penghubung dengan sumber daya (resource linker


Fasilitator yang baik hendaknya dapat membantu pihak yang dibimbing untuk dihubungkan dengan
sumber- sumber yang tepat manakali yang bersangkutan mengalami kesulitan/keterbatasan sumber
daya saat melaksanakan tupoksinya. Bentuk dari peran ini diantaranya fasilitator harus mampu
berkomunikasi secara efektif dalam advokas

d. Pemandu masyarakat untuk menemukan solusi/ Pemberi solusi (solution giver)


Fasilitator jika diperlukan harus memberikan solusi, manakala pihak yang dibimbingnya menemukan
kendala dalam penerapan akupresur dan pemanfaatan TOGA

e. Pendamping dalam proses Pemantauan dan evaluator


Fasilitator harus melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam proses monitoring dan evaluasi
yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan untuk mengetahui perkembangan maupun
keberhasilan dalam asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan TOGA.

2. Fungsi dan kemampuan fasilitator


Fasilitator dalam menjalankan peran tersebut diatas mempunyai fungsi sebagai
A. Pemimpin, Pembina dan pengembangan masyarakat
Kemampuan untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik fasilitator hendaknya mempunyai
kemampuan :
a. mengenal isu isu local
b. kemampuan identifikasi
c. kemampuan analisis
d. adaptif partisipatif
e. berpandangan aktif kedepan
f. kemampuan hubungan antar manusia
g. mampu menyediakan pengetahuan dan informasi – informasi yang berkaitan dengan akuplesure dan
pemanfaatan toga

B. melakukan advokasi
fasilitator hendak nya mempunyai kemampuan :
a) Penetapan tujuan advokasi,
b) Pemanfaatan data dan riset untuk advokasi
c) Identifikasi sasaran advokasi
d) Pengembangan dan penyampaian advokasi
e) Membangun koalisi
f) Membuat presentasi yang persuasive
g) Penggalangan dana/dukungan
h) Evaluasi advokasi

C. Menggalang Komunikasi
fasilitator hendak nya mempunyai kemampuan :
a. kemampuan menyampaikan pesan atau informasi
b.menjadi pendengar yang aktif
c bertanya yang efektif dan terarah

D. melakukan pemantauan dan evaluasi

B . FASILITASI DI MASYARAKAT
1. Proses fasilitasi di masyarakat
Terdapat beberapa langkah atau tahapan dalam memfasilitasi masyarakat melakukan suatu program,
yaitu
a. Tahap Identifikasi
b. penyebarluasan dan pendampingan

Langkah-langkah penyebar luasan dan pendampingan yang diperlukan sebagai berikut:

a)Ajaklah masyarakat untuk mengungkapkan dan menyatakan kembali apa yang telah dialaminya,

b)Mintalah kepada mereka untuk memberikan tanggapan dan kesan terhadap pengalaman yang telah
diungkapkan tersebut,

c)Ajak masyarakat untuk mengkaji atau mengolah semua pengalaman yang diungkapkan tersebut,
kemudian meng- hubungkannya dengan pengalaman lain yang mungkin bisa mengandung atau memiliki
kondisi serupa,

d)Pandu masyarakat untuk menemukan pada dirinya ada daya dan potensi yang bisa dikembangkan,
e)Bantu masyarakat untuk merumuskan, merinci serta memperjelas kondisi dan potensi, sesuai
pengalaman yang ada. Selanjutnya ajak masyarakat untuk me- ngembangkan atau merumuskan hal-hal
yang dapat memberi manfaat di masa datang.

2. Fasilitasi dalam pertemuan masyarakat


a. Fungsi dan peran seorang fasilitator dalam suatu pertemuan masyarakat adalah
1)Menyampaikan tujuan dan memandu jalannya pertemuan.

2)Memotivasi peserta untuk mengemukakan pendapat.

3)Memandu peserta dalam mengambil suatu keputusan.


b. Faktor-faktor fasilitasi yang perlu diperhatikan dalam suatu pertemuan:
1)Penguasaan materi yang akan disampaikan
2)Penguasaan terhadap kareteristik dan tipe peserta yang hadir.
3)Teknik komunikasi.

C. TEHNIK FASILITASI
1. Komunikasi efektif
Komunikasi adalah penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain melalui saluran tertentu.
Definisi komunikasi menurut Jhonson (1981) perilaku verbal dan non verbal yang dilihat orang lain

Prinsip komunikasi:

- komunikasi harus jelas (clear).

- Komunikasi harus benar (correct).

- Komunikasi harus nyata (concrete

Syarat komunikasi efektif:

a. Pesan yang dikirim oleh pengirim harus jelas dan singkat.

b. Penerima pesan dapat menerima pesan seperti yang dikehendaki oleh pengirim pesan.

c. Penerima pesan dapat menginterpretasikan isi pesan sesuai dengan yang dikehendaki oleh
pengirim pesan.

d. Pengirim pesan harus berulang kali mengirim pesan dan menggunakan lebih dari satu saluran.

Komunikasi efektif merupakan kemampuan dasar yang harus dipunyai dalam melakukan fasilitasi.

2. Presentasi Interaktif:

Pengertian presentasi interaktif terdiri dari 2 (dua) kata:


• presentasi : penyajian/ pemaparan

• Interaktif : saling mempengaruhi timbal – balik [mutually)

3. metode pembelajaran

Proses fasilitasi juga merupakan proses pembelajaran. Ada berbagai macam metode pembelajaran yang
dapat digunakan dalam melakukan fasilitasi, proses pembelajaran yang sering digunakan antara lain:

• Kuliah (Ceramah Tanya Jawab/CTJ).

• Demonstrasi.

• Studi Kasus.

• Simulasi.

• Roleplay.

• Diskusi Kelompok

2. KONSEP DASAR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM ASUHAN MANDIRI PEMANFAATAN TOGA


DAN AKUPLESURE DI WILAYAH PUSKESMAS.

Prinsip dasar pemberdayaan masyarakat dalam asuhan mandiri akupresur dan pemanfaatan Taman
Obat Keluarga (TOGA) yang perlu dipahami yaitu : pengorganisasian masyarakat (community
organization) dan pengembangan masyarakat (community development). Keduanya berorientasi pada
proses pemberdayaan masyarakat menuju tercapainya kemandirian melalui keterlibatan dan peran
serta aktif dari keseluruhan anggota masyarakat.

Lima prinsip dasar pemberdayaan masyarakat tersebut yaitu :

1. Menumbuh kembangkan kemampuan, peran serta masyarakat dan semangat gotong royong
dalam pelayanan kesehatan tradisional (pemanfaatan akupresur dan TOGA).

2. Melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan. Berbasis


masyarakat (community based), memberikan kesempatan mengemukakan pendapat, memilih

dan menetapkan keputusan bagi dirinya (voice and choice), keterbukaan (openness), kemitraan
(partnership), kemandirian (self reliance).
3. Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak untuk memaksimalkan sumber daya, khususnya
dalam dana, baik yang berasal dari pemerintah, swasta maupun sumber lainnya.

4. Petugas harus lebih memfungsikan diri sebagai katalis yang menghubungkan antara kepentingan
pemerintah dan kepentingan masyarakat dalam upaya pemeliharaan kesehatannya.

5. Untuk mempertahankan ekstensinya, pemberdayaan masyarakat memerlukan break even


dalam setiap kegiatan yang dikelola. Tidak sebagai organisasi bisnis/profit

Unsur-Unsur Pemberdayaan Masyarakat

a) Penggerak Pemberdayaan : Pemerintah Kecamatan, Puskesmas, Desa dan Kelurahan,


masyarakat, dan PKK, Paramuka, swasta, Ormas dan lintas sektor lainya menjadi inisiator, motivator,
dan fasilitator yang mempunyai kompetensi memadai dan dapat membangun komitmen dengan
dukungan para pemimpin, baik formal maupun non formal.

b) Sasaran pemberdayaan : Perorangan (tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi, figur masyarakat,
dan sebagainya), kelompok (organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, kelompok masyarakat), dan
masyarakat luas serta pemerintah yang berperan dalam pelayanan kesehatan tradisional.

c) Kegiatan hidup sehat dengan memanfaatkan asuhan mandiri akupresur dan TOGA sebagai
upaya pemeliharaan kesehatan secara mandiri meningkatkan kesehatan masyarakat, membentuk
kebisaan dan pola hidup, tumbuh dan berkembang, serta melembaga dan membudaya dalam kehidupan
bermasyarakat.

LANGKAH-LANGKAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN ASUHAN MANDIRI


AKUPRESUR DAN PEMANFAATAN TOGA

- Analisis situasi dalam bentuk SMD (Survei Mawas Diri) terfokus pada potensi
pengembangan dan pemanfaatan asuhan mandiri akupresur dan TOGA
- Pertemuan forum
- Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan (MMD)
- Perencanaan partisipatif
- Pelaksanaan Kegiatan
- Pembinaan Kelestarian Pengelolaan dan Pengembangan TOGA

Anda mungkin juga menyukai