Penerapan Repetitive Scheduling Method Pada Penjadwalan Proyek Jalan Tubaan-Talisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur
Penerapan Repetitive Scheduling Method Pada Penjadwalan Proyek Jalan Tubaan-Talisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur
1, (2012) 1-6 1
Abstrak— Para kontraktor seringkali menghadapi proyek ditandai dengan aktivitas-aktivitas yang berulang, yang
yang terdiri dari banyak unit dimana banyak aktivitas- dalam banyak kasus muncul dari perincian aktivitas-
aktivitas berulang dari satu unit ke unit berikutnya. Proyek ini aktivitas umum kedalam aktivitas-aktivitas khusus. Sebagai
membutuhkan penjadwalan yang menjamin penggunaan contoh aktivitas perataan tanah mungkin dipecah kedalam
sumber daya yang tidak terputus dari satu aktivitas pada satu
aktivitas perataan tanah setiap 100 m-nya dan seterusnya
aktivitas yang sama pada unit berikutnya. Metode yang telah
ada dan selama ini sering dipakai tidak dapat menjamin dimana setiap perataan tanah merupakan satu unit pekerjaan.
kebutuhan ini. Repetitive Scheduling Method (RSM) yang akan Aktivitas yang berulang dari satu unit ke unit yang lain
dijelaskan dalam tugas akhir ini dapat menjawab kekurangan menimbulkan kebutuhan yang sangat mendesak untuk
metode yang telah ada, karena penggunaan metode ini dapat penjadwalan proyek yang memungkinkan penggunaan
menjamin kotinuitas penggunaan sumber daya. Tujuan Tugas sumber daya yang tidak terputus/ slag, misalnya para
Akhir yang direncanakan ini adalah menerapkan metode RSM pekerja dari satu unit ke unit berikutnya, karena sering
terhadap waktu dan biaya dalam proyek yang memiliki terjadi kebutuhan ini (penggunaan sumber daya yang tidak
aktivitas berulang, terutama dipandang dari kontinuitas putus) yang menentukan waktu memulai aktivitas dan
penggunaan sumber daya. Penerapan metode RSM ini
mempengaruhi seluruh durasi proyek. Oleh sebab itu,
diaplikasikan pada penjadwalan Proyek Jalan Tubaan-
Talisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur. penggunaan sumber daya yang tidak terputus menjadi hal
Studi ini dilakukan dalam beberapa prosedur yang sangat penting dalam penjadwalan proyek.
yang meliputi pengumpulan data-data volume pekerjaan dan RSM (Repetitive scheduling Method) adalah suatu
durasi proyek, perhitungan jumlah pekerja yang dibutuhkan, metode penjadwalan yang pada umumnya dipergunakan
menentukan hubungan antar aktivitas dan perhitungan untuk proyek yang memiliki kegiatan berulang. Penjadwalan
penjadwalan eksisting proyek, serta perhitungan biaya agar RSM dipresentasikan oleh grafik seperti dalam pembuatan
dapat dibandingkan dengan metode eksisting. Dilakukan rencana X-Y dari seri produksi garis yang mungkin atau bias
perubahan penjadwalan proyek ke dalam diagram Repetitive memisahkan satu sama lain atau bertemu tergantung pada
Scheduling Method (RSM), RSM diaplikasikan dalam beberapa
relatif kemiringannya. RSM juga memperkenalkan deretan
consequence dengan merencanakan dengan cara memutar
garis produksi untuk tiap aktivitasnya. pengontrol kegiatan yang menjadi konsep baru untuk factor
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan yang menentukan lama proyek. Deretan ini termasuk
Repetitive Scheduling Method (RSM), didapatkan hasil yang kegiatan antara control point (Cp) dalam urutan unit
berbeda untuk consequense yang berbeda. Durasi penyelesaian produksi garis dan memperpanjang dari dimulainya proyek
pada consequense ke- 1 yang didapat dengan menghilangkan sampai proyek selesai. Metode ini mampu memperlihatkan
slag time-nya sebesar 282 hari, dengan total biaya sebesar Rp. pemanfaatan sumber daya, baik berupa tenaga kerja,
4.737.329.782,32,-. Durasi penyelesaian pada consequense ke- 2 peralatan maupun bahan tanpa terputus. Oleh karena itu,
yang didapat dengan menambah jumlah alat, adalah 162 hari tujuan sekunder dari studi adalah memperlihatkan
dengan total biaya sebesar Rp. 5.385.520.490,16,-. Durasi
bagaimana penerapan dari metode ini pada proyek Jalan
penyelesaian proek pada consequense ke- 3 yang didapat
dengan menambah jam kerja total durasi adalah 162 hari Tubaan-Talisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur.
dengan total biaya sebesar Rp. 4.670.159.227,83,-. Hal ini Pada Proyek Jalan Tubaan-Talisayan/ Dumaring, Provinsi
diperoleh dengan memaksimalkan beberapa aktivitas, Kalimantan Timur adalah proyek pembangunan jalan raya
khususnya pada empat aktivitas yang memiliki durasi terbesar yang memiliki aktivitas pekerjaan yang berulang, sehingga
yang paling berpengaruh terhadap total durasi proyek. Hal ini dipilih untuk penerapan metode RSM di dalam
membuktikan bahwa aktivitas- aktivitas tersebut perlu penjadwalannya.
mendapatkan prioritas dalam penyelesaian pengerjaannya.
II. URAIAN PENELITIAN
Kata Kunci: Jalan Tubaan-Talisayan/ Dumaring, Penjadwalan,
Slag Time, Repetitive Scheduling Method (RSM). A. Jenis dan Konsep Penelitian
Tugas Akhir dengan judul “Penerapan Revetitive
I. PENDAHULUAN Scheduling Method Pada Penjadwalan Proyek Jalan
Tubaan- Talisayan/ Dumaring, Provinsi Kalimantan Timur”
ara kontraktor sering menemui proyek yang memiliki
P beberapa unit pekerjaan yang sama, seperti salah
satunya pekerjaan jalan raya. Proyek multi unit ini
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui total waktu
dan biaya pekerjaan. Metode yang digunakan untuk
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 2
Segmen 2:
mencapai tujuan tersebut, ialah Repetitive Scheduling 1. Pekerjaaan Galian utk Selokan Excavator 15,37 -
220 55,00
1 0,51 1
Excavator
Method atau RSM. Drainase & Sal. Air
2. Pasangan batu dengan Mortar
Dump Truck
Concrete Mixer
16,75
0,76
-
- 240 60,00
1
1
0,47
11,21
1
11 Concrete Mixer
Excavator 17,81 - 1 1,00 1
3. Galian Tanah biasa 500 125,00 Excavator
B. Variabel Penelitian Dump Truck
Wheel loader
11,45
18,35
-
-
1
1
1,56
1,07
2
1
Dump Truck 10,99 - 1 1,79 2
Dalam peneletian ini, adapun variabel-variabel yang akan 4. Urugan Tanah biasa Vibrator Roller 74,7 - 550 137,50 1 0,26 1 Wheel loader
diukur untuk mengetahui total waktu dan biaya pada proyek Motor Grader
Water Tank Truck
186,75
142,29
-
-
1
1
0,11
0,14
1
1
jalan Tubaan- Talisayan/ Dumaring. Variable-variabel Wheel loader
Dump Truck
4,35
23,38
-
-
1
1
23,17
4,31
23
4
5. Urugan Tanah biasa untuk
tersebut antara lain sebagai berikut : identifikasi kebutuhan bahu jalan
Vibrator Roller
Motor Grader
112,05
280,13
-
-
2820 705,00 1
1
0,90
0,36
1
1
Wheel loader
tenaga kerja peraktivitas, hubungan antar aktivitas, Water Tank Truck 142,29 - 1 0,71 1
Wheel loader 3,79 - 1 32,23 32
Penyusunan garis produksi aktivitas pada RSM, perhitungan Dump Truck 8,18 - 1 14,93 15
6. Lapis Pondasi Agregat Klas A Vibrator Roller 950 53,36 - 3420 855,00 2 2,29 1 Wheel loader
biaya proyek, consequense yang dilakukan, perbandingan Motor Grader 210,92 - 1 0,58 1
Water Tank Truck 50,30 - 1 2,43 2
total biaya. Wheel loader 3,91 - 1 41,65 42
Proses penelitian pada Tugas Akhir ini ditunjukkan dalam 7. Lapis Pondasi Agregat Klas B
Dump Truck
Vibrator Roller
8,18
74,70
-
- 4560 1140,00
1
2
19,91
2,18
20
1 Wheel loader
bentuk sebuah bagan alir atau flow chart, yang dapat dilihat Motor Grader
Water Tank Truck
258,82
47,43
-
-
1
1
0,63
3,43
1
3
pada [7]. 8. Lapis Resap Pengikat
Asphalt Sprayer
Air Compresor
247,99
280,00
-
- 20520 5130,00
1
1
2,96
2,62
3
3 Asphalt Sprayer
Dump Truck 247,99 - 3 2,96 1
Wheel loader 623,58 - 1 0,07 1
Asphalt Mixing Plant (AMP) 21,65 - 1 1,88 2
III. HASIL PENELITIAN Generator Set (Genset) 21,65 - 1 1,88 2
Asphalt Mixing Plant
9. Laston Lapis Pondasi Dump Truck 1,62 - 1140 285,00 3 25,13 8
(AMP)
Asphalt Finisher 3,61 - 1 11,28 11
A. Identifikasi kebutuhan tenaga kerja tiap aktivitas Tandem Roller 21,79 - 1 1,87 2
Pneutamic Tire Roller 38,91 - 1 1,05 1
Langkah pertama dalam penyusunan tenaga kerja adalah Segmen 3:
1. Pekerjaaan Galian utk Selokan Excavator 15,37 - 1 0,46 1
memilih beberapa aktivitas yang bersifat repetitive Drainase & Sal. Air Dump Truck 16,75 -
220 49,21
1 0,42 1
Excavator
kemudian dilakukan perhitungan total durasi pada setiap 2. Pasangan batu dengan Mortar Concrete Mixer
Excavator
0,76
17,81
-
-
240 53,68 1
1
10,03
0,90
10
1
Concrete Mixer
3. Galian Tanah biasa 500 111,84 Excavator
pekerjaan. Dump Truck
Wheel loader
11,45
18,35
-
-
1
1
1,40
0,96
1
1
Dump Truck 10,99 - 1 1,60 2
Tabel 3.1 Kebutuhan tenaga kerja tiap aktivitas. 4. Urugan Tanah biasa Vibrator Roller 74,7 - 550 123,03 1 0,24 1 Wheel loader
Motor Grader 186,75 - 1 0,09 1
Panjang Jalan Produktivitas Jumlah Durasi 1 Water Tank Truck 142,29 - 1 0,12 1
Produktivitas Volume Persegmen Durasi 2 Wheel loader 4,35 - 1 20,73 21
Uraian Pekerjaan Pekerja/ Alat Persegmen Pekerja Volume Total Pekerja/ Alat (Volume/ Keterangan
Alat ( (L/3800)*Vol.total) ( Durasi/ n) Dump Truck 23,38 - 1 3,85 4
(L) (1/ koefisien) (n) Produktivitas) 5. Urugan Tanah biasa utk bahu
Vibrator Roller 112,05 - 2820 630,79 1 0,80 1 Wheel loader
jalan
Segmen 1: - (m) (m³/ jam) (m³/ org/hari) (m3) (m3) org/ unit hari hari - Motor Grader 280,13 - 1 0,32 1
Water Tank Truck 142,29 - 1 0,63 1
1. Pekerjaaan Galian utk Selokan Excavator 15,37 - 1 0,65 1
Drainase & Sal. Air Dump Truck 16,75 -
220 69,47
1 0,59 1
Excavator B. Wheel loader 3,79 - 1 28,84 29
Dump Truck 8,18 - 1 13,36 13
2. Pasangan batu dengan Mortar Concrete Mixer 0,76 - 240 75,79 1 14,16 14 Concrete Mixer 6. Lapis Pondasi Agregat Klas A 850 3420 765,00 Wheel loader
Vibrator Roller 53,36 - 2 2,05 1
3. Galian Tanah biasa
Excavator
Dump Truck
17,81
11,45
-
-
500 157,89
1
1
1,27
1,97
1
2
Excavator C. Motor Grader 210,92 - 1 0,52 1
Water Tank Truck 50,30 - 1 2,17 2
Wheel loader 18,35 - 1 1,35 1 Wheel loader 3,91 - 1 37,27 37
Dump Truck 10,99 - 1 2,26 2 D. Dump Truck 8,18 - 1 17,81 18
4. Urugan Tanah biasa Vibrator Roller 74,7 - 550 173,68 1 0,33 1 Wheel loader 7. Lapis Pondasi Agregat Klas B Vibrator Roller 74,70 - 4560 1020,00 2 1,95 1 Wheel loader
Motor Grader 186,75 - 1 0,13 1 Motor Grader 258,82 - 1 0,56 1
Water Tank Truck 142,29 - 1 0,17 1 E. Water Tank Truck 47,43 - 1 3,07 3
Wheel loader 4,35 - 1 29,27 29 Asphalt Sprayer 247,99 - 1 2,64 3
B. Penyusunan Hubungan Logis antar aktivitas Tabel 3.3 Daftar Biaya fixed cost
Langkah selanjutnya yaitu menentukan hubungan logis No. Komponen Satuan Volume
Harga Satuan
Jumlah Biaya (Rp)
(Rp)
antar aktivitas diatas, tujuan dari menentukan hubungan
A. Peralatan Ls 1 86.872.200,00 86.872.200,00
antar aktivitas ini adalah untuk mengetahui urutan pekerjaan
Sub Total 86.872.200,00
dari tiap aktivitas yang bersifat repetitif. Penentuan
B. Fasilitas Kontraktor
hubungan antar aktivitas ini dilakukan dengan persetujuan
dari pelaksanaan dilapangan. 1 Base Camp M2 100 50.000 5.000.000
2 Kantor M2 200 50.000 10.000.000
3 Bengkel, Gudang, Barak M2 100 50.000 5.000.000
Tabel 3. 2 Hubungan Logis antar aktivitas 4 Bangunan Laboratorium M2 70 50.000 3.500.000
No. Aktivitas Kode Durasi Predecessor Hubungan 5 Peralatan Laboratorium Set 1 10.000.000,00 10.000.000
(hari) Logis 6 Perabotan dan Layanan Set 1 10.000.000,00 10.000.000
1 Pekerjaan Galian utk A 4 - - 7 Alat Komunikasi Set 2 5.000.000,00 10.000.000
selokan drainase & Sub Total 53.500.000
Sal. Air
C. Fasilitas Direksi
2 Pasangan batu dengan B 44 A SS + 1D
mortar 1 Base Camp Unit 1 8.000.000,00 8.000.000
3 Galian Tanah Biasa C 4 A FS 2 Perabotan dan Layanan Set 1 7.500.000,00 7.500.000
3 Kendaraan Operasional Roda 4/Sewa Unit 1 55.000.000,00 55.000.000
4 Galian Tanah untuk D 4 C FS 4 Kendaraan Operasional Roda 2/Beli Unit 1 25.000.000,00 25.000.000
box culvert Sub Total 95.500.000
5 Pemancangan tiang E 22 D FS F. DEMOBILISASI Ls 1 26.061.660,00 26.061.660
pancang ulin uk. 10 x Sub Total 26.061.660
10 – 400cm
6 Beton Struktur K- 125 F 1 E FS TOTAL BIAYA Rp261.933.860,00
Perhitungan biaya proyek baru bisa dilakukan jika D. Lapis pondasi agregat klas A:
untuk kemudian dapat dijadikan biaya upah pekerja dan G. Laston lapis pondasi:
1. Agregat Kasar m3 0,7028 260.000 208.309.920
durasi, diperlukan juga data pembangunan fasilitas-fasilitas 2. Agregat Halus m3 0,5341 1140 265.000 161.351.610
konstruksi, biaya overhead, dll. Semua data tersebut akan H. Beton struktur K-125:
1. Semen PC Kg 280 1.500 3.780.000
termasuk dalam Biaya Tidak Langsung proyek. 2. Pasir m3 0,503
9
260.000 1.177.020
3. Agregat kasar m3 0,8141 235.000 1.721.822
hanya sekali dalam setiap proyek, yaitu pada awal 3. Agregat kasar m 3
0,7327 235.000 10.331.070
Seperti yang dilihat pada Tabel 4.9 bahwa, dari tiga [4] Rostiyanti, Susy Fatena. 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi.
consequence diatas dapat diketahui bahwa setiap Jakarta, Rineka Cipta Suruhanjaya Tenaga, Energy Comission of
consequence terdapat keuntungan dan kerugian masing- Malaysia.
masing bila dibandingkan dengan jumlah durasi dan biaya [5] Soeharto, Iman.1995 . Manajemen Proyek : dari Konseptual
pada jadwal eksisting. Pada consequence ke-1, durasi total sampai Operasional. Jakarta, Erlangga.
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek adalah 282 [6] Wiranata, Anak Agung., Dewi, Parami, Diah, A.A., Nuryawan,
hari. Dimana pada consequence pertama ini dilakukan Made, I. 2009. Jurnal ilmiah Teknik Sipil. Denpasar.
[7] Nur uzma, Annis. 2007. Penerapan Revetitive Scheduling Method
pergeseran pada aktivitas yang terdapat waktu jeda (Lag
pada penjadwalan proyek jalan Tubaan- Talisayan/ Dumaring,
Time). Dari total biaya proyek dapat lebih dihemat sebesar Provinsi Kalimantan Timur. Tugas Akhir S1. Surabaya: ITS.
Rp. 349.509.531,52,-.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5
Lampiran 1 : Gambar 4.1 Diagram Eksisting RSM dan Gambar 4.2 Diagram RSM alternatif 1 dan 2
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6