Anda di halaman 1dari 10

-REKAYASA IDE PENDIDIKAN PANCASILA-

DOSEN PENGAMPU:

Dosen Pengampu : Daniel Harapan Parlindungan Simanjuntak

(IMPLEMENTASI PENERAPAN IDE PENDIDIKAN PANCASILA BAGI


GENERASI MUDA)

NAMA MAHASISWA : Angela Merici Sinaga


NIM : 3183131031
MATA KULIAH : Pendidikan Pancasila

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
MEDAN
2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis
masih dapat membuat tugas Rekayasa Ide ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang Implementasi Penerapan Ide Pancasila bagi generasi muda sekarang ini.

Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Rekayaa Ide (RI) mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Penulis berharap Penyusunan Rekayasa Ide ini menjadi salah satu
referensi bagi pembaca bila mana hendak mengetahui bagaimana hubungan antara kedua
pihak tersebut.

Saya tau tugas RI saya ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu Kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan supaya hasil Rekayasa Ide saya
ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca
atas perhatiannya.

Medan ,24 Februari 2020

Angela Merici Sinaga


NIM : 3181131005

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar belakang masalah ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 3
1.4 Manfaat ...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................4-8

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 9

1.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 9


1.2 Saran ................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata kuliah Pendidikan Pancasila diberikan karena adanya kesadaran akan
perlunya pendidikan yang berkesinambungan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Diharapkan, dengan pemahaman yang semakin mendalam akan nilai-nilai Pancasila,
generasi muda dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
Pendidikan Pancasila juga diberikan karena fakta kemerosotan penghayatan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik individual maupun kolektif sebagai bangsa.
Dengan kata lain, mata kuliah ini dihidupkan karena adanya kesenjangan antara
kata/pengetahuan dan perbuatan/tingkah laku.

Kemerosotan penghayatan nilai-nilai Pancasila dapat disaksikan di semua bidang


kehidupan, dari semua kelas sosial, dan di hampir semua profesi. Fakta paling jelas adalah
korupsi yang dilakukan di semua lini, mulai dari pejabat pemerintah maupun institusi
pemerintah dan swasta. Catatan Kementerian Dalam Negeri RI menyebutkan bahwa dalam
kurun waktu tahun 2005-2013 ada 277 gubernur, walikota, dan bupati yang terlibat korupsi,
dan 3.000 anggota DPRD terjerat hukum. Dalam kurun waktu yang sama terdapat 137
anggota DPRD provinsi dan 1.050 anggota DPRD kabupaten/kota terlibat korupsi (Suara
Pembaruan, 9 Desember 2013).
Kasus terbaru yang “mengguncang” seluruh kehidupan bangsa adalah tertangkap
tangannya Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar karena dugaan terlibat suap,
merupakan fakta betapa nilai Pancasila hanya menjadi hiasan bibir kala pejabat mengucapkan
sumpah jabatan.
Selain kasus korupsi, patut disebutkan beberapa gejala yang mencerminkan
kemerosotan penghayatan nilai-nilai Pancasila, seperti kerusuhan dan sengketa
berlatarbelakang SARA, kekerasan dalam rumah tangga, kesenjangan ekonomi,
ketakmampuan golongan rendah untuk masuk jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi,
berbagai macam dan tingkat kriminalitas, diskriminasi perempuan, dan UU dan peraturan
daerah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sekedar menyebut beberapa contoh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tantangan Pancasila sebagai ideologi Negara di era globalisasi?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila bagi peserta didik di era globalisasi
C. Tujuan

              Adapun tujuan dari rekayasa ide ini dibuat ialah utuk pemenuhan tugas Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila dan untuk mengetahui lebih dalam tentang Konsep Pendidikan
Pancasila. Rekayasa ide ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai
pancasila yang tidak sesuai dengan kenyataan sekarang.

D. Manfaat

              Adapun manfaat Rekayasa ide ini ialah supaya penulis dapat menyumbangkan
pemikirannya terhadap permasalahan yang diangkat dan juga menambah pengetahuan
tentang hal tersebut tidak hanya itu dengan dibuatnya rekayasa ide ini semoga tujuannya
dapat terlaksana.

BAB II

PEMBAHASAN
1. Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara di Era Globalisasi

Globalisasi membawa perubahan-perubahan dalam tatanan dunia internasional yang


pengaruhnya langsung terhadap perubahanperubahan di berbagai Negara. Salah satu dampak
dari perubahanperubahan tersebut adanya kecenderungan memudarnya nasionalisme bangsa
Indonesia. Maka dari itu bangsa Indonesia wajib meningkatkan kewapadaan nasional dan
ketahanan mental dan ideologi bangsa Indonesia. Kemampuan menghadapi tantangan yang
amat dasar dan akan melanda kehidupan nasional, sosial, dan politik, bahkan mental dan
bangsa maka benteng yang terakhir ialah keyakinan nasional atas dasar Negara Pancasila
yang sebagai benteng dalam menghadapi tantangan pada era Globalisasi yang semakin
berkembang pada saat ini. Sebagai identitas dan kepribadian bangsa Indonesia,

Pancasila adalah sumber motivasi inspirasi, pedoman berperilaku sekaligus standar


pembenarannya. Dengan demikian gerak ide, pola aktivitas, perilaku, serta hasil perilaku
bangsa Indonesia harus bercermin pada Pancasila (Untari, 2012: 22). Sehingga Pancasila
hendaknya mampu menyaring dampak dari Globalisasi yang mampu membawa perubahan
pada tatanan dunia khususnya bagi masyarakat Indonesia. Dengan berpegang teguh pada
Pancasila maka masyarakat Indonesia mampu mewujudkan nasionalisme Indonesia.
Tantangan Pancasila di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa,
dan kini mau tak mau, suka tidak suka, bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi
dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tidak seharusnya kehilangan
jati diri, karena hidup di antara pergaulan dunia.

Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, yang meliputi nilai ketuhanan,
kemanusian, persatuan, kerakyatan dan keadilan. sebagai dasar pengembangan ilmu.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini, mencapai kemajuan pesat
sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa. Pengembangan iptek
tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya artinya iptek selalu berkembang dalam
suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai
budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain
iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar
tidak merugikan umat manusia. Relasi antara iptek dan nilai budaya serta agama akan dapat
ditandai dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama; iptek yang gayut dengan
nilai budaya dan agama sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap
human-religius. Kedua; iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga
terjadi sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai
human-religius. Hal ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek
memiliki hukum-hukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar.
Ketiga; iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat
diperlukan.

Dalam hal ini ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang
memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal
(budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling
bergantung secara ketat. Relasi yang paling ideal antara iptek dan nilai budaya serta agama
tentu terletak pada fenomen pertama, meskipun hal tersebut belum dapat berlangsung secara
optimal, mengingat keragaman agama dan budaya di Indonesia itu sendiri. Keragaman
tersebut, di satu pihak dapat menjadi kekayaan, tetapi di pihak lain dapat memicu terjadinya
konflik. Oleh karena itu, diperlukan sikap inklusif dan toleran di masyarakat untuk mencegah
timbulnya konflik di masyarakat. Untuk itu, komunikasi yang terbuka dan egaliter diperlukan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Fenomena kedua yang
menempatkan pengembangan iptek di luar nilai budaya dan agama, jelas bercorak
positivistis.

BAB III

REKAYASA IDE
Apabila dikatakan ataupun dipertanyakan bahwa ide pendidikan pacasila harus
diterapkan bagi generasi muda, tentu saja harus tetap dipertahankan karena bagaimanapun
juga generasi muda sekarang adalah cerminan untuk ke masa depan Indonesia kita ini.
Memang kita ketahui semuanya berbanding terbalik dengan nilai-nilai pancasila yang ada
dimana generasi muda sekarang ini tidak lagi dapat menanamkan nikai-nilai pancasila
tersebut, akan tetapi itulah yang perlu untuk ditegaskan kembali dan menurut saya ini lebih
ke dalam kesadaran pribadi manusianya sendiri.

Implementasi nilai-nilai Pancasila di era globalisasi sekarang ini bagi generasi muda
menurut saya bisa dilaksanakan dengan menumbuhkan sifat nasionalisme pada generasi
muda sekarang ini. Nasionalisme dapat dipupuk kembali dalam momentum-momentum yang
tepat seperti pada saat peringatan hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan, hari pahlawan dan
hari besar nasional lainnya, guru maupun dosen yang tulus mengajar dengan baik dan ikhlas
menuntun para siswa maupun mahasiswa hingga mampu mengukir prestasi yang gemilang,
pelajar yang belajar dengan sungguh -sungguh dengan segenap kemampuannya demi nama
baik bangsa dan Negara, cinta serta bangga tanpa malu-malu menggunakan produk-produk
dalam negeri demi kemajuan ekonomi Negara.

Bukan itu saja nasionalisme juga dapat dibangun melalui karya seni seperti
menciptakan lagu-lagu yang berslogan cinta tanah air, melukis, seni peran yang bertajuk
semangat juang untuk negara dan karya-karya seni lainnya. Menumbuhkan semangat
nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri. Menanamkan
dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. Menanamkan dan
melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. Mewujudkan supremasi hukum,
menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

Menurut saya hal kecil yang dapat dilakukan terlebih dahulu adalah hal yang ada
diatas.

BAB IV

KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah ada diatas maka kesimpulan yang dapat ditarik
yakni bahwa Pancasila tidak boleh lepas dari generasi muda terutama di era globalisasi
sekarang ini. Akan tetapi begitu banyak yang perlu untuk diperdalam maupun dipelajari lebih
lagi bagaimana seharusnya sikap generasi muda didalam pengimplementasian ide konsep
pendidikan pancasila yakni yang dimulai dari hal-hal sederhana saja seperti lebih menghargai
hari-hari besejarah yaitu dengan mengikuti hari peringatan tersebut karena berangkat dari hal
sederhana terlebih dahulu baru bisa beranjak ke hal yang lebih sempurna.

B. Saran

Setelah mempelajari makalah ini diharapkan kepada pembaca untuk lebih mengetahui
dan memahami tentang bagimana tindakan generasi muda serta bagaimana mereka
mengimplementasikan ide konsep pendidikan pancasila tersebut.

Apabila ada kritik dan saran akan kami terima dengan baik untuk membangun dan
memperbaiki makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Muhammad, Aziiz Al. 2011. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila untuk Menumbuhkan
Nasionalisme Bangsa. Yogyakarta: STMIK “AMIKOM” Yogyakarta
Hidayatillah, Yetti. 2014. Urgensi Eksistensi Pancasila di Era Globasilasi (Studi Kritis
Terhadap Persepsi Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep tentang Eksistensi Pancasila). Jurnal
volume 6 nomor 2 Juni 2014.

Anda mungkin juga menyukai