DOSEN PENGAMPU:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis
masih dapat membuat tugas Rekayasa Ide ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang Implementasi Penerapan Ide Pancasila bagi generasi muda sekarang ini.
Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Rekayaa Ide (RI) mata kuliah
Pendidikan Pancasila. Penulis berharap Penyusunan Rekayasa Ide ini menjadi salah satu
referensi bagi pembaca bila mana hendak mengetahui bagaimana hubungan antara kedua
pihak tersebut.
Saya tau tugas RI saya ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu Kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan supaya hasil Rekayasa Ide saya
ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca
atas perhatiannya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata kuliah Pendidikan Pancasila diberikan karena adanya kesadaran akan
perlunya pendidikan yang berkesinambungan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Diharapkan, dengan pemahaman yang semakin mendalam akan nilai-nilai Pancasila,
generasi muda dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
Pendidikan Pancasila juga diberikan karena fakta kemerosotan penghayatan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik individual maupun kolektif sebagai bangsa.
Dengan kata lain, mata kuliah ini dihidupkan karena adanya kesenjangan antara
kata/pengetahuan dan perbuatan/tingkah laku.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tantangan Pancasila sebagai ideologi Negara di era globalisasi?
2. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila bagi peserta didik di era globalisasi
C. Tujuan
Adapun tujuan dari rekayasa ide ini dibuat ialah utuk pemenuhan tugas Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila dan untuk mengetahui lebih dalam tentang Konsep Pendidikan
Pancasila. Rekayasa ide ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai
pancasila yang tidak sesuai dengan kenyataan sekarang.
D. Manfaat
Adapun manfaat Rekayasa ide ini ialah supaya penulis dapat menyumbangkan
pemikirannya terhadap permasalahan yang diangkat dan juga menambah pengetahuan
tentang hal tersebut tidak hanya itu dengan dibuatnya rekayasa ide ini semoga tujuannya
dapat terlaksana.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tantangan Pancasila sebagai Ideologi Negara di Era Globalisasi
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, yang meliputi nilai ketuhanan,
kemanusian, persatuan, kerakyatan dan keadilan. sebagai dasar pengembangan ilmu.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini, mencapai kemajuan pesat
sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa. Pengembangan iptek
tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya artinya iptek selalu berkembang dalam
suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai
budaya dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain
iptek perlu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar
tidak merugikan umat manusia. Relasi antara iptek dan nilai budaya serta agama akan dapat
ditandai dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut. Pertama; iptek yang gayut dengan
nilai budaya dan agama sehingga pengembangan iptek harus senantiasa didasarkan atas sikap
human-religius. Kedua; iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama sehingga
terjadi sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal dan diwarnai nilai
human-religius. Hal ini terjadi karena sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa iptek
memiliki hukum-hukum sendiri yang lepas dan tidak perlu diintervensi nilai-nilai dari luar.
Ketiga; iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat
diperlukan.
Dalam hal ini ada sebagian ilmuwan yang beranggapan bahwa iptek memang
memiliki hukum tersendiri (faktor internal), tetapi di pihak lain diperlukan faktor eksternal
(budaya, ideologi, dan agama) untuk bertukar pikiran, meskipun tidak dalam arti saling
bergantung secara ketat. Relasi yang paling ideal antara iptek dan nilai budaya serta agama
tentu terletak pada fenomen pertama, meskipun hal tersebut belum dapat berlangsung secara
optimal, mengingat keragaman agama dan budaya di Indonesia itu sendiri. Keragaman
tersebut, di satu pihak dapat menjadi kekayaan, tetapi di pihak lain dapat memicu terjadinya
konflik. Oleh karena itu, diperlukan sikap inklusif dan toleran di masyarakat untuk mencegah
timbulnya konflik di masyarakat. Untuk itu, komunikasi yang terbuka dan egaliter diperlukan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Fenomena kedua yang
menempatkan pengembangan iptek di luar nilai budaya dan agama, jelas bercorak
positivistis.
BAB III
REKAYASA IDE
Apabila dikatakan ataupun dipertanyakan bahwa ide pendidikan pacasila harus
diterapkan bagi generasi muda, tentu saja harus tetap dipertahankan karena bagaimanapun
juga generasi muda sekarang adalah cerminan untuk ke masa depan Indonesia kita ini.
Memang kita ketahui semuanya berbanding terbalik dengan nilai-nilai pancasila yang ada
dimana generasi muda sekarang ini tidak lagi dapat menanamkan nikai-nilai pancasila
tersebut, akan tetapi itulah yang perlu untuk ditegaskan kembali dan menurut saya ini lebih
ke dalam kesadaran pribadi manusianya sendiri.
Implementasi nilai-nilai Pancasila di era globalisasi sekarang ini bagi generasi muda
menurut saya bisa dilaksanakan dengan menumbuhkan sifat nasionalisme pada generasi
muda sekarang ini. Nasionalisme dapat dipupuk kembali dalam momentum-momentum yang
tepat seperti pada saat peringatan hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan, hari pahlawan dan
hari besar nasional lainnya, guru maupun dosen yang tulus mengajar dengan baik dan ikhlas
menuntun para siswa maupun mahasiswa hingga mampu mengukir prestasi yang gemilang,
pelajar yang belajar dengan sungguh -sungguh dengan segenap kemampuannya demi nama
baik bangsa dan Negara, cinta serta bangga tanpa malu-malu menggunakan produk-produk
dalam negeri demi kemajuan ekonomi Negara.
Bukan itu saja nasionalisme juga dapat dibangun melalui karya seni seperti
menciptakan lagu-lagu yang berslogan cinta tanah air, melukis, seni peran yang bertajuk
semangat juang untuk negara dan karya-karya seni lainnya. Menumbuhkan semangat
nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri. Menanamkan
dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya. Menanamkan dan
melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya. Mewujudkan supremasi hukum,
menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
Menurut saya hal kecil yang dapat dilakukan terlebih dahulu adalah hal yang ada
diatas.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah ada diatas maka kesimpulan yang dapat ditarik
yakni bahwa Pancasila tidak boleh lepas dari generasi muda terutama di era globalisasi
sekarang ini. Akan tetapi begitu banyak yang perlu untuk diperdalam maupun dipelajari lebih
lagi bagaimana seharusnya sikap generasi muda didalam pengimplementasian ide konsep
pendidikan pancasila yakni yang dimulai dari hal-hal sederhana saja seperti lebih menghargai
hari-hari besejarah yaitu dengan mengikuti hari peringatan tersebut karena berangkat dari hal
sederhana terlebih dahulu baru bisa beranjak ke hal yang lebih sempurna.
B. Saran
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan kepada pembaca untuk lebih mengetahui
dan memahami tentang bagimana tindakan generasi muda serta bagaimana mereka
mengimplementasikan ide konsep pendidikan pancasila tersebut.
Apabila ada kritik dan saran akan kami terima dengan baik untuk membangun dan
memperbaiki makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Muhammad, Aziiz Al. 2011. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila untuk Menumbuhkan
Nasionalisme Bangsa. Yogyakarta: STMIK “AMIKOM” Yogyakarta
Hidayatillah, Yetti. 2014. Urgensi Eksistensi Pancasila di Era Globasilasi (Studi Kritis
Terhadap Persepsi Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep tentang Eksistensi Pancasila). Jurnal
volume 6 nomor 2 Juni 2014.