Hujan Uthopia
Hujan Uthopia
Artist: Utopia
Judul: Hujan
G C
Rinai hujan basahi aku
Am D
Temani sepi yang mengendap
G C
Kala aku mengingatmu
Am D
Dan semua saat manis itu
Int : G Am Em C Em C
G Am Em C D G
G C
Segala seperti mimpi
Am D
Kujalani hidup sendiri
G C
Andai waktu berganti
Am D G
Aku tetap tak kan berubah
Reff :
Am D
Aku selalu bahagia
Bm
Saat hujan turun
Em
Karna aku dapat mengenangmu
Am D
Untukku sendiri oohh
Intro : G Am Em C D G
G C
Selalu ada cerita
Am D
Tersimpan di hatiku
G
Tentang kau dan hujan
C
Tentang cinta kita
Am D G
Yang mengalir seperti air
Reff II :
Am D
Aku bisa tersenyum
Bm
Sepanjang hari
Em Am
Karna hujan pernah menahanmu di sini
Cm
Untukku
Coda : G Em Bm D 2x
Am D
Teks Pidato Persatuan dan Kesatuan / Teks Pidato Tenggang Rasa
Assalamualaikum wr wb,
Yang saya hormati Bapak/ Ibu panitia Lomba,
Yang saya hormati Bapak/ Ibu Guru pendamping
Serta teman – teman senasib dan seperjuangan yang saya banggakan,
Kali pertama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah melipahkan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua,
sehingga pada hari yang berbahagia ini, kita dapat berkumpul bersama dalam
keadaan sehat walafiat,
Sebelumnya izinkanlah saya untuk memperkenal diri, nama saya SEKAR perwakilan
dari SD Selajambe 1. Melalui sebuah momen yang sangat tepat ini, perkenankan saya
menyampaikan pidato tentang “Persatuan dan Kesatuan”
Hadirin yang berbahagia,
Suatu hal yang perlu kita renungi bersama bahwa kemerdekaan yang sedang
kita nikmati ini diraih tidak semudah membalikan telapak tangan. Akan tetapi
semata-mata karena adanya PERSATUAN. Mungkin akan menjadi sebuah
kemustahilan untuk dapat meraih kemerdekaan ketika musuh yang dihadapi
bersenjata modern serba lengkap dan canggih, sedangkan bangsa Indonesia hanya
bermodalkan bambu runcing dan sebuah tekad. Tetapi pada kenyataannya
persatuanlah yang menjawab. Dialah yang mewujudkan sesuatu yang mustahil itu
menjadi sesuatu yang nyata.
Kini memang bukan zamannya perang, yang harus bersama-sama
mengangkat senjata melawan penjajah. Kini juga bukan zaman menuju reformasi
yang mengharuskan bersatu padu berdemo di depan gedung DPR, menuntut
mundurnya Sang SBY. Kini memang zaman yang secara kasat mata terlihat tentram.
Padahal Saudara – saudaraku Tataplah, semenjak teknologi semakin canggih
menyebabkan apa-apa USDEK (URUSAN DEWEK-DEWEK) tidak membutuhkan
bantuan teman di sekitar kita karena semua kebutuhan bisa terpenuhi oleh “MBAH
GOOGLE”, pelajar sekarang semakin angkuh tidak peduli dengan sesamanya.
Kemudian dari segi gaya hidup, pengaruh dunia internet sudah nampak sangat
merusak moral generasi muda. Model pakaian anak pelajar SD sudah mulai“ALAY -
ALAY sing terose Anak Layangan” sungguh bukan cerminan budaya Indonesia. Rasa
cinta tanah air, persatuan dan kesatuan sudah mulai luntur.
Lalu bagaimana seharusnya kita menyikapi arus budaya asing dan teknologi
yang semakin membunuh karakter bangsa Indonesia ini?
Apakah Bapak/ Ibu dan semuanya yang hadir di sini sudah menerapkan
salam ABITA?? Apa sih salam ABITA itu?
“A B I T A” Aku Bangga Indonesia Tanah Airku, Merah Putih Tumpah Darahku
Yes! Sudah menjadi kebiasaan bagi siswa di SD Selajambe 1, untuk selalu
mengucapkan salam “ABITA” pada pukul 07.00 setiap hari sekolah sebelum pelajaran
dimulai, harapannya tertanam rasa nasionalisme dan kebangsaan siswa sebagai
anak Indonesia, yang secara otomatis akan menanamkan jiwa patriotisme terhadap
merah putih dan tumpah darah Indonesia.
Diharapkan para siswa mempunyai pribadi yang kuat dan berkarakter dalam
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia menuju terwujudnya
Negara Maritim, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Para hadirin yang berbahagia kiranya cukup sekian pidato dari saya apabila
ada salah kata saya mohon maaf sebesar-besarnya. Terimakasih atas waktu dan
kesempatan yang telah diberikan, akhirul kata, wassalamualaikum wr wb.
Teks Pidato Tenggang Rasa