NIM : 2048201130
Mata Kuliah : Penghantar Ilmu Farmasi
Jurusan : Farmasi Jalur Khusus
Tahun : 2020
Pendahuluan
Obat belakangan ini menjadi salah satu barang wajib yang dibawa kemana-mana
saat beraktivitas oleh sebagian masyarakat. Pada dasarnya obat adalah zat, bahan atau
campuran bahan yang digunakan untuk menentukan kondisi fisiologi dan keadaan
patologi, guna menetapkan diagnosis, pencegahan, penyembuhan penyakit, pemulihan,
ataupun meningkatkan derajat kesehatan, dan kontrasepsi.
Obat seringkali diperdebatkan baik peredaran maupun penggunaannya, mengingat obat
tidak selamanya baik bagi kesehatan. Sebab, ada obat yang tidak sesuai atau tidak cocok
digunakan oleh orang-orang tertentu. Untuk memudahkan dalam penggunaan, obat kemudian
digolongkan kedalam enam golongan yaitu: Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Keras,
Obat Wajib Apotek, Obat Narkotika, dan Obat Psikotropika.
Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi keterjangkauan pelayanan
kesehatan khususnya akses obat, pemerintah mengeluarkan kebijakan Obat Wajib Apoteker
(OWA). OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker Pengelola Apotek
(APA) kepada pasien.
Pembahasan
Defenisi
Obat Wajib Apotek (OWA) pada dasarnya adalah obat keras yang dapat diserahkan
oleh apoteker kepada pasien tanpa resep.
Perlu diketahui bahwa peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional
dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan
sendiri yang sekaligus menjamin penggunaan obat secara tepat, aman dan rasiona. Oleh
karena itu peran Apoteker di apotik dalam pelayanan KIE (Komunikasi, informasi dan
Edukasi) serta pelayanan obat kepada masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka
peningkatan pengobatan sendiri.
Tentunya OWA ada untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap obat. Namun
perlu diingat lho, karena OWA pada dasarnya obat keras jadi yang menyerahkan harus
apoteker, hanya item obat tertentu, dan ada ketentuan tertentu yang harus diikuti apoteker.
Ketentuan ini tentunya untuk menjamin dari sisi keamanan (safety) bagi pasien dan agar
pasien mendapatkan manfaat (benefit, efficacy)
Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI No.
347/Menkes/SK/VII/1990 yang telah di perbaharui dengan keputusan menteri kesehatan
No. 924/Menkes/Per/X/1993, di keluarkan dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Pertimbangan yang utama untuk obat wajib apotek ini sama dengan pertimbangan obat
yang diserahkan tampa resep dokter, yaitu meningkatkan kemampuan masyrakat
dalammenolong diri nya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan
meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat,aman dan rasional.
b. Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam
pelayanan komunikasi, informasi dan eduksi atau pembelajaran serta pelayanan obat
kepada masyrakat sehingga masyrakat lebih mengerti tentang penggunaan obat yang
baik dan benar sesuai dengan dosis
c. Pertimbangan yang ketiga untuk meningkatkan penyediaan obat yang dibutuhkan
untuk pengobatan sendiri.
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyrakat, maka obat-
obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit
yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit
(salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik
(CTM), obat KB hormonal.
Kesimpulan
Obat wajib Apotek (OWA) Adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker oleh
Apotek tanpa resep dokter. Peraturan tentang Obat Wajib Apotek berdasarkan keputusan
menteri kesehatan RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990 yang telah di perbaharui dengan keputusan
menteri kesehatan No. 924/Menkes/Per/X/1993.
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyrakat, maka obat-obat
yang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang
diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep
hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB
hormonal.
Pustaka
1. http://staff.azureedge.net/
2. https://m-rifqi-rokhman.staff.ugm.ac.id/
3. Permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993 tentang kriteria OWA .
4. Keputusan Menteri kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/VII/1990 tentang Daftar Obat
Wajib Apotek No. 1, yang kemudian diperbaharui dengan.
5. Permenkes RI No. 925/MENKES/PER/X/1993 tentang Perubahan Golongan OWA
No.1 .
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 924/Menkes/SK/VII/1993 tentang Daftar Obat
Wajib Apotek No. 2.
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar Obat
Wajib Apotek No. 3