Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PROFESI PENDIDIKAN

Nama : SUPRIANTO

NIM : ACE 116 042

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

2019
1. Ciri-ciri dan syarat profesi guru

Mengingat tugas dan tanggung jawab guru yang begitu kompleksnya, maka
profesi guru memerlukan persyaratan khusus, Seperti yang dikemukakan oleh
Robert W. Richey (Arikunto, 1990: 235), ciri-ciri dan syarat profesi sebagai
berikut:

a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan


dengan kepentingan pribadi

b. Seorang pekerja professional, secara aktif memerlukan waktu yang panjang


untuk mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan
khusus yang mendukung keahliannya.

c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu


mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.

d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkahlaku, sikap, dan


cara kerja.

e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.

f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin


diri dalam profesi, serta kesejahteraan anggotanya.

g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi, dan kemandirian.

h. Memandang profesi suatu karier hidup dan menjadi seorang anggota yang
permanen.

Ciri-ciri dan syarat yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keprofesionalan
seorang guru yang harus dimiliki oleh seorang guru professional yaitu sebagai
berikut:

1) Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu


pengetahuan yang mendalam

2) Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya

3) Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai


4) Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya

5) Memiliki kode etik, sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

6) Memiliki klien objek/objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan


pasiennya, guru dengan muridnya

7) Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan

8) Diakui oleh masyarakat karena memang diperlukan jasanya dimasyarakat.

2. Sejarah singkat profesi guru di Indonesia

Dalam bukunya Sejarah Pendidikan Indonesia, Nasution (1987) sejarah jelas


melukiskan perkembangan guru di Indonesia. Pada mulanya guru diangkat dari
orang-orang yang tidak memiliki pendidikan khusus yang ditambah dengan
orang-orang yang lulus dari sekolah guru (kweekschool) yang pertama kali
didirikan di Solo tahun 1852. Karena mendesaknya keperluan guru maka
Pemerintah Hindia Belanda mengangkat lima macam guru yaitu:

a. Guru lulusan sekolah guru yang dianggap sebagai guru yang berwenang
penuh.

b. Guru yang bukan sekolah guru, tetapi lulus ujian yang diadakan untuk
menjadi guru.

c. Guru bantu, yakni yang lulus ujian guru bantu.

d. Guru yang dimagangkan kepada seorang guru senior, yang merupakan calon
guru.

e. Guru yang diangkat karena keadaan yang sangat mendesak yang berasal dari
warga yang pernah mengecap pendidikan.

Walaupun jabatan guru tidak harus disebut sebagai jabatan profesional penuh,
status mulai membaik. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) yang mewadahi persatuan guru, dan juga mempunyai
perwakilan di DPR/MPR.

3. Tugas dan fungsi Guru.


Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa yang
sedang membangun, terlebih bagi kehidupan bangsa ditengah – tengah pelintasan
zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta
pergeseran nilai yang cendrung memberi nuansa kehidupan yang menuntut ilmu
dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri. Guru memiliki
tugas, baik yang terikat dengan dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk
pengabdian. Apabila kita kelompokkan ada tiga jenis tugas guru, yakni :

a. Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.


Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai – nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan –
keterampilan pada siswa.

b. Tugas guru dalam bidang kemanusian di sekolah harus menjadikan dirinya


sebagai orang tua kedua, ia harus mampu menarik simpati sehingga ia
menjadi idola para siswanya.

c. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, masyarakat menempatkan guru


pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang
guru diharapkan dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru
berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju Indonesia seutuhnya yang
berdasarkan pancasila.

Peran dan Fungsi Guru.

Guru memiliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tak terpisahkan, antara
kemampuan mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat
kemampuan tersebut merupakan kemampuan integrativ, yang satu sama lain tak
dapat dipisahkan dengan yang lain

4. keterampilan-keterampilan yag harus dimiliki oleh calon guru dan guru yang
harus dipenuhi.

a. Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya bagi seorang guru merupakan keterampilan yang


sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan
menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru menjelaskan
materi tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan
pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.

Ada beberapa hal penting dalam keterampilan bertanya:

Setelah guru mengajukan pertanyaan, murid diminta tenang sebentar. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kesempatan berpikir siswa, memperoleh jawaban
yang komplit, atau agar murid banyak yang menjawab

Guru harus mendorong kepada siswa untuk dapat menemukan jawabannya.


Caranya yaitu dapat memberikan informasi tambahan agar murid dapat
menjawab pertanyaan atau dapat mengubah pertanyaan dalam bentuk lain.

Guru harus melacak, menuntun, dan mampu mengarahkan siswa untuk


mendapatkan jawaban yang memuaskan.

b. Keterampilan memberikan penguatan

Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respon yang merupakan


bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas
perbuatannya. Melalui keterampilan penguatan yang diberikan guru, maka
siswa akan merasa terdorong untuk memberikan respon setiap muncul
stimulus dari guru.
Adapun tujuan memberikan penguatan dalam pembelajaran adalah:
1) Meningkatkan perhatian siswa
2) Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa
3) Memudahkan siswa belajar
4) Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa
5) Menumbuhkan iklim kelas yang kondusif
c. Keterampilan mengadakan variasi

Dalam jumlah siswa yang banyak, biasanya sulit atau sukar untuk
mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi yang diberikan.
Memang ada banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya penjelasan
guru yang kurang mengenai sasaran, faktor gaya guru yang dalam belajar
tanpa ada variasanya dan sebagainya. Jadi, masalah perhatian siswa terhadap
pelajaran tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan variasi gaya
mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian
siswa terhadap materi yang dijelaskan apa belum.

d. Keterampilan menjelaskan

Setiap kegaiatan pembelajaran tidak terlepas dari aspek menjelaskan.


Menjelaskan adalah sebuah keterampilan. Keterampilan sudah pasti dapat
dipelajari. Agar kemampuan menjelaskan seorang guru tercapai yaitu
membuat sesuatu yang belum jelas, maka ada dua hal yang perlu dilakukan.
Kedua unsur keterampilan menjelaskan yaitu keterampilan merencanakan
penjelasan dan keterampilan menyajikan penjelasan.

Tujuan memberikan penjelasan seorang guru adalah:

1) Membimbing siswa untuk dapat memahami ilmu pengetahuan secara


objektif dan bernalar

2) Melatih siswa untuk senantiasa berkonsentrasi dalam menyimak


penjelasan guru sehingga melibatkan mereka untuk berpikir sambil
memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan

3) Untuk mendapat respon dan umpan balik siswa mengenai tingkat


pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman mereka

4) Membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran


dengan menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah tersebut

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan


dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon guru agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien dan menarik.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam memberikan
pengantar atau pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa
sehingga siswa siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan
keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan membantu siswa
dalam menemukan konsep, prinsip,dalil, hukum atau prosedur dari inti pokok
bahasan yang telah dipelajari.
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi dalam kegaiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan karakteristik


diskusi pada umumnya. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, dalam
hal ini yang memimpin diskusi adalah seorang guru. Setiap siswa dalam setiap
kelompok masing-masing bebas tanpa ada tekanan dari pihak manapun untuk
menyumbang pendapat, saran, berbagi pengalaman, atau menghasilkan
kesimpulan bersama untuk memecahkan masalah.

Membimbing kegiatan diskusi adalah dalam pembelajaran merupakan salah


satu keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru, karena melalui
diskusi siswa terdorong untuk belajar secara aktif, belajar mengemukakan
pendapat, berinteraksi, saling menghargai, dan berlatih bersikap positif.
Dengan diskusi siswa dan guru sama-sama aktif, bahkan melalui diskusi dapat
memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran aktif.

g. Keterampilan mengelola kelas

Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan


memelihara kondisi pembelajaran yang kondusif. Kegaiatan-kegiatan untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang kondusif bagi bagi terjadinya
proses pembelajaran ini misalnya menghentikan tingkah laku siswa yang
membuat perhatian kelas teralihkan.

Agar dapat mengelola kelas dengan efektif, perlu dihindari hal-hal yang akan
menimbulkan gangguan proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

1) Campur tangan guru yang berlebihan

2) Kesenyapan

3) Penyimpangan

4) Bertele-tele

h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Keterampilan dasar mengajar kelompok kecil dan perorangan marupakan


salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat memfasilitasi sistem
pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa baik secara klasikal maupun
individu. Oleh karena itu keterampilan mengajar ini harus dilatih dan
dikembangkan sehingga para calaon guru atau guru dapat memiliki banyak
pilihan untuk dapat melayani siswa dalam melakukan proses pembelajaran.

5. Kompretensi yang harus dimiliki oleh guru profesional

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16


Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara
lain: kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial yang diperoleh
melalui pendidikan profesi. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam
kinerja guru.

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik,


perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator
esensial sebagai berikut;

1) Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial:


memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta
didik.

2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan


untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami
landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran;
menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

3) Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar


(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator


esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode;
menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran
secara umum.

5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai


potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk
pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta
didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang


mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci sub
kompetensi tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut:

1) Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial:


bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma
sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak
sesuai dengan norma.

2) Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan


kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru.

3) Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan


yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat
serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

4) Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki


perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.

5) Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial:


bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan


bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut:

1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik


memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta
didik.

2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama


pendidik dan tenaga kependidikan.

3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali


peserta didik dan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara


luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut:

1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki


indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang
menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep
antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan
dalam kehidupan sehari-hari.

2) Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial


menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam
kinerja guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi

(a) pengenalan peserta didik secara mendalam;

(b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content) maupun
bahan ajar dalam kurikulum sekolah

(c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan


dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta
tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan

(d) pengembangan kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan. Guru


yang memiliki kompetensi akan dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional (Ngainun Naim, 2009:60).

Anda mungkin juga menyukai