1. Judul : Peningkatan kepatuhan petugas kesehatan untuk memakai APD setiap melakukan
tindakan di Puskesmas Bonegunu
2. Pendahuluan
a. Latar belakang
Aparatur Sipil Negara mempunyai peranan yang amat penting dalam rangka
menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis,
makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada
masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan
penuh kesetiaan kepada pancasila dan undang-undang dasar tahun 1945. Kesemuanya
itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
Keberadaan ASN dalam pembangunan Nasional sangatlah penting, sehingga
pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur harus segera
dan wajib dilaksanakan untuk menjawab penilaian sumbang dari masyarakat terhadap
kualitas kinerja instansi publik, dalam mewujudkan pemerintahan yang baik (good
govermance), sehingga dunia usaha (corporate governance) dan masyarakat (civil
society) dapat terlayani dengan maksimal dan mampu meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan sosial yang pada akhirnya akan meningkatkan kemajuan dan
kesejahteraan Indonesia.
Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan
Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil selama 1 tahun masa
percobaan, dengan mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter
dalam mencetak PNS. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk membentuk PNS yang
profesional dan memiliki karakter sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara prima sebagai pelayan publik.
Perawat merupakan Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab,
wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pelayanan keperawatan kepada masyarakat pada sarana kesehatan. Pelayanan
keperawatan merujuk pada pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, yang mencakup biopsikososiospiritual yang komprehensif ditujukan
kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
meliputi peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan
pemulihan kesehatan dan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Perawat
berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pelayanan keperawatan
pada fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya di
lingkungan instansi pemerintah seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional Perawat dan angka kreditnya.
Dalam UU Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 29
ayat 1 dijelaskan bahwa perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan bertugas
sebagai pengelola pelayanan keperawatan sesuai dengan standar. (Zaidin Ali, 2009).
Namun dalam pelaksanaannya timbul berbagai masalah yang disebabkan
kurangnya kesadaran dan kepatuhan petugas dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya terutama dalam hal memakai APD. Memakai APD bukan hanya sebagai
persyaratan untuk akreditasi, tetapi juga merupakan standar pelayanan awal pada
pasien. APD juga merupakan persyaratan legal dalam setiap lingkungan pelayanan
kesehatan, dimana dengan banyaknya penyakit dan penyakit menular dalam
masyarakat, semua aspek pelayanan penting untuk perlindungan diri.
Diera globalisasi, masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek, termasuk
terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sejalan dengan peningkatan
pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan masyarakat terhadap mutu
pelayanan kesehatan semakin meningkat baik pelayanan yang bersifat preventif,
promotif, kuratif, maupun rehabilitatif. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan
masyarakat terhadap kesehatan semakin meningkat terutama pada kesehatan umum
masyarakat yang mana hal tersebut berdampak pada tercapainya derajat kesehatan
yang optimal. Setiap institusi pelayanan kesehatan selalu berusaha maksimal untuk
mewujudkan pelayanan yang berkualitas, prima serta bertanggungjawab dengan
memenuhi kebutuhan SDM, sarana dan prasarana penunjang kegiatannya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peserta selama menjalankan tugas
di UPTD Puskesmas Bonegunu terdapat beberapa permasalahan terkait dengan
ketidakpatuhan petugas kesehatan memakai APD disebabkan karena kurangnya
kesadaran dari petugas dalam memakai APD, sehingga tidak tercapainya hasil
pelayanan yang lebih baik. maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“Peningkatan Kepatuhan Petugas Kesehatan Untuk Memakai APD Di UPTD
Puskesmas Bonegunu Kab. Buton Utara”.
b. Tujuan
Adapun tujuan kegiatan ini antara lain:
1. Menerapkan tentang nilai-nilai dasar profesi ASN sehingga lahir calon pemimpin
hebat dan aparatur sipil Negara yang kompeten dan mampu mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar ASN di tempat tugas sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, perekat dan pemersatu bangsa.
2. Tercapainya pendokumentasian asuhan keperawat yang lengkap di UPTD
Puskesmas Bonegunu
c. Manfaat
1. Untuk diri sendiri
Mampu menerapkan nilai ANEKA pada tempat kerja
2. Untuk Petugas Kesehatan
melindungi pekerja dari bahaya di tempat kerja
menjadi sadar akan pentingnya bahaya infeksi
membuat perlindungan atau mengisolasi pekerja dari hazard kimia atau fisik
dan biologi yang mungkin didapati.
d. Dasar hukum
1) Dasar hukum pengesahan UU Nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan adalah
pasal 20, pasal 21, dan pasal 28C UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
2) Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010.
3. Gambaran Umum Organisasi
a. Profil
2. Daerah Pesisir
a. Kelurahan Buranga
b. Desa Wd. Kalowo
c. Desa Ngapaea
d. Desa Eensumala
a. Desa Koepisino
b. Desa Langere
Sebagian besar wilayah kerja puskesmas Bonegunu terdiri atas dataran tinggi dan
dataran rendah serta rawa – rawa yang secara administrasi berbatasan dengan:
Demikian pula halnya dengan tingkat pendidikan, budaya dan agama sangat
mempengaruhi penerimaan motivasi dari inovasi baru yang dilaksanakan oleh petugas
kesehatan. Untuk keinginan dan kemauan dari masyarakat itu sendiri untuk melakukan
langkah langkah yang menunjang kegiatan tersebut.
a) Sarana kesehatan
Fasilitas Jumlah 1 (satu ) UPTD Puskesmas Bonegunu pelayanan di 11 (
Sebelas ) desa yang ada terdiri dari 9 Puskesmas Pembantu. Desa Koboruno, desa
Ngapaea, desa Kalowo, desa Gunung Sari, desa Ronta, desa Rantegola, desa
Koepisiono, desa Langere dan Angkalo berada Wilayah kerja UPTD Puskesmas
Bonegunu.
b) Tenaga kesehatan
Dari segi sumber daya manusia ( SDM ) khususnya bagi tenaga medis dan
paramedis yang bertugas di Wilayah UPTD Puskesmas Bonegunu dianggap cukup
untuk memenuhi stadarisasi ketenagaan di Puskesmas maupun Puskesmas
pembantu. Pada tahun 2019 Puskesmass Bonegunu memiliki sumber daya manusia
kesehatan sebanyak 69 orang, terdiri dari PNS 22 orang, Tenaga P3K 35 orang dan
Tenaga Nusantara Sehat (NS) 12 orang. Saat ini Puskesmas Bonegunu memiliki 2
orang tenaga medis yakni 1 orang PNS dan 1 orang Tenaga Nusantara Sehat.
Dampak apabila tidak segera ditanggulangi yaitu berdasar data dari Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010, ada 59juta petugas kesehatan terpapar dengan
berbagai macam bahaya setiap harinya. Terpaparnya tenaga kesehatan dengan berbagai
potensi berbahaya ini pun dapat menimbulkan penyakit infeksi yang meluas apalagi
dimasa pandemi saat ini.
6. Susun Komitmen Mutu/kondisi ideal layanan yang jadi kasus dengan melihat SPM, SOP
atau harapan masyarakat akan layanan tersebut
SOP
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Pengertian Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat perlengkapan yang berfungsi
untuk melindungi penggunanya dari bahaya atau gangguan kesehatan tertentu,
misalnya infeksi virus atau bakteri.
Tujuan Untuk mencegah penularan infeksi
Kebijakan Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010.
Pemakaian Masker
Persiapan :
Masker bedah
Masker N95
Prosedur :
Masker Bedah
1. Cara Pemakaian Masker Bedah
Ikatkan tali masker bagian atas pada kepala tepat diatas telinga
Ikatkan tali masker bagian bawah pada kepala tepat di leher sisi
belakang
Posisikan masker terutama pada bagian yang terdapat kawat pipih
sehingga letak akan stabil pada hidung
Pastikan masker dengan sempurna menutupi hidung dan mulut
dimana batas tepi atas menutup hidung setinggi kelopak matabawah
dan batas bawah menutup sampai dagu
Ganti masker setiap 4 jam atau jika masker sudah lembab atau rusak
2. Cara melepas Masker Bedah
Lepaskan ikatan tali masker bawah
Lepaskan ikatan tali masker atas
Lipat masker menjadi dua bagian (bagian yang terkontaminasi dilipat
di bagian dalam) kemudian lipat kembali menjadi dua bagian
kemudian ditali
Masker N95
1. Cara Pakai Masker N95
Genggamlah masker N95 dengan satu tangan, posisikan sisi
depan bagian hidung pada ujung jari-jari Anda, biarkan tali
pengikat masker N95 menjuntai bebas di bawah tangan Anda
Posisikan masker N95 di bawah dagu Anda dan sisi untuk
hidung berada di atas
Tariklah tali pengikat masker N95 yang atas dan posisikan
tali agak tinggi di belakang kepala Anda di atas telinga
Tariklah tali pengikat masker N95 yang bawah dan posisikan
tali di bawah telinga
Letakkan jari-jari kedua tangan Anda diatas bagian hidung
yang terbuat dari logam
Tekan sisi logam tersebut (gunakan dua jari dari masing-
masing tangan) mengikuti bentuk hidung Anda. Jangan
menekan masker N95 dengan satu tangan karena dapat
mengakibatkan masker N95 bekerja kurang efektif
Tutup bagian depan masker N95 dengan kedua tangan dan
hati-hati agar posisi masker N95 tidak berubah
Unit Terkait Semua Unit Terkait
7. Susun strategi atau solusi atau kegiatan untuk menyelesaikan masalah yang
ditemukan/diangkat
9. Penutup
Dengan dilaksanakannya komitmen mutu pada pemakaian APD pada petugas kesehatan
menjadikan petugas kesehatan sadar akan bahayanya bila tidak menggunakan APD dan
pelayanan pada masyarakat lebih optimal