Untuk memberikan dukungan atau semangat agar desa maju dan inovativ, maka
dibentuk Kementrian Desa, PDT Dan Trasmigrasi berdasarkan prakarsa masyarakat, hak
asal mula dan hak tradisi yang dihormati dan dianggap penting Berdasrkan defenisi
diatas menunjukan bahwa otonomi merupakan hak, kewajiban dan kewangan dalam
peraturanundang-undang.(Irma Fitriana Ulfah, Andi Setiawan, 2017) “ Dimana untuk
peningkatan pendapatan hidup dalam pembangunan desa.” dalam Permendegri No 14
tahun 2015 mengenai panduan Pembangunan desa dan diberikan peraturan menteri
dalam negeri, dengan partisipasi masyaraka desa didukung untuk dilakukan oleh
pembangunan desa.
Hakim dan Sumarwoto dalam Sugandhy (2007), bahwa: “Pembangunan merupakan
perubahan positif yang memberikan aturan ekologi serta sosial. Didalam desa harusnya
mengacu pada tujuan pembangunan, berdasarkan hal tersebut, desa memilki tempat
strategis serta mengevaluasi dan melaksanakan secara integral.(Pahlevi &
Empowerment, 2017) Pemberdayaann masyaraakat desa dilaksanakan antara lain
dengan pendampingan desa.
Pendampingan desa sangat penting bagi masyarakat desa, dalam Pasal 8 uud nomor 6
tahun 2014 mengenai desa dijelaskan bahwa pembangunan berguna meningkatkan
kesejahteraan desa serta kualiatas hidup manusia dan pencegahan pada kemiskinan dan
pengangguran dalam proses pemenuhan kebutuhan desa, pembangunan sarana
prasana desa, pengembangan potensi dan kegunaan lingkungan secara berkelanjutan,
Tentunya selaku pendamping desa perlu melakukan proses pengawasan dan perlu
dirumuskan dengan pendekatan yang tepat dan dilakukan secara kreatif, inovatif. Upaya
dari pewujudan demokrasi ditingkat desa adalah olahan dari reformasi dan
terbentuknya pendamping desa.
Dimana pelatihan keterampilan menjahit itu hanya dilakukan duaa kali pertemuan
itupun dilakukan tanggal 23 Mei 2016 dan tanggal 6 Juni 2017 di rumah ibu Sekertaris
desa Bila Riase dimana pelatihan menjahit ini di ikuti oleh kalangan ibu-ibu
saja,keterampilan menjahit ini dilakukan selama kurang lebih satu tahuun dan dilakukan
pertemuan selamaa dua kali pertemuan.namun ada beberapa diantara mereka yang
hanya memilih tinggal dirumah daripada mengikuti keterampilan menjahit jadi
keterampilan menjahit di Desa bila riase itu diberdayakan namun kurang maksimal.
Di desa Bila Riase terdapat pelatihan keterampilan tukang kayu dimana keterampilan ini
diberdayakan namun kurang maksimal, pelatihan keterampilan tukang kayu ini hanya
dilakukan hanya satu kali saja dan pelatihan tukang kayu itu diberikan bantuan berupa
geregaji, dimana keterampilan pelatihan tukang kayu ini diikuti oleh orang tua saja
tetapnya bakap-bapak .dan juga di desa Bila Riase juga terdapat pelatihan keterampilan
karang taruna diberdayakan tetapi kurang maksimal karena para pemuda disana kurang
berpartisipasi setiap kegiatan termasuk pemberdayaan karang taruna ini .dan juga di
desa Bila Riase ini memilki kegiatan tentang kapasitas kelompok tani, dimana kapasitas
kelompok tani itu diberdayakan tetapi kurang maksimal, Di Desa Bila Riase memilki
banyak kelompok tani salah satunya kelompok Tani Elopuang 1 yang diketuai oleh
Tamrin dengan jenis usaha Kakao atau Mete.Tujuan diberikan program kegiatan
pemberdayaan ini yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan, pendidikan, ekonomi,
kesehatan, serta sosial pada masyarakat bila riase kecamatan pitu riase Kabupaten
Sidenreng Rappang, Undang-Undang No.
6 tahun 2014 tentang desa Pasal 1 Ayat (12) Pembeerdayaan Masyarakat desa
merupakan hal mengembangkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat,
pengetahuan, perilaku,keterampilan, kesadaran, kemampuan, atau mengunakan SDM
dalam hal memenuhi kebbutuahan masyaraakat. Pemberdayaan masyarakat desa adalah
taraf hidup melalui penetapan. Pemberdayaan inimengalihkan atau memberikan
sebagian kekuasaan, kemampuan atau keahlian yang berguna. Pemberdayaan juga
merupakan motivasi individu ,mendorong sebagai proses mentimulasi dalam
menentukan pemberdayaan, terdapat Pasal 67 ayat 2 juga mengatakan bahwa Desa
bekewajiban untuk dikembangkan Adapun masyarakat desa harus mendapatkan
informasi, dan mengawasi serta menyampaikan aspirasi mengenai diharus
diselenggarakan oleh pemerintah desa (Pasal 68 ayat 1). (Mujianto, n.d.)
Oleh sebab itu membangun dan membimbing tugas penting bagi manajemen,
mengerakkan, menciptakan cuaca yang bergunan bagi kegiatan pembangunan dibuat
masyarakat. Upaya ini dilaksankan melalui peraturan dan pembangunan pemerintah
yang diarahkan untuk merangsang, ,menunjang serta membuka jalan bagi kegiatan
pembangunan.(Noor, 2011), dan juga dilakukan mengenai kebijaksanaan, peraturan
untuk merangsang dan menunjang dan memberikan peluang
pembangunandesa.“PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIDESA BILA RIASE KECAMATAN
PITU RIASE KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG” Rumusan Masalah Bagaimana
Implementasi Model kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa pitu riase kabupaten
Sidenreng Rappang ? Faktor-faktor apa yang mempengaruh Implementasi model
kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa Bila Riase Kabupaten Sidenreng Rappang?
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Implementasi model kegiatan pemberdayaan
masyarakat di Desa pitu riase Kabupaten Sidenreng Rappang.
Menurut Van Horn dan Van Meter dalam Agustino (2008:195) menjelaskan bahwa:
“Implementasi kebijakan adalah perbuatan yang dilakasankan baik secara kelompok,
jabatan atau individu-individu swasta atau pemerintah ditentukan pada tercapainnya
tujuan yang sudah diberikan dalam keputusan kebijakan.(Gunarsa, n.d.).Menurut Wahab
(2008),yang implementasi kebijakan adalah suatu proses melaksanakan kebijaksanaan,
teradapat dalam bentuk undang-undang, keputusan peradilan, peraruran pemerintah
eksekutif, atau dekrit presiden,dalam mengimplementasikan sebuah kebijakan, terdapat
dua pilihan langkah, yaitu langsung mengekspor dalam bentuk formulasi kebijakan
dengan melalui arahan program dalam kebijakan.(Nugroho, 2006). Model implementasi
Top Downdalam pandangan Edward III, implementasi memilki 4 indikator: 1.
Proporsi kelompok sasaran terdiri total populasi, oleh karena itu program akan sangat
sulit memilki semua populasi dan sebuah program rnyata diimplementasikan apabila
jumlah kelompok sasaran tidak terlalu tinggi. 4. Cakupan perubahan perilaku yang
diharapkan, terdapat program yang berguna menyalurkan kemampuan atau bersifat
relatif dan Karakteristik kebijakan (ability of statute to structure implementation), yaitu:
1. penjelasan isi kebijakan, yakni semakin rinci dan jelas isi suatu kebijakan, lebih mudah
diimplementasikan, 2. Beberapa jauh kebijakan ini mempunyai dukungan teoritis, yang
memilki adanya modifikasi. 3.
Luas akses kelompok luar untuk bepartisipasi dalam implementasi kebijakan, oleh
karena suatu program yang memberikan kesempatan luas untuk masyarakat tersebut
Lingkungan Kebijakan (nonstatutory variable affecting implementation), yaitu: 1. Kondisi
ekonomi sosial masyarakat dan tingkat kemajuan teknologi, dimana masyarakat yang
sudah terdidik dan terbuka akan sangat mudah menerima program pembaruan
dibandingkan dengan masyarakat yang masih tradisonal dan tertutp. 2. Dukungan
publik terhadap sebuah kebijakan, dimana kebijakan yang menyalurkan insentif
biasanya mudah memperoleh dukungan publik, 3. Kelompok dari Sikap pemilih
(constituency groups), badan-badan pelaksana. 4.
Tingkat keterampilan dan komitmen dari implentor dan aparat. 5. Pada akhirnya,
komintem untuk mempermudah tujuan yang telah terdapat dalam kebijakan merupakan
variabel yang paling krusial, sehingga aparat pelaksana harus mempunyai keterampilan
dalam membuat prioritas tujuan. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan
masyarakat merupakan hal motivasi dan mendorong serta upayah untuk
mengembangkan upayah tersebut, diikuti dengan mempertahakan potensi memilki oleh
masyarakat itu sendiri, dan diperlukan konteks-konteks yang lebih baik dan juga selain
itu juga menciptakan langkah-langkah membukanakses kepada berbagai
peluang(opportunities) mengimplementasikan program kesejahtraan sosial melalui
distribusi uang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
model pemberdayaan masyarakat yang dilakukan tidak didasarkan pada konsep yang
telah ada.(Mulyana, Nandang, n.d.) Menurut Sumodinigrat (1999), pemberdayaan
masyarakat yaitu upaya untuk memaksimalakan masyrakat lewat kemampuan potensi n
yang mereka miliki. (Gunawan Sumodiningrat, 2007: 29) Pemberdayaan terkait kuat
dengan konsep alternatif pembangunan. Dimana Konsep ini memberikan dilandaskan
pada SDM partisipasi, pribadi, demokrasi, terlibat langsung. Hal tersebut merupakan
lokal politik, tapi juga ekonomi masyarakat memiliki posisi rumit secara internasional
maupun nasional.
(Mustanir, Ahmad, Hamid, Hariyanti Nikmat Rifni, 2019). Menurut Friedmann (1992),
pemberdayaan harus dimulai dari rumah tangga.(Erni Febrina Harapan, SE, 2012)
Menurut Suparjan & Hempri (2010: 49), aspek yang diperlukan dalam memberdayakan
masyarakatyaitu: Klarifikasi, pengakuan posisi masyarakat selaku konsumen produk-
produk kebijaksanaan, pemerintahan, dan pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah. Klarifikasi, perlindungan atau pengakuan terhadap kewajiban dan hak
masyarakat melalui lembaga/ media yang dipandang efektif.
Klarifikasi, pengakuan bargaining power masyarakat yang dibutuhkan dalam rangka
memperjuangkan aspirasinya tersebut melalui berbagai lembaga dan media yang
dipandang efektif oleh masyarakat. Klarifikasi, pengakuan pemenuhan dan penjagaan
terhadap hak masyarakat untuk memiliki hal yang mampu berperan di dalam perubahan
sosial yang semakin cepat di masa depan. Menurut Nugroho (2008) menyebutkan
indikator pemberdyaan yaitu, 1. Akses, yaitupersamaan hak dalam mengakses
sumberdaya-sumber daya produktif didalam lingkungan 2. Partisipasi, yaitu ikutsertaan
dalam sumber daya serta memberdayakan asset yang terbatas 3.
Kontrol, yaitu bahwa perempuan atau laki-laki mempunyai kesempatan yag sma untuk
melakukan kontrol atas pemanfaatan sumberdaya tersebut. 4. Manfaat yaitu lelaki atau
perempuan harus menikmati hasil yang pemanfaatan sumberdaya yang setara.
(UJIRIANTI, 2018) Menurut Calhoun & Acocella (1990),terdiri tiga aspek kontrol diri
yaitu: Kontrol perilaku (Behavior Control) merupakan keahlian atau kesiapan orang lain,
dirinya sendiri. Kontrol kognitif (Cognitive Control). Kemampuan individu dapat
memproses menilai menginterpretasi, atau menyatukan suatu tekanan. Kontrol
memperoleh (Making). Sesuatu yang mengontrol hal yang dilakuakan dengan berbagai
hal.
Menurut Sastropoetro dalam Samad ( 2017 : 284 ) Beberapa bentuk partisipasi meliputi :
Partisipasi dalam bentuuk tenaga adalah kumpulan beberapa orang dalam melalkukan
kegiatan yang memperoleh keberhasilan. Partisipasi dalam bentuk dana adalah
memberikan sebagian bantuan harta kepada masyarakat. Partisapasi dalam bentuk
informasi.Partisipasi pemberian informasi merupakan adany partisipasisatu sama lain
dengan meberikan penghargaan. Menurut Ibrahim dan Irianto (1995:89), terdapat
delapan prinsip pemberdayaan masyarakat yaitu: 1. Pemberdayaan masyarakat yaitu
bagian integral masyarakat. 2.
Teori evaluasi yang mengacu kepada evaluasi peradaban oleh Charles Darwin yaitu
setiap komunitas akan mengalami perubahan dari kehidupan yang sangat sederhana
kearah yang semakin kompleks, sebagai akibat dari perubahan-perubahan sosial,
ekonomi, kependudukan, geografis, rasial, teknologi maupun edeologi. 3. Teori
Struktural Fungsional dari Persons (1851) yang menjelaskan bahwa pembangunan
terjadi karena adanya perubahan dari suatu interaksi sosial yang terjadi dalam:
a).Adaptasi terhadap kebutuhan situasional b). Pencapaian tujuan-tujuan c). Integrasi
atau peraturan tata hubungan d).Pola pengurangi dan memelihara ketegangan dari pola
budaya. 4.
Teori Ekonomi Gunar Mirdal (1970) mengemukakan bahwa pembangunan terjadi karena
beberapa kondisi ekonomi yang mencakup: a). Hasil dan pendapatan b). Tingkat
produktivitas c).Tinggkat kehidupan d). Sikap dan Pranata e). Rasionalitas Terkait
dengan Teori ini, Rastow (1962) mengemukakan adanya tahapan pertumbuhan ekonomi
dari masyarkat tradisional, yaitu: persiapan tinggal landas, tinggal landas, dorongan
menuju kematangan serta komsumsi masal yang sangat tinggi. Konsep pembangunan
menurut Wrihantnolo dan Dwijiwinoto (2007) menyebutkan tahapan –tahapan: (1).
Strategi pertumbuhan (2). Teknologi tepat guna (3). Pertumbuhan dan Distribusi (4).
Kebutuhan Dasar (5). Pembangunan Berkelanjutan (6).
Razak, Rais & Harfiah, n.d.) Pembangunan Mayarakat Ndraha (2010:72) menyebutknan
pembangunan masyarakat mempunyai dua pengertian, yaitu secarasempit dan secara
luast, dimana dalam arti luas dapat diartikan sebagai perubahan sosial yang berencana
dengan sasaran peningkatan dan perbaikan pada bidang sosial, ekonomi, teknologi, dan
politik. Sedang dalam arti sempit adalah perubahan sosial di suatu wilayah tertentu baik
di kota kecil maupun kota besar.
Kerangka Fikir F.Hipotesis Hipotesis yaitu dugaan sementara yang selanjutnya diuji
kebenarannya sesuai dengan model dan analisi yang cocok. Menurut Sugiyono (2011)
menyatakan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dilampirkan dalam bentuk kalimat
pernyataan . Berdasarkan hasil observasi penulis dan rumusan maasalah pada Bab 1,
maka penulis dapat merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dari masalah dalam
penelitian yaitu: 1.
Populasi dan Sampel Populasi Menurut Sugiyono (Ahmad, 2015) populasi yaitu wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang memilki kualitas dan karakteristik yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi,
populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada subyek atau objek yang dipelajari tetapi meliputi
seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek itu. Populasi disini
bukan hanya orang akan tetapi bisa berupa benda lain dan obyek. Hal ini akan
membantu proses menganalisis data karena sumber data jelas dan sudah ditentukan.
Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Desa Bila Riase Kecamatan Pitu
Riase Kabupaten Sidenreng Rappang dari empat Dusun yang berjumlah 711 KK yang
ada empat dusun yaitu: Dusun I sebanyak 219 KK, Dusun II sebanyak 102 KK, Dusun III
sebanyak 132 KK, Dusun IV sebanyak 258 KK, Sampel Menurut Sugiyono dalam (Ahmad,
2015) yaitu bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Jumlah populasi yang banyak menjadi alasan peneliti menggunakan rumus slovin, bila
populasi penelitian terbilang sangat banyak atau mencapai jumlah ribuan atau wilayah
populasi terlalu luas, maka penggunaan rumus pengambilan sampel tertentu di
maksudkan untuk memperkecil jumlah pengambilan sampel atau mempersempit
wilayah populasi agar teknis penelitian menjadi lancar.Dalam buku Jamaluddin Ahmad
Untuk menentukan sampel dengan menggunakan Rumus Slovin dengan tingkat
kesalahan 10% sebagai berikut : N N = 1 + N (e)2 Keterangan : n = Ukuran sampel N =
Ukuran populasi E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan 711 711 n = = 1 + 711 (10)2 1 + 711
(0,01) 711 = 8,11 = 87,66 Dibulatkan menjadi 88 Berdasarkan dengan rumusan diatas
maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 88 kartu keluarga dan yang menjadi
informan dalam penelitian ini adalah Kepala Desa Bila Riase.
Teknik Analisis Data Analisis data adalah bagian yang sangat penting dalam metode
ilmiah analisis. Menurut Nazir (2013:346), bahwa Analisis data yaitu bagian yang sangat
penting dalam metode ilmiah karena melalui analisislah, data tersebut diberi arti dan
makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian Analisis yang digunakan
adalah melalui pendekatan deskriptif, yaitu menjawab dan Adapun tahapan dalam
analisis data adalah: Menyeleksi Data dilakukan untuk mendapatkan data dan
keterangan yang diperlukan untuk dapat diolah dan diproses.
Klarifikasi Data Tahapan ini dilakukan agar data yang sudah diperoleh dapat
mencerminkan tujuan atau fenomena permasalahan yang ditentukan. Tabulasi Data
Langkah ini dilakukan untuk menghitung dan mengetahui frekuensi dari tiap-tiap
alternatif jawaban yang diberikan jawaban pada responden dalam bentuk tabel.
Standarisasi Data Tahap inibeguna untuk mempermudah penganalisaan data,
standarisasi ini dilakukan melalui : Skala likert adalah skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial yang ditetapkan secara spesifik oleh peneliti sebagai variabel
penelitian. Beberapa jawaban dari pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penelitian
diberi bobot nilai, dengan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 1.
Rata-rata skor dari hasil pertanyaan akan di kelompokkan menjadi 5 kategori dan
Selanjutnya di buat berdasarkan Interval Nilai persentase sebagai berikut: No Preferensi
Nilai Bobot 1. Sangat Baik/Selalu/ sangat Setuju 5 2. Baik/Sering/Setuju 4 3. Kurang
Baik/Kadang-kadang/Kurang Setuju 3 4. TidakBaik/Hampir Tidak Pernah/tidak setuju 2
5. Sangat tidakBaik/ Tidak Pernah/sangat tidak setuju 1 Sumber : Skala Likert (Ahmad,
2015: 155) Untuk mencari Skor : Frekuensi Responden × Nilai Bobot Rata-rata Skor :
Jumlah Skor Jumlah Skor Ideal Rata-rata Persentase : Rata-rata Skor ×100% Nilai Bobot
tertinggi Dalam penentuan kriteria rata-rata persentase perlu adanya skala interval
dalam menentukan rata-rata persentase menurut Rumus Nasir (dalam sundari 2016)
rumus untuk mencari interval sebagai berikut: Interval (I) = 100 Jumlah Kategori (Skala
Likert) Maka Interval (I) = 100 5 =20 Jadi intervalnya (I) merupakan 20, jarak dari
terendah 0% hingga tertinggi 100% dengan demikian dapat diketahui kriteria rata-rata
persentase berdasarkan interval: Tabel 3.2