Anda di halaman 1dari 27

PEMBANGUNAN WILAYAH

MATERI PERTAMA, MK GEOGRAFI EKONOMI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH

Dr. Luthfi Muta’ali, S.Si, MSP.

MAGISTER SAINS GEOGRAFI


FAKULTAS GEOGRAFI - UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
MENGAPA KAJIAN WILAYAH
1. Pertumbuhan dan Pemerataan pembangunan (growth
with equity) di seluruh wilayah. KONTEKS OTONOMOI
DAERAH ….
a. menyeimbangkan pertumbuhan
b. mengurangi kesenjangan
1. Mengarahkan kegiatan pembangunan sesuai potensi,
permasalahan, dan prioritasnya
2. Mengembangkan keterkaitan sosial ekonomi antar
wilayah (pusat –pinggiran, desa-kota)
3. Mengelola sumberdaya lokal
4. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
pemberdayaan masyarakat (COMMUNITY
Development), corparate social responsibility
5. Pengembangan wilayah khusus (wilayah tertinggal,
rawan bencana, terisolir, perbatasan, dll)
6. Konfigurasi geografis Indonesia
ILUSTRASI PERKEMBANGAN WILAYAH

Kawasan Terbangun (%)


Pendapatan (Rp)

T0 T30 T0 T30
Indek Pembangunan Manusia

1. MANAKAH DAERAH YANG MENGALAMI


PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN YANG PALING
BAIK
2. APA YANG MENJADI UKURAN PEMBANGUNAN
3. MENGAPA PENDAPATAN DIJADIKANN UKURAN
4. PEMBANGUNAN SEBAGAI PROSES
(PERTUMBUHAN EKONOMI) DAN HASIL
PROSES (PEMBANGUNAN EKONOMI)
5. BAGAIMANA POSISI KEBENCANAAN – SEBAGAI
T0 T30 GANGGUAN
MENGAPA PEMBANGUNAN WILAYAH
OTONOMI DAERAH 1. Pergeseran Paradigma Perencanaan dan Manajemen
Pembangunan
(REGIONAL
2. Tuntutan daerah dan Isu federalisme, Saparatisme, dan
MANAGEMENT) Disintegrasi,
3. Pemekaran Daerah
- Minus isu politik 4. Kerjasama antar Daerah (Regionalisasi)
5. Desentralisasi fiskal : Pembiayaan Pembangunan dan
Keuangan Daerah
6. Manajemen wilayah : REGIONAL MARKETING
KETIMPANGAN / 1. Ketimpangan Kota dan desa, wilayah maju dan terbelakang
(tertinggal), KTI dan KBI
KESENJANGAN
2. Ketimpangan sektoral
ANTAR WILAYAH 3. Ketimpangan sosial-ekonomi

KONFIGURASI 1. Konfigurasi Negara Kepulauan


GEOGRAFI dan 2. Keragaman Fisik dan sosial budaya
TATARUANG 3. Tata Ruang Wilayah (Implikasi dari UU 26/tahun 2007)
PEMBERDAYAAN 1. Resources Based Development
SUMBERDAYA LOKAL 2. Partisipasi dan kontrol Masyarakat

GLOBALISASI 1. Integrasi sistem ekonomi


2. Perubahan sistem perkotaan
3. Model kerjasama : Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (SPE)
4. Local wisdom
PERGESERAN PARADIGMA
PEMBANGUNAN
INDIKATOR PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU

PEMERINTAHAN SENTRALISTIK DESENTRALISTIK


UNITERAL INTERAKSIONIS
OTOKRATIK DEMOKRATIK
MONOLISTIK PLURALISTIK
CONTROL PARTISIPATORIS
PERENCANAAN ORIENTASI INTERNAL EKSTERNAL
TOP-DOWN BOTTOM-UP
PROSES ADMINISTRATIF PROSES TINDAKAN
PERAN PEMERINTAH PERAN PUBLIK
ARAH PEMBANGUNAN DIGERAKKAN JUKLAK dan MEMENUHI KEBUTUHAN
JUKNIS MASYARAKAT
DAYA SAING COMPARATIVE COMPETITIVE

WAWASAN PEMBANGUNAN SEKTORAL REGIONAL

PERENC. PEMBANGUNAN TEKNO EKONOMI TEKNO EKONOMI DAN


SOSIO POLITIK
ARAH PEMBANGUNAN
WILAYAH
TUGAS UTAMA SEBAGAI 1. RD, BAGIAN DARI
ALOKATOR/DISTRIBUTOR NATIONAL
HASIL PEMBANGUNAN DEVELOPMENT
2. RD SEBANDING
Regional SENGAN SECTORAL
DEVELOPMENT
DEVELOPMENT

1. Mengapa Variasi wilayah


ada wilayah (tergantung
yang maju skala dan
dan hirarki wilayah)
terbelakang

2. Apa Faktor REGIONAL GROWTH,


PARADIGMA
penentunya ? REGIONAL EQUITY, PEMBANGUNAN
REGIONAL WELFARE WILAYAH
REGIONAL SUSTAINABILITY
PEMBANGUNAN
SEKTORAL
Wilayah Seragam
Pembangunan Terpusat
(pembangunan ekonomi makro) Wilayah Heterogen
(kemajemukan)
Integrasi nasional, Persatuan,
stabilisasi REGIONAL
Ketimpangan wilayah
Wujud spasial atau dimensi
spasial dari proses
pembangunan
Variasi wilayah

Wil-A Wil-B Wil-C

Konfigurasi geografis Indonesia


CONTOH KASUS RANCANGAN TEMA RKP 2018

TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH 2018 :


“Memacu Investasi dan Memantapkan Pembangunan Infrastruktur Untuk Percepatan Pertumbuhan Ekonomi
Yang Berkualitas”

Upaya Menjaga Pertumbuhan Ekonomi 2017 dan Mendorong


Pertumbuhan Ekonomi 2018 Memprioritaskan Belanja Pemerintah
Untuk Pencapaian Sasaran Prioritas Nasional
• Memperbaiki Kualitas Belanja. melalui penyusunan program dan kegiatan prioritas K/L
• Peningkatan iklim usaha dan iklim investasi yang lebih kondusif dilakukan dengan pendekatan Money Follow Program
• Peningkatan daya saing dan nilai tambah industri yang bersifat Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial
• Peningkatan peran swasta dalam pembiayaan dan pembangunan
infrastruktur

Perkuatan Money Follow Program dan bersifat Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial
Pendekatan
Holistik, Tematik, Integratif Dan Spasial
Money Follow Program

RKP 2015*) RKP 2016 RKP 2017 RKP 2018 RKP 2019
MEMACU PEMBANGUNAN
MELANJUTKAN INFRASTRUKTUR DAN MEMACU INVESTASI DAN
MEMPERCEPAT
REFORMASI BAGI MEMANTAPKAN
PEMBANGUNAN EKONOMI UNTUK Ditentukan dalam
PERCEPATAN MENINGKATKAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR UNTUK proses penyusunan
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK
MEMPERKUAT FONDASI KESEMPATAN KERJA SERTA
EKONOMI YANG PERCEPATAN PERTUMBUHAN
RKP 2019
PEMBANGUNAN YANG MENGURANGI KEMISKINAN
BERKEADILAN DAN KESENJANGAN EKONOMI YANG BERKUALITAS
BERKUALITAS
ANTARWILAYAH
PENDEKATAN PEMBANGUNAN:
HOLISTIK, TEMATIK, INTEGRATIF DAN
SPASIAL (HITS)
 Holistik- Tematik:
Tematik berarti focus mencapai sasaran prioritas pembangunan, yang
melibatkan multilembaga, multisector sehingga memerlukan koordinasi
(Supaya holistic menyeluruh)
 Integratif: Pencapaian sasaran prioritas perlu dilakukan secara
terintegrasi melalui peningkatan berbagai macam program pendukung
(kombinasi berbagai program/kegiatan).
 SPASIAL: perlu dukungan lokasi yang seuai dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, selain integraif dan holistik kegiatan
pembangunan harus FOKUS dan LOKUS
 Fokus mendasarkan pada sasaran program prioritas, spesifik tematik.
Berdasarkan RPJM
 Lokus mendasarkan pada prinsip spasial tentang ketersediaan dan
kesesuaian lokasi kegiatan pembangunan. Berdasarkan RTRW (Misalnya
kawasan prioritas)
MONEY FOLLOW FUNCTION TO MONEY
FOLLOW PROGRAM
 Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran disetiap K/L yang
dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada
BiroPerencanaan.
 Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat, dan berorientasi pada
prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
 Kebijakan anggaran belanja tidak berdasarkan money follow function, tetapi money
follow program prioritas. Tidak perlu semua tugas dan fungsi (tusi) dibiayai secara merata
 Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagi
rakyat.
 Nomenklatur Proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih, dan seterusnya.
(Pemberdayaan=tidak jelas)
ARAHAN PRESIDENTERKAIT PENYUSUNAN RKP 2017 (SIDANG KABINET 10 FEBRUARI 2016)

MONEY FOLLOW FUNCTION

MONEY FOLLOW PROGRAM


FOKUS
Program
Prioritas
Kegiatan
Prioritas

Program
Prioritas
Prioritas Nasional

FOKUS DAN
LOKUS
LOKUS
RUANG LINGKUP (SUBSTANSIAL)
KAJIAN PENGEMBANGAN WILAYAH
SOCIAL AND ECONOMI
CILTUTE (Social (Economis
Planning) Planning)

Welfare, Partisipasi, Reg Growth,


pemerataan, REGIONAL GROWTH,
unvestasi,
pemberdayaan, REGIONAL EQUITY, resource
locality, people REGIONAL WELFARE management
centered REGIONAL
SUSTAINABILITY SPATIAL
RESOURCES ORGANIZATION)
MANAGEMENT Physical Planning
(environment POLITIC AND Tata ruang, Kota-
planning) ADMINISTRATION Desa, Pusat-
Sebagai isu politik (otonomi, Pinggiran, Maju-
desentralisasi, kelembagaan) Terbelakang
Regional Sustainability
 Lingkup Wilayah
(Spasial), unit entitas 3 DIMENSI KAJIAN
“antara” sub nasional, WILAYAH
mulai dengan unit
propinsi, kabupaten
hingga kecamatan. Selain
itu juga wilayah dalam
pengertian sistem
ekologis, seperti DAS dan
kawasan fungsional

Sektor/Topikal
lainnya. KOTA, DESA.

 Lingkup Waktu,
mempertimbangkan
perkembangan antar
waktu (dinamika wilayah)
dan prediktif. Region-region
AGENDA PENGEMBANGAN WILAYAH
DI INDONESIA

TRANSFORMASI
SEKTORAL TRANSFORMASI
Primer-Sekunder-Tersier SPASIAL
(pertanian, Industri, TREND URBANISASI)
dan Jasa)
Peningkatan level urbanisasi dan Urban
growth (Metropolitanisme)
Perkembangan Kota Pada Koridor
Perkembangan
(Mega Urban, terkonsentrasi di Jawa)
 KETIMPANGAN Pergeseran dari City Based ke Regional
WILAYAH Based Oriented dan restrukturisasi internal
kota
 Kota dan desa, wilayah Globalisasi Ekonomi
maju dan terbelakang, integrasi kota dalam sistem ekonomi dan
KTI dan KBI kota-kota di dunia
Segitiga Pertumbuhan Ekonomi (SPE)
Lanjutan …..

OTONOMI DAERAH
•Pergeseran Paradigma
Perencanaan
• Desentralisasi
•Tuntutan daerah dan
Isu federalisme, Saparatisme, PEMBERDAYAAN
dan Disintegrasi,
SUMBERDAYA LOKAL
•Pembiayaan Pembangunan Resources Based
dan Keuangan Daerah Development
•PILKADA Partisipasi dan kontrol
masyarakat

REGIONAL DAERAH KHUSUS :


MARKETING
TERTINGGAL,
RAWAN BENCANA,
DLL
PERGESERAN PARADIGMA SISTEM PEMERINTAHAN DAN
PERENCANAAN
Posisi perencanaan regional

Level
MESO
KLUSTER REGIONAL
Variasi sumberdaya, ekologis, ekonomis dan Disparitas Regional (Policy)

REGIONAL DEVELOPMENT

KBI KTI

JAWA-BALI

SKENARIO
1. Kluster Propinsi 2. Kluster Pulau (6 sistem pulau)
3. Kluster Kawasan ( KBI dan KTI) 4. Kluster Jawa dan Lusr JawaBali
ANCAMAN PEMBANGUNAN
NASIONAL ? Vs reg. development
 PEMISAHAN DIRI (MERDEKA) ……… Tim-Tim, Aceh,
Irian Jaya, Riau (?)
 FEDERASI ………………………………. Sulsel, Kaltim, Riau
 KESATUAN ……………………………..Jawa dan propinsi lain
miskin SDA
 PEMAKARAN WILAYAH
 OTONOMI
 POLARISASI ASPIRASI, Bias Jawa-MPR/DPR
(JAWA DAN NON JAWA, atau Kaya SDA dan Miskin
SDA) ….. benarkan SDA sebagai determinan utama)

KETIMPANGAN, KETERBELAKANGAN, DAN KETIDAKADILAN


(REGIONAL) :(1) EKONOMI (2) SOSIAL (3) POLITIK
SENTRALISTIK, DAN BIAS JAWA
 FAKTAR EMPIRIK
 70-80% PEREDARAN UANG DI JAKARTA FAKTA
 80% INVESTASI (SEKTOR INDUSTRI DI EMPIRIK
JAWA)
 60% KEGIATAN EKSPOR IMPOR DI JAWA
 SEMUA HASIL RESOURCE LARI KE PUSAT
(Aceh dari PT Arun saja mengantungi 36,5
Trilyun, yang kembali 250 milyar atau 0,68%)
 KEMAMPUAN DAERAH RATA-RATA 10% DARI
BELANJA DAERAH (Otonomi tanpa Automoney
… omong kosong)
 INDEKS KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH
SEMAKIN MENINGKAT, HAMPIR MENDEKATI
AMERIKA LATIN.
FAKTOR PENYEBAB ?
 FAKTOR INTERNAL
(RESOURCE ENDOWMENT, BAIK SDA, SDM, SDB)

 FAKTOR EKSTERNAL
(1) KEBIJAKSANAAN NEGARA (POLITIK SENTRALISASI)
Segitiga Kebijakan Ekonomi awal Orde Baru (Industri
Subsitusi Impor, Oil Boom, Revolusi Hijau.
(2) PERTUMBUHAN EKONOMI DAN STABILITAS (exist
Orde baru), dislokasi geografis
(3) HUBUNGAN ANTAR WILAYAH / NEGARA LAIN
(GLOBALISASI)
 RESTRUKTURISASI KEBIJAKSANAAN POLITIK APA YANG
 HARUS ,
KEBIJAKAN-KEBIJAKAN POLITIK (Peraturan Perundang-Undangan
Sistem Insentif, Dan Disinsentif) DILAKUKAN
 REFORMASI SISTEM KEUANGAN DAERAH (+Pembiayaan
Pembangunan)
 SISTEM KENEGARAAN, MISALNYA KESATUAN ATAU FEDERAL
 RESTRUKTURISASI KEBIJAKAN SPASIAL TERHADAP PENGELOLAAN
ASET-ASET EKONOMI DAN SUMBERDAYA ALAM
 Counter Poles, Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru Di Luar Pusat
(Kawasan Andalan), Dengan Segara Perangkatnya (Hardware /
Software)
Baru Ornamen Fisik, Belum Jadi Political Will Yang Kuat

 ANCAMAN EKSTERNAL
 GLOBALISASI (TANTANGAN, PELUANG ATAU ANCAMAN), DALAM
STRUKTUR DUNIA YANG SUDAH FREE TRADE DAN JARINGAN
KAPITALISME YANG KUAT
 Akankah Kita Teruntungkan Dan Mampu Bersaing, Atau Justru
Semakin Memperkuat Ketergantungan. Jangan-Jangan
Memperkokoh Ketidakadilan
 NASIONALISME mampukah ?………. REVOLUSI TELUR (CINA) DAN
SWADESI (INDIA)
 Isu pendidikan tinggi GEOGRAFI DAN LISENSI
TUGAS
 BERDASARKAN MATERI TERSEBUT DI
ATAS, BUATLAH OPINI SAUDARA
TENTANG “PROSPEK PEMBANGUNAN
WILAYAH DI INDONESIA”

Anda mungkin juga menyukai