I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kacang hijau sudah lama dikenal dan ditanam oleh masyarakat tani
di Indonesia. Asal usul tanaman kacang hijau diduga dari kawasan India. Nikolai
merupakan daerah asal sejumlah besar suku Leguminosae. Salah satu bukti yang
jenis Phaseolus mungo di India atau disebut kacang hijau India (Rukmana, 1997:
15).
produksi kacang hijau di beberapa negara Asia pada tahun 1972- 1973 amat
bervariasi. India mencapai 392.000 ton, Thailand hanya 191.000 ton, Filipina
Kacang hijau (Vigna radiata L.) dibawa masuk ke wilayah Indonesia pada
awal abad ke-17 oleh pedagang Cina dan Portugis. Pusat penyebaran kacang hijau
pada mulanya di Pulau Jawa dan Bali, tetapi pada tahun 1920-an mulai
Daerah sentrum produksi kacang hijau adalah provinsi Sulawesi Selatan, Jawa
Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah,
dibudidayakan setelah kedelai dan kacang tanah. Dilihat dari kesesuaian iklimdan
kondisi yang dimiliki, Indonesia termasuk salah satu Negara yang memiliki
2
kesempatan untuk melaukan ekspor kacang hijau. Namun dilihat dari data
produksi kacang hijau daerah Riau pada 2018 yaitu sebesar 434 ton, dan pada
tahun 2017 produksi kacang hijau di Riau 448 ton. Yang berarti menurun dari
Dilihat dari permasalahan yang timbul pada lahan marginal yaitu pH yang
sangat masam, unsur hara esensial sedikit, serta kandungan Al sangat tinggi. Hal
ini akan menyebabkan tanaman sulit tumbuh pada keadaan tersebut, karena
menghambat respirasi, dindin sel akar menebal serta akar pendek dan kaku.
sumberdaya lahan yang tidak bijaksana dan tidak sesuai dengan aturan yang ada.
Lahan yang sedemikian rupa tersebut pasti tidak dapat berfungsi maksimal sesuai
dengan apa yang menjadi peruntukan lahan tersebut sebagai media tatanan air
Penanaman vegetasi yang sesuai dengan kemampuan lahan yang ada akan
tataguna lahan dimaksudkan agar turunnya produktifitas lahan tidak terjadi. Salah
satu perbaikan yang dapat dilakukan adalah penambahan bahan organik pada
tanah, selain untuk menambahn hara, bahan organik juga dapat meningkatkan
dapat memperbaiki sifat tanah dan mikrobiologi tanah (Syam, 2003). Secara
tersedia yang paling dikenal saat ini. Kadar NPK yang banyak beredar adalah 15-
15-15, 16-16-16, dan 8-20-15. Tipe pupuk NPK tersebut juga sangat popular
Menurut Windarawati dan Harjoso (2011) unsur N, P dan K yang cukup akan
berdampak bagi tumbuhan kacang hijau karena kandungan protein dalam biji akan
B. Tujuan
produksi terhadap tanaman kacang hijau pada perlakuan pupuk kompos dan
C. Manfaat
organik kompos serta dengan penambahan pupuk anorganik NPK 16:16:16 dapat
tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau ini diduga berasal dari India. Di awal abad
ke-17, kacang hijau mulai menyebar ke berbagai Negara Asia tropis termasuk
Indonesia. Tanaman kacang hijau adalah tanaman semusim berumur pendek (60
hari). Panen kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir pada hari ke-80
(M.mustakim, 2016).
antara lain : minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin (B1, A, dan E).
Manfaat dari kacang hijau ini dapat melancarkan buang air besar dan menambah
semangat hidup. Selain itu juga dapat digunakan sebagai pengobatan hepatitis,
Susunan tubuh tanaman (morfologi) kacang hijau terdiri atas akar, batang,
daun, bunga, buah, dan biji. Menurut Trustinah (1991) mengidentifikasi bahwa
morfologi kacang hijau adalah sebagai berikut : tanaman kacang hijau merupakan
tanaman semusim dengan tinggi tanaman berkisar antara 30-130 cm dan tipe
5
pertumbuhannya dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu tipe determinit dan semi
determinit.
Tipe determinit, adalah tipe tanaman yang ujung batangnya tidak melilit,
Sistem perakaran kacang hijau dibedakan menjadi dua (2) yaitu, mesophytes
mempunyai banyak akar cabang yang lebih sedikit dan memanjang kearah bawah
membentuk bintil-bintil (nodula) akar. Nodul atau bintil akar merupakan bentuk
sehingga tanaman mampu mengikat nitrogen bebas dan udara. Makin banyak
nodul akar, makin tinggi kandungan nitrogen (N) yang diikat dari udara sehingga
Tanaman kacang hijau memiliki batang yang berbentuk bulat dan berbuku-
buku. Pada tiap buku menghasilkan satu tangkal daun, kecuali pada daun pertama
berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing berupa daun tunggal
dan bertangkai biasanya disebut dengan epikotil. Pada batang utama terdapat
beberapa cabang yang muncul dari buku bagian bawah. Batang dan cabang
6
tersebut biasanya berwarna hijau muda, hijau tua, ungu muda atau ungu tua.
Bunga terdapat pada batang utama atau pada cabang. Jumlah buku subut pada
setiap tanaman dapat mencapai 5-8 buku subur, dan buku subur pertama biasanya
Tanaman kacang hijau memiliki daun yang letaknya berseling (alternate) dan
merupakan dua daun tunggal yang letaknya berhadap-hadapan pada daun utama.
Daun pertama ini berbentuk oval (ovate) atau agak lancip (lanceolate). Panjang
daun pertama dapat berukuran pendek (1,8 – 2,0 cm), sedang (2,4 – 2,6 cm) dan
panjang (3,0 – 3,3 cm). lebar daun pertama dapat sempit (0,3 – 0,4 cm), sedang
(0,7 – 0,8 cm) dan lebar (1,1 – 1,2 cm). Daun terminal adalah yang tumbuh diatas
daun pertama. Semua daun terminal memiliki 3 helaian daun (trifoliate) dan 5
helaian daun (pentafoliate) yang berbentuk oval, agak lancip atau seperti hati.
Warna daun kacang hijau bermacam-macam yaitu hijau muda, hijau atau hijau
pollination”). Tanaman kacang hijau mulai menghasilkan bunga pada minggu ke-
6 atau minggu ke-8 setelah tanam. Bunga tersusun dalam bentuk tandan (raceme)
pada bagian atas dari tangkai bunga, daun masing-masing tandan mempunyai 1-
20 bunga. Bunga bersifat “cleistogamy” yaitu bunga akan mekar setelah terjadi
yang tidak serempak dan lama pembungannya antara 21-35 hari. Intermediate,
Penyerbukan pada kacang hijau terjadi pada mlah hari, dimana kepala sari
(anther) mulai pecah sekitar pukul 21.00 dan terbuka sempurna pada pukul 24.00.
bunga kacang hijau akan mekar pagi keesokan harinya dan layu pada siang
harinya.
Buah (polong) kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung
runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau kelam atau hijau tua, dan
setelah tua polong berwarna hitam atau coklat jerami dengan panjang antara 6-15
cm. polong-polong tersebut memiliki rambut pendek dan berisi 10-15 biji. Biji
kacang hijau berbentuk bulat dan pada umumnya lebih kecil dibandingkan dengan
biji kacang-kacangan lainnya. Biji kacang hijau berwarna hijau, coklat, kuning
atau hitam dan hiliumnya ada yang cekung atau tidak cekung (M. Mustakim,
2016). Polong menjadi tua sampai 60-120 hari setelah tanam. Perontokan bunga
Biji kacang hijau berkeping dua dan terbungkus oleh kulit. Bagian-bagian biji
terdiri dari kulit, keping biji, pusar biji (hilum) dan embrio yang terletak diantara
keping biji. Pusar biji atau hilium merupakan jaringan bekas biji melekat pada
dinding buah. Keping biji mengandung makanan yang akan digunakan sebagai
selama hidupnya. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran
Purnomo (2007), di daerah dengan ketinggian 750 dpl produksi kacang hijau
8
produsen, keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah
yang bersuhu 25o C – 27o C dengan kelembaban udara 50% - 80%, curah hujan
Tanaman ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata-rata curah
hujannya rendah.
penggunaan pupuk yang efisien dan melakukan teknik budidaya tanaman kacang
hijau yang baik untuk mendapatkan hasil tanaman kacang hijau yang optimum
(Cahyono, 2007).
Menurut Marsono dan sigit (2002) manfaat utama dari pupuk yang berkaitan
dengan sifat fisika tanah yaitu memperbaiki struktur tanah dari padat menjadi
gembur. Struktur tanah yang amat lepas, seperti tanah berpasir juga dapat
pemberian pupuk adalah mengurangi erosi pada permukaan tanah. Dalam hal ini
pupuk berfungsi sebagai penutup tanah dan memperkuat struktur tanah di bagian
permukaan. Manfaat yang berkaitan dengan sifat kimia tanah menurut Marsono
dan Sigit (2002) adalah meyediakan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman.
9
Pupuk organik berasal dari materi makhluk hidup dan lebih banyak memiliki
fisika, kimia dan biologi tanah, meningkatkan daya serap air, meningkatkan
antaranya biaya pengangkutan pupuk organik padat mahal, unsur hara yang
diserap tanaman lebih lambat daripada unsur hara dari pupuk anorganik, harus
melalui proses analisis untuk mengetahui kandungan dan jumlah hara yang
terkandung di dalam pupuk dan dapat menjadi agen penyebar patogen terhadap
dipertahankan tidak kurang dari 2% agar kandungan bahan organik dalam tanah
tidak menurun dengan waktu akibat proses dekomposisi mineralisasi maka seolah
pengolahan tana penambahan organik mutlak harus diberikan setiap tahun agar
kandungan bahan organik sangat erat kaitannya dengan KTK (Kapasitas Tukar
Kation) dan dapat meningkatkan KTK tanah (Mustofa, 2007; Anonim 2008).
pertanamannya terdiri dari pupuk tunggal yaitu pupuk urea, SP-36 dan KCL serta
pupuk majemuk seperti pupuk NPK. Pemberian pupuk yang dianjurkan untuk
pertanaman kacang hijau adalah Urea 50 kg/ha, Sp-36 kg/ha dan KCL 50 kg/ha
pupuk tersebut berupa nitrogen, fosfat dan kalium memiliki peranan masing-
Unsur kalium berperan dalam masa vegetatif hingga pembentukan biji dan
berhenti ketika mendekati masa panen. Unsur kalium juga berperan dalam
Pupuk Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa bahan organik yang
berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami
berubah seperti tanah dan tidak berbau. Jenis tanaman yang sering digunakan
untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran
yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak yang sering
digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urin, pakan ternak yang
terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di
antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan azola (Crawford dalam
konstan oleh aktivitas berbagai jenis jasad renik, yang masing-masing memiliki
persyaratan kondisi terntentu dengan waktu yang relatif terbatas. Bahan limbah
berubah menjadi kompos yang mempunyai perbandingan C/N yang rendah. Jadi
kompos adalah produk hasil fermentasi bahan-bahan organik oleh sejumlah besar
jasad renik dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan hasil akhir
sangat bermanfaat bagi tanaman (Isro’i dalam cahyani, 2011 : 176). Meskipun
peran dalam memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik maupun mikrobiologis
kompos yaitu, memperbaiki struktur tanah, memiliki kandungan unsur mikro dan
kebutuhan hara bagi tanaman dan pemberian pupuk NPK yang efisien untuk
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Dosis anjuran pupuk NPK untuk
pemupukan juga membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang,
seperti N, P, dan K yang mudah hilang oleh penguapan. Pupuk juga dapat
Atas dasar kandungan unsur hara yang dikandungnya pupuk terdiri dari
pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang
mengandung satu jenis hara tanaman seperti N atau P atau K saja, sedangkan
majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara tanaman,
Menurut Marsono dan Sigit (2002), secara umum nitrogen berperan dalam
amino dan protein serta merupakan pembentuk struktur klorofil. Nitrogen sebagai
ketika tanaman tidak mendapatkan cukup nitrogen, warna hijau daun akan
pertumbuhan terhambat, daun berwarna kuning, tangkai tinggi kurus, dan warna
Phospor disebut sebagai kunci kehidupan bagi tanaman karena unsur ini
terlibat langsung dalam proses hidup tumbuhan. Unsur phospor adalah hara kedua
phospor kadang-kadang lebih kritik dari pada nitrogen pada tanah-tanah tertentu.
Nitrogen dapat ditambat oleh mikroba dari udara, tetapi unsur phospor hanya
berasal dari batuan. Tanpa kecukupan phospor berbagai proses di dalam tanaman
sebagai bahan dasar (ATP dan ADP), membantu asimilasi dan respirasi,
mempercepat proses pembungaan dan pembuahan, serta pemasakan biji dan buah
daun dan batang serta bintik hitam pada daun dan buah (Parker, 2004).
13
Menurut Tan (1996) phosfor merupakan hara tanaman esensial dan diambil
oleh tanaman dalam bentuk ion anorganik : H2PO4 dan HPO42-. Phosfor
fotosintesis dan peyerapan ion serta sebagai transportasi dalam tanaman. Phosfor
juga merupakan bagian esensial dari asam nukleat (DNA dan RNA).
penyakit serta kekeringan (Marsono dan Sigit, 2002). Kalium tidak disintesis
menjadi senyawa organik oleh tumbuhan, sehingga unsur ini tetap sebagai ion di
dalam tumbuhan. Kalium berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang
esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi, serta untuk enzim yang
terlibat dalam sitesis protein dan pati. Kalium juga merupakan ion yang berperan
dalam mengatur potensi osmotik sel, dengan demikian akan berperan dalam
mengatur tekanan turgor sel. Berkaitan dengan pengaturan turgor sel ini, peran
yang penting dalam proses membuka dan menutupnya stomata (Lakitan, 2004).
Tanaman yang kekurangan kalium akan lebih peka terhadap penyakit dan kualitas
produksi biasanya rendah baik itu daun, buah maupun biji seperti pada kedelai
Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan selama
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah benih kacang hijau, pupuk
kompos, pupuk NPK 16:16:16, tanah dan air. Alat yang digunakan dalam
C. Pelaksanaan Praktikum
Melakukan sanitasi lahan dari gulma yang berada pada kebun percobaan
2. Pembuatan Plot
3. Pemupukan Dasar
dengan pupuk kompos. Setelah rata, plot kembali dicampurkan dengan kapur
dolomit sebanyak 200 gram per plot kemudian diratakan. Setelah itu, plot
4. Penanaman
Jarak dalam baris 20 cm, sedangkan jarak larikan 50 cm. Benih ditanam
5. Pemupukan Susulan
6. Pengamatan
Pengamatan dilakukan tiga sampel yang terbaik dari jumlah populasi per
dibutuhkan.
7. Perawatan
Perawatan tanaman dilakukan penyiraman dua kali, pagi dan sore hari.
8. Panen
D. Parameter Pengamatan
tanah sampai ujung daun tertinggi. Tinggi tanaman diamati satu minggu
menghitung jumlah polong pada tiap tanaman kacang hijau di plot kemudian
tabel.
kacang hijau yang telah memenuhi kriteria untuk panen. Data pengamatan
Pengamatan berat kacang hijau 100 biji dilakukan setelah panen kacang
hijau lalu biji kacang hijau ditimbang dengan timbangan analitik kemudian
menunjukkan tinggi tanaman yang paling tinggi terdapat pada sampel 1 dengan
data 43,5 cm, dibandingkan dengan sampel 2 (40,5 cm), dan sampel 3 (28,5 cm).
Hal ini disebabkan karena metabolisme tanaman kacang hijau yang dipengaruhi
oleh faktor lingkungan di daerah penanaman seperti air dan sinar matahari serta
adanya pengaruh pemberian pupuk kompos dan pupuk NPK. Peningkatan tinggi
Pada dasarnya pupuk kompos mengandung banyak unsur hara makro, seperti
kandang adalah di antaranya Ca, Mg, S, Na, Fe, Cu, dan Mo. Fungsi dari pupuk
kompos ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah menjadi lebih gembur,
kandang, maka pada perlakuan pupuk kandang inilah yang menunjukkan hasil
yang maksimal. Hal ini bukan berarti penggunaan pupuk kompos tidak memiliki
dosis pupuk kompos maupun pemberian pupuk dolomit pada lahan yang
1 I 36 Helai 36 36
2 II 33 Helai 33 33
3 III 20 Helai 20 20
Pada pengamatan jumlah daun, berdasarkan data diatas bahwa jumlah daun
sampel 2 berjumlah 33 helai, dan sampel 3 berjumlah 20 helai daun. hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tanaman maka bertambah pula jumlah ruas,
jumlah daun berkaitan dengan tinggi tanaman sehingga semakin tinggi suatu
dengan sampel 1 berjumlah 21 buah, dan sampel 3 berjumlah 6 buah. Hal ini
disebabkan kandungan unsur hara pada tanah yang rendah seperti unsur fosfor
yang berperan penting dalam pembentukan polong. Tidak tercukupinya hara pada
terjadi lebih cepat diakibatkan pembungaan lebih awal sehingga pembentukan biji
juga lebih cepat. Selain dari adanya faktor genetik, ketersediaan P juga memicu
peningkatan persentase bunga menjadi buah atau biji, serta membantu asimilasi
pada sampel I, II, dan III memiliki umur panen sama atau serempak dengan waktu
37 hst. Hal ini disebabkan karena adanya keterkaitan umur berbunga dengan umur
pembentukan dan pemasakan buah tidak terlepas dari peranan unsur hara seperti
nitrogen dan fosfat yang tersedia pada media tanam. Kedua unsur ini berperan
dalam pembentukan sel-sel baru dan komponen utama penyusun senyawa organik
dalam tanaman seperti asam amino, asam laktat, klorofil, ATP dan ADP.
Pada pengamatan berat 100 biji, menunjukkan jumlah berat 0,9 gram. Dalam
hal ini peran unsur P sangat berperan penting karena berperan dalam proses
pembentukan biji pada tanaman kacang hijau. Dengan sedikitnya unsur P yang
terserap oleh tanaman menyebabkan biji yang terbentuk pada polong memiliki
ukuran yang kecil, hal ini yang menyebabkan berat antar plot berbeda-beda.
Selain itu, Berat 100 biji dipengaruhi oleh ketersediaan hara dan
kemampuan tanaman menyerap, misal fosfor dalam fase pengisian biji. Fosfor
20
merupakan komponen penting penyusun senyawa untuk transfer energi (ATP dan
nukleoprotein lain), untuk sistem informasi genetik, untuk membran sel, dan
fosfoprotein (Lambers et al., 2008). Berat 100 biji yang dihasilkan dipengaruhi
oleh jumlah cabang produktif dan jumlah polong tanaman (Ohorella, 2011).
21
A. Kesimpulan
mahasiswa dapat mengetahui deskripsi dari kacang hijau, morfologi, hingga pada
budidayanya. Mahasiswa telah melakukan budidaya kacang hijau dengan baik dan
benar dan juga mengamati parameter yang diperlukan dalam mengambil data dari
yang berada di lapangan yang mencakup pada kondisi lahan yang merupakan
lahan marginal dan juga pengendalian hama yang menyerang pada tanaman
kacang hijau.
Dari hasil praktikum didapatkan kesimpulan data bahwa hasil yang diperoleh
dari tiap mahasiwa berbeda-beda mulai dari pertumbuhan tanaman yang baik
hingga pada tanaman yang tumbuh kerdil, jumlah daun, serta jumlah polong yang
diakibatkan dari kondisi lahan yang kurang subur atau marginal. Salah satu cara
yang perlu dilakukan untuk mengatasi lahan yang kurang subur atau pH yang
masam yaitu dengan peningkatan dosis pupuk serta dosis kapur dolomit yang
sesuai.
B. Saran
Pada praktikum yang telah dilaksanakan sudah dilakukan dengan baik namun
tanaman sehingga praktikum akan lebih baik nantinya. Terlepas dari itu semua
banyak ilmu yang sudah didapat dari praktikum ini dan mahasiswa diharapkan
berkompeten.
22
DAFTAR PUSTAKA
Atman. 2007. Teknologi Budidaya Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Di Lahan
Sawah. Jurnal Ilmiah Tambua. 6 (1):89-95.
Cahyono, B. 2007. Kacang Hijau. Teknik Budidaya Kacang Hijau. Tim Editor
Umum. Semarang.
Lambers, H., Chapin, F. S., & Pons, T. L. 2008. Plant Physiological Ecology.
New York, NY: Springer New York. https://doi.org/10.1007/978-0-387-
78341-3.
Marsono dan Sigit, P. 2002. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Mustakim, M. 2016. Budidaya Kacang Hijau Secara Intensif. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta.
Novizan. 2004. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agro Media Utama. Jakarta.
Rindy azhari, et al. 2018. Pengaruh pupuk kompos ampas tebu terhadap
pertumbuhan dan hasil kacang hijau (Vigna radiata L .). https://online-
journal.unja.ac.id/Agroecotania/article/view/6341. Diakses pada 12
desember 2019 pukul 19.00 WIB.
Setyamidjaja, Dj. 1990. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Simplex. Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 2. Dokumentasi
26
27
6×4