Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1 Pembahasan
Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan
menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator
tersebut melakukan aktivitas berjalan di atas running belt. Sebelum melakukan
aktivitas, diukur denyut jantung awal (D0) operator dan temperatur tubuh awal
(T0). Pengambilan data dilakukan dengan mengukur denyut jantung setiap 1 menit
kegiatan kerja dan setiap 1 menit kegiatan recovery (D1’) dengan menggunakan
alat pulsemeter. Setelah melakukan aktivitas, kemudian mengukur perubahan
suhu tubuh dengan menggunakan termometer tubuh (T1) pada 1 menit terakhir
melakukan aktivitas. Pengambilan data dilakukan pada tiga kecepatan dan waktu
yang berbeda. Operator berjalan di atas running belt selama 2, 4, dan 6 menit
dengan kecepatan konstan 2 km/jam, 4 km/jam dan 6 km/jam.

4.1.1 Grafik Analisis


Kegiatan operator tersebut disajikan dalam bentuk grafik kerja dan
recovery dengan waktu sebagai sumbu X dan kecepatan denyut jantung sebagai
sumbu Y. Berikut ini merupakan grafik untuk setiap kecepatan dan waktu:

CIV-1
CIV-2

a. Grafik dengan kecepatan 2 km/jam, 4 km/jam, dan 6 km/jam selama 2 menit.

Grafik berdasarkan waktu 2 menit


Denyut jantung (denyut/menit) 120

100

80

60 2 KM / jam
40 4 KM / Jam
20 6 KM/ jam

0
0 1 2 3 4
Waktu (menit)

Gambar 4.1 Kecepatan Denyut Jantung Pada Waktu Aktifitas 2 Menit dengan Kecepatan
Masing-Masing adalah 2km/jam, 4km/jam dan 6 km/jam

Kecepatan denyut jantung pada waktu 2 menit dengan kecepatan masing-


masing adalah 2 km/jam, 4 km/jam, dan 6 km/jam dengan keterangan warna biru
menunjukkan kecepatan 2 km/jam, warna merah menunjukkan kecepatan 4
km/jam dan warna hijau menunjukkan kecepatan 6 km/jam. Keterangan garis
putus-putus pada grafik di atas adalah pembatas antara denyut jantung kerja dan
istirahat pada waktu 2 menit.
Waktu recovery untuk kecepatan 2 km/jam membutuhkan waktu yang
sebentar karena operator masih memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan
aktivitas. Sedangkan untuk kecepatan 4 km/jam dan 6 km/jam cenderung lebih
lama, hal ini terjadi karena operator sudah merasa lelah dan membutuhkan
istirahat lebih lama.
CIV-3

b. Grafik dengan kecepatan 2 km/jam,4 km/jam dan 6 km/jam selama 4 menit

Grafik berdasarkan waktu 4 menit


Denyut jantung (denyut/menit) 120

100

80

60 2 KM / jam
40 4 KM / Jam
20 6 KM/ jam

0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (menit)

Gambar 4.2 Kecepatan Denyut Jantung Pada Waktu Aktifitas 4 Menit dengan Kecepatan
Masing-Masing adalah 2km/jam, 4km/jam dan 6 km/jam

Kecepatan denyut jantung pada waktu 4 menit dengan kecepatan masing-


masing adalah 2 km/jam, 4 km/jam, dan 6 km/jam dengan keterangan warna biru
menunjukkan kecepatan 2 km/jam, warna merah menunjukkan kecepatan 4
km/jam dan warna hijau menunjukkan kecepatan 6 km/jam. Keterangan garis
putus-putus pada grafik di atas adalah pembatas antara denyut jantung kerja dan
istirahat pada waktu 4 menit.
Waktu recovery untuk kecepatan 2 km/jam membutuhkan waktu yang
cukup lama karena operator masih lelah terhadap pekerjaan sebelumnya. Untuk
kecepatan 4 km/jam waktu istirahatnya lebih sedikit dari sebelumnya karena
operator sudah dapat menyesuaikan dengan aktivitasnya. Sedangkan untuk
kecepatan 6 km/jam cenderung lebih lama, hal ini terjadi karena operator sudah
merasa lelah dan membutuhkan istirahat lebih lama.
CIV-4

c. Grafik dengan kecepatan 2 km/jam,4 km/jam dan 6 km/jam selama 6 menit

Grafik berdasarkan waktu 6 menit


140
Denyut jantung (denyut/menit)
120
100
80
2 KM / jam
60
40 4 KM / Jam

20 6 KM/ jam

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu (menit)

Gambar 4.3 Kecepatan Denyut Jantung Pada Waktu Aktifitas 6 Menit dengan Kecepatan
Masing-Masing adalah 2km/jam, 4km/jam dan 6 km/jam

Kecepatan denyut jantung pada waktu 6 menit dengan kecepatan masing-


masing adalah 2 km/jam, 4 km/jam, dan 6 km/jam dengan keterangan warna biru
menunjukkan kecepatan 2 km/jam, warna merah menunjukkan kecepatan 4
km/jam dan warna hijau menunjukkan kecepatan 6 km/jam. Keterangan garis
putus-putus pada grafik di atas adalah pembatas antara denyut jantung kerja dan
istirahat pada waktu 6 menit.
Waktu recovery untuk kecepatan 2 km/jam membutuhkan waktu yang
sebentar karena operator masih memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan
aktivitas. Sedangkan untuk kecepatan 4 km/jam dan 6 km/jam cenderung lebih
lama, hal ini terjadi karena operator sudah merasa lelah dan membutuhkan
istirahat lebih lama.
CIV-5

d. Grafik selama 2, 4 dan 6 menit dengan kecepatan 2 km/jam

Grafik berdasarkan kecepatan 2 km/jam


120
Denyut jantung (denyut/menit)

100

80
2 menit

60 4 menit
6 menit
40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu (menit)

Gambar 4.4 Kecepatan Denyut Jantung pada Kecepatan 2 km/jam dengan Waktu
Masing-Masing adalah 2 menit, 4menit dan 6 menit

Kecepatan denyut jantung pada kecepatan 2 km/jam dengan waktu


masing-masing adalah 2 menit, 4 menit dan 6 menit dengan keterangan warna biru
menunjukkan waktu 2 menit, warna merah menunjukkan waktu 4 menit dan
warna hijau menunjukkan waktu 6 menit. Keterangan garis putus-putus berwarna
biru menunjukkan garis recovery untuk waktu 2 menit dengan kecepatan 2
km/jam. Garis putus-putus berwarna merah menunjukkan adalah pembatas antara
denyut jantung kerja dan istirahat untuk waktu 4 menit dan garis putus-putus
berwarna hijau untuk waktu 6 menit dengan kecepatan 2 km/jam.
Grafik di atas menunjukkan waktu recovery untuk kecepatan 2 km/jam
dengan waktu bekerja 2 menit membutuhkan waktu recovery selama 1 menit,
untuk waktu bekerja 4 menit membutuhkan waktu recovery selama 2 menit.
Sedangkan untuk waktu bekerja 6 menit membutuhkan waktu recovery selama 1
menit. Pada saat melakukan pekerjaan denyut jantung operator meningkat,
sedangkan pada waktu istirahat denyut jantung operator cenderung menurun.
CIV-6

e. Grafik selama 2, 4 dan 6 menit dengan kecepatan 4 km/jam

Grafik berdasarkan kecepatan 4 km/jam


Denyut jantung (denyut/menit) 120

100

80
2 menit

60 4 menit
6 menit
40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu (menit)

Gambar 4.5 Kecepatan Denyut Jantung Pada Kecepatan 4 km/jam dengan Waktu
Masing-Masing adalah 2 menit, 4menit dan 6 menit

Ketika kecepatan denyut jantung pada kecepatan 4 km/jam dengan waktu


masing-masing adalah 2 menit, 4 menit dan 6 menit dengan keterangan warna biru
menunjukkan waktu 2 menit, warna merah menunjukkan waktu 4 menit dan
warna hijau menunjukkan waktu 6 menit. Keterangan garis putus-putus berwarna
biru adalah pembatas antara denyut jantung kerja dan istirahat untuk waktu 2
menit dengan kecepatan 2 km/jam. Garis putus-putus berwarna merah
menunjukkan garis recovery untuk waktu 4 menit dan garis putus-putus berwarna
hijau untuk waktu 6 menit dengan kecepatan 2 km/jam.
Grafik di atas menunjukkan waktu recovery untuk kecepatan 4 km/jam
dengan waktu bekerja 2 menit membutuhkan waktu recovery selama 2 menit,
untuk waktu bekerja 4 menit membutuhkan waktu recovery selama 1 menit.
Sedangkan untuk waktu 6 menit membutuhkan waktu recovery selama 2 menit.
Pada saat melakukan pekerjaan denyut jantung operator meningkat, sedangkan
pada waktu istirahat denyut jantung operator cenderung menurun.
CIV-7

f. Grafik selama 2, 4 dan 6 menit dengan kecepatan 6 km/jam

Grafik berdasarkan kecepatan 6 km/jam


Denyut jantung (denyut/menit) 140

120

100
2 menit
80
4 menit
60 6 menit

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu (menit)

Gambar 4.6 Kecepatan Denyut Jantung Pada Kecepatan 6 km/jam dengan Waktu
Masing-Masing adalah 2 menit, 4menit dan 6 menit

Ketika kecepatan denyut jantung pada kecepatan 6 km/jam dengan waktu


masing-masing adalah 2 menit, 4 menit dan 6 menit dengan keterangan warna biru
menunjukkan waktu 2 menit, warna merah menunjukkan waktu 4 menit dan
warna hijau menunjukkan waktu 6 menit. Keterangan garis putus-putus berwarna
biru adalah pembatas antara denyut jantung kerja dan istirahat untuk waktu 2
menit dengan kecepatan 2 km/jam. Garis putus-putus berwarna merah
menunjukkan garis recovery untuk waktu 4 menit dan garis putus-putus berwarna
hijau untuk waktu 6 menit dengan kecepatan 2 km/jam.
Grafik di atas menunjukkan waktu recovery untuk kecepatan 4 km/jam
dengan waktu bekerja 2 menit, 4 menit, dan 6 menit membutuhkan waktu
recovery selama 2 menit. Pada saat melakukan pekerjaan denyut jantung operator
meningkat, sedangkan pada waktu istirahat denyut jantung operator cenderung
menurun.
CIV-8

4.1.2 Konsumsi Energi dan Oksigen


Konsumsi energi dapat menghasilkan denyut jantung yang berbeda, oleh
karena itu dapat dikatakan bahwa meningkatnya denyut jantung dikarenakan oleh
temperatur sekeliling yang tinggi, tingginya pembebanan otot statis, dan semakin
sedikit otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja. Dengan berbagai macam
alasan itulah sehingga denyut jantung telah dipakai sebagai indeks beban kerja.
Berikut ini adalah perhitungannya.

  
  
 
  = 103.8056 #$%&'/)$*'
 

  
  -.- /0
 *+'*,' 
/1
= 84.4 #$%&'/)$*'

2
Y = 1,80411 − 0,0229038 X + 4,71733.10 −4 X

Y kerja = 1.80411 – 0.0229038 (103.8056) + 4.71733.10-4 (103.8056)2


= 4.5098 kcal/menit
Y istirahat = 1.80411 – 0.0229038 (84.4) + 4.71733.10-4 (84.4)2
= 3.2313 kcal/menit
Dimana:
Y = Energi (Kcal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung (denyut/menit)
KE = Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (Kcal)
Et = Pengeluaran energi pada saat kerja (Kcal)
Ei = Pengeluaran energi pada saat istirahat (Kcal)

Setelah mengetahui nilai untuk Y kerja dan Y istirahat dapat diketahui


nilai dari konsumsi energi untuk aktu aktivitas tersebut:
KE = Y kerja – Y istirahat
KE = 4.5098 kcal/menit - 3.2313 kcal/menit
KE = 1.2785 kcal/menit
CIV-9

Untuk nilai konsumsi oksigen diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:

KE
Konsumsi Oksigen (KO) =
4 .8

1.2785
Konsumsi Oksigen (KO) =
4. 8
Konsumsi Oksigen = 0,26635 liter menit

4.1.3 Periode istirahat (Waktu Recovery Teoritis)


Waktu recovery teoritis dihitung untuk mengetahui perbandingan antara
recovery teoritis dengan recovery percobaan. Untuk menghitung nilai recovery
teoritis digunakan rumus:

T (K − S )
R=
K − 1,5

Dimana:
R = Waktu istirahat (menit)
T = Total waktu kerja
K = Energi yang dikeluarkan dalam bekerja (Kcal/menit)
S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan (kcal/menit)

Tabel 4.1 Klasifikasi Beban Kerja dan Reaksi Fisiologis


Energy Expenditure Detak Jantung Konsumsi Energi
Tingkat Pekerjaan
Kcal/menit Kcal/8 jam Detak/menit Liter/menit
Undully Heavy > 12.5 > 6000 > 175 > 2.5

Very Heavy 10.0 – 12.5 4800 – 6000 150 – 175 2.0 – 2.5

Heavy 7.5 – 10.0 3600 – 4800 125 – 150 1.5 – 2.0

Moderate 5.0 – 7.5 2400 – 3600 100 – 125 1.0 – 1.5

Light 2.5 – 5.0 1200 – 2400 60 – 100 0.5 – 1.0

Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5


CIV-10

Periode istirahat dapat dihitung dengan menggunakan hasil perhitungan konsumsi


energi yang telah dilakukan. Perhitungan dilakukan untuk masing-masing beban
dan pengangkat running belt. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Perhitungan dapat dilakukan sebagai berikut dengan contoh menit ke 2 dan
kecepatan 2 km/jam:
98 + 95
X ker ja =
2
= 96.5 detak/menit
K = Ykerja = 1,80411 − 0,0229038(96.5) + 4,71733.10 −4 (96.5) 2
= 3.9868 kcal/menit
Bedasarkan rata-rata denyut jantung bekerja pada menit ke 2 dan kecepatan 2
km/jam, yaitu 96.5 (light) maka dipilih S sebesar 3,75 kcal/menit karena pada
aktivitas ini adalah pekerjaan yang cukup ringan menurut operator.
T (K − S )
R (menit 2 dan kecepatan 2 km/jam) =
K − 1.5

2(3.9868 − 3,75)
=
3.9868 − 1,5
= 0.1904 menit

Setelah dilakukan perhitungan pada masing-masing aktivitas, dibuat tabel


untuk meringkas hasil perhitungan. Berikut ini merupakan ringkasan perhitungan
untuk waktu recovery:
Tabel 4.2 Ringkasan Perhitungan Waktu Recovery
Waktu Aktivitas Kecepatan Waktu Recovery
(menit)
2 km/jam 0.1904 menit
2 menit 4 km/jam 0.991 menit
6 km/jam 0.569 menit
2 km/jam 0.3308 menit
4 menit 4 km/jam 2.441 menit
6 km/jam 0.969 menit
2 km/jam 0.256 menit
6 menit 4 km/jam 0.9916 menit
6 km/jam 0.811 menit
CIV-11

4.2 Analisis
Pada saat operator melakukan aktivitas kerja, dihitung besar denyut
jantung dan temperatur tubuh. Dari hasil pengambilan data tersebut dianalisa
kecepatan rata-rata denyut jantung, perubahan temperatur, konsumsi energi dan
konsumsi oksigen, dan perbandingan recovery percobaan (Rp) dengan recovery
teoritis (Rt).

4.2.1 Kecepatan Rata-Rata Denyut Jantung


Kecepatan rata-rata denyut jantung menunjukkan rata-rata denyut jantung
per menitnya. Kecepatan rata-rata denyut jantung dihitung dengan menggunakan
denyut jantung saat bekerja dengan mengabaikan denyut jantung recovery. Rumus
untuk menghitung kecepatan rata-rata denyut jantung ( V ) adalah:
D0 + D1 + ...D N
V =
n +1
Hasil perhitungan nilai V dapat dilihat pada Tabel 4.2. Perhitungan dapat
dilakukan sebagai berikut dengan contoh menit ke 2 dan kecepatan 2 km/jam:
D0 + D1 + ...D N
V =
n +1
82 + 98 + 95
=
2 +1
= 91.67 detak/menit

Tabel 4.3 Kecepatan Rata-Rata Denyut Jantung


Waktu Kecepatan (Km/Jam)
(menit) 2 Km/Jam 4 Km/Jam 6 Km/Jam
2 menit
91.67 95.33 103.3
4 menit
93.2 97.4 108.2
6 menit
89.71 96.14 113.3
CIV-12

Berdasarkan Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa kecepatan rata-rata denyut


jantung untuk setiap kenaikan waktu berbanding lurus jika dilihat berdasarkan
waktu. Hal tersebut sesuai dengan prinsip bahwa saat bergerak, otot yang bekerja
memerlukan pasokan oksigen untuk mengolah energi yang didapat dari makanan.
Udara yang dihirup oleh paru-paru, dihantarkan darah menuju jantung, kemudian
oleh jantung dipompakan ke seluruh tubuh, terutama pada otot yang bekerja.
Dengan demikian, saat bekerja adalah denyut jantung akan semakin naik dari
awalnya. Semakin berat beban kerja, maka semakin cepat jantung berdetak setiap
menitnya. Sedangkan jika dilihat berdasarkan kecepatan agak tidak sesuai dengan
prinsip yang ada. Hal ini dikarenakan setiap setelah melakukan aktifitas terhadap
waktu, operator makan dan minum yang dapat meningkatkan energi dan
menenangkan dirinya.
Pengukuran denyut jantung akan sangat sensitif terhadap temperatur dan
tekanan emosi manusia. Dengan demikian kecepatan operator berjalan di atas
running belt dan lamanya operator berjalan di atas running belt mempengaruhi
kecepatan denyut jantung operator.

4.2.2 Perubahan Temperatur


Perubahan temperatur (∆T) diperoleh dari lembar pengamatan yang
mencatat temperatur awal dan temperatur akhir. Rangkuman dari perubahan
temperatur dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.4 Perubahan Temperatur untuk Kecepatan 2 Km/Jam
2 Km/Jam
Waktu (menit) Keterangan
T0 T1 ∆T
2 menit 33.1 34.4 1.3 Suhu Tubuh Naik
4 menit 34.4 34.6 0.2 Suhu Tubuh Naik
6 menit 34.6 33.4 1,2 Suhu Tubuh Turun
CIV-13

Tabel 4.5 Perubahan Temperatur Untuk Kecepatan 4 Km/Jam


4 Km/Jam
Waktu (menit) Keterangan
T0 T1 ∆T
2 menit 33.4 34.9 1.5 Suhu Tubuh Naik
4 menit 34.9 33.9 1 Suhu Tubuh Turun
6 menit 33.9 34.5 0.6 Suhu Tubuh Naik

Tabel 4.6 Perubahan Temperatur Untuk Kecepatan 6 Km/Jam


6 Km/Jam
Waktu (menit) Keterangan
T0 T1 ∆T
2 menit 34.5 33.5 1 Suhu Tubuh Turun
4 menit 33.5 34.5 1 Suhu Tubuh Naik
6 menit 34.5 35.5 1 Suhu Tubuh Naik

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel-tabel di atas, dapat dilihat bahwa


perubahan temperatur tidak stabil. Hal tersebut ditunjukkan oleh perubahan
temperatur yang bermacam-macam. Ada yang naik, tetap bahkan ada yang turun.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh kecepatan metabolisme basal, rangsangan saraf
simpatis, hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon kelamin, demam
(peradangan), status gizi, aktivitas, gangguan organ, dan lingkungan.
Sesuai dengan prinsipnya, semakin berat atau lama bekerja temperatur
tubuh akan naik. Namun pada percobaan berlari di running belt, temperatur tubuh
ada yang turun. Hal ini mungkin dikarenakan temperatur udara, aliran udara,
kelembaban udara relatif serta temperatur yang berdekatan dengan tubuh manusia
dan dikarenakan mekanisme pertahanan tubuh operator yang berusaha
mempertahankan temperatur tubuhnya. Salah satu contoh yang terlihat pada
percobaan adalah keluarnya keringat saat berlari. Keringat dikeluarkan untuk
menormalkan temperatur tubuh yang terangsang untuk naik. Ketika mengangkat
berlari untuk pertama kali, suhu tubuh naik. Namun pada saat recovery tubuh
mengeluarkan keringat agar suhu tubuh dapat terjaga dan dinormalkan kembali.
CIV-14

Penurunan temperatur juga disebabkan oleh pertukaran panas antara tubuh


dengan lingkungan sekitarnya melalui kulit antara lain dengan cara radiasi,
konduksi, dan evaporasi. Selama suhu kulit lebih tinggi dari pada suhu
lingkungan, panas hilang melalui radiasi dan konduksi. Namun ketika suuhu
lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh, tubuh memperoleh suhu dari lingkungan
melalui radiasi dan konduksi. Pada keadaan ini, satu-satunya cara tubuh
melepaskan panas adalah melalui evaporasi.

4.2.3 Konsumsi Energi dan Oksigen


Saat bekerja, pengeluaran energi meningkat. Makin besar gerakan otot
maka makin tinggi pula pengeluaran energi kerjanya. Kenaikan konsumsi energi
yang nampak dalam kerja fisik itu dinyatakan dalam kalori kerja. Berdasarkan
perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai konsumsi energi sebesar 1.2785
kcal/menit. Hal tersebut menandakan bahwa jumlah energi yang dikeluarkan
setiap menitnya pada pengangkatan running belt adalah sebesar 1.2785 kcal.
Dengan demikian sebaiknya dalam pekerjaan tersebut operator perlu mengganti
energi yang hilang dengan energi baru yang nilainya di atas atau sama dengan
1.2785 kcal. Dengan nilai tersebut diperoleh juga konsumsi oksigen sebesar
0.26635 liter per menit yang berarti jumlah oksigen rata-rata yang dikonsumsi
oleh operator dalam pekerjaannya adalah 0.26635 liter setiap menit.

4.2.4 Perbandingan Recovery Percobaan dan Teoritis


Waktu recovery percobaan dihitung ketika operator melakukan aktivitas
istirahat setelah melakukan aktivitas kerja. Waktu dihitung setiap 1 menit dengan
mengukur besar denyut jantung. Waktu recovery tidak ditentukan, melainkan
berdasarkan berapa lama denyut jantung operator kembali dalam keadaan sebelum
melakukan aktivitas (denyut jantung akhir ≤ denyut jantung awal). Sedangkan
waktu recovery teoritis didapat berdasarkan hasil pehitungan yang telah dilakukan
sebelumnya. Berikut ini merupakan perbandingan antara nilai Recovery Percobaan
(Rp) dan Recovery Teoritis (Rt):
CIV-15

Tabel 4.7 Perbandingan Waktu Recovery Teoritis (Rt) dengan Recovery Percobaan (Rp)
Kecepatan
Waktu
2 Km/Jam 4 Km/Jam 6 Km/Jam
(menit)
Rt Rp Kesimpulan Rt Rp Kesimpulan Rt Rp Kesimpulan
2 1.82 1 Rt > Rp 0.991 2 Rt < Rp 0.569 2 Rt < Rp
4 0.3308 2 Rt < Rp 2.441 1 Rt > Rp 0.969 2 Rt < Rp
6 0.256 1 Rt < Rp 0.9916 2 Rt < Rp 0.811 2 Rt < Rp

Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa terdapat 2 data yang
menunjukkan denyut jantung percobaan lebih kecil dari denyut jantung teoritis
yang berarti operator itu melakukan pekerjaan dengan rileks. Terdapat 7 data yang
menunjukkan denyut jantung percobaan lebih besar dari denyut jantung teoritis
yang berarti operator tidak nyaman melakukan aktivitas tersebut. Maka dapat
disimpulkan bahwa operator tidak bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya dengan
mengkonsumsi minuman penambah ion tubuh dan pengaturan pernapasan yang
kadang baik dan kadang kurang baik, serta kurangnya istirahat.

Anda mungkin juga menyukai