Bab Iv3
Bab Iv3
4.1 Pembahasan
Pengambilan data dari pengukuran fisiologis dalam aktivitas dengan
menggunakan running belt dilakukan oleh satu orang operator dimana operator
tersebut melakukan aktivitas berjalan di atas running belt. Sebelum melakukan
aktivitas, diukur denyut jantung awal (D0) operator dan temperatur tubuh awal
(T0). Pengambilan data dilakukan dengan mengukur denyut jantung setiap 1 menit
kegiatan kerja dan setiap 1 menit kegiatan recovery (D1’) dengan menggunakan
alat pulsemeter. Setelah melakukan aktivitas, kemudian mengukur perubahan
suhu tubuh dengan menggunakan termometer tubuh (T1) pada 1 menit terakhir
melakukan aktivitas. Pengambilan data dilakukan pada tiga kecepatan dan waktu
yang berbeda. Operator berjalan di atas running belt selama 2, 4, dan 6 menit
dengan kecepatan konstan 2 km/jam, 4 km/jam dan 6 km/jam.
CIV-1
CIV-2
100
80
60 2 KM / jam
40 4 KM / Jam
20 6 KM/ jam
0
0 1 2 3 4
Waktu (menit)
Gambar 4.1 Kecepatan Denyut Jantung Pada Waktu Aktifitas 2 Menit dengan Kecepatan
Masing-Masing adalah 2km/jam, 4km/jam dan 6 km/jam
100
80
60 2 KM / jam
40 4 KM / Jam
20 6 KM/ jam
0
0 1 2 3 4 5 6
Waktu (menit)
Gambar 4.2 Kecepatan Denyut Jantung Pada Waktu Aktifitas 4 Menit dengan Kecepatan
Masing-Masing adalah 2km/jam, 4km/jam dan 6 km/jam
20 6 KM/ jam
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu (menit)
Gambar 4.3 Kecepatan Denyut Jantung Pada Waktu Aktifitas 6 Menit dengan Kecepatan
Masing-Masing adalah 2km/jam, 4km/jam dan 6 km/jam
100
80
2 menit
60 4 menit
6 menit
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu (menit)
Gambar 4.4 Kecepatan Denyut Jantung pada Kecepatan 2 km/jam dengan Waktu
Masing-Masing adalah 2 menit, 4menit dan 6 menit
100
80
2 menit
60 4 menit
6 menit
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu (menit)
Gambar 4.5 Kecepatan Denyut Jantung Pada Kecepatan 4 km/jam dengan Waktu
Masing-Masing adalah 2 menit, 4menit dan 6 menit
120
100
2 menit
80
4 menit
60 6 menit
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu (menit)
Gambar 4.6 Kecepatan Denyut Jantung Pada Kecepatan 6 km/jam dengan Waktu
Masing-Masing adalah 2 menit, 4menit dan 6 menit
2
Y = 1,80411 − 0,0229038 X + 4,71733.10 −4 X
Untuk nilai konsumsi oksigen diperoleh dengan menggunakan rumus berikut ini:
KE
Konsumsi Oksigen (KO) =
4 .8
1.2785
Konsumsi Oksigen (KO) =
4. 8
Konsumsi Oksigen = 0,26635 liter menit
T (K − S )
R=
K − 1,5
Dimana:
R = Waktu istirahat (menit)
T = Total waktu kerja
K = Energi yang dikeluarkan dalam bekerja (Kcal/menit)
S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan (kcal/menit)
Very Heavy 10.0 – 12.5 4800 – 6000 150 – 175 2.0 – 2.5
2(3.9868 − 3,75)
=
3.9868 − 1,5
= 0.1904 menit
4.2 Analisis
Pada saat operator melakukan aktivitas kerja, dihitung besar denyut
jantung dan temperatur tubuh. Dari hasil pengambilan data tersebut dianalisa
kecepatan rata-rata denyut jantung, perubahan temperatur, konsumsi energi dan
konsumsi oksigen, dan perbandingan recovery percobaan (Rp) dengan recovery
teoritis (Rt).
Tabel 4.7 Perbandingan Waktu Recovery Teoritis (Rt) dengan Recovery Percobaan (Rp)
Kecepatan
Waktu
2 Km/Jam 4 Km/Jam 6 Km/Jam
(menit)
Rt Rp Kesimpulan Rt Rp Kesimpulan Rt Rp Kesimpulan
2 1.82 1 Rt > Rp 0.991 2 Rt < Rp 0.569 2 Rt < Rp
4 0.3308 2 Rt < Rp 2.441 1 Rt > Rp 0.969 2 Rt < Rp
6 0.256 1 Rt < Rp 0.9916 2 Rt < Rp 0.811 2 Rt < Rp
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa terdapat 2 data yang
menunjukkan denyut jantung percobaan lebih kecil dari denyut jantung teoritis
yang berarti operator itu melakukan pekerjaan dengan rileks. Terdapat 7 data yang
menunjukkan denyut jantung percobaan lebih besar dari denyut jantung teoritis
yang berarti operator tidak nyaman melakukan aktivitas tersebut. Maka dapat
disimpulkan bahwa operator tidak bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya dengan
mengkonsumsi minuman penambah ion tubuh dan pengaturan pernapasan yang
kadang baik dan kadang kurang baik, serta kurangnya istirahat.