Makalah Kebijakan Bisnis Koreksi
Makalah Kebijakan Bisnis Koreksi
KEBIJAKAN PERUSAHAAN
TUGAS KELOMPOK
DISUSUN OLEH:
Hal
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I LANDASAN TEORI……………………………………… 1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 13
BAB I
LANDASAN TEORI
B. Kebijakan Bisnis
Kebijakan atau policy dalam suatu organisasi merupakan pedoman
umum untuk melakukan kegiatan ataupun keputusan dari orang-orang yang ada
dalam organisasi tersebut. Kebijakan biasanya berupa suatu pernyataan yang
dapat memberikan pedoman kepada anggota organisasi tentang bagaimana
hendaknya mereka bertindak dalam suatu situasi tersentu. Suatu situasi yang
spesifik sering kali membuat seseorang sulit untuk mengambil langkah secara
pasti jika tidak ada ketentuan dari pihak atasan yang bisa digunakan karena
menyangkut aktivitas bisnis perusahaan secara keseluruhan. Adanya pedoman
semacam itu amatlah diperlukan.
Sebagai salah satu aspek dalam administrasi bisnis menurut Cristensen ,
Andrews, dan Bower (dalam Djamhur dan zainul, 2015: 1.2) kebijakan bisnis
merupakan suatu studi tentang fungsi dan tanggung jawab pemimpin umum
perusahaan serta problema yang mempengaruhi karakter dan keberhasilan
perusahaan secara keseluruhan. Permasalahan kebijakan dalam bisnis akan
menyangkut beberapa kegiatan (aktivitas), misalnya aktivitas pemilihan tujuan,
pembentukan karakter organisasi, penentuan apa yang perlu di kerjakan mobilisasi
sumber daya untuk mencapai tujuan dalam situasi persaingan.
Selain itu, Prof. Dr. H. Faisal Afiff, Spec.Lic (2015) menjelaskan bahwa
“kebijakan bisnis adalah pedoman yang dikembangkan oleh suatu organisasi
unntuk mengatur tindakan-tindakan bisnis. Dengan mendefinisikan batas-batas
dimana keputusan bisnis harus dibuat”. Kebijakan bisnis juga berkaitan dengan
akuisisi sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Begitu pula halnya,
kebijakan bisnis mendefinisikan ruang lingkup atau bidang dimana suatu
keputusan dapat diambil juga oleh para bawahan dalam suatu organisasi. Atau
dengan kata lain, suatu pedoman yang memungkinkan manajemen pada tingkatan
yang lebih rendah (bawahan) dapat menangani sejumlah isu dan fenomena relevan
tanpa harus selalu berkonsultasi dengan manajemen pada tingkatan yang lebih
atas dalam setiap kali pengambilan keputusan. Kebijakan bisnis juga berbicara
tentang peran, fungsi, wewenang dan tanggung jawab dari jajaran manajemen
tingkat atas dalam menanggapi sejumlah isu dan fenomena signifikan yang
mempengaruhi keputusan dan keberhasilan suatu organisasi dalam jangka
panjang.
Suatu kebijakan bisnis yang efektif perlu memiliki sejumlah fitur yang
spesifik dan jelas, sehingga tidak menyulitkan dalam implementasinya, yakni:
Hindari penggunaan jargon dan konotasi kata yang hanya akan mengundang
kesalahpahaman interpretasi terhadap kebijakan tersebut. Dengan kata lain, suatu
kebijakan perlu difahami secara sama dan seragam sehingga dapat dikuti secara
efisien dan efektif oleh para pekerja; Kebijakan perlu dibuat sesederhana
mungkin, sehingga mudah dipahami oleh semua orang di dalam organisasi;
Kebijakan perlu dibuat lengkap dan memiliki cakupan yang luas (inklusif dan
komprehensif); Suatu kebijakan harus dapat diterjemahkan secara fleksibel
kedalam langkah operasional dan aplikatif. Hal ini tidak berarti bahwa suatu
kebijakan bisa gampang diubah, melainkan bahwa suatu kebijakan perlu memiliki
ruang lingkup yang luas, sehingga memberikan kepastian pada para manajer lini
untuk menggunakannya dalam skenario berulang pada kegiatan rutin organisasi;
dan Suatu kebijakan harus bersifat stabil, sehingga tidak menyebabkan keraguan
dan ketidakpastian dalam pikiran para pekerja yang akan mengikutinya sebagai
pedoman dan panduan.
No KEBIJAKAN STRATEGI
5. Suatu kebijakan adalah apa yang bisa Sementara strategi adalah metodologi
dan tidak bisa dilakukan yang digunakan untuk mencapai
tujuan atau target seperti yang telah
ditetapkan oleh suatu kebijakan.
Tentu saja tidak semua orang mengerti mengapa suatu kebijakan dibuat.
Sejumlah orang mungkin melihat kebijakan hanyalah sebagai keangkuhan
birokrasi. Namun harus diakui, bahwa pada kenyataannya, keberadaan kebijakan
dapat memberikan banyak manfaat asalkan mereka ditulis dengan baik dan selalu
up to date. Adapun sejumlah manfaat dari kebijakan formal meliputi, yakni:
Para pembuat kebijakan dalam organisasi bisa terdiri dari dewan direksi,
komite manajemen atau para eksekutif, yang merintis proses pembentukan
kebijakan secara hati-hati. Dalam hal ini, para pembuat kebijakan harus terlibat
dalam proses konsultasi. Disamping itu banyak informasi yang bisa diperoleh
dengan mendengarkan pendapat orang lain, atau bisa melalui monitoring, survei
dan penelitian. Peran pembuat kebijakan akan bertindak sebagai inisiator
pengumpul informasi melalui konsultasi, survei dan penelitian, dan sekaligus
mempromosikan apa saja tindakan yang disukai. Beberapa keterampilan yang
diperlukan untuk memastikan pengembangan kebijakan yang efektif adalah:
Jika kita merasa bahwa waktu untuk proses konsultasi telah cukup, dan
konsultasi dianggap sudah selesai, maka langkah berikutnya adalah
mempersiapkan rancangan kebijakan. Draft kebijakan yang sudah selesai harus
diedarkan kepada para pemangku kepentingan kunci, dan bisa diterbitkan dalam
suatu buletin dan situs web organisasi, guna dibahas dalam suatu forum atau
pertemuan lebih lanjut. Dalam kesempatan ini, pendapat para pemangku
kepentingan sangat berharga sebagai kata kunci, sekaligus memperjelas makna
dan melakukan penyesuaian terhadap kebijakan sebelum dianggap final. Ketika
koordinasi dari proses pengembangan kebijakan cukup memuaskan, dimana
semua masalah dan kekhawatiran tentang kebijakan telah ditayangkan dan
ditangani, maka tibalah gilirannya untuk menyelesaikan kebijakan tersebut.
Suatu dokumen kebijakan akhir harus secara resmi diadopsi oleh manajemen
(komite manajemen) organisasi.
Setelah dilakukan adopsi formal, maka seluruh kebijakan tersebut harus
dikomunikasikan secara luas ke seluruh tingkatan organisasi dan para
stakeholders. Demikian pula, seperangkat pelatihan mungkin perlu dilakukan
guna memastikan bahwa seluruh orang dalam organisasi sepenuhnya menerima
dan memahami informasi tentang kebijakan dan mampu mengimplemen-
tasikannya. Suatu kebijakan akan gagal jika tidak dikomunikasikan dengan baik.
Pada akhirnya, implementasi dari suatu kebijakan harus dipantau dan mungkin
masih memerlukan beberapa penyesuaian lebih lanjut. Dengan kata lain, perlu
ditetapkan waktu atau tanggal kapan suatu kebijakan perlu ditinjau ulang,
mungkin bisa ditetapkan dalam satu tahun sekali atau dalam interval setiap tiga
tahun sekali dan hal ini tergantung dari sifat kebijakan itu sendiri.
Kita menetapkan kebijakan sebagai pijakan untuk dilakukannya suatu keputusan
strategik bagi organisasi bisnis kita, disamping dipandu oleh visi, misi, tujuan
dan sasaran, tentang ruang lingkup bisnis kita, sekaligus memanfaatkan sumber
daya, atau leveraging dari sumber daya di seluruh organisasi, yang ditunjang oleh
struktur, sistem, dan proses organisasi. Tidak ada suatu upaya strategikal tunggal
terbaik, namun sejumlah upaya strategikal harus mampu menciptakan nilai
tambah yang dapat dikembangkan berdasarkan konfigurasi yang berbeda dari
berbagai komponen strategik organisasi. Upaya strategikal beserta sejumlah
argumen teoretiknya telah berevolusi dari waktu ke waktu dalam menanggapi
tekanan lingkungan eksternal maupun internal organisasi.
Kebijakan adalah mekanisme untuk mengendalikan perilaku organisasi dengan
mengatur perilaku sejumlah orang yang bekerja dalam organisasi itu. Suatu
kebijakan dibuat guna memastikan bahwa dalam situasi tertentu, para
pekerja akan berperilaku sesuai dengan tatanan (anjuran) yang telah dibuat dan
mudah diprediksi, bagi kepentingan, keteraturan dan keseimbangan organisasi
terbaik beserta para pekerja yang berada didalamnya. Tentu saja perlu ada alasan
mengapa suatu kebijakan ada, artinya suatu kebijakan tidak dirumuskan kecuali
dianggap perlu atau memiliki manfaat. Dengan kata lain, suatu kebijakan dibuat
untuk suatu tujuan tertentu dan kebijakan tersebut sering dinyatakan sebagai
“prinsip-prinsip yang mendasari” kegiatan organisasi. Contohnya, suatu prinsip
guna mendukung kebijakan service quality yang dibuat untuk melindungi merek
suatu produk tertentu.
Sampai saat ini, tidak ada metode pengganti untuk survei, penelitian dan
konsultasi dalam mengembangan kebijakan yang efektif. Guna mencapai tujuan
strategikal dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan organisasi, beberapa
langkah perlu dilakukan, yakni:
Hamid, Djamhur dan Arifin, Zainul. 2015. Kebijakan Bisnis Edisi 2. Tanggerang
Selatan: ISBN.
Kamisa. 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesi. Surabaya: Cahaya Agency
SMB Binus. 2016. Kebijakan Bisnis [online]. Available from:
http://sbm.binus.ac.id/2015/01/17/kebijakan-bisnis-bagian-1/ [Accessed 3
Mei 2017]
Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.