Anda di halaman 1dari 13

Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-ISSN :

254-3198

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK


DALAM MEMBAYAR PAJAK KENDARAAN BERMOTOR
( STUDI EMPIRIS PADA KANTOR UPPD / SAMSAT BREBES )

Asrofi Langgeng Noerman Syah1, Krisdiyawati2


Email : 1asrofilanggeng@gmail.com, 2kris.diyawati@gmail.com
Politeknik Harapan Bersama Tegal

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor pada Kantor UPPD/SAMSAT Brebes.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan pajak, pelayanan pajak, sanksi
pajak, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu kuesioner, observasi, wawancara dan studi pustaka. Sampel yang digunakan adalah wajib pajak
kendaraan bermotor yang terdaftar di Kantor UPPD/SAMSAT sejumlah 135 orang dengan metode
pengambilan sampel adalah purposive sampling. Metode analisa data yang digunakan adalah uji
regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pelayanan pajak, sanksi pajak dan tingkat penghasilan berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor pada UPPD/SAMSAT Brebes.
Sedangkan pengetahuan pajak dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor pada UPPD/SAMSAT Brebes.

Kata Kunci: Pengetahuan Pajak, Pelayanan Pajak, Denda Pajak, Tingkat Pendidikan, Tingkat
Pendapatan, Kepatuhan Wajib Pajak

Abstrack

This study aims to determine the factors - factors that affect taxpayer compliance in paying motor
vehicle tax at the Office of UPPD / SAMSAT Brebes. The variables used in this research are tax
knowledge, tax service, tax sanction, education level and income level. Methods of data collection in
this study are questionnaires, observation, interviews and literature study. The sample used is the
motor vehicle taxpayers registered in the Office of UPPD / SAMSAT of 135 people with the sampling
method is purposive sampling. The data analysis method used is multiple linear regression test using
SPSS version 22 program. The results showed that tax service, tax sanction and income level have
significant effect to taxpayer compliance in paying motor vehicle tax at UPPD / SAMSAT Brebes.
While the tax knowledge and education level does not significantly affect taxpayer compliance in
paying motor vehicle tax at UPPD / SAMSAT Brebes

Keywords: tax knowledge, tax service, tax penalties, level of education, level of income, taxpayer’s
compliance

65
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

PENDAHULUAN dalam pembayaran bagi orang pribadi atau


Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) badan yang memiliki dan/atau menguasai
merupakan jenis Pajak Provinsi yang kendaraan bermotor. Menurut Gunadi, 2005
merupakan bagian dari Pajak Daerah. Menurut (dalam Vivi Yulian Sari dan Neri Susanti,
UU No. 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka 12 dan 2013), pengertian kepatuhan pajak (tax
13, Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak compliance) adalah bahwa wajib pajak
atas kepemilikan dan/atau penguasaan mempunyai kesediaan untuk memenuhi
kendaraan bermotor.4 Pemungutan pajak kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan-
kendaraan bermotor merupakan jenis aturan yang berlaku tanpa perlu diadakan
pemungutan yang sudah lama dilakukan oleh pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan
pemerintah. Pajak Kendaraan Bermotor sangat ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik
berpengaruh terhadap pendapatan asli daerah hukuman maupun administrasi.6
yang merupakan pendapatan terbesar dari Masalah kepatuhan wajib pajak adalah
sektor pajak daerah. Oleh karena itu, masalah yang penting di seluruh dunia, baik
pemerintah daerah provinsi hendaknya itu di negara maju maupun di negara
berusaha secara maksimal untuk berkembang. Hal ini karena jika wajib pajak
meningkatkan pendapatan dari sektor pajak tidak patuh maka akan menimbulkan
daerah ini. Hal ini karena dengan tingginya keinginan untuk melakukan tindakan
pendapatan dari pajak daerah tersebut maka penghindaran, pengelakan dan pelalaian pajak.
pembiayaan pembangunan fasilitas umum Sistem pemungutan pajak kendaraan bermotor
akan terlaksana dengan baik. Salah satu cara di Indonesia sendiri menganut Official
untuk meningkatkan pendapatan dari sektor Assessment System, dimana wewenang untuk
pajak kendaraan bermotor adalah pemerintah menentukan besarnya pajak terutang berada
daerah provinsi hendaknya berupaya untuk pada pemerintah (fiskus). Dengan demikian
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. kepatuhan sukarela dari wajib pajak menjadi
Menurut Keputusan Menteri Keuangan tujuan dari sistem ini (Vivi Yulian Sari dan
No : 544/KMK.04/2000, menyatakan bahwa Neri Susanti, 2013)6
kepatuhan perpajakan adalah tindakan Wajib Jumlah penduduk yang semakin
Pajak dalam pemenuhan kewajiban bertambah maka akan berdampak terhadap
perpajakannya sesuai dengan ketentuan jumlah peneriman negara dan daerah dari
peraturan perundang-undangan dan peraturan sektor pajak. Akan tetapi, banyaknya
pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam masyarakat yang menggunakan kendaraan
suatu negara.5 Kepatuhan membayar pajak bermotor belum tentu dapat meningkatkan
kendaraan bermotor merupakan ketepatan pendapatan daerah apabila tidak didukung

66
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

dengan kepatuhan masyarakat dalam perpajakan yang terjadi di Negara ini. Kondisi
membayar pajak kendaraan bermotor. tersebut dapat mempengaruhi kepatuhan wajib
Kepatuhan wajib pajak dapat dipengaruhi oleh pajak, karena wajib pajak tidak ingin pajak
beberapa faktor, yaitu kondisi sistem yang dibayarkannya disalahgunakan oleh
administrasi perpajakan suatu Negara, aparat yang tidak bertanggung jawab (Arum,
pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum 2012 dalam Ummah, 2015)2. Oleh karena itu
perpajakan, pemeriksaan pajak, dan tarif pajak diperlukan pengetahuan mengenai perpajakan
(Devano dan Rahayu, 2006:112 dalam Isnaini, yang baik, agar wajib pajak lebih mengerti
2015)7. akan manfaat pajak, baik bagi kesejahteraan
Selain itu, menurut Aristanti diri sendiri maupun untuk pembangunan
Widyaningsih (dalam Vivi Yulian Sari dan Negara (Ummah, 2015)2
Neri Susanti, 2013) mengemukakan bahwa Kesadaran wajib pajak dapat dilihat dari
ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesungguhan dan keinginan wajib pajak untuk
kepatuhan wajib pajak yaitu pemahaman memenuhi kewajibannya. Kesadaran wajib
terhadap sistem Self Assessment, kualitas pajak atas perpajakan sangat diperlukan untuk
pelayanan, tingkat pendidikan, tingkat meningkatkan kemauan membayar pajak
penghasilan dan persepsi wajib pajak terhadap (Hardiningsih, 2011 dalam Ummah, 2015)2.
sanksi perpajakan. Apabila semua faktor- Jika jumlah kendaraan bermotor mengalami
faktor tersebut dapat diaplikasikan dalam peningkatan dan tidak diimbangi dengan
sistem perpajakan, maka bukan hal yang kesadaran dan kepatuhan wajib pajak dalam
mustahil kepatuhan perpajakan dapat membayar pajak, maka hal ini dapat
6
terwujud. menyebabkan tunggakan dan denda yang
Faktor yang tidak kalah penting dalam cukup besar (Ummah, 2015)2. Oleh karena itu
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah masyarakat Indonesia harus sadar, dengan
pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh semakin menikmati hasil pembangunan maka
wajib pajak. Menurut Aziza (2011) bahwa tanggung jawab masyarakat dalam
Pengetahuan perpajakan tidak hanya berisi pelaksanaan pembangunan semakin besar.
tentang kewajiban wajib pajak, namun juga Kesadaran akan tanggung jawab ini menjadi
terdapat penjelasan tentang pentingnya pajak yang fundamental dalam pembangunan dan
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara agar diharapkan kepatuhan wajib pajak dapat
menimbulkan kesadaran diri dalam diri wajib diwujudkan (Sugiyono, 2006 dalam Rizki
pajak (Arahman, 2012 dalam Ummah, 2015)2. Amalia dkk, 2016)1.
Kekhawatiran masyarakat dalam membayar Sanksi pajak harus diberikan bagi para
pajak disebabkan karena banyaknya kasus pelanggar pajak agar peraturan perpajakan

67
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

dipatuhi. Sanksi perpajakan adalah faktor lain Ketetapan Pajak Daerah (SKPB) (Rizki
1
yang dapat meningkatkan kepatuhan wajib Amalia dkk, 2016).
pajak kendaraan bermotor. Menurut Kantor UPPD/SAMSAT Brebes sebagai
Mardiasmo (2011) menyatakan bahwa Sanksi tempat bagi wajib pajak kendaraan bermotor
Perpajakan merupakan jaminan bahwa membayar pajak, selalu berusaha memberikan
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan pelayanan publik yang berkualitas dan terbaik
Perpajakan (Norma Perpajakan) akan dituruti/ agar meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
ditaati/ dipatuhi, atau dengan kata lain sanksi Menurut Gronroos bahwa pelayanan adalah
perpajakan merupakan alat pencegah usaha aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
(preventif) agar wajib pajak tidak melanggar bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba)
8
Norma Pajak. Banyaknya wajib pajak yang yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi
menunggak Pajak kendaraan bermotor antara konsumen/pemohon dengan karyawan
menunjukkan masih rendahnya sanksi yang atau hal-hal lain yang disediakan oleh instansi
dikenakan kepada para penunggak pajak. pemerintah pemberi pelayanan yang
Sanksi yang tegas harus diberlakukan untuk dimaksudkan untuk memecahkan
mencegah ketidakpatuhan dan mendorong permasalahan konsumen atau
wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pemohon.(Ratminto,2006 dalam Isnaini,
7
membayar pajaknya. Wajib pajak akan 2015) . Pajak kendaraan online SAMSAT
memenuhi kewajiban perpajakannya bila Brebes merupakan salah satu pelayanan yang
memandang bahwa sanksi perpajakan akan disediakan oleh kantor UPPD/SAMSAT
lebih merugikannya (Jatmiko, 2006 dalam Brebes. Layanan ini diadakan dengan tujuan
2
Ummah, 2015) . Wajib pajak mayoritas untuk memudahkan wajib pajak dalam
membayar lima tahun sekaligus bahkan ada membayar pajak kendaraan bermotornya.
juga yang sama sekali tidak membayar karena Pemberian pelayanan yang baik oleh petugas
tidak diimbangi dengan sanksi perpajakan pajak akan memunculkan perasaan senang dan
yang tegas sehingga menyebabkan wajib pajak puas yang dapat memicu motivasi dan
menganggap sepele kewajibannya. Penegakan kepatuhan wajib pajak.
hukum dalam perpajakan kendaraan bermotor Berdasarkan hasil observasi awal di
diwujudkan melalui pemberian suatu sanksi UPPD/SAMSAT Brebes pada tanggal 25
yaitu berupa pengenaan sanksi administrasi Januari 2017 menunjukkan bahwa jumlah
pajak kendaraan bermotor kepada wajib pajak penerimaan pajak yang tepat waktu pada tahun
yang tidak melakukan pembayaran sesuai 2016 berada pada persentase 70% dari jumlah
jatuh tempo yang terdapat pada Surat keseluruhan penerimaan pajak, dan jumlah
tunggakan pajak kendaraan bermotor tahun

68
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

2016 mencapai 21 milyar dan tunggakan pajak METODE PENELITIAN


kendaraan bermotor periode Januari 2017 – Desain penelitian ini adalah penelitian
Maret 2017 sejumlah 8 Milyar. Hal ini kuantitatif, dimana penelitian ini memiliki satu
menunjukkan kesadaran wajib pajak masih variabel dependen dan lima variabel
sangat rendah, yang dapat dilihat dari jumlah independen. Variabel dependen yang
penerimaan dan tunggakan Pajak Kendaraan digunakan dalam penelitian ini adalah
Bermotor di Kantor UPPD/SAMSAT Brebes. kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak
Jumlah penerimaan Pajak Kendaraan kendaraan bermotor. Sedangkan variabel
Bermotor dan perkembangan jumlah independen dalam penelitian ini adalah
kendaraan bermotor mengalami peningkatan pengetahuan pajak, pelayanan pajak, sanksi
namun tidak diimbangi dengan kesadaran dan pajak, tingkat pendidikan dan tingkat
kepatuhan wajib pajak terhadap pemenuhan penghasilan. Jenis data yang digunakan adalah
kewajibannya dalam membayar pajak, yang data kuantitatif dan sumber data yang
tercermin dari jumlah tunggakan yang cukup digunakan adalah data primer dalam bentuk
besar pada Kantor UPPD/SAMSAT Brebes. persepsi responden (subjek) penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk Pengambilan data menggunakan survey
memberikan bukti empiris mengenai berbagai langsung dan instrumen yang di gunakan
faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib adalah kuesioner (angket). Kuesioner yang
pajak dalam membayar pajak kendaraan digunakan disusun sendiri oleh peneliti
bermotor pada Kantor UPPD/SAMSAT berdasarkan teori yang terkait.
Brebes. Populasi dalam penelitian ini adalah
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti wajib pajak kendaraan bermotor yang terdaftar
tertarik untuk melakukan penelitian terkait pada Kantor UPPD/SAMSAT Brebes
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak sejumlah 293.000 orang. Pemilihan sampel
kendaraan bermotor, sehingga dapat berdasarkan metode purposive sampling.
dirumuskan sebuah permasalahan dalam Adapun kriteria dalam penelitian ini, yaitu :
penelitian ini adalah faktor – faktor apa 1. Wajib pajak yang memiliki kendaraan
sajakah yang mempengaruhi kepatuhan wajib bermotor yang terdaftar pada Kantor
pajak dalam membayar pajak kendaraan UPPD/SAMSAT Brebes.
bermotor pada Kantor UPPD/SAMSAT 2. Wajib pajak yang melakukan pembayaran
Brebes? pajak kendaraan bermotor pada periode
bulan Maret 2017
3. Wajib pajak kendaraan bermotor yang
bersedia mengisi kuesioner penelitian

69
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

Berdasarkan kriteria tersebut maka Data yang diperoleh adalah kuesioner


didapatkan sampel sebanyak 135 sampel yang telah diisi oleh wajib pajak kendaraan
sehingga total kuesioner yang akan diolah bermotor yang terdaftar di Kantor
sejumlah 135. Instrumen penelitian ini diukur UPPD/SAMSAT Brebes. Kuesioner
menggunakan model Skala Likert 5 poin. disebarkan secara langsung kepada sampel
Instrumen yang digunakan untuk mengukur penelitian. Kuesioner yang disebarkan terdapat
semua variabel berjumlah 24 pertanyaan. beberapa kuesioner yang tidak dapat
Sebelum di analisis maka kuesioner terlebih digunakan dalam penelitian.
dahulu dilakukan uji validitas dan uji reabilitas Tabel 1 Distribusi Kuesioner Penelitian
agar kuesioner tersebut dikatakan valid. Keterangan Jumlah Kuesioner

Metode analisis data yang digunakan Jumlah kuesioner yang disebar 150
Kuesioner yang kembali 143
dalam penelitian ini adalah analisis regresi
Kuesioner yang tidak kembali 7
linier berganda yang menggunakan program
Kuesioner yang tidak lengkap 8
SPSS versi 22. Persamaan regresi linier
Sampel akhir yang digunakan 135
berganda digambarkan dalam bentuk sebagai
berikut :
Hasil uji validitas untuk masing –
Y = a + B1X1 + B2X2 + B3X3 + B4X4 + B5X5 +
masing pertanyaan dalam variabel yang
e
digunakan dalam penelitian ini dapat
Keterangan :
dijelaskan dalam tabel 2 berikut ini
Y = Kepatuhan Wajib Pajak
a = konstanta
Tabel 2 Hasil Uji Validitas
X1 = Pengetahuan Pajak
Nomor Pearson Signifikan
X2 = Pelayanan Pajak Pertanyaan Correlation
Pengetahuan Pajak
X3 = Sanksi Pajak 1 0,535 0,000
X4 = Tingkat Pendidikan 2 0,751 0,000
3 0,809 0,000
X5 = Tingkat Penghasilan 4 0,747 0,000
5 0,514 0,000
B1 = koefisien regresi X1
Pelayanan Pajak
B2 = koefisien regresi X2 1 0,646 0,000
2 0,625 0,000
B3 = koefisien regresi X3 3 0,559 0,000
B4 = koefisien regresi X4 4 0,602 0,000
5 0,607 0,000
B5 = koefisien regresi X5 Sanksi Pajak
1 0,687 0,000
e = kesalahan estimasi 2 0,746 0,000
3 0,618 0,000
4 0,733 0,000
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Pendidikan

70
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

1 0,774 0,000 Negative -,066


2 0,839 0,000 Test Statistic ,066
3 0,804 0,000 Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c
Tingkat Penghasilan
1 0,579 0,000
2 0,671 0,000 Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4
3 0,725 0,000
Kepatuhan Wajib Pajak diatas menggunakan analisis statistik dengan
1 0,713 0,000 Uji Kolmogorov Smirnov Test menunjukkan
2 0,698 0,000
3 0,666 0,000 hasil 0,200 > 0,05 sehingga dikatakan data
4 0,490 0,000
berdistribusi normal.
Hasil uji multikolinearitas dalam
Berdasarkan tabel 2 diatas maka dapat
penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel 5
diketahui bahwa semua pertanyaan dalam
berikut ini
variabel penelitian ini dinyatakan valid karena
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas
memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Collinearity Statistics
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian Model Tolerance VIF
1(Constant)
ini dapat dijelaskan dalam tabel 3 berikut ini
Pengetahuan Pajak ,643 1,556
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Pelayanan Pajak ,857 1,167
Variabel Cronbach’s Alpha Sanksi Pajak ,697 1,434
Pengetahuan Pajak 0,822 Tingkat Pendidikan ,675 1,481
Pelayanan Pajak 0,760 Tingkat Penghasilan ,896 1,116
Sanksi Pajak 0,815
Tingkat Pendidikan 0,877
Tingkat Penghasilan 0,731 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada
Kepatuhan Wajib Pajak 0,759 tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa variabel
independen dalam penelitian ini memiliki
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat
nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10
diketahui bahwa semua variabel dalam
sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi
penelitian ini memiliki nilai Cronbach’s Alpha
masalah multikolinearitas antara varaiabel
lebih dari 0,60 sehingga dapat dikatakan
independen dalam model regresi.
bahwa data tersebut reliabel.
Hasil uji heterokedastisitas dalam
Hasil uji normalitas dalam penelitian
penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel 6
ini dapat dijelaskan pada tabel 4 berikut ini
berikut ini
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas
Tabel 6 Hasil Uji Heterokedastisitas
Standardize
d Residual
N 135 Model Sig.
Normal Mean ,0000000 1 (Constant) ,000
Parametersa,b Std. Pengetahuan Pajak ,238
,98116592
Deviation Pelayanan Pajak ,119
Most Extreme Absolute ,066 Sanksi Pajak ,402
Differences Positive ,037

71
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

Tingkat Pendidikan ,820 Berdasarkan hasil uji t (parsial) pada


Tingkat Penghasilan ,416
tabel 8 diatas dapat diketahui bahwa variabel
pelayanan pajak memiliki nilai signifikansi
Berdasarkan hasil uji
sebesar 0,023 , variabel sanksi pajak memiliki
heterokedastisitas dengan uji glejser
nilai signifikansi sebesar 0,038 dan tingkat
menunjukan nilai Sig. variabel independen
penghasilan memiliki nilai signifikansi sebesar
dalam penelitian ini lebih besar dari nilai alpha
0,012. Hal ini menunjukan bahwa ketiga
0,05 yang berarti model regresi tidak terjadi
variabel tersebut memiliki nilai signifikansi <
gejala heterokedastisitas.
taraf signifikansi 0,05, yang berarti Ho ditolak
Hasil uji autokorelasi dalam penelitian
dan Ha diterima sehingga pelayanan pajak,
ini dapat dijelaskan pada tabel 7 berikut ini
sanksi pajak dan tingkat penghasilan
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
Standardized
Residual wajib pajak kendaraan bermotor pada Kantor
a
Test Value ,08958 UPPD/SAMSAT Brebes. Sedangkan variabel
Cases < Test Value 67
Cases >= Test Value
pengetahuan pajak memiliki nilai signifikansi
68
Total Cases 135 sebesar 0,091 dan tingkat pendidikan memiliki
Number of Runs 64 nilai signifikansi sebesar 0,094. Hal ini
Z -,777
menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut
Asymp. Sig. (2-tailed) ,437
memiliki nilai signifikansi > taraf signifikansi
Berdasarkan hasil analisis uji autokorelasi
0,05, yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak
menggunakan Runt Test menunjukkan nilai
sehingga variabel pengetahuan pajak dan
Asym. Sig (2-tailed) sebesar 0,437 lebih besar
tingkat pendidikan tidak berpengaruh
dari alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
bahwa model regresi tidak mengandung gejala
kendaraan bermotor pada Kantor
autokorelasi.
UPPD/SAMSAT Brebes.
Hasil uji t dalam penelitian ini dapat
Hasil uji F dalam penelitian ini dapat
dijelaskan pada tabel 8 berikut ini
dijelaskan pada tabel 9 berikut ini
Tabel 8 Hasil Uji t
Tabel 9 Hasil Uji F
Model Sig.
(Const) ,000 Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
Pengetahuan Pajak ,091
Regression 3,625 5 ,725 12,750 ,000b
Pelayanan Pajak ,023 Residual 7,335 129 ,057
Sanksi Pajak ,038 Total 10,960 134
Tingkat Pendidikan ,094
Tingkat Penghasilan ,012
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 9 diatas
dapat diketahui bahwa variabel pengetahuan

72
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

pajak, pelayanan pajak, sanksi pajak, tingkat kendaraan bermotor. Hasil penelitian ini
pendidikan dan tingkat penghasilan memiliki sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini Muslikhatun Ummah (2015) yang menyatakan
menunjukkan variabel tersebut memiliki nilai bahwa pengetahuan perpajakan tidak
signifikansi < taraf signifikansi 0,05, yang mengalami pengaruh yang signifikan terhadap
berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di
variabel pengetahuan pajak, pelayanan pajak, Kabupaten Semarang.
sanksi pajak, tingkat pendidikan dan tingkat Hasil pengujian hipotesis variabel
penghasilan berpengaruh secara simultan dan pelayanan pajak menunjukkan nilai
signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak signifikansi sebesar 0,023 yang berarti lebih
kendaraan bermotor pada Kantor kecil dari 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa
UPPD/SAMSAT Brebes. Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa pelayanan
Hasil pengujian hipotesis variabel pajak secara parsial berpengaruh signifikan
pengetahuan pajak menunjukkan nilai terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
signifikansi sebesar 0,091 yang berarti lebih membayar pajak kendaraan bermotor pada
besar dari 0,05 sehingga dapat diketahui Kantor UPPD/SAMSAT Brebes.. Hal ini
bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa menunjukkan bahwa wajib pajak kendaraan
pengetahuan pajak secara parsial tidak bermotor menganggap pelayanan pajak di
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan Kantor UPPD/SAMSAT Brebes sudah baik.
wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya
bermotor pada Kantor UPPD/SAMSAT sarana dan prasarana yang baik pada Kantor
Brebes.. Hal ini menunjukkan bahwa UPPD/SAMSAT Brebes sehingga mendukung
pengetahuan pajak yang dimiliki oleh wajib proses pembayaran pajak kendaraan bermotor.
pajak di Brebes tidak menjamin kepatuhan Selain itu pegawai pada Kantor
wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan UPPD/SAMSAT Brebes telah memberikan
bermotor. Hal ini berarti pengetahuan yang pelayanan yang ramah, adil dan tegas setiap
dimiliki oleh wajib pajak tentang perpajakan saat kepada wajib pajak serta dapat memupuk
masih kurang karena masih ada wajib pajak kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab
yang belum paham atau belum mengetahui membayar pajak. Pelayanan pajak yang
cara menghitung tarif pajak yang dibayarkan. diberikan dilaksanakan dengan cepat dan
Hal ini dapat disebabkan karena pemerintah mudah, tanpa antrian panjang dan tidak
belum melakukan sosialisasi yang lebih terdapat calo yang berkeliaran di sekitar
intensif kepada masyarakat terkait Kantor UPPD/SAMSAT Brebes. Hal ini
pengetahuan perpajakan, khususnya pajak berarti semakin baik pelayanan pajak yang

73
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

diberikan maka wajib pajak akan memilki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan
sikap yang positif dan lebih patuh dalam membayar pajak kendaraan bermotor di
membayar pajak kendaraan bermotor. Namun Kabupaten Karanganyar tahun 2014.
jika pelayanan pajak tidak baik maka akan Hasil pengujian hipotesis variabel
membuat wajib pajak enggan untuk membayar tingkat pendidikan menunjukkan nilai
pajak kendaraan bermotor sesuai dengan signifikansi sebesar 0,094 yang berarti lebih
ketentuan yang berlaku. Hasil penelitian ini besar dari 0,05 sehingga dapat diketahui
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh bahwa Ho diterima. Hal ini berarti bahwa
Isyatir (2015) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan secara parsial tidak
kualitas pelayanan fiskus memiliki pengaruh berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
yang signifikan terhadap kepatuhan membayar wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan
pajak kendaraan bermotor di Kabupaten bermotor pada Kantor UPPD/SAMSAT
Karanganyar tahun 2014. Brebes. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
Hasil pengujian hipotesis variabel pendidikan tidak memiliki peran penting
sanksi pajak menunjukkan nilai signifikansi dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
sebesar 0,038 yang berarti lebih kecil dari 0,05 dalam membayar pajak kendaraan bermotor.
sehingga dapat diketahui bahwa Ho ditolak. Kepatuhan dalam membayar pajak kendaraan
Hal ini berarti bahwa sanksi pajak secara bermotor tidak tergantung pada latar belakang
parsial berpengaruh signifikan terhadap pendidikan yang dimiliki oleh wajib pajak.
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
kendaraan bermotor pada Kantor dimiliki oleh wajib pajak maka tidak akan
UPPD/SAMSAT Brebes. Hal ini menunjukkan menjamin wajib pajak tersebut akan patuh
bahwa wajib pajak menganggap sanksi pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor
akan menambah kerugian bagi dirinya apabila apabila tidak didukung oleh kesadaran diri
tidak membayar pajak kendaraan bermotor wajib pajak itu sendiri.
sehingga dengan adanya sanksi pajak maka Hasil pengujian hipotesis variabel
wajib pajak akan lebih patuh untuk membayar tingkat penghasilan menunjukkan nilai
pajak kendaraan bermotor secara tepat waktu. signifikansi sebesar 0,012 yang berarti lebih
Hal ini berarti semakin tinggi sanksi pajak kecil dari 0,05 sehingga dapat diketahui bahwa
maka akan memberikan dorongan untuk patuh Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa tingkat
dalam membayar pajak kendaraan bermotor. penghasilan secara parsial berpengaruh
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
yang dilakukan oleh Isyatir (2015) yang dalam membayar pajak kendaraan bermotor
menyatakan bahwa sanksi pajak memiliki pada Kantor UPPD/SAMSAT Brebes. Hal ini

74
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

menunjukkan bahwa tingkat penghasilan dalam membayar pajak kendaraan


memiliki peran penting dalam mempengaruhi bermotor pada Kantor UPPD/SAMSAT
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak Brebes.
kendaraan bermotor. Semakin tinggi tingkat 3. Variabel sanksi pajak berpengaruh terhadap
penghasilan yang dimiliki oleh wajib pajak kepatuhan wajib pajak dalam membayar
maka akan memberikan jaminan wajib pajak pajak kendaraan bermotor pada Kantor
untuk patuh membayar pajak kendaraan UPPD/SAMSAT Brebes.
bermotor karena wajib pajak memiliki cukup 4. Variabel tingkat pendidikan tidak
dana untuk membayar besarnya pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
kendaraan bermotor secara tepat waktu. Hal wajib pajak dalam membayar pajak
ini berarti kepatuhan wajib pajak dalam kendaraan bermotor pada Kantor
membayar Pajak Kendaraan Bermotor terkait UPPD/SAMSAT Brebes.
erat dengan besarnya penghasilan wajib pajak 5. Variabel tingkat penghasilan berpengaruh
sehingga wajib pajak dapat memenuhi signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
kewajibannya membayar Pajak Kendaraan dalam membayar pajak kendaraan
Bermotornya. Hasil penelitian ini sejalan bermotor pada Kantor UPPD/SAMSAT
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari Brebes
dan Susanti (2013) yang menyatakan bahwa Berdasarkan kesimpulan diatas maka
tingkat penghasilan berpengaruh terhadap saran yang dapat diberikan adalah sebagai
kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak berikut :
Kendaraan Bermotor (PKB) di UPPP 1. Pihak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Seluma. melalui Kantor UPPD/SAMSAT Brebes
diharapkan dapat meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN pengetahuan pajak kendaraan bermotor

Berdasarkan hasil penelitian dan bagi para wajib pajak melalui sosialisasi

pembahasan maka dapat diambil kesimpulan secara langsung ataupun melalui media

sebagai berikut : massa maupun elektronik terkait

1. Variabel pengetahuan pajak tidak pentingnya membayar pajak tepat waktu,

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan tata cara pembayaran atau penyetoran

wajib pajak dalam membayar pajak pajak, sosialisasi peraturan-peraturan pajak

kendaraan bermotor pada Kantor kendaraan bermotor yang baru.

UPPD/SAMSAT Brebes. 2. Pihak UPPD/SAMSAT Brebes hendaknya

2. Variabel pelayanan pajak berpengaruh meningkatkan pengawasan kepada wajib

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pajak kendaraan bermotor yang belum

75
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

patuh dengan cara melaksanakan operasi [4] Undang - Undang Republik Indonesia Nomor

Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan

(STNK) dijalan sehingga dapat membayar Retribusi Daerah


[5] Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK-
pajak tepat pada jatuh tempo dan bukan
04/2000 Tentang Kriteria Wajib Pajak Yang
membayar pajak setelah tanggal jatuh
Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan
tempo tersebut.
Kelebihan Pembayaran Pajak
3. Pihak UPPD/SAMSAT Brebes diharapkan
[6] Yulian Sari, R.A Vivi dan Neri Susanti. 2013.
dapat terus meningkatkan pelayanan yang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
diberikan terhadap wajib pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar
menghilangkan atau meminimalisir pihak Pajak Kendaraan Bermotor (Pkb) Di Unit
calo yang ada Pelayanan Pendapatan Provinsi (UPPP)

4. Bagi wajib pajak kendaraan bermotor di Kabupaten Seluma. Jurnal Ekombis Review.

Brebes diharapkan selalu taat pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Dehasen Bengkulu
peraturan yang berlaku berupa membayar
[7] Isnaini Nur Isyatir, Anis. 2015. Pengaruh
pajak kendaraan bermotor tepat pada
Kualitas Pelayanan Fiskus Dan Sanksi Pajak
waktunya atau tepat pada tanggal jatuh
Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak
tempo.
Kendaraan Bermotor Di Kabupaten
Karanganyar Tahun 2014. Skripsi.
DAFTAR PUSTAKA Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[1] Amalia, Rizki, dkk. 2016. Pengaruh [8] Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi
Pengenaan Sanksi Administrasi Dan 2011. Penerbit ANDI. Jakarta.
Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Tingkat [9] Undang-Undang Republik Indonesia No. 28
Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan
(Studi pada Kantor Samsat Kabupaten Tata Cara Perpajakan
Bengkalis Riau). Jurnal Administrasi Bisnis [10] Abdul Halim,dkk. 2014. Perpajakan
(JAB) Vol. 31 No. 1 Fakultas Ilmu Konsep,Aplikasi,Contoh,dan Studi Kasus.
Administrasi Universitas Brawijaya Malang Salemba Empat, Jakarta
[2] Ummah, Muslikhatun. 2015. Pengaruh [11] Undang - Undang Nomor 18 Tahun 1997
Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak, tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Pengetahuan Perpajakan Dan Pelayanan [12] Candra Kusuma, Kartika. 2016. Pengaruh
Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman
Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Peraturan Perpajakan, Serta Sanksi
Semarang. Skripsi. Fakultas Ekonomi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Universitas Dian Nuswantoro Semarang Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar Pajak
[3] Resmi, Siti. 2014. Perpajakan : Teori Dan Tahun 2014 (Studi Kasus Pada Wajib Pajak
Kasus. Jakarta. Penerbit Salemba Empat

76
Jurnal AKSI (Akuntansi dan Sistem Informasi) Vol 2 Edisi 1September 2017 p-ISSN : 2528-6145 dan e-
ISSN : 254-3198

Yang Terdaftar Di Kantor Pelayanan [13] Sugiono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. CV.
Penyuluhan Dan Konsultasi Perpajakan Alfabeta. Bandung
Wonosobo). Skripsi. Jurusan Pendidikan [14] Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19,
Negeri Yogyakarta Edisi 5. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang

77

Anda mungkin juga menyukai