Anda di halaman 1dari 15

Dampak Gejala Medan Tinggi Akibat Load Shedding

(Pelepasan Beban) Pada Transformator

Disusun Oleh :

1. Muhammad Mufti Wibowo (18.03.0.001)


2. Ade Arya Poetra (18.03.0.010)
3. Achmad Alif Aldino (18.03.0.030)
4. Denny Febian S (18.03.0.027)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Dampak Gejala
Medan Tinggi Akibat Load Shedding (Pelepasan Beban) Pada Transformator.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Irsyam, S.T., M.Si,
selaku Dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing penyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Dampak Gejala Medan Tinggi Akibat
Load Shedding (Pelepasan Beban) Pada Transformator ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Batam, 29 Oktober 2020

Penyusun
               

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumasan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan Pembuatan Makalah 2
1.5 Manfaat Pembuatan Makalah 2
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI 4


2.1 Kestabilan Sistem Tenaga Listrik 4
2.2 Pelepasan Beban (Load Shedding) Pada Generator 5

BAB III PEMBAHASAN 7


3.1 Tahapan Load Shedding ....................................................................................6
3.2 Dampak Gejala Medan Tinggi Akibat Load Shedding (Pelepasan Beban)
Pada Transformator ...........................................................................................8

BAB IV PENUTUP 11
4.1 Kesimpulan 11
4.2 Saran 11

DAFTAR PUSTAKA 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem tenaga listrik membutuhkan keseimbangan yang terus menerus,


energi pada penggerak awal dengan beban listriknya agar dapat beroperasi
dengan stabil. Beban listrik terus bervariasi seperti misalnya beban penerangan,
peralatan listrik, atau motor-motor listrik. Perubahan sebuah beban mungkin
relative kecil dibandingkan sistem tenaga listrik secara keseluruhan tetapi setiap
kali beban bertambah atau berkurang harus diikuti dengan perubahan daya pada
penggerak awal generator. Jika daya mekanik pada poros penggerak awal tidak
dengan segera menyesuaikan dengan besarnya beban listrik maka frekuensi dan
tegangan akan bergeser dari posisi normal. Keadaan yang lebih buruk dapat
terjadi apabila ada pada sistem seperti pada saluaran transmisi/Sistem
Distribusinya, hilangnya pembangkitan atau beban yang besar. Pada sisi
pembangkit, adanya peralatan kontrol seperti governor pada turbin dan regulator
tegangan diharapkan dapat mengembalikan tegangan dan frekuensi ke posisi
normal atau masih dalam batas-batas yang dapat diterima.Apabila terjadi
ketidakstabilan pada bagian pembangkit listrik dapat mengakibatkan
terganggunya kontinuitas pelayanan daya pada sebagian atau bahkan ke seluruh
konsumen. Beberapa kondisi yang menyebabkan sistem pembangkit menjadi
tidak stabil antara lain gangguan hubung singkat pada saluran
transmisi,pelepasan beban generator, perubahan beban secara tiba-tiba
atauswitchingsaluran. Untuk jenis gangguan ini, terkadang memerlukan tindakan
lebih anjut yang cepat agar tidak terjadi pemadaman total (blackout)dan
membuat sistem kembali stabil serta bekerja secara optimal. Salah satu tindakan
yang dilakukan adalah melakukan pelepasan beban(load shedding)secara
bertahap.

1
   
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian Load Shedding.
2. Menjelaskan Dampak Gejala Medan Tinggi Akibat Load Shedding
(Pelepasan Beban) Pada Transformator.
1.3 Batasan Masalah
Makalah ini hanya akanmembahas mengenai Dampak Gejala Medan
Tinggi Akibat Load Shedding (Pelepasan Beban) Pada Transformator. Tidak
mencakup pembahasan khusus ke ilmu teknik tertentu.
1.4 Tujuan Pembuatan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut
1. Mengetahui pengertian Load Shedding.
2. Mengetahui Dampak Gejala Medan Tinggi Akibat Load Shedding
(Pelepasan Beban) Pada Transformator.
1.5 Manfaat Pembuatan Makalah
Diharapkan dengan adanya makalah Dampak Gejala Medan Tinggi
Akibat Load Shedding (Pelepasan Beban) Pada Transformator ini dapat menjadi
acuan atapun referensi bagi pembaca.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam menyusun laporan ini, penulis berusaha untuk memudahkan dalam
membaca serta memahami laporan yang dibuatnya kepada para pembaca yaitu
dengan menyediakan sistematika penulisan laporan, antara lain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskanlatarbelakang, rumusanmasalah, batasanmakalah,
tujuanpembuatanmakalah, manfaat pembuatan makalah,
dansistematikapenulisan.
Bab II LANDASAN TEORI
Berisikanteori yang menjadidasardalampembahasanmakalah.

2
Bab III PEMBAHASAN
Berisikanmateri yang berlandaskanteoridasar yang dijelaskan di
babsebelumnya, membahasDampak Gejala Medan Tinggi Akibat
Load Shedding (Pelepasan Beban) Pada Transformator.
Bab IV PENUTUP
kesimpulandan saran yang berkaitandenganpembahasan yang
telahdiuraikanpadabab-babsebelumnya.

Daftar Pustaka

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Stabilitas Sistem Tenaga Listrik


Stabilitas sistem tenaga listrik adalah suatu kemampuan sistem tenaga
listrik dengan operasi awal tertentu mendapatkan kembali dan mempertahankan
kondisi operasi dalam sistem setelah mengalami Batas stabilitas sistem.
Batas stabilitas sistem adalah daya-daya maksimum yang mengalir melalui
suatu titik dalam sistem untuk dipertahankan ketika keseluruhan sistem tanpa
menyebabkan hilangnya stabilitas. Gangguan pada sistem tenaga listrik dibagi
menjadi dua, yaitu gangguan kecil dan gangguan besar. Gangguan kecil dalam
bentuk perubahan beban yang terjadi secara kontiyu dan sistem menyesuaikan
dengan perubahan kondisi. Selain itu pada gangguan besar, sistem harus dapat
bertahan dari dalam maupun dari luar sistem, termasuk hubung singkat pada
saluran teransmisi atau lepasnya perasi dari suatu pembangkit.
Dalam ketidakstabilan yang terjadi pada suatu sistem tenaga listrik dapat
terjadi dalam bentuk-bentuk tertentu yang bergantung bentuk gangguan yang
terjadi. tenaga listrik dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat alami dari
ketidakstabilan yang dihasilkan terkait parameter sistem utama, dimana
ketidakstabilan dapat diamati. Selain dua sifat alami diatas terdapat juga sifat
alami yaitu proses dan rentang waktu yang harus diambil untuk menjadi
pertimbangan dalam menentukan kestabilan. Faktor-faktor utama dalam masalah
stabilitas adalah:
PM = Prime Mover G = Generator sinkron
X = Reaktansi saluran SL = Sumbu beban

Gambar 1. Diagram faktor-faktor utama dalam masalah kestabilan

4
2.2 Pelepasan Beban (Load Shedding) pada Generator
Setiap generator atau pembangkit tenaga listrik akan selalu mencoba
menyeimbangkan output daya yang dihasilkan dengan beban yang di gandengnya.
Penggerak utama generator listrik akan mengalami perlambatan pergerakan pada
saat terjadi beban lebih. Apabila sumber pembangkit listrik dalam saluran tenaga
listrik terdiri atas beberapa sumber, maka akan terjadinya daya yang berayun
(beban tidak berimbang diantara pembangkit) dan juga penurunan frekeunsi
listrik yang dihasilkan. Penurunan nilai frekuensi listrik ini akan dapat
membahayakan generator listrik, sebagai contoh pada sistem pembangkit tenaga
panas. Daya output pada pembangkit ini bergantung pada gaya gerak bantu motor
, seperti pompaboiler feed water,perangkat penghancur batu bara, dan perangkat
umpan baliknya. Pada saat frekuensi sistem pembangkit turun, output dari gaya
gerak bantu motor akan mengalami penurunan secara drastis. Hal ini
mempengaruhi jumlah energi input pada generator pembangkit listriknya. Saat
penurunan frekuensi listrik yang dihasilkan terus menurun, pembangkit listrik
akan mengalami keadaan yang berbahaya, karena pada penggunaan yang lama,
turbin uap yang dipergunakan akan rusak. Untuk menghindari pemadaman secara
keseluruhan pada sistem tenaga listrik yang ada,under frequency relays
dipergunakan untuk melakukan pelepasan beban secara bertahap, sesuai dengan
skala prioritas yang telah ditentukan oleh pihak pengelola pembangkit listrik.
Langkah pelepasan ini harus diambil dengan cepat dan dapat mengembalikan
sistem dari kondisi frekuensi rendah, ke kondisi normal. Proses pelepasan beban
dari pembangkit listrik ini disebut Load shedding.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tahapan Load Shedding


Load Shedding atau pelepasan beban merupakan metode yang dilakukan
oleh penyedia layanan suplai energy listrik untuk mengurangi permintaan beban
pada sistim pembangkit listrik untuk waktu sementara dengan mematikan
distribusi energi listrik atau melakukan pemadaman sementara pada wilayah
tertentu. Shutdown atau pemadaman yang disengaja dilakukan pada suatu
wilayah tertentu dengan tujuan untuk mencegah kegagalan jaringan sistim
pembangkit dan distribusi energy listrik secara keseluruhan.Pada perencanaan
pelepasan beban dapat ditentukan terlebih dahulu beban-beban yang akan
dilepaskan, dimana dibagi dalam dua kategori, yaitu :

1. Beban Penting (Essential Load)Beban-beban yang memegang peranan


dalam proses suatu produksi dimana bila terjadi suatu gangguan
dapat merusak atau mengurangi mutu dan hasil produksi tersebut.2.Beban
yang kurang penting (Non Essential Load).Beban-beban yang tidak
mempunyai pengaruh langsung terhadap proses pengolahan
produksi.Pelepasan beban lebih dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara manual (manual load shedding) dan secara otomatis
(Automatic Load Shedding) :
1) Manual load shedding
Pelepasan beban secara manual hanya digunakan dalam
keadaan yang tidak begitu penting atau pada saat Control
Load Shedding tidak bekerja sebagaimana mestinya (tidak dalam
keadaan normal).
2) Automatic Load Shedding
Sistem pelepasan beban otomatis yang seringkali
merupakan perpanjangan relay pengaman generator seperti Under
Frequency Relay(UFR). Beban-beban yang akan dilepas harus
ditentukan dahulu dan akan secara bertahap pada tiap-tiap

6
frekuensi yang telah ditentukan. Masalah pokok dalam
pelepasan beban disebuah sistem :
a) Besar beban yang akan dilepas pertingkat.
b) Menentukan jumlah tahapan pelepasan beban.
c) Kelambatan waktu yang direncanakan pada setiap
waktu pelepasan.
d) Frekuensi dimana setiap tahapan dilepasSalah satu
contoh pengaplikasian sistem Over Load Shedding
adalah untuk mengamankan suatu penghantar.
Dimana OLS akan melepas beban secara otomatis
pada suatu penghantar yang mengalami Over Load
Dikarenakan tindakan Load shedding adalah respon mendesak untuk
keadaan darurat, maka informasi kepada konsumen akan dilakukannya
pemadaman tidak bisa dilakukan. Biasanya Load Shedding dibagi atas beberapa
tahap yang akan beroperasi ketika tahapan dibawahnya mengalami kegagalan.
Secara umum Load Shedding dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :

Untuk sistim yang terintegrasi, load Shedding akan beroperasi secara


otomatis ketika frekuensi berada dibawah 4% dari frekeuensi normal dan
tegangan dibawah 10% dari tegangan normal. Sehingga ketika Load Shedding
tahap 1 aktif, diharapkan frekuensi dan tegangan kembali normal karena beban
telah dikurangi sesuai kelompok beban tahap 1. Load Shedding tahap 2 akan
bereaksi setelah pada setting waktu tertentu nilai frekuensi dan tegangan hasil
load Shedding tahap 1 masih dibawah 4% dan 10%. Begitu seterusnya sampai
terjadinya sistim Islands. Aturan dan pemilihan bebam untuk tiap tahapan Load
Shedding biasanya ditetapkan secara nasional dengan pertimbangan khusus
seperti kendala teknis dilapangan, kepraktisan dan efektifitas serta sensifitas
terhadap dampak ekonomi diwilayah tertentu.

7
3.2 Dampak Gejala Medan Tinggi Akibat Load Shedding (Pelepasan Beban)
Pada Transformator
Gangguan beban lebih bukan merupakan gangguan murni, tetapi bila
dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan.Gangguan beban
lebih sering terjadi terutama pada generator, transformator daya, dan saluran
transmisi. Pada transformator daya bagian sekunder yang menyalurkan energi
listrik pada konsumen akan memutuskan aliran beban melalui relai beban lebih
jika konsumsi tenaga listrik oleh konsumen melebihi kemampuan transformator
tersebut. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi kondisi gangguan beban
lebih yaitu mengoptimalkan kapasitas pembangkit, pelepasan beban (load
shedding), dan pemisahan sistem (islanding).

Penerapan skema pelepasan beban dengan menggunakan OLS pada


transformator yang berfungsi sebagai pengaman agar tidak terjadi overload pada
transformator yang beroperasi yaitu dengan melepaskan sebagian beban atau
memadamkan sebagian beban konsumen sehingga pasokan daya yang melalui
transformator dapat diturunkan hingga ada waktu coolling down untuk
transformator.
Masalah pokok dalam pelepasan beban di sebuah sistem adalah
1. Besar beban yang akan dilepas pertingkat
2. Menentukan jumlah tingkat pelepasan beban
3. Kelambatan waktu yang direncanakan pada setiap waktu pelepasan
4. Frekuensi dimana setiap tingkat dilepas

8
Gambar 2. Over current relay
Rele arus lebih adalah suatu rele yang bekerjanya berdasarkan adanya
kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dalam jangka waktu
tertentu, sehingga rele ini dapat dipakai sebagai pola pengaman arus lebih.Over
Current Relay (OCR) ini berfungsi untuk memproteksi peralatan listrik terhadap
arus lebih yang disebabkan oleh gangguan arus hubung singkat. Selain itu Over
Current Relay (OCR) juga berfungsi untuk mengamankan transformator dari
arus yang melebihi dari arus yang dibolehkan lewat dari transformator tersebut.
Prinsip kerja rele OCR adalah bedasarkan adanya arus lebih yang dirasakan rele,
baik disebabkan adanya gangguan hubung singkat atau overload (beban lebih)
untuk kemudian memberikan perintah trip ke PMT sesuai dengan karakteristik
waktunya
Sebelum melakukan perhitungan arus hubung singkat diperlukan nilai arus
nominal pada transformator dengan menggunakan persamaan.

Untuk menentukan arus hubung singkat pada sisi primer dan sekunder
transformator dapat dihitung menggunakan persamaan.

9
Nilai impedansi sumber dan impedansi transformator dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan

Berdasarkan kondisi terjadinya arus gangguan hubung singkat yang terjadi


pada transformator, maka jenis arus gangguan hubung singkat dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu gangguan hubung singkat sisi primer
dan skunder.Nilai arus gangguan hubung singkat 3 phasa pada sisi primer
transformator ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut.

Sehingga untuk nilai arus gangguan hubung singkat tiga phasa pada sisi
skunder transformator ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut.

BAB IV

10
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Stabilitas sistem tenaga listrik adalah suatu kemampuan sistem tenaga listrik
dengan operasi awal tertentu mendapatkan kembali dan mempertahankan
kondisi operasi dalam sistem setelah mengalami Batas stabilitas sistem.
2. Load shedding adalah suatu  tindakan yang dilakukan untuk melepaskan
beban secara otomatis ketika jumlah  pasokan daya berkurang. Pelepasan
secara otomatis dilakukan dengan cara menditeksi frekuensi atau dengan
melihat kondisi sumber daya pembangkit yang beroperasi tidak mencukupi
kebutuhannya. Pelepasan didasarkan pada kondisi frekuensi.
3. Setiap generator atau pembangkit tenaga listrik akan selalu mencoba
menyeimbangkan output daya yang dihasilkan dengan beban yang di
gandengnya. Penggerak utama generator listrik akan mengalami perlambatan
pergerakan pada saat terjadi beban lebih.
4. Gangguan beban lebih bukan merupakan gangguan murni, tetapi bila
dibiarkan terus-menerus berlangsung dapat merusak peralatan.Gangguan
beban lebih sering terjadi terutama pada generator, transformator daya, dan
saluran transmisi.

4.2 Saran
Sebagai Mahasiswa Teknik elektro, ilmu gejala medan tinggi (load shendding
pada trafo ini erat kaitannya dengan bidang teknik elektro. Sehingga, kita harus
lebih giat dalam mempelajarinya agar ilmu ini dapat dikuasai dan dapat
diaplikasikan dengan baik kedalam bidang teknik elektro maupun kehidupan
sehari – hari.

11
DAFTAR PUSTAKA

 https://docplayer.info/52194157-Studi-analisis-dampak-pemasangan-over-load-
shedding-terhadap-pembebanan-pada-saluran-transmisi-150kv-di-bali.html
 https://direktorilistrik.blogspot.com/2017/02/load-shedding-pelepasan-beban.html

 http://wisata-barelang.blogspot.com/2013/12/makalah-gejala-medan-tinggi-
dampak.html

 https://electricdot.wordpress.com/2011/10/30/load-shedding-pelepasan-beban/

12

Anda mungkin juga menyukai