Anda di halaman 1dari 4

Nama : Shafira Ramadhania

Kelas : Akuntansi A Reg B1


NPM : 0119103025

11. Acquisition and disposition of property, plant,


equipment
Pengertian Aset Tetap
Aset tetap merupakan aset berwujud yang dimilki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada puhak lain, atau untuk tujuan
administratif, dan diharapkan dapat digunakan lebih dari satu periode.

Pengukuran Awal

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:

a. Besar kemungkinan manfaat ekonomi dimasa depan berkenaan dengan aset tersebut akan
mengalir ke entitas; dan
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

Pengeluaran Modal vs Pengeluaran Beban

 Pembelian aset berwujud yang biaya perolehannya lebih besar dari batasan kapitalisasi, akan
dicatat sebagai aset tetap (penegluaran modal).
 Pembelian aset berwujud yang biaya perolehannya tidak lebih besar dari batasan kapitalisasi,
langsung dicatat sebagai beban pada periode berjalan (pengeluaran beban).

Suku Cadang dan Peralatan Pemeliharaan

Ada beberapa kondisi dimana suku cadang memenuhi kriteria pengakuan aset tetap, yaitu:

 Suku cadang utama dan peralatan dimana entitas memperkirakan akan menggunakan aset
tersebut lebih dari satu periode. Dimana biasanya suku cadang utama memiliki nilai material
 Suku cadang dan peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap
tertentu.

Aset Tetap Diperoleh Untuk Alasan Keamanan atau Lingkungan

Suatu entitas, karena sifat dan karakteristik bidang usahanya harus memiliki aset tetap
yang tidak secara langsung memberikan atau meningkatkan manfaat ekonomis masa depan
entitas, namun keberadaan aset teersebut diperlukan agar entitas dapa memperoleh manfaat
ekonomis masa depan dari aset tetap lainnya.
Biaya Perolehan

a. Harga Pembelian, merupakan jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset tetap pada saat perolehan
atau konstruksi
b. Biaya yang dapat didistribusikan secara langsung, contohnya ialah:
 Biaya imblan kerja yang timbul secara langsung dari pembangunan atau akuisisi aset
tetap
 Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
 Biaya Handling dan penyerahan awal
 Biaya perakitan dan instalasi
 Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik, setelah dikurangi hasil bersih
penjualan produk yang dihasilkan sehubungan dengan pengujian tersebut
 Komisi profesional
c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.

Model Biaya

Model biaya merupakan aset tetap dicata sebagai biaya perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset.

Model Revaluasi

Jumlah revaluasi merupakan nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi kaumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi
harus dilakukan dengan ketraraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah
tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai
wajar pada tanggal neraca

Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan oleh penilai yang memiliki
kualifikasi profesional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik dan perlatan biasanya
ditentukan menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan sebagai dasar penentuan nilai wajar karena sifat
dari aset tetap yang khusus dan jarang diperjual – belikan,kecuali sebagian dari bisnis yang
berkelanjutan, entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
penghasilan atau pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost approach).

Penerapan Model Revaluasi Akumulasi Penyusutan

Jika suatu aset tetap direvaluasi, akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi
diperlakukan dengan cara berikut:
a. Disajikan kembali secara proporsional dengan perubahan dalam jumlah tercatat kotor dari
aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jmlah revaluasian
b. Dieliminasi terhadapa jumlah tercatat kotor dari aset dan jumlah tercatat bersih setelah
eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasi dari aset tersebut

Penerapan Model Revaluasi Nilai Aset Meningkat

Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam pendapatan komprehensif lain pada
bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laba rugi hingga sebesar
jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laba rugi.

Penerapan Model Revaluasi Nilai Aset Menurun

Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laba
rugi. Namun, penurunan nilai akibat revaluasi tersebut langsung didebit ke pendapatan
komprehensif lain pada bagian surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo
kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut

Penerapan Model Revaluasi: Nilai Aset Meningkat, Revaluasi Sebelumnya Nilai Aset
Menurun

Jika pada saat revaluasi dilakukan, entitas telah melakukan revaluasi pada periode
sebelumnya, dimana pada revaluasi sebelumnya terjadi penurunan nilai, maka kenaikan tersebut
diakui ke dalam laba rugi hingga sebesar jumlah penurunann nilai aset akibat revaluasi yang
pernah diakui sebelumnya dalam lab rugi. selisih lebihnya dicatat pada surplus revaluasi.

Penerapan naik turunnya penilaian akibat revaluasi dilakukan untuk setiap aset, item per
item, bukan untuk setiap kelimpok aset tetap, meskipun revaluasi dilakukan bersamaan. Oleh
karena itu entitas harus mengelola administrasi aset tetapnya agar dapat memberikan informasi
mengenai kenaikan atau penurunan nilai aset untuk setiap item aset tetap

Penerapan Model Revaluasi: Nilai Aset Menurun, Revaluasi Sebelumnya Nilai Aset
Meningkat

Revaluasi ini kebalikan dari model revaluasi nilai aset meningkat, revaluasi sebelumnya
menurun. Dimana penurunan harus mengurangi saldo surplus revaluasi selama penurunan
tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk aset tersebut.

Penghentian Pengakuan

Dimana laba atau rugi yang timbul akibat penghentian pengakuan aset aset tetap harus
dimasukkan dalam laba rugi. Laba rugi ditentukan sebesar perbedaan antara hasil bersih
pelepasan dengan jumlah tercatat dari aset yang dilepas. Laba yang dihasilkan tidak boleh
dimasukkan dalam kelompok pendapatan.
Sesuai pengaturan dalam PSAK 58 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan, entitas mengelompokkan suatu aset tetap sebagai dimiliki untuk dijual
jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui
pemakaian lanjut.

Anda mungkin juga menyukai