Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

HASIL SURVEI KEBUTUHAN KESEHATAN


DALAM PANDEMI COVID-19

Disusun Oleh :
Ahaddin Yusuf
CKR0170116
Keperawatan Reguler C Semester 6

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
TAHUN 2019-2020
Jalan Lingkar Kadugede No.2 Kuningan Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Hasil Survey Kebutuha
Kesehatan Dalam Pandemi Covid-19 ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas, pada mata
kuliah spiritual nursing. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang nilai spiritual dan sosial antropologi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapa Ns Asmadi M,Kep.,M.M , selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Trauma yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kuningan, 03 Maret 2020 

Penulis
DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR
2. DAFTAR ISI
3. BAB I PEMBAHASAN
Pembahasan penting pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi masyarakat selama pandemi
covid-19
4. BAB II PEMBAHASAN
Konsep teori tentang kebutuhan kesehatan bagi masyarakat dalam pandemi covid-19
A. Kebijakan Social Distancing
B. Konsep One Health
C. Menatap kebijakan Lockdown oleh Pemerintah Pusat
5. BAB III
Hasil kajian kuesioner
6. BAB IV
Pembahasan Setiap pertanyaan dan hasilnya
7. BAB V
A. KESIMPULAN
B. REKOMENDASI
8. DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PEMBAHASAN
PENTINGNYA PEMENUHAN KEBUTUHAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT
SELAMA PANDEMI COVID-19

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit saluran napas yang disebabkan
oleh virus corona jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir tahun 2019 dan dikenal
dengan nama Novel Corona Virus 2019 atau SARS Coronavirus 2. COVID-19 dapat mengenai
siapa saja, tanpa memandang usia, status sosial ekonomi dan sebagainya.
Penyakit coronavirus (COVID-19) memiliki ciri-ciri berupa gejala ringan seperti pilek,
sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Gejala lain yang lebih serius bagi sebagian orang dan
dapat menyebabkan pneumonia atau sesak napas.
COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO (WHO,2020). Dan juga
telah dinyatakan Kepala Badan nasional penanggulangan Bencana melalui Keputusan nomor 9 A
Tahun 2020 diperpanjang melalui Keputusan nomor 13 A tahun 2020 sebagai Status Keadaan
Tertentu Darurat Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia.
Selanjutnya dikarenakan peningkatan kasus dan meluas antar wilayah, Pemerintah
menerbitkan Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Nasional Berskala
Besar dalam Rangka percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dan
Keputusan Presiden no 11 tahun 2020 yang menetapkan Status Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat, kemudian diperbaharui dengan Keputusan Presiden No. 12 tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana non alam penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional.Di sisi lain,
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga negara termasuk anak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah no 2
tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 tahun
2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.
Pemerintah Jokowi-Ma'ruf menyadari bahwa sistem kesehatan nasional di Indonesia
belum cukup kuat mengatasi pandemi virus corona atau Covid-19. Hal ini tercermin dari data
yang ditunjukkan oleh pemerintah jumlah korban terpapar virus Corona hampir mencapai 10 ribu
orang.
"Kejadian pada Covid-19 ini menyadarkan kita semua bahwa sistem kesehatan nasional
kita ini belum kuat kita memerlukan reformasi sistem kesehatan nasional," kata Deputi Bidang
Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas, Subandi
dalam Musrembangnas 2020, di Jakarta, Kamis (30/4/2020).
Subandi menyebut indikasi dari sistem kesehatan nasional yang belum kuat didasarkan
pada masih rentannya ancaman terhadap penyakit penyakit lain termasuk virus corona ini.
Banyak masyarakat bahkan belum siap dan tidak menyadari bahayanya virus tersebut.
"Jadi ini sudah kita alami sekarang ini, dan dimana pencegahannya masih lemah di
dalamnya adalah perilaku masyarakat yang belum siap mengenai pelaksanaan social distancing,"
kata diam
Ketidak siapan lainnya juga dilihat dari fasilitas kesehatan dan farmasi di Tanah Air. Dia
menyebut alat kesehatan seperti laboratorium untuk mempercepat penemuan tes Covid-19 belum
ada, pun demikian juga ruang isolasi tidak mencukupi. Bahkan parahnya lagi, tenaga medis
menangani kasus ini tidak cukup.
Kapasitas tenaga kesehatan yang terbatas ini termasuk juga keterbatasan ruang rawat ini
pembelajaran kita. Kita harus memperkuat sistem kesehatan kita yaitu untuk memberi kesiapan
menghadapi pandemi dan juga terkait penguatan recovery penyelesaian masalah kesehatan,"
jelas dian.
Atas dasar itulah, pemerintah dalam hal ini Kementerian PPN/Bappenas akan
memfokuskan tiga hal di bidang kesehatan dalam rencana kerja pemerintah (RKP) di tahun 2021.
Di mana fokus penguatan pertama adalah melalui gerakan masyarakat hidup sehat.
"Gerakan masyarakat hidup sehat yaitu meliputi penyediaan air bersih, sanitasi,
kemudian cuci tangan pakai sabun, olahraga, kesehatan lingkungan dan kawasan sehat. Ini kita
sekarang memang harus belajar untuk melakukan gerakan hidup sehat semoga virus ini
memberikan pelajaran pelajaran penting bagi kita," jelas Subandi.
Kemudian fokus kedua adalah kemampuan untuk mencegah, menditek dan juga
merespon dengan memperkuat pintu masuk dari luar negeri. Nantinya bakal ada sistem cek
penyakit-penyakit berbahaya, melalui pintu masuk luar negeri dan sistem peningkatan dini.
Selanjutnya fokus ketiga pemerintah adalah penguatan sumber daya, yaitu meliputi
fasilitas farmasi alat kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan.
"Jadi di sini meliputi pemenuhan fasilitas dan alat kesehatan sesuai kelas rumah sakit dan
sistem rujukan kemudian pemenuhan dokter dan 9 jenis tenaga kesehatan di puskesmas, ini di
Timur masih sangat kurang banyak sekali puskesmas yang tidak lengkap jenis tenaga
kesehatannya," jelas dian.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP TEORI TENTANG KEBUTUHAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT
DALAM PANDEMI COVID-19

A. Kebijakan Social Distancing


Adanya Social Distancing sejauh ini sangat efektif dalam menghambat penyebaran
virus/penyakit, yakni dengan mencegah orang sakit melakukan kontak dekat dengan orang-orang
untuk mencegah penularan.[21] Namun melihat fenomena sekarang, nyatanya social distancing
masih berbentuk imbauan yang jika tidak dibantu diviral–kan di media sosial akan lebih sedikit
mayarakat yang mengetahuinya. Maka dari itu, sebaiknya kebijakan social distancing harus
dimuat dalam dalam peraturan pemerintah pengganti undang-undang tentang upaya penanganan
wabah Covid-19, yang salah satunya mengatur social distancing adalah kewajiban, jika perlu
terdapat penegasan berupa sanksi sesuai hukum positif, agar masyarakat tidak hanya sadar akan
pentingnya social distancing tetapi juga menerapkan praktiknya. Hal ini dirasa perlu untuk
melakukan pembatasan hak individual dalam melakukan social distancing karena kondisi yang
terjadi adalah kegentingan yang mengancam kesehatan publik.
B. Konsep One Health

One health adalah suatu konsep yang mengakui bahwa kesehatan manusia dipengaruhi
pula oleh kesehatan hewan dan lingkungan.One Health Approach bukanlah suatu hal yang baru
melainkan keberadaannya menjadi lebih penting beberapa tahun terakhir. Hal ini karena banyak
faktor yang telah mengubah interaksi antara manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan, antara
lain.
Populasi manusia tumbuh dan berkembang ke daerah-daerah geografis baru. Alhasil,
lebih banyak orang hidup berdampingan dengan binatang liar, binatang peliharaan dan ternak.
Hewan memainkan peran penting dalam kehidupan kita, baik untuk makanan, serat,
penghidupan, perjalanan, olahraga, pendidikan, atau persahabatan. Karena seringnya kontak
dengan binatang dan lingkungannya, lebih banyak kesempatan bagi penyakit untuk ditularkan
melalui hewan dan manusia.
Bumi telah mengalami perubahan iklim dan penggunaan lahan, seperti penggundulan
hutan dan praktek pertanian yang intensif. Gangguan terhadap kondisi lingkungan dan habitat
dapat memberikan kesempatan baru bagi berbagai penyakit untuk ditularkan ke binatang.
Pergerakan manusia, binatang, dan produk-produk hewani telah meningkat dari
perjalanan dan perdagangan internasional. Akibatnya, penyakit dapat menyebar dengan cepat
melintasi perbatasan dan ke seluruh dunia. Perubahan ini mengakibatkan meluasnya penyakit
zoonosis, yang dapat menyebar di antara binatang dan manusia.
Menurut Para Pakar dunia, Implementasi One Health Approach adalah solusi dalam
yang digunakan dalam menjawab ancaman zoonosis.
Konsep ini merupakan startegi dalam memperluas kolaborasi interdisipliner untuk
membangun sinergitas pemajuan upaya kesehatan yang diwujudkan melalui mempercepat
penemuan penelitian biomedis, meingkatkan upaya kesehatan masyarakat, memperluas basis
pengetahuan ilmiah serta meningkatkan pendidikan dan perawatan klinis.
Maka ke depan dibutuhkan sinergitas yang tinggi antara pemerintah sebagai pembuat
kebijakan, masyarakat sebagai pendukung kebijakan dibantu berbagai profesi dan ahli dari
dokter, ahli gizi, perawat, sampai ahli ekologi untuk menjamin kesehatan manusia, hewan dan
lingkungan.
Dalam hal penegakan hukum, mari kita tinjau dari awal munculnya virus tersebut di
Indonesia. Pemerintah RI berdasarkan Pasal 154 UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
wajib mengumumkan wilayah yang menjadi sumber penularan penyakit ke masyarakat. Ini
berarti pemerintah wajib mengungkapkan jenis dan persebaran penyakit yang berpotensi menular
atau menyebar dalam waktu yang singkat serta menyebutkan daerah yang menjadi sumber
penularan. Namun, faktanya pemerintah lamban dalam menyebarkan informasi terkait kasus
pertama Covid–19 yakni pengumuman secara resmi baru disampaikan setelah sepekan sejak
dinyatakannya dua pasien positif virus SARS-Cov-2 dan tidak adanya pemberitahuan domisili
dua pasien tersebut.
Hal ini membuktikan bahwa pemerintah terlihat ragu dalam menghadapi pandemi global
ketika sebelumnya terlalu jumawa dalam mengantisipasi datangnya virus tersebut ke Indonesia.
Tetapi dalam membahas suatu permasalahan, kita tidak bisa berlarut-larut membahas hal
yang sudah terjadi dan terlanjur menyimpang. Maka lebih baik memperbaiki ke depan,
pemerintah harus mempersiapkan skenario lebih lanjut dalam penanganan Covid-19 terutama
untuk mengatisipasi lonjakan jumlah infeksi yang sudah di prediksi, bahwa disini hukum juga
harus ditegakan baik ketika penanganan dan dapat turut mencegah jika wabah serupa terjadi di
depan (futuristik). Dalam penegakan hukum yang harus dilakukan mari kita lihat beberapa hal
diantaranya :
Dasar konstitusional atas Jaminan Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia, yang belakangan telah dijamin
haknya secara konstitusional. Sesungguhnya jaminan konstitusi terhadap hak atas kesehatan
telah ada sejak masa Konstitusi Republik Serikat (RIS) 1949 “Penguasa senantiasa berusaha
dengan sunguh-sungguh memajukan kebersihan umum dan kesehatan rakyat”. Setelah bentuk
negara serikat kembali ke bentuk negara kesatuan dan berlakunya Undang-Undang Dasar
Sementara 1950 (UUDS), ketentuan Pasal 40 Konstitusi RIS di adopsi ke dalam Pasal 42 UUDS.
[18].
C. Menatap kebijakan Lockdown oleh Pemerintah Pusat

Kewenangan lockdown berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang


Kekarantinaan Kesehatan merupakan wewenang absolut Pemerintah Pusat. Dalam Pasal 1
Angka 1 dinyatakan bahwa “kekarantinaan kesehatan dilakukan untuk mencegah dan
menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyrakat yang
berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.” Maka dari itu jika ada pemerintah
daerah yang merasa daerahnya memiliki situasi kedaruratan dan hendak melakukan lockdown,
tentunya hal ini inkonstitusional dan perlu adanya konsul dari kepala daerah dengan pemerintah
pusat sebelum mengambil kebijakan terkait.
Menimbang keadaan darurat maka penyebaran virus corona yang saat ini telah
meninfeksi 893 orang (per 26 Maret 2020) maka virus ini [25] dapat dikategorikan sebagai
penyebaran penyakit menular yang dapat memicu kedaruratan kesehatan masyarakat, sehingga
pelaksanaan karantina nasional sebetulnya dapat dilakukan apalagi dengan kewenangan yang
sudah jelas dinyatakan dalam peraturan perundang-undangan.
Namun sejauh ini pemerintah pusat belum mengeluarkan kebijakan lockdown, walaupun
jumlah infeksi sudah meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi selama
lockdown dilakukan. Penurunan ekonomi, kegagalan bisnis hingga banyaknya PHK oleh
perusahaan menjadi pertimbangan utama.[26] Belum lagi pemerintah harus dapat memenuhi
kebutuhan dasar penduduk selama aktivitas lockdown atau karantina nasional ketika
diberlakukan. Pertanyaannya pun muncul, bahwa apakah pemerintah sanggup untuk memenuhi
kebutuhan primer warga negaranya ketika lockdown terjadi?
BAB III
HASIL KAJIAN KUESIONER

1) Berapa umur saudara?

2) Apa pendidikan terakhir saudara?


3) Apakah pekerjaan saudara?

4) Apakah saudara selalu mengikuti perkembangan informasi mengenai penyakit corona?


5) Apa yang anda rasakan dengan semakin banyaknya pemberitaan mengenai penyakit
corona?

6) Apa yang saudara lakukan ketika mendengar berita atau postingan mengenai penyakit
corona?
7) Selama pandemic virus corona ini bagaimana selera makan saudara?

8) Selama pandemic virus corona bagaimana aktivitas istirahat/tidur saudara?


9) Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas olahraga saudara?

10) Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas membersihkan rumah saudara?

11) Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas membuka pintu dan membuka
jendela rumah saudara?
12) Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas pergaulan saudara?

13) Selama pandemic virus corona ini bagaimana emosi saudara?

14) Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas mencuci tangan saudara?
15) Selama pandemic virus corona ini apakah saudara lebih sering meminum obat
suplemen vitamin?

16) Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas keagamaan saudara?
17) Selama pandemic virus corona ini apa yang saudara pikirkan ketika berinteraksi
dengan orang lain?

18) Selama pandemic virus corona ini apakah saudara sering konsultasi dengan petugas
kesehatan?

19) Selama pandemic virus corona ini apakah saudara sering mengingatkan orang lain
untuk memakai masker?
20) Selama pandemic virus corona ini apa yang saudara lakukan terhadap pendatang?

21) Selama pandemikvirus corona ini apa yang saudara pikikan ada orang lain yang
batuk dan pilek?
BAB IV
PEMBAHASAN
SETIAP PERTANYAAN DAN HASILNYA
.
1. Hasil kueisioner berapa umur saudara?
Dari hasil kueisioner data diperoleh hasil nilai rata-rata adalah 88% 20-30 tahun, 4%
31-40 tahun, 4% 41-50 tahun, 4% lebih dari 60 tahun.

2. Hasil kueisioner apa pendidikan terakhir saudara?


Dari hasil kueisioner data diperoleh hasil nilai rata-rata pendidikan terakhirnya adalah
72% SMA. 12% S1, 4% Diploma, 4% S2. 4% S3, 4% yang lainnya.

3. Hasil kueisioner Apakah pekerjaan saudara?


Dari hasil kuesioner data diperoleh hasil nilai rata-rata pekerjannya adalah 76%
Pelajar/Mahasiswa. 8% Pedagang, 4% Karyawan/pegawai swasta, 12% yang
lainnya.

4. Hasil kueisioner Apakah saudara selalu mengikuti perkembangan informasi mengenai


penyakit corona?
Dari hasil kueisioner data diperoleh hasil rata-rata adalah 100% menjawab Ya . Ini
berarti 100% orang yang mengisi kuisioner yang telah saya buat mengikuti
perkembangan penyakit covid-19 ini baik dari media cetak, media massa, media sosial,
dan yang lainnya.

5. Hasil kueisioner Apa yang anda rasakan dengan semakin banyaknya pemberitaan
mengenai penyakit corona?
Dari hasil kueisioner data diperoleh hasil rata-rata adalah 60% membuat seseorang
merasa lebih berhati-hati, 23% merasa membuat hidup menjadi tidak nyaman/tidak
tenang, 13% merasa bosan dengan informasi tentang covid-19 yang bermunculan setiap
hari, 3% merasa biasa saja. Dengan ini kebanyakan orang merasa terganggu atau tidak
nyaman terhadap munculnya penyakit corona ini, namun sebagian orang masih merasa
biasa saja terhadap penyakit ini ataupun tidak mengganggu aktivitas kesehariannya.

6. Hasil kueisioner Apa yang saudara lakukan ketika mendengar berita atau postingan
mengenai penyakit corona?
Dari hasil kueisioner data diperoleh hasil rata-rata adalah 88% mengetahui atau
membaca info tersebut sampai selesai dan 12% mengalihkan kepada informasi lain. Ini
berarti 88% mengetahui dan membaca info tersebut sampai selesai dan mengikuti
perkembangan tentang penyakit ini, dan 12% mengalihkan kepada informasi lainnya
entah mungkin merasa jenuh dengan pembeeritahuan tentang penyakit ini tidak kunjung
selesai.
7. Hasil kueisioner Selama pandemic virus corona ini bagaimana selera makan saudara?
Dari hasil kuisioner data diperoleh hasil rata-rata adalah 88% biasa saja dan 12% selera
makan bertambah atau meningkat. Ini berarti 88% menjawab biasa saja karena tidak
mengganggu selera makan seseorang dan beberapa orang memilih untuk meningkatkan
selera makan baik itu untuk kebaikan imunitas tubuh ataupun yang lainnya.
8. Hasil kueisioner Selama pandemic virus corona bagaimana aktivitas istirahat/tidur
saudara?
Dari hasil kuisioner data diperoleh hasil rata-rata adalah 76% menjawab biasa saja
seperti biasanya dan tidak mengganggu kenyamanan istirahat, 12% orang merasa
terganggu kenyamanan istirahatnya dan 12% orang lainnya merasa tingkat istitahatnya
meningkat mungkin karena hanya berdiam diri di rumah dan memilih untuk beristirahat.

9. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas olahraga saudara?
Dari hasil kuisioner data diperoleh hasil rata-rata adalah 60% masih merasakan tidak ada
perubahan jam olahraga ataupun tidak merasa mengganggu jadwal olahraga, 24% merasa
terganggu mungkin karena hanya berdiam diri di rumah sehingga hanya bisa berolahraga
seadanya, dan 16% merasakan olahraga meningkat atau harus ditingkatkan demi
meningkatnya imunitas tubuh.

10. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas membersihkan
rumah saudara?
Dari hasil kuisioner data yang diperoleh hasil rata-rata adalah 60% semakin rajin
membersihkan rumah, dengan membersihkan rumah kita akan terhindar dari virus apapun
yang menempel di debu sampah atau yang lainnya dan dengann membereskan rumah
juga kita menjaga agar rumah terlihat bersih dan rapih, dan 40% memilih biasa saja jadi
bisa kita lihat dengan adanya atau tidak adanya virus covid-19 ini kita harus menjaga
kebersihan rumah kita ya gaes.

11. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas membuka pintu
dan membuka jendela rumah saudara ?
Dari hasil kuisioner data diperoleh hasil rata-rata adalah 80% biasa saja seperti biasanya.
16% meningkat dan 4% menurun mungkin sebagian kecil merasa takut akan virus covid-
19 masuk dengan kita membukan jendela rumah dan masuk dengan angin yang
membawanya.

12. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas pergaulan
saudara?
Dari hasil kuisieoner data diperoleh hasil rata-rata adalah 80% orang lebih memilih utnuk
berinteraksi melalui media sosial yang ada, 12% merasa tidak terganggu, dan 8% orang
masih berinteraksi dengan orang lain secara langsung mungkin dikarenakan percaya akan
orang yang dia ajak berinteraksi tidak terjangkit virus covid-19 tapi seharusnya atau lebih
baiknya kita menjaga interaksi dengan orang di luar rumah jika tidak terlalu penting ya
gaes karena lebih baik mencegah daripada mengobati.

13. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini bagaimana emosi saudara?
Dari hasil kuisioner data diperoleh hasil rata-rata adalah 64% merasa biasa saja, 32%
merasa lebih sering menahan emosi mungkin karena sudah jenuh dengan pandemi ini
yang tidak berakhir, dan 4% orang merasa mudah tersinggung.

14. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas mencuci tangan
saudara?
Dari hasil kuisioner data diperoleh hasil rata-rata adalah 88% otang aktivitas mencuci
tangannya meningkat demi menjaga kebersihan tubuh dan salah satu mencegah penularan
covid-19 ini dan 12% merasa biasa saja seperti biasanya.

15. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini apakah saudara lebih sering meminum
obat suplemen vitamin?
Dari hasil kuisioner data yang diperoleh rata-rata adalah 72% mengkonsumnsi vitamin
tambahan untuk kebutuhan dan imunitas tubuh dan 28% tidak mengkonsumsi vitamin
ataupun obat suplemen tambahan.

16. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini bagaimana aktivitas keagamaan
saudara?
Dari hasil kuisioner data yang diperoleh rata-rata adalah 76% semakin rajin beribadah
dengan beribadah ini juga kita bisa meminta kepada Tuhan YME untuk mengakhiri masa
pandemi ini dan memusnahkan virus covid 19 ini, dan 24% orang biasa saja dan tidak
merasa terganggu aktivitas keagamaannya terhadap virus covid-19 ini.

17. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini apa yang saudara pikirkan ketika
berinteraksi dengan orang lain?
Dari hasil kuisioner data yang diperoleh rata-rata adalah 68% orang takut akan
berinteraksi dengan orang lain secara langsung dikarenakan takut akan terkena atau
terpapar penyakit corona ini, dan 32 % orang masih merasa biasa saja ketika berinteraksi
dengan orang lain.

18. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini apakah saudara sering konsultasi
dengan petugas kesehatan?
Dari hasil kuisioner data yang diperoleh rata-rata adalah 76% orang tidak berkonsultasi
dengan petugas kesehatan dan 32% orang sering berkonsultasi dengan petugas
kesehatan baik mengenai informasi covid-19 tersebut ataupun berkonsultasi cara
menghindari terpapar penyakit covid-19 ini.
19. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini apakah saudara sering mengingatkan
orang lain untuk memakai masker?
Dari hasil kuisioner data yang diperoleh rata-rata adalah 92% Ya dan 8% Tidak,
alangkah baiknya jika mendapat ataupun bertemu dengan orang yang berada di luar
rumah tidak menggunakan masker kita mengingatkan untuk menggunakannya karena kita
sebagai makhluk sosial adabaiknya mengingatkan satu sama lain demi kebaikan kita
pribadi ataupun orang lain.

20. Hasil kuisioner Selama pandemic virus corona ini apa yang saudara lakukan terhadap
pendatang?
Dari hasil kuisioner data yang diperoleh rata-rata adalah 56% mengingatkan untuk
isolasi mandiri selama masa inkubasi, 28% melaporkan kepada ketua RT, 12%
tidak melakukan apapun dan 4% melaporkan pada satgas atau puskesmas
terdekat. Dari kuisioner ini kita seharusnya mengingatkan atau membantu pemerintah
meminimalisir penularan dari luar kota yang mungkin dibawa oleh sipemudik sehingga
harus melaporkan kepada satgas kesehatan ataupun kepada ketua RT untuk di cek
kesehatan pendatang tersebut ataupun dengan memberitahu untuk melakukan isolasi
mandiri terlebih dahulu selama masa inkubasi.

21. Hasil kuisioner Selama pandemikvirus corona ini apa yang saudara pikikan ada orang
lain yang batuk dan pilek?
Dari hasil kuisioner data yang diperoleh rata-rata adalah 68% curiga akan orang yang
batuk ataupun bersin mengidap covid-19 dan 32% orang masih menganggap akan
penyakit flu biasa, namun sebenarnya kita harus waspada akan hal seperti itu di luar
rumah karena kita tidak mengetahui orang tersebut terjangkit penyakit atau tidak jadi kita
harus menghindari kontak fisik dengan orang lain dengan cara berdiam diri di rumah saja
sesuai dengan apa yang di anjurkan pemerintah.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpulan data primer, sebelumnya dilakukan
terlebih dahulu uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui bahwa butir-butir pernyataan tersebut valid
dan reliabel. Hasil atas uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan dalam
kuesioner valid dan reliabel.
Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam wabah virus
corona ini kita harus tetap menjaga kesehatan kita, terutama imun tubuh kita. Dan menjaga pola makan
kita agar imunitas kita tetap setabil agar terhidar dari covid19 ini. Berolahraga juga menjaga tubuh kita
agar selalu sehat dan terhidar dari penyakit covid19 ini dan tentunya hidup sehat.
B. REKOMENDASI
Setelah diadakannya penelitian ini, dianjurkan beberapa rekomendasi kepada pihak yang diteliti
maupun pembaca, berupa :
a. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan bahwa terdapat masyarakat tidak meminum suplem
vitamin. Akan lebih baik masyarakan meminum suplem vitamin agar dapat memenuhi
kebutuhan vitamin tubuh sehari-hari dan dapat meningkatkan imunitas tubuh kita sendiri.
b. Selain itu, ditemukan masyarakat tidak berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Akan lebih
baik masyarakan berkonsultasi dengan petugas kesehatan baik untuk menanyakan
perkembangan pandemi ini ataupun pencegahan virus covid-19 ini.
c. Selain itu, ditemukan masyarakat takut bila melihat orang lain batuk. Akan lebih baik
masyarakat melakukan jaga jarak dan menggunakan masker dan tetap stay at home.
d. Setelah dilakukan penelitian, ditemukan bahwa masyarakat biasa saja dalam membersikan
rumah. Akan lebih baik masyarakat lebih menjaga keberisihan rumah lebih rajin agar selalu
terhidar dari virus corona. Dan stay safety.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/berita/2020/04/22/pemerintah-dikritik-tak-
prioritaskan-anggaran-kesehatan-saat-pandemi
https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/berita/2020/04/22/pemerintah-dikritik-tak-
prioritaskan-anggaran-kesehatan-saat-pandemi
https://www.setneg.go.id/baca/index/upaya_upaya_pemerintah_penuhi_kebutuhan_pokok_masyarakat_di
_tengah_pandemi_covid_19

Anda mungkin juga menyukai