Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

EVALUASI METODE PENGASAMAN PADA SUMUR MINYAK DALAM


UPAYA PENGOPTIMALAN PRODUKSI

OLEH :

SPICA JUL FADLI

NPM. 153210269

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kesempatan serta karuniaNya saya telah dapat menyelesaikan proposal
penelitian ini dengan judul “ Evaluasi terhadap metode pengasaman pada sumur
minyak dalam upaya penngoptimalan produksi “.

Dalam penyelesaian proposal saya banyak mendapatkan bantuan yaitu


berupa bimbingan, saran, kritik, motivasi dari berbagai pihak sehingga bantuan
tersebut menjadi salah satu terselesaikannya proposal ini dengan baik dan lancar,
proposal ini disusun untuk penyelesaian tugas mata kuliah Tata tulis karya ilmiah.

Proposal ini adalah karya tulis ilmiah yang disusun secara baik sesuai langkah
langkah yang telah ditetapkan, akan tetapi penulis masih menyadari masih adanya
kekurangan dalam proposal ini, baik itu dalam penulisan maupun pembahasan,
maka dari itu penulis sangat menerima kiritik dan saran agar penulis dapat
memperbaiki hal hal yang kurang pada proposal ini, akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih dan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat
untuk semua orang.

Pekanbaru, 4 Desember 2018

Spica jul fadly

15321026
Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................2

BAB 1......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

1.1 Latar belakang...........................................................................................4

1.2 Tujuan peneliitian...........................................................................................5

1.3 Batasan masalah........................................................................................5

1.4 Metodologi penelitian................................................................................5

BAB 2...................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6

2.1 Landasan teori...........................................................................................6

2.1.1 Pre flush.............................................................................................7

2.1.1.1 Main flush..............................................................................................7

2.1.1.1.1 Post-flush...........................................................................................7

2.2 Jenis jenis asam yang digunakan...............................................................8

2.3 mekanisme stimulasi asam........................................................................9

2.3.1 acidizing bullhead fasibility...............................................................9

2.4 Analisa setelah proses pengasaman.........................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Stimulasi merupakan suatu kegiatan perbaikan sumur yang mengalami
penurunan produksi secara chemis maupun mekanis,masalah yang di tangani
yaitu permeabilitas,porositas sehingga dapat memberikan laju produksi yang
maksimal.

Penurunan laju produksi merupakan salah satu dampak yang dapat


terjadi akibat adanya kerusakan formasi di sekitar libang sumur,kerusakan
formasi umumnya disebabkan oleh adanya clay swelling, scale, emulsi
sehingga sumur mengalami penurunan produksi.

Upaya yang dilakukan beberapa diantaranya yaitu proses rekahan


baru, menghilangkan scale, memperpanjang rekahan atau pun melakukan
kombinasi dari beberapa metode tersebut.

Salah satu metode stimulasi yang dilakukan yaitu dengan


penginjeksian pengasaman pada sumur,sebelum dilakukan metode tersebut
dilakukan pengumpulan data serta analisa terhadap kondisi sumur
tersebut,mengetahui jenis kerusakan formasi, jenis batuan formasi, maupun
dugaan penyebab kerusakan tersebut. Maka dari hasil analisa yang dilakukan
dapat ditentukan jenis asam yang akan digunakan,karena setiap asam
memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melarutkan berbagai
mineral yang terkandung dalam formasi

Pengasaman matrix dilakukan dengan menginjeksikan secara merata


larutan asam dengan tekanan injeksi di bawah tekanan rekah formasi. Larutan
asam di pompakan melalui SSD, tubing, ataupun ciled tubing. Namun matrix
acidizing dapat juga menimbulkan efek samping yang kurang baikseperti
terjadinya korosi. Untuk mengatasi hal yang demikian maka perlu adanya
tambahan zat additive ke dalam larutan asam. Additive yang digunakan
adalah corrosion inhibitor untuk mengurangi efek asam yang korosif.

1.2 Tujuan peneliitian


 mengetahui akibat dari kerusakan formasi
 mengetahui jenis asam yang digunakan pada proses matrix azidizing
 menganalisa kondisi sumur sebelum dan sesudah proses pengasaman

1.3 Batasan masalah


penelitian ini di lakukan untuk mengevaluasi kinerja asam dalam
pengoptimalan produksi, yang dimana produksi telah menurun di
akibatkan adanya kerusakan pada formasi.

1.4 Metodologi penelitian


pada saat dilakukannya penelitian ini yang meliputi kegiatan mulai
dari pengumpulan data, analisa data, perumusan masalah, pengaplikasian
pada lapangan, hasil sebelum pengujian dan sesudah pengujian,
menyimpulkan hasil analisa yang di dapat.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori


Selain dari penurunan tekanan reservoir, menurunnya laju produksi
dapat disebabkan karena adanya formation damage yang terjadi akibat
aktivitas pemboran, injeksi, maupun aktivitas produksi. Masalah yang
sering terjadi adalah terbentuknya endapan scale yang akan menghambat
aliran fluida baik pada zona perforasi, tubing, flowline, maupun pada
peralatan permukaan. Scale adalah endapan yang terbentuk dari proses
kristalisasi dan pengendapan mineral yang terkandung dalam air formasi.
Azidizing merupakan salah satu cara untuk mengatasi formation damage.

Acidizing dilakukan dengan proses penginjeksian laryan asam ke


dalam formasi dengan tekanan tertentu agar dapat melarutkan beberapa
partikel yang terdapat pada formasi yang terletak di antara butiran batuan
sedimen. Acidizing yang dilakukan pada formasi sandstone memiliki
tujuan utama yaitu memperbaiki kerusakan sumur, sedangkan pada
formasi karbonat memiliki tujuan untuk memperbaiki kerusakan dan
meningkatkan permeabilitas. Ada tiga syarat asam agar bisa digunakan
untuk stimulasi :

1. harus bisa bereaksi dengan karbonat dan mineral lain untuk dapat
menghasilkan produk yang bisa melarut
2. harus bisa menghambat karat pada peralatan produksi
3. hal yang lain seperti, aman, biaya, pengadaan, penyimpanan

jenis – jenis dari stimulasi acidizing secara umum digolongkan


menjadi tiga, yaitu : pengasaman matrix (matrix acidizing) dan perekahan
dengan asam (acid racturing), dan pencucian dengan asam (acid washing).

2.1.1 Pre flush


Tahapan Pre-Flush pada pelaksanaan pengasaman matriks
umumnya dimaksudkanuntuk melarutkan konten-konten penyebab
kerusakan formasi yang dapat bereaksi dengan main injecting acid.
Fluida yang digunakan pada tahap ini berupa 15% HCl.

2.1.1.1 Main flush


Setelah injeksi HCl pada pre-flush selesai dilaksanakan,
langsung diinjeksikan HF sebagai main injecting acid. HF atau
biasa disebut juga sebagai sandstone acid merupakan asam utama
yang digunakan pada pelaksanaan acidizing. HF merupakan jenis
asam yang sangat kuat dan dapat melarutkan konten-konten
penyebab kerusakan formasi seperti mineral clay, yang digunakan
pada tahapan ini adalah 6% HF.
2.1.1.1.1 Post-flush
Setelah injeksi HF selesai dilakukan, maka terdapat hasil
reaksi dari HF terhadap mineral lain yang kemudian menghasilkan
endpan. Sehingga endapan tersebut harus dihilangkan dengan cara
dilarutkan. Pada tahapan ini fluida post flush yang digunakan
adalah HCl dengan konsentrasi 6%. selanjutnya diinjeksikan air
tawar ke dalam formasi. Tujuan dari injeksi air ini adalah untuk
membersihkan sisa-sisa konten kerusakan formasi serta sisa hasil
reaksi dari pengasaman

2.2 Jenis jenis asam yang digunakan


Mineral asam terbagi menjadi dua jenis asam, yaitu
asam hydrochloric (HCL) dan asam hydrochloric-
hydrofuoric (HF-HCL) atau biasa disebut dengan mud acid.
Asam hydrochloric (HCL) merupakan jenis asam yang
pertama kali dan sering digunakan dalam operasi
pengasaman dilapangan. Asam ini merupakan larutan
larutan hydrogen chlorida yang berupa gas di dalam air
dengan berbagai konsentrasi. Secara umum yang biasa
digunakan dilapangan adalah konsentrasi 15% HCL yang
dikenal dengan sebutan reguler acid. Regular acid biasanya
digunakan untuk pengasaman pada formasi batu gamping
dan dolomite. Sedangkan untuk pengasaman pada
sandstone dapat digunakan 5-7% HCL. Jadi konsentrasi
asam ini bervariasi antara 5-35% tergantung dari kondisi
formasi.
2.3 mekanisme stimulasi asam
mekanisme matrix acidizing dengan meggunakan
asam yang efektif merupakan kunci keberhasilan stimulasi
sumur dengan interval produksi yang ekstensif. Data
historis telah menujukkan bahwa penginjeksian kimia saja
belum dapat memaksimalkan stimulasi, perlu adanya
penambahan zat lain dan teknik yang baik untuk dapat
menjadikan proses pengasaman lebih efektif, terutama di
sumur dengan heterogenitas tinggi. Ini dikonfirmasi melalui
data log dan hasil stimulasi post matrix. Oleh karena itu
dilakukan kombinasi teknik prngalihan mekanik dan dan
kimia untuk mengevaluasi efek dari stimulasi.
2.3.1 acidizing bullhead fasibility
Sistem bullhead menawarkan perawatan yang tidak
memerlukan isolasi pada zona dan dapat mengurangi produksi air
tanpa mempengaruhi produksi minyak atau gas.

2.3.1.1 RPM properties


Salah satu keuntungan besar mrnggunakan RPM dalam
mengurangi produksi air yaitu hanya memodifikasi permeabilitas
relatif terhadap air tersebut. RPM yang digunakan dalam sistem
pengasam bullhead smemiliki keunggulan tertentu dibandingkan
dengan RPM yang lain,mengingat komponen dari RPM ini
merupakan polymer yang telah dimodifikasi secara hidrofobik.
Efek dari penginjeksian RPM

2.4 Analisa setelah proses pengasaman


Metode pengasaman menunjukkan hasil positif saat di
injeksikan ke dalam formasi, dengan meningkatkan laju alir
produksi pada minyak dan menurunkan produksi air, adapun
perubahan tekanan selama tahap flush merupakan suatu hal yang
wajar karena asam sedang bereaksi dalam melarutkan mineral clay
yang ada pada formasi.
DAFTAR PUSTAKA
(Ao, Thang, Loc, & Hughes, 2016; Hayatullah et al., 2015; Panas, Mbf, Miz,
Furqan, & Ridaliani, 2015; Widyanti, 2015)Ao, T., Thang, P. C., Loc, T. D.,
& Hughes, B. (2016). Enhancing a Depleted Sandstone Formation with
Single-Stage Acid in a Vietnam Offshore Case Study Single-stage HCL / HF.

Hayatullah, M. S., Ridwan, R., Pt, B. O. B., Pertamina, B. S. P., Meifresia, L., &
Kurniawan, H. (2015). Relative Permeability Modifier ( RPM ) as Chemical
Diverter in Bullhead.

Panas, S., Mbf, B., Miz, D. A. N., Furqan, M. B., & Ridaliani, O. (2015).
EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING DAN WELL
WASHING, 571–581.

Widyanti, S. (2015). EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING


DALAM PENINGKATAN PRODUKSI SUMUR RAMA A-02 DAN
RAMA A-03 PADA LAPANGAN RAMA-A, 494–500.

Anda mungkin juga menyukai