DI SUSUN OLEH:
1. Ajeng Rindani Putri (21220001)
2. Bagus Dian Saputra (21220010)
3. Gisella Rara Aliande Azhari (21220021)
4. Lailatul Ulya (21220032)
5. Nabila Salsabila (21220043)
6. Nurbaya (21220047)
7. Sodikin Juli Epdanto (21220066)
8. Moli Puspa Sari (21220038)
9. Prayoga Wiguna (21220049)
Dosen Pembimbing:
Miskiyah Tamar, S.Kep.,Ns.,M.Kep
STEP 2 HIPOTESIS
1. Ajeng : Masalah Keperawatan yg muncul yaitu Pola Nafas tidak efektif dengan DO:
klien tampak sesak dan klien menggunakan otot bantu pernafasan.
2. Bagus Dian : Ketidakefektifan pola nafas Do: terdengar bunyi whezing pada kedua
lapang paru
3. Moli : masalah keperawatan yang muncul yaitu nyeri Do: terdapat nyeri tekan pada
dahi dan skala nyeri 7
4. Sodikin : kelebihan volume cairan do : benjolan di dahi
5. Nurbayati: Ketidakefektifan Peraufi Jaringan Perifer dengan do :adanya edema dan
Nyeri tekan pada ekstremitas
6. Gisella : Intoleransi Aktivitas dibuktikan dengan DO: Nyeri Ekstremitas (Penurunan
Kekuatan Otot Ekstremitas)
7. Nabila : Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak dengan faktor resiko cedera
kepala / otak. Ditandai dengan DO : adanya penurunan kesadaran pada pasien yaitu
tingkat kesadaran apatis.
STEP 3 Pathway
3. Klasifikasi
Klasifikasi trauma kepala berdasarkan kerusakan jaringan otak
Jenis Pengertian
Komosio Serebri Gangguan fungsi neurologi ringan tanpa adanya kerusakan
otak yang terjadi hilangnya kesadaran kurang dari 10 menit
atau tanpa disertai amnesia retograd, mual, muntah
Kontusio Serebri Gangguan fungsi neurologi disertai kerusakan jaringan otak
tetapi kontinuitas otak masih utuh, hilangnya kesadaran lebih
dari 10 menit
Laserio Serebri Gangguan fungsi neurologi disertai kerusakan otak yang berat
dengan fraktur tengkorak terbuka
Klasifikasi trauma kepala berdasarkan tingkat keparahan
Jenis Pengertian
Ringan Tidak ada faktur tengkorak, tidak ada kontusio
serebri,hematoma, GCS antara 13-15 serta kehilangan
kesadaran kurang dari 30 menit
Sedang Kehilangan kedasaran lebih dari 30 menit, muntah, GCS antara
9-12 dan dapat mengalami fraktur pada tengkorak
Berat GCS 3-8 dan hilang kesadaran lebih dari 24 jam serta adanya
kontusio serebri dan laserasi
4. Patofisiologi
Adanya trauma dapat mengakibatkan gangguan atau kerusakan struktur
misalnya kerusakan pada parenkim otak, kerusakan pembuluh darah, perdarahan
edema dan gangguan biokimia otak seperti penurunan adenosine tripospat dalam
mitokondria, perubahan permeabilitas vaskuler. Trauma kepala dibagi menjadi
proses primer dan sekunder.
a. Proses Primer
Proses primer timbul langsung pada saat trauma terjadi. Cedera primer biasanya
vokal (perdarahan, konusi) dan difus (jejas akson difus).Proses ini adalah
kerusakan otak tahap awal yang diakibatkan oleh benturan mekanik pada kepala,
derajat kerusakan tergantung pada kuat dan arah benturan, kondisi kepala yang
bergerak diam, percepatan dan perlambatan gerak kepala. Proses primer
menyebabkan fraktur tengkorak, perdarahan segera intrakranial, robekan
regangan serabut saraf dan kematian langsung pada daerah yang terkena.
b. Proses Sekunder
Kerusakan sekunder timbul beberapa waktu setelah trauma menyusul kerusakan
primer. Dapat dibagi menjadi penyebab sistemik dari intrakranial. Dari berbagai
gangguan sistemik, hipoksia dan hipotensi merupakan gangguan yang paling
berarti. Hipotensi menurunnya tekanan perfusi otak sehingga mengakibatkan
terjadinya iskemi dan infark otak. Perluasan kerusakan jaringan otak sekunder
disebabkan berbagai faktor seperti kerusakan sawar darah otak, gangguan aliran
darah otak metabolisme otak, gangguan hormonal, pengeluaran bahan-bahan
neurotrasmiter dan radikal bebas. Trauma saraf proses primer atau sekunder akan
menimbulkan gejala-gejala neurologis yang tergantung lokasi kerusakan.
5. Manifestasi Klinik
- Gangguan Kesadaran
- Konfusi
- Abnormalitas pupil
- Awitan tiba-tiba defisit neurologi
- Perubahan tanda vital
- Gangguan penglihatan dan pendengaran
- Disfungsi sensori
- Kejang otot
- Sakit kepala
- Vertigo
- Gangguan pergerakan
- Kejang
6. Komplikasi
- Kebocoran cairan serebrospinal akibat fraktur
- kejang-kejang paska trauma
- DM insipidus disebabkan oleh kerusakan traumatic pada rangkai hipofisis
penyakit (anonym, 2011)
7. Pemeriksaan Penunjang
1) Scan dan Rontgen mengidentifikasi adanya hemoragik, menentukan ukuran
ventrikuler, pergeseran jaringan otak
2) Angiografi serebral menunjukan kelainan sirkulasi serebral, seperti pergeseran
jaringan otak akibat edema, perdarahan, trauma
3) X-Ray mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis
(perdarahan/edema), fragmen tulang
4) Analisa gas darah mendeteksi ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenasi) jika
peningkatan tekanan intracranial.
5) Elektrolit untuk mengoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat peningkatan
tekanan intracranial
8. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Keperawatan
a. Menjamin kelancaran jalan nafas dan kontrol vertebra cervicalis
b. Menjaga saluran nafas tetap bersih, bebas dari secret
c. Mempertahankan sirkulasi stabil
d. Melakukan observasi tingkat kesadaran dan tanda-tanda vital
e. Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi
f. Menjaga kebersihan kulit untuk mencegah terjadinya dekubitus
g. Mengelola pemberian obat sesuai program
2) Penatalaksanaan Medis
a. Oksigenasi dan IVFD
b. Terapi untuk mengurangi edema serebri (anti edema)
c. Terapi neurotropik: citicoline, piroxicam
Dexamethasone 10 mg untuk dosis awal, selanjutnya:
- 5 mg/6 jam untuk hari I dan II
- 5 mg/8 jam untuk hari III
- 5 mg/12 jam untuk hari IV
- 5 mg/24 jam untuk hari V
d. Terapi anti perdarahan bila perlu
e. Terapi antibiotik untuk profilaksis
f. Terapi antipeuretik bila demam
g. Terapi anti konvulsi bila klien kejang
h. Terapi diazepam 5-10 mg atau CPZ bila klien gelisah
i. Intake cairan tidak boleh > 800 cc/24 jam selama 3-4 hari
2. Masalah Keperawatan
- Nyeri Akut
- Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- Ketidakefektifan Pola Nafas
- Intoleransi Aktivitas
3. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri Akut b.d Agen Cedera Fisik
- Ketidakefektifan Pola Nafas b.d Hiperventilasi
- Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak d.d Trauma
- Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer b.d Trauma
- Intoleransi Aktivitas b.d Tirah Baring
INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri Akut b.d Agen Cedera Fisik NOC : Kontrol Nyeri NIC : manajemen nyeri