Anda di halaman 1dari 9

BAB II

LOGAM FERRO dan NON FERRO

2.1. Logam Ferro

Logam ferro adalah adalah logam besi(Fe). Besi merupakan logam


yang penting dalam bidang teknik, tetapi besi murni terlalu lunak dan
rapuh sebagai bahan kerja, bahan konstruksi dll. Oleh karena itu besi
selalu bercampur dengan unsur lain, terutama zat arang/karbon (C).
Sebutan besi dapat berarti :

1. Besi murni dengan simbol kimia Fe yang hanya dapat diperoleh


dengan jalan reaksi kimia.
2. Besi teknik adalah yang sudah atau selalu bercampur dengan unsur
lain.

Besi teknik terbagi atas tiga macam yaitu :

1. Besi mentah atau besi kasar yang kadar karbonnya lebih besar dari
3,7%.
2. Besi tuang yang kadar karbonnya antara 2,3 sampai 3,6 % dan tidak
dapat ditempa. Disebut besi tuang kelabu karena karbon tidak
bersenyawa secara kimia dengan besi melainkan sebagai  karbon yang
lepas yang memberikan warna abu-abu kehitaman, dan disebut besi
tuang putih karena karbon mampu bersenyawa dengan besi.
3. Baja atau besi tempa yaitu kadar karbonnya kurang dari 1,7 % dan
dapat ditempa.

Logam Ferro juga disebut besi karbon atau baja karbon. Bahan
dasarnya adalah unsur besi (Fe) dan karbon ( C) , tetapi sebenarnya juga
mengandung unsur lain seperti : silisium, mangan, fosfor, belerang dan
sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam campuran
itulah yang mempengaruhi sifat-sifat besi atau baja pada umumnya, tetapi
unsur zat arang (karbon) yang paling besar pengaruhnya terhadap besi
atau baja terutama kekerasannya.
Pembuatan besi atau baja dilakukan dengan mengolah bijih besi di
dalam dapur tinggi yang akan menghasilkan besi kasar atau besi mentah.
Besi kasar belum dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat benda
jadi maupun setengah jadi, oleh karena itu, besi kasar itu masih harus
diolah kembali di dalam dapur-dapur baja. Logam yang dihasilkan oleh
dapur baja itulah yang dikatakan sebagai besi atau baja karbon, yaitu
bahan untuk membuat benda jadi maupun setengah jadi.

2.2. Logam Non Ferro

Logam non Ferro atau logam bukan besi adalah logam yang tidak
mengandung unsur besi (Fe). Logam non ferro murni kebanyakan tidak
digunakan begitu saja tanpa dipadukan dengan logam lain, karena
biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat yang diinginkan. Kecuali
logam non ferro murni, platina, emas dan perak tidak dipadukan karena
sudah memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya hantar
listrik yang baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam
keadaan murni. Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini
hanya digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik proses
dan laboratorium di samping keperluan tertentu seperti perhiasan dan
sejenisnya.

Logam non Ferro juga digunakan untuk campuran besi atau baja
dengan tujuan memperbaiki sifat-sifat baja. Dari jenis logam non ferro
berat yang sering digunakan untuk paduan baja antara lain, nikel,
kromium, molibdenum, wolfram dan sebagainya. Sedangkan dari logam
non ferro ringan antara lain: magnesium, titanium, kalsium dan
sebagainya.

2.3. Material Non Logam

Material Non logam ternyata selalu dibutuhkan, baik dalam teknik


bangunan dan mesin, bangunan umum, teknik proses, maupun keperluan
lainya.Non logam selain digunakan sebagai bahan pengganti logam untuk
beberapa keperluan juga sangat dibutuhkan sebagai bahan utama sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki dan sifat-sifatnya yang khas untuk
berbagai keperluan.
Bahan bukan logam yang penting untuk bahan teknik antara lain
dapat digolongkan sebagai berikut.

(a). Bahan pelumas : minyak dan gemuk


(b). Bahan bakar : padat, cair, dan gas.
(c). Bahan paking : perapat cairan dan perapat gas.
(d). Bahan isolasi : isolasi panas, isolasi listrik, dan isolasi getar
(e). Bahan asah, Bahan las, Karet, dan Plastik.

Bahan bukan logam digunakan dalam bidang teknik, karena


memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan  dari suatu bagian konstruksi yang
tidak dimiliki oleh bahan lain. Selain itu bahan bukan logam digunakan
untuk menggantikan pemakaian logam pada beberapa alat dan bagian
konstruksi, karena bahan bukan logam memiliki sifat yang mirip dengan
logam.

Bahan sintetis banyak digunakan digunakan pada industri


permesinan, dari industri kecil sampai industri besar. Pengolahan bahan-
bahan sintetis lebih murah dibandingkan dengan bahan yang didapat dari
pertambangan. Sehingga kalau ditinjau dari segi ekonomi dan proses,
bahan sintetis lebih murah dan lebih cepat dari pada bahan tambang

2.4. Plastik

Plastik merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia


permesinan dan industri modern. Plastik adalah bahan sintetis berasal dari
minyak mineral, gas alam, atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu
kapur, udara, air dan juga dari binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Pengolahannya dapat dikerjakan pada proses panas dan tekanan.

Sifat-sifat plastik pada umumnya adalah sebagai berikut.

a. Tahan korosi oleh atmosfer ataupun oleh beberapa zat kimia.


b. Berat jenisnya cukup rendah, sebagian dapat mengapung dalam air.
c. Cukup ulet dan kuat, tetapi kekuatannya di bawah logam.
Bahan termoplastik mulai melunak pada suhu yang rendah, sedikit
mempunyai wujud yang menarik dan dapat diberi warna, ada yang
transparan

Sifat mekanik dari plastik adalah tidak mudah pecah dan rapuh.
Beberapa bahan plastik koefisien geseknya sangat rendah sehingga sering
digunakan sebagai bantalan kering.
Keburukan-keburukan dari plastik adalah sebagai berikut.
a. Kecenderungan memuai yaitu menjadi lebih panjang dengan adanya
beban.
b. Suhu diatas 2000 C sifatnya menjadi kurang baik.
c. Terjadi perubahan polimer selama pemakaian yang kemungkinansekali
karena aksi dari sinar ultra violet. Bahan plastik dibagi dalam dua
golongan yaitu plastik termoseting dan thermoplastik.

2.5. Jenis-Jenis Baja ( Types of Steel )

Baja secara umum dapat dikelompokkan atas 2 jenis yaitu :

 Baja Karbon ( Carbon steel )


 Baja Paduan ( Alloy steel )

 Baja Karbon (carbon steel)

Baja karbon rendah (low carbon steel)

Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30%) C, Sifatnya


mudah ditempa dan mudah di mesin, dengan kadar C  

(0,05 % – 0,20 %)C : automobile bodies, buildings, pipes, chains,


rivets, screws, nails.

(0,20 % – 0,30 %)C :gears, shafts, bolts, forgings, bridges,


buildings.

Baja karbon menengah (medium carbon steel )

Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah, Sifatnya sulit


untuk dibengkokkan, dilas, atau dipotong.

(0,30% – 0,40%) C : connecting rods, crank pins, axles.

(0,40% – 0,50%) C : car axles, crankshafts, rails, boilers

(0,50 % – 0,60 %) C : hammers dan sledges

Baja karbon tinggi (high carbon steel)  tool steel

Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. (0,60 % – 1,50 %) C


Penggunaan :screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives,
screws,hammers, vise jaws,knives, drills. tools for turning brass and
wood, reamers, tools for turning hard metals, saws for cutting steel,
wire drawing dies, fine cutters

 Baja Paduan (Alloy steel)

Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:

 Untuk menaikkan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan, kekuatan


tarik dan sebagainya)
 Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
 Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi
dan reduksi)
 Untuk membuat sifat-sifat spesial

Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi


menjadi:

 Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %


 Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
 High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %

Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran
khusus Special Alloy Steel dan HighSpeed Steel.

 Baja Paduan Khusus ( Special Alloy Steel)

Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan
menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan
tersebut akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti
menjadi lebih keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja
karbon (carbon steel).

 High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel


Kandungan karbon (C) : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaannya untuk
membuat alat-alat potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe
tool bits dan milling cutters. Disebut High Speed Steel karena alat
potong yang dibuat dengan material tersebut dapat dioperasikan dua
kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari
HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon steel

 Jenis Lainnya :

Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:

 Baja tahan garam (acid-resisting steel)


 Baja tahan panas (heat resistant steel)
 Baja tanpa sisik (non scaling steel)
 Electric steel
 Magnetic steel
 Non magnetic steel
 Baja tahan pakai (wear resisting steel)
 Baja tahan karat/korosi

Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan


komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:

 Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)


 Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
 Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
 Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
 Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)

2.6. Pembuatan Besi dan Paduannya

Diperkirakan bahwa besi telah dikenal manusia sekitar tahuan 1200


SM. Proses pembuatan baja diperkenalkan oleh Sir Henry Bessemer dari
Inggris sekitar tahun 1800, sedang William Kelly dari Amerika pada
waktu yang hampir bersamaan berhasil membuat besi mampu tempa
(Malleable iron). Hal ini menyebabkan timbulnya persengketaan
mengenai masalah paten. Dalam sidang pengadilan terbukti bahwa
William Kelly lebih dulu mendapatkan hak paten.

 Pembuatan Besi Kasar


Bahan utama besi dan paduannya adalah besi kasar, komposisi kimia
besi yang dihasilkan tergantung pada jenis bijih yang digunakan. Jenis
bijih besi yang lazim digunakan adalah ; hematite, magnetit, siderite
dan himosit.

Hematit (Fe2O3) adalah bijih besi yang paling banyak dimanfaatkan


karena kadar besinya tinggi, sedangkan kadar kotorannya relative
rendah.

 Tanur Tinggi

 Diameter tanur sekitar 8 m dan tingginya mencapai 60 m


 Kapasitas perhari dari tanur tinggi berkisar antara 700 – 1600 Mg
besi   kasar.
 Bahan baku terdiri dari campuran bijih besi, kokas, batu kapur.
 Untuk menghasilkan 1000 Mg besi kasar diperlukan sekitar 2000 Mg
bijih besi, 800 Mg Kokas dan 500 Mg batu kapur.

 Proses :

 Bahan baku yang terdiri dari campuran bijih besi, kokas dan batu
kapur, dinaikkan kepuncak tanur dengan pemuat otomatis,
kemudian dimasukkan kedalam hopper.
 Udara panas dihembuskan melalui tuyer sehingga memungkinkan
kokas terbakar secara efektif dan untuk mendorong terbentuknya
karbon monoksida (Co). Karbon monoksida bereaksi dengan bijih
besi dan kemudian menghasilkan besi dan gas karbon dioksida
(Co2).
 Dengan digunakan udara panas dapat dihemat penggunaan kokas
sebesar 30 %, udara dipanaskan dalam pemanas mula yang
berbentuk menara silindris sampai sekitar 500 oC.
 Batu kapur digunakan sebagai fluks yang mengikat kotoran-kotoran
yang terdapat dalam bijih-bijih, dan membentuk terak cair. Terak
cair ini lebih ringan dari besi cair yang menyebabkan terak
terapung diatasnya dan secara berkala disadap.
 Disamping setiap Mg besi dihasilkan pula 0,5 Mg terak dan 0,6 Mg
gas panas.
 Besi cair yang telah bebas dari kotoran-kotoran dialirkan ke dalam
cetakan setiap 5 atau 6 jam.

 Reduksi Langsung
Pada proses reduksi langsung bijih besi bereaksi dengan gas alam atau
bahan padat reduksi membentuk besi spon, Besi spon yang dihasilkan
mempunyai komposisi kimia sebagai berikut :

Fe (88-91%), C (1.50-2.50%), SiO2 (1.25-3.43%), Al2O3 (0.61-1.63%),


CaO (0.20-2.10%), MgO (0.31-1.62%), P (0.014-0.027%), Cu (0.001-
0.004%) dan kotoran (0ksida-oksida lainnya) (0.10-0.50%). Tingkat
metalisasinya 86 – 90 %.

Proses ini diterapkan di PT Krakatau Steel Cilegon. Untuk menghasilkan


63 Mg besi spon diperlukan sekitar 100 Mg besi pellet, proses ini sangat
efektif untuk mereduksi oksida-oksida dan belerang sehingga dapat
dimanfaatkan bijih besi berkadar rendah.

2.7. Material Pengganti Baja di masa depan

Teknologi otomotif kini makin berkembang. Bila sebelumnya


produsen otomotif masih percaya serat karbon sebagai bahan yang ringan
namun kuat, kini ada lagi material baru yang diklaim 10 kali lebih kuat
dibanding metal.

Material yang diberi nama graphene ini dikembangkan oleh tim


dari University of Technology Sydney (UTS) dan disupervisi oleh Professor
Guoxiu Wang ini diprediksi akan sangat potensial digunakan oleh industri
otomotif masa depan.

Material ini seperti dipublikasi dari Journal of Applied Physics


merupakan hasil dari pengolahan graphite yang kemudian dimurnikan dan
disaring dengan bahan kimia tertentu yang kemudian ditransformasi
menjadi graphenenanosheets.

Dengan menggunakan berbagai proses tersebut UTS mengklaim


kalau material baru yang mereka temukan itu enam kali lebih ringan
dibanding baja tapi lima sampai enam kali lebih padat.

Selain itu material ini juga dua kali lebih keras dari baja dan
sepuluh kali lebih kuat serta 13 kali lebih rigid dibanding baja.
Sifat mekanik yang luar biasa dari kertas graphene membuat bahan
ini menjanjikan untuk diaplikasi secara komersial,” ungkap kepala peneliti
Ali Reza Ranjbartoreh seperti dikutip dari

“Bukan hanya karena ringan, kuat, lebih keras dan lebih fleksibel daripada
baja tapi juga merupakan produk manufactur yang bisa didaur ulang dan
bisa berkelanjutan serta ramah lingkungan dan hemat biaya dalam
penggunaannya,” tambahnya.

Gambar 2.1. Contoh material grapheme

Anda mungkin juga menyukai