NIM : 50300118021
Kelas : PMI-A
Di desa Bori Bella mengalami krisis air bersih yang berakibat pada menurunnya derajat
kesehatan warga dan meningkatkan angka kesakitan. Dari kasus ini, rumuskan gagasan anda
bagaimana menyelesaikan persoalan dengan pendekatan pengembangan masyarakat, yakni:
3. Bagaimana strategi mengeksplorasi modal sosial dan mobilisasi modal sosial material untuk
dapat menyelesaikan krisis air bersih tersebut.
Jawaban:
Robert Putnam, mengungkapkan bahwa“features of social organization, such as
networks, norms, and trust, that facilitate coordination and co-operation for mutual
benefit”’.
Cakupan modal sosial jadinya banyak, diantaranya jaringan/networking, norma-norma,
dan kepercayaan yang memudahkan koordinasi dan kerjasama untuk mendapatkan manfaat
bersama.
Sedangkan Robert Lawang mengungkapkan bahwa “Modal sosial menunjuk pada semua
kekuatan sosial komunitas, dikontruksikan oleh individu atau kelompok.”
Selain Putnam dan Lawang, masih banyak pendapat yang lain tentang modal sosial ini,
tapi intinya adalah hubungan sosial antarmanusia, kepercayaan/trust, norma, dan manfaat
bersama.
Sehingga dengan kondisi desa Bori Bella yang mengalami krisis air bersih yang berakibat
pada menurunnya derajat kesehatan warga dan meningkatkan angka kesakitan dapat tertasi
apabila memiliki modal sosial dan bersama-sama menggerakkan modal sosial yang dimiliki.
Seperti Suatu kepentingan dapat tercapai apabila individu memiliki hubungan atau relasi
dengan pihak lain. Relasi dalam modal sosial disebut dengan jaringan. Jaringan tersebut
dapat membantu masyarakat desa Bori Bella untuk mencapai tujuannya yaitu eksistensi.
Jaringan yang semakin berkembang dan kuat dapat memudahkan masyarakat desa Bori Bella
untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, setaip warga yang ada di desa Bori Bella harus
saling menjalin relasi yang baik bahkan menjalin relasi dengan elemen-elemen pembangunan
lainnya seperti pemerintah, LSM, stakeholder, dan lain-lain. Jaringan dalam modal sosial
menunjuk pada semua hubungan dengan individu atau kelompok lain yang memungkinkan
penyelesaian masalah dapat berjalan secara efisien dan efektif (Lawang, 2005:61).
Kepercayaan merupakan elemen yang penting dalam menjalin relasi dengan masyarakat
yang lain. Jaringan sesama warga desa Bori Bella membutuhkan kepercayaan agar hubungan
yang terjalin bisa tetap terpelihara dan berjalan lancar karena kepercayaan berpengaruh
terhadap kualitas suatu hubungan sehingga berdampak pada tujuan yang ingin dicapai.
Intensitas kebersamaan setiap masyarakat di desa Bori Bella dikarenakan oleh intensitas
pertemuan yang terjadi setiap hari sehingga menambah kerekatan hubungan diantara mereka
sehingga mampu menciptakan dan meningkatkan kepercayaannya. Selain itu, terdapat
masyarakat yang juga memiliki hubungan kerabat yang semakin meningkatkan kepercayaan
seiring dengan latar belakang kekerabatan yang dimilikinya. Kepercayaan yang berarti suatu
bentuk keinginan untuk mengambil risiko dalam hubungan sosial yang didasari oleh perasaan
yakin bahwa yang lain akan melakukan sesuatu seperti yang diharapkan dan akan senantiasa
bertindak dalam suatu pola tindakan yang saling mendukung, paling tidak yang lain tidak
akan bertindak merugikan diri dan kelompoknya (Putnam dalam Hasbullah, 2006:11).
Penjelasan diatas menerangkan jika setiap warga di Desa Bori Bella saling percaya dan
saling diuntungkan dari kepercayaan tersebut. Dapat dikatakan jika kepercayaan dapat
mempererat dan memperkuat hubungan sesama warga di Desa Bori Bella. Sehingga apabila
mereka tetap memelihara kepercayaan tersebut, maka saat kelompok mengalami suatu
permasalahan akan memudahkan mereka dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi
karena penyelesaian masalah dilakukan secara kolektif. Oleh sebab itu, setiap warga
masyarakat di desa Bori Bella harus selalu memelihara kepercayaan.
Kesamaan nilai-nilai yang dimiliki merupakan suatu persamaan kepentingan yang dapat
mendorong warga masyarakat untuk menyatukan persamaan kepentingan menjadi
kepentingan bersama. Hal tersebut karena tujuan akan tercapai jika persamaan kepentingan
berubah menjadi kepentingan kolektif. Kepentingan bersama tersebut dapat menjadi
kekuatan bagi kelompok untuk memperjuangkan kepentingannya sehingga mampu
menghadapi risiko yang mengancam keberlangsungan hdupnya dan memperkuat
keberadaannya.
Jaringan, kepercayaan, dan nilai harus terinstitusionalkan dalam sebuah paguyuban atau
kelompok. Paguyuban ini dapat digunakan untuk memelihara modal sosial masyarakat di
Desa Bori Bella. Mereka akan merasa lebih baik setelah disatukan dalam sebuah paguyuban.
Setelah adanya paguyuban, mereka akan merasa lebih nyaman setelah terkoordinir dalam
sebuah paguyuban karena bisa melindungi sesama warga. Dalam arti kepentingan mereka
dalam menyelesaikan permasalahan lebih terjaga karena adanya paguyuban. Warga
masyarakat desa Bori Bella bisa menyampaikan aspirasi atau pendapatnya saat adanya
pertemuan-pertemuan antarwarga. Sehingga hasil dari diskusi penyampaian pendapat
tersebut kemudian akan diumumkan atau diberitahukan kepada masyarakat lain. Sehingga
nantinya memudahkan penyelesaian masalah. Modal sosial masyarakat desa Bori Bella harus
terinstitusionalkan dalam sebuah paguyuban, menurut Tonnies dalam Soekanto (2006:116)
paguyuban (gemeinschaft) merupakan bentuk kehidupan bersama di mana anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta kekal.
Masyarakat yang terkoordinir dalam sebuah paguyuban, maka modal sosial yang dimiliki
dapat terjaga dan dapat dimanfaatkan oleh warga masyarakat desa Bori Bella.
Penghargaan terhadap perempuan sebagai manusia yang merdeka yang berhak untuk
menentukan pemecahan masalah yang dihadapinya.
Pemecahan masalah – masalah, termasuk masalah krisis air bersih yang menyangkut
perempuan akan lebih tepat apabila dibicarakan bersama dengan perempuan juga betul –
betul merasakan masalah tersebut dan kebutuhannya. Keputusan yang diambil hanya oleh
kaum laki – laki seringkali hanya berhubungan dengan dunia laki – laki dan tidak
mempunyai sensitivitas kepada masalah perempuan. Bila memikirkan masalah
perempuanpun seringkali dasarnya tidak kuat karena mereka tidak mengalami
masalahnya.
Memberi kesempatan kepada perempuan untuk menjalankan tanggung jawab sosialnya
sebagai manusia.
Potensi yang besar yang dipunyai oleh perempuan, akan sangat berarti apabila digunakan
bukan hanya untuk sektor domestik akan tetapi juga dalam sektor publik sehingga dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Keterlibatan dalam semua proses pembangunan memberikan kesempatan untuk
mendapatkan pengetahuan dan informasi yang sama.
Pendekatan pembangunan yang dipakai adalah pendekatan yang adil dan setara, sehingga
ada jaminan terbukanya seluruh akses baik bagi laki – laki dan perempuan untuk ikut
bereperan aktif dalam seluruh kegiatan masyarakat, karena sebagai manusia laki – laki dan
perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Pendekatan yang sejajar dan setara
memberi peluang kemitraan bagi laki – laki dan perempuan sehingga akan saling melengkapi
sesuai dengan potensi yang dimiliki masing – masing bukan untuk saling menguasai.
Diharapkan masing – masing pihak dapat menghargai perbedaan, dengan perbedaan bisa
saling mengisi bukan untuk saling menguasai.
Pada kenyataannya perempuan terutama kelas bawah, harus berjuang untuk melibatkan
diri dalam proses pembangunan . Makin banyak pembangunan tanpa melibatkan mereka
sebagai subyek, pembangunan tersebut semakin memunculkan fenomena mensubordinasikan
perempuan. Yang terjadi selama ini bukan pembangunan untuk perempuan akan tetapi
perempuan untuk pembangunan. Menarik apa yang diungkapakn oleh Tuti Heraty Noerhadi
(1989) :
” .... sebab bukan demi pembangunan itu sendiri kaum perempuan harus mengadakan
refleksi, melainkan dari satu kenyataan saja bahwa kaum perempuan harus diletakan sebagai
manusia ”.
Upaya memberdayakan perempuan perlu terus dilakukan agar mereka tidak terjebak
sebagai objek melainkan dapat berperan sebagai subyek dan memberikan seluruh potensinya
untuk proses pembangunan.