Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI

FARMAKOTERAPI PADA IBU HAMIL DAN MENYUSUI

Kelompok 10 / IV B

1. Ni Wayan Rias Samidya (181091)


2. Ni Nengah Ariani (181092)
3. Ni Nyoman Veby Tri Kusumayani (181093)
4. Ni Putu Linda Febryanti (181094)

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2019/2020
KASUS 1

Wina ( 27 tahun ) datang ke apotek dengan keluhan mual muntah. Diketahui saat ini Wina
sedang mengandung 11 minggu. Kondisi mual muntah memburuk sejak seminggu terakhir.
Sejak kemarin Wina mengeluh demam, kondisi demam hanya ditangani dengan kompres saja
karena pasien takut mengkonsumsi obat.

Hasil pemeriksaan : Suhu tubuh 38°C, TD 120/80, RR 22x permenit, nadi 80x permenit.

Pertanyaan :

a. Bagaimanakah penggunaan obat pada trimester pertama kehamilan?


b. Obat apakah yang anda sarankan untuk pasien Wina ?

Penyelesaian :

a. Subjective :
Wina ( 27 tahun ) datang ke apotek dengan keluhan mual muntah. Diketahui saat ini wina
sedang mengandung 11 minggu. Kondisi mual muntah memburuk sejak seminggu
terakhir. Sejak kemarin Wina mengeluh demam, kondisi demam hanya ditangani dengan
kompres saja karena pasien takut mengkonsumsi obat.
b. Objective :
 Suhu tubuh 38°C
 TD 120/80
 RR 22x permenit
 Nadi 80x permenit.
c. Assesment :
 Suhu tubuh 38⁰C menunjukan bahwa suhu tubuh pasien diatas suhu normal.
 Penggunaan obat pada wanita hamil perlu diperhatikan terutama dari segi keamanan
untuk bayi dalam kandungan maupun kesehatan ibu, karena pada masa kehamilan,
terjadi perubahan fisiologis pada tubuh ibu serta adanya perkembangan embrio yang
sangat rentan terhadap timbulnya cacat karena pengaruh dari obat yang dikonsumsi
oleh ibu hamil.
 Pada sebagian besar wanita mengalami mual dan muntah dalam 14 minggu pertama
dari kehamilan, dan setelahnya gejala akan segera mereda. Penyebabnya tidak
diketahui, namun dianggap disebabkan oleh efek sentral dari hormon-hormon
plasenta. Mual dan muntah dalam kehamilan, atau sering disebut nausea dan emesis
gravidarum adalah hal yang wajar dan sering ditemukan dalam kehamilan terutama
dalam trimester pertama kehamilan. Hyperemesis gravidarum sebenarnya memiliki
gejala yang sama dengan mual muntah pada umumnya (nausea dan emesis
gravidarum), hanya gejalanya lebih berat yang ditandai mulai dengan terganggunya
aktivitas sehari-hari, gejala yang berkepanjangan sampai keadaan yang memburuk.
Mual yang terjadi akibat perubahan hormon estrogen dan progesteron yang
meningkat selama kehamilan dan mempengaruhi fungsi organ-organ di tubuh,
termasuk fungsi lambung. Produksi asam lambung yang meningkat akan memicu
timbulnya perasaan mual dan muntah.
 Penggunaan obat pada masa kehamilan perlu diperhatikan karena kemungkinan
berpengaruh terhadap kejadian malformasi anatomi pada janin (cacat bawaan),
perkembangan intelektual, sosial dan fungsional. Penggunaan obat untuk mencegah
mual dan muntah pada ibu hamil harus hati-hati karena termasuk kategori resiko C
pada kehamilan. Jika memungkinkan penanganan dengan cara non farmakologi akan
jauh lebih baik yakni dengan mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil tetapi lebih sering dan menghindari makanan yang berminyak.
 Penggunaan parasetamol relatif paling aman jika diberikan selama kehamilan.
Parasetamol mempunyai efek analgetik ringan dan antipiretik. Tetapi umumnya obat
ini lebih banyak digunakan untuk antipiretik. Penggunaan analgesik (non opioid)
mempunyai keuntungan karena tidak bersifat adiktif, walaupun sedikit atau tidak
sama sekali mempunyai efek antiinflamasi. Efek samping yang sering terjadi pada
obat ini adalah hepatotoksik. Tetapi ini terjadi pada dosis yang berlebihan
(overdosis). Secara umum dapat dikatakan bahwa pemakaian Parasetamol pada
kehamilan relatif paling aman, jika dipakai pada dosis terapetik yang dianjurkan.
d. Plan :
 Terapi Farmakologi
1. Untuk demam dapat diberikan Paracetamol tablet 500mg dengan dosis 3 kali
sehari selama 3 hari atau jika demam sudah turun, pemberian obat ini dapat
dihentikan (s.prn). Apabila demam tidak kunjung turun disarankan untuk
konsultasi kembali ke dokter.
Parasetamol (Asetaminofen)
Peringatan: Gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, ketergantungan
alkohol.
Kontraindikasi: Gangguan fungsi hati berat, hipersensitivitas.
Efek Samping: Jarang terjadi efek samping, tetapi dilaporkan terjadi reaksi
hipersensitivitas, ruam kulit, kelainan darah (termasuk trombositopenia,
leukopenia, neutropenia), hipotensi juga dilaporkan pada infus, PENTING:
Penggunaan jangka panjang dan dosis berlebihan atau overdosis dapat
menyebabkan kerusakan hati (PIONAS, 2015).
Dosis: Oral 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram per hari;
dewasa dan anak–anak dengan berat badan 10 -50 kg, 15 mg/kg bb setiap 4–6
jam, maksimum 60 mg/kgbb per hari (PIONAS, 2015).
2. Untuk mengatasi keluhan mual dan muntah, dapat diberikan Ondansetron 4
mg 2 kali sehari sebelum makan. Obat ini digunakan untuk pengobatan mual
dan muntah. Berdasarkan hasil penelitian Einarson, et al ( 2004), pada 176
kehamilan di masing-masing kelompok, dihasilkan data bahwa sebanyak 169
orang mengalami kelahiran normal, 5 orang mengalami keguguran, 2 orang
mengalami aborsi terapeutik dan 6 orang mengalami kelahiran bayi
malformasi dan berat badan lahir rata-rata sebesar 3362 g (3,6%). Dari hasil
penelitan ini, dapat disimpulkan bahwa 176 orang yang diberikan terapi
ondansetron selama trimester pertama kehamilan, tidak mengalami
peningkatan tingkat malformasi atau kecacatan di atas baseline. Untuk dosis
penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter.
 Terapi Non Farmakologi
- Perbanyak minum air putih dan konsumsi buah- buahan.
- Kompres dengan menggunakan air hangat kuku.
- Mengubah pola makan dengan mengkonsumsi makanan dalam jumlah kecil tetapi
lebih sering dan menghindari makanan yang berminyak.
- Secara tradisional untuk mengatasi mual dan muntah dapat diberikan air akar
jahe, air ini dapat mengatasi keluhan mual muntah pada ibu hamil.

KASUS 2

Ketika masuk usia kandungan 30 minggu Wina (pasien yang sama dengan kasus 1) mengeluh
sulit BAB. Wina sudah tidak BAB selama 3 hari, kemudian dia datang ke apotek untuk membeli
obat bebas. Salah seorang rekan kerjanya menyarankan wina mengkonsumsi dulcolax tab
(bisakodil 5 mg) sebanyak 2 tablet sebelum tidur.

Pertanyaan :

a. Bagaimanakah pendapat anda dengan kasus ini ?


b. Apabila anda adalah TTK di apotek tersebut obat apakah yang anda disarankan untuk
wina ?

Penyelesaian

a. Subjective :
Wina dengan usia kandungan yang memasuki 30 minggu, mengalami sulit BAB selama 3
hari, disarankan untuk mengonsumsi obat bebas yaitu dulcolax tab (bisakodil 5 mg)
sebanyak 2 tablet sebelum tidur oleh rekan kerjanya.
b. Objective : -
c. Assesment :
 Pasien diperkirakan mengalami konstipasi kronik dimana hal ini ditandai dengan sulit
BAB selama 3 hari.
 Pasien sedang hamil, dimana masa kehamilannya sudah memasuki 30 minggu.
 Dari data diatas penggunaan obat sangat tidak tepat jika Wina memakai obat dulcolax
tab (bisakodil 5 mg) untuk mengatasi sulit BAB hal ini dikarenakan dulcolax tab
(bisakodil 5mg) dapat menstimulasi pergerakan usus, dapat menyebabkan kram pada
perut, dapat menyebabkan diare pada ibu sehingga sang ibu akan mengalami
dehidrasi yang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada bayi, sehingga terjadi
gangguan pertumbuhan pada bayi.
 Penggunaan obat pada wanita hamil penting untuk diperhatikan terutama dari segi
keamanan untuk bayi dalam kandungan maupun kesehatan ibu, karena pada masa
kehamilan, terjadi perubahan fisiologis pada tubuh ibu serta adanya perkembangan
embrio sehingga sangat rentan terhadap timbulnya cacat karena pengaruh dari obat
yang dikonsumsi oleh ibu hamil.
d. Plan :
 Terapi Farmakologi
Dapat diberikan obat melalui anus seperti Microlax Gel yang bekerja dengan cara
merangsang gerak peristaltik sistem pencernaan, membuat tekstur tinja menjadi lebih
lunak serta melancarkan proses BAB. Obat ini juga tidak mempengaruhi kondisi
otot-otot pada rahim. Natrium lauril sulfoasetat bekerja sebagai surfaktan dengan
menurunkan tegangan pada permukaan feses, sehingga memudahkan penetrasi air ke
dalam feses agar feses menjadi lebih lunak. Tak hanya air, surfaktan juga dapat
meningkatkan dispersi serat tidak larut air dalam feses sehingga jumlah serat yang
meningkat akan merangsang reaksi alamiah dari usus besar untuk membantu
melunakkan feses agar lebih mudah dikeluarkan oleh tubuh (Singh & Rao, 2010).
- Dosis: Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan dan anjuran dokter.
- Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap obat ini dan jangan digunakan pada
penderita penyakit wasir akut dan penderita radang usus besar.
- Efek Samping: BAB berdarah, iritasi anus, kembung, kram perut, muntah, mual,
pusing. Hati-hati dapat menyebabkan diare dan kekurangan cairan jika digunakan
berlebih.
- Perhatian Khusus: Jangan digunakan lebih dari satu minggu, segera
konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
 Terapi Non Farmakologi
- Perbanyak minum air putih untuk membantu pergerakan dalam usus.
- Banyak mengkonsumsi makanan yang berserat. Pada ibu hamil disarankan
mengonsumsi makanan yang berserat, seperti buah-buahan dan sayuran segar,
kacang-kacangan, dan roti gandum utuh.

KASUS III

Tiga bulan setelah melahirkan Wina datang ke dokter dengan keluhan sesak nafas. Saat ini Wina
tengah menyusui anaknya. Sebelum datang ke dokter Wina sudah menelusuri obat asma lewat
internet dan menyimpulkan hendak membeli asmasoho (theophylin)

Riwayat penyakit sekarang : sesak nafas disertai suara mengi. Sesak mulai dirasakan setelah
bersih rumah hari ini.

Riwayat penyakit : memiliki asma sejak usia 10 tahun.

Riwayat keluarga : memiliki seorang nenek yang menderita asma.

Pertanyaan :

a. Apakah yang anda lakukan apabila anda menjadi TTK di apotek tersebut ?
b. Berdasarkan pustaka obat apakah yang aman dan dapat anda sarankan untuk kasus 3 ?

Penyelesaian:

a. Apakah yang anda lakukan apabila anda menjadi TTK di apotek tersebut ?
Dalam hal ini, sebagai TTK, tentunya kami tidak bisa memberikan pasien obat seperti di
atas karena obat tersebut hanya bisa diperoleh dengan adanya resep dari dokter, sehingga
lebih baik pasien pergi ke dokter terlebih dahulu. Untuk pencegahan asma kambuh, sebaiknya
pasien menghindari allergen seperti debu agar sesak nafas dapat segera mereda. Apabila
diperlukan, maka dapat menggunakan terapi oksigen jangka pendek (short-burst oxygen
therapy). Menurut PIONAS, terkadang oksigen diresepkan untuk penggunaaan intermiten
(short-burst) pada episode hipoksemia jangka pendek, misalnya asma.
b. Berdasarkan pustaka obat apakah yang aman dan dapat anda sarankan untuk kasus 3 ?
METODE SOAP
1. Subjective
Ibu wina mengeluh sesak nafas setelah tiga bulan melahirkan dan Saat ini ibu wina sedang
menyusui
2. Objective
- Sesak nafas disertai suara mengi. Sesak mulai dirasakan setelah bersih rumah hari ini.
- Pasien memiliki asma sejak usia 10 tahun
- Pasien memiliki seorang nenek yang diketahui menderita asma
- Pasien menelusuri terapi lewat internet secara mandiri dan ingin membeli asmasoho
dengan kandungan aktif theophylline.
3. Assement
Pada kasus diatas pasien diperkirakan mengalami serangan asma akut setelah terpapar
allergen yaitu debu saat sedang membersihkan rumahnya. Hal inilah yang menyebabkan
asma dari pasien kambuh. Setelah menelusuri obat asma lewat internet, pasien memilih
asmasoho (theophylin) sebagai pilihan terapi. Sebelum memutuskan untuk menggun akan
asmasoho sebagai obat terapi, harus di analisis dulu apakah obat tersebut cocok untuk ibu
menyusui atau tidak. Dimana analisis yang di gunakan adalah 4T 1W yaitu:
1. Tepat Indikasi
Pada kasus diatas pengobatan yang dipilih kurang tepat dengan indikasinya. Asthma
Soho efektif untuk meringankan dan meredakan serangan asma bronkial. Asthma
Soho mengandung kombinasi Theophylline dan Ephedrine HCL. Theophylline
mempunyai efek melemaskan otot polos dan merangsang susunan saraf pusat dan
termasuk ke dalam golongan methylxanthines yang digunakan untuk terapi
pemeliharaan jangka panjang, sehingga tidak cocok apabila digunakan untuk terapi
serangan akut yang dialami pasien.
2. Tepat Obat
Dilihat dari keluhan pasien, Asma Soho bukanlah obat yang tepat untuk pasien yang
mengalami serangan akut dan sedang menyusui. Hal ini disebabkan kandungan dari
Asma Soho, yaitu teofilin dapat terdistribusi dan dapat tereksresi lewat ASI,
berdasarkan PIONAS, dilaporkan terjadi iritabilitas pada bayi.
3. Tepat Dosis
Tidak dapat dianalisis dikarenakan pasien tersebut baru berencana untuk membeli
obat Asma Soho tersebut.
4. Tepat Pasien
Dalam hal ini obat dalam bentuk oral dengan kandungan teofilin tidak tepat untuk
pasien yang sedang menyusui.
5. Waspada Efek Samping
Sangat dikhawatirkan terjadi efek samping yang tidak diinginkan dari pemberian
teofilin pada ibu yang sedang menyusui karena dapat menyebabkan iritabilitas pada
bayi. Hal ini juga berlaku pada kombinasi efedrin yang ada dalam Asma Soho. Pada
PIONAS, dilaporkan iritabilitas pula dan gangguan tidur.
4. Plan
a. Terapi Farmakologi
Dari kasus di atas, maka direncanakan untuk memberikan obat yang sesuai
dengan kondisi pasien. Untuk terapi serangan akut, dipilih obat yang sesuai, antara
SABA, antikolinergik, atau kortikosteroid. Untuk menghindari adanya ekskresi obat
dari ASI, maka dipilihlah obat dengan bentuk inhalasi sehingga distribusi obat dalam
ASI dapat dihindarkan. Dapat disimpulkan bahwa pemberian obat Ventolin Inhaler
CFC Free dengan dosis 100 – 200 g ( 1-2 hirupan) lebih aman untuk pasien.
KIE yang dapat kami berikan adalah diharapan agar pasien berkonsultasikan ke
dokter terlebih dahulu untuk penggunaan Ventolin Inhaler. Penggunaannya inhaler
dibuka dan dikocok, lalu kepala dimiringkan sedikit ke belakang. Tarik nafas dalam-
dalam dan keluarkan secara perlahan. Letakkan mouth piece pada mulut (di antara
gigi atas dan gigi bawah depan) dan tutup mulut. Tekan inhaler bersamaan dengan
tarikan nafas, tahan nafas kurang lebih 10 detik dan buang nafas perlahan. Tunggu 30
detik dan ulangi langkah tersebut. Digunakan 3x2 puff atau sesuai resep dokter.
b. Terapi Non farmakologi
Untuk pencegahan asma kambuh, sebaiknya pasien menghindari allergen seperti
debu agar sesak nafas dapat segera mereda. Jangan melakukan kegiatan berat, istirahat
cukup, dan perbanyak konsumsi air putih.

DAFTAR PUSTAKA

MIMS. 2017. Mims Indonesia-Drug Information, Disease, News. Paracetamol Drug Information.
(online) https://www.mims.com. Diakses pada 17 Mei 2020
MIMS Pharmacy Guideline. MIMS Online. https://www.mims.com/indonesia/drug/info.
(Diakses 2020)
Rachmawati, Dwi Afina.2018. REVIEW ARTIKEL: TERAPI MUAL DAN MUNTAH SELAMA
MASA KEHAMILAN Farmaka Suplemen Volume 16 Nomor 3.Fakultas Farmasi
Universitas Padjadjaran
Singh, S. & Rao, S.S. (2010). Pharmacologic management of chronic constipation. Gastroenterol
Clin North Am., 39(3), 509-27
BPOM RI. Pusat Informasi Obat Nasional. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia, Jakarta. Terdapat di: http://pionas.pom.go.id/
Einarson, et al. (2004). The Safety of Ondansetron for Nausea And Vomiting of Pregnancy: A
Prospective Comparative Study. BJOG: an International Journal of Obstetrics and
Gynaecology. 111: 940-943.

Anda mungkin juga menyukai