BAB 1
PENDAHULUAN
Kabupaten Bangka Barat terdiri atas enam Kecamatan yaitu Muntok, Simpang
Teritip, Jebus, Parittiga, Kelapa dan Tempilang. Setiap Kecamatan memerlukan
sarana dan prasarana yang menunjang dan memadai untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Program pembinaan jaringan jalan dan
jembatan merupakan salah satu upaya pemerintah Kabupaten dalam menunjang
pencapaian sasaran pembangunan di daerah, karena jaringan jalan sebagai prasarana
yang memiliki kedudukan yang strategis dalam meningkatkan kegiatan ekonomi
secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan inventarisasi atau pemutakhiran
data jaringan jalan dan jembatan yang hasilnya akan dimanfaatkan sebagai masukan
Bab I - hal
1
untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jalan dan jembatan di wilayah
Kabupaten Bangka Barat.
Tujuan yang diharapkan adalah tersedianya data base jaringan jalan dan jembatan di
Kabupaten Bangka Barat, yang datanya dapat digunakan sebagai masukan untuk
penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan dan jembatan.
Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan Pemutakhiran/ inventarisasi data jalan dan
jembatan ini adalah :
Wilayah perencanaan dalam Kegiatan Pemutakhiran Data Jalan dan Jembatan ini
terletak di Wilayah Kabupaten Bangka Barat, yaitu di 6 (enam) kecamatan (gambar
1.1). Keenam kecamatan yang dimaksud adalah:
1. Kecamatan Muntok;
3. Kecamatan Jebus;
4. Kecamatan Parittiga;
5. Kecamatan Kelapa;
6. Kecamatan Tempilang.
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja yang telah disepakati, maka pelaksanaan kegiatan
pekerjaan inventarisasi data jalan dan jembatan berlangsung selama 3 bulan kalender
kerja, terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
1.4. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dokumen update data
jalan dan jembatan.
Laporan Pendahuluan ini disusun secara sistematis dan runtun bab per bab sesuai
dengan materi pokoknya yang perlu diuraikan sebagaimana ditentukan dalam KAK.
Uraian diawali dari :
Bab III : Pendekatan dan Metodologi dalam bab ini diuraikan mengenai uraian
metodologi pelaksanaan yang akan dilakukan untuk mencapai output studi
Bab IV : Organisasi Personil dan Rencana Kerja
Pada bab ini berisi tentang tahapan pelaksanaan pekerjaan meliputi tahap persiapan,
kunjungan lapangan, pengumpulan data, penyusunan dokumen rencana penataan
lingkungan permukiman kumuh. Terakhir menguraikan tentang personil serta
tanggung jawab dan penugasannya dalam kegiatan ini.
PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN LAPORAN PENDAHULUAN
JEMBATAN
Gambar 1.1
Peta Wilayah Perencanaan
Bab I - hal 5
PEMUKTAHIRANDATA
PEMUKTAHIRAN DATAJALAN
JALANDAN
DAN LAPORAN PENDAHULUAN
JEMBATAN
JEMBATAN
BAB
2
TI
NJ
AU
AN
WI
LA
Y
A
H
2.1. KONDISI
GEOGRAFIS DAN
FISIK DAERAH
Lingkup wilayah
Kabupaten Bangka
Barat secara
geografis terletak
pada 105o 00’ – 106o
Bab 2 - hal
1
00’ Bujur Timur dan 01o meter di atas
00’ – 02 o
10’ Lintang permukaan laut
Selatan dengan batas sedangkan bukit-
administrasi (gambar bukit lainnya relatif
2.1) sebagai berikut: lebih rendah dari
Gunung Menumbing
Sebelah utara : Laut
Natuna; antara lain adalah
Gambar 2.1
Peta Wilayah Administrasi
Bab 2 - hal 2
PEMUKTAHIRANDATA
PEMUKTAHIRAN DATAJALAN
JALANDAN
DAN LAPORAN PENDAHULUAN
JEMBATAN
JEMBATAN
2.2. Iklim
Kabupaten Bangka Barat memiliki iklim tropis tipe A dengan variasi curah hujan antara 11,8
hingga 370,3 mm per bulan. Untuk tahun 2009, dengan curah hujan terendah pada bulan
September. Suhu rata-rata berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika
Pangkalpinang menunjukan variasi antara 25,7 hingga 29,0 derajat Celcius. Sedangkan
kelembaban udara bervariasi antara 66,0% hingga 83,6% pada tahun 2009 (Sumber:
Bangka Barat Dalam Angka, 2010).
2.3. Hidrologi
2.4. Demografi
Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013, jumlah penduduk pada
tahun 2012 sebanyak 197.325 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 101.946 jiwa
dan jumlah penduduk perempuan sebesar 95.379 jiwa, jumlah ini meningkat dibanding
tahun 2011 yang berjumlah 189.526. Kecamatan Muntok memiliki jumlah penduduk paling
besar yaitu 53.155 jiwa. Secara rinci jumlah penduduk menurut Kecamatan, dan jenis
kelamin di Kabupaten Bangka Barat tahun 2012 sebagaimana tertera pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2012
Jenis Kelamin
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Muntok 27.357 25.798 53.155
2 Simpang Teritip 14.575 13.731 28.306
3 Kelapa 17.385 15.940 33.325
4 Tempilang 14.089 13.319 27.408
5 Jebus 10.590 9.935 20.525
6 Parittiga 17.950 16.656 34.606
Total 101.946 95.379 197.325
Sumber: BPS Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013
Bab 2 - hal
3
PEMUKTAHIRANDATA
PEMUKTAHIRAN DATAJALAN
JALANDAN
DAN LAPORAN PENDAHULUAN
JEMBATAN
JEMBATAN
Perkembangan sosial dan budaya merupakan faktor yang terpenting dalam pembangunan
manusia di Kabupaten Bangka Barat, perkembangan sosial dan budaya dapat dilihat dari
berbagai bidang salah satunya seperti pendidikan serta penduduk miskin di Kabupaten
Bangka Barat. Tingkat pendidikan masyarakat merupakan investasi daerah baik untuk
individu maupun kelompok. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang
berkualitas sebagaimana yang dicita-citakan yang memiliki kemampuan memanfaatkan,
mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk
mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan berbagai bidang lainnya.
Dengan demikian pendidikan merupakan salah satu cara untuk membangun manusia
sebagai sumberdaya pembangunan. Gambaran sektor pendidikan di Kabupaten Bangka
Barat dapat dilihat dari perkembangan sarana dan prasarana sekolah pada tingkat Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkatan Pertama (SLTP), dan Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan (SMA/SMK). Dalam bidang pendidikan, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat
terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan, baik pada tingkat dasar
hingga menengah.
Perkembangan sosial budaya di suatu Kabupaten juga dapat dilihat dari jumlah penduduk
miskin di daerahnya. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bangka Barat mengalami
penurunan yang sangat besar dari tahun 2005 jumlah penduduk miskin 11.700 jiwa dan
menjadi 2.013 jiwa di tahun 2011 yang tersebar di seluruh kecamatan. hal ini disebabkan
oleh banyak faktor salah satunya adalah dengan adanya mata pencaharian melalui
penambangan dan melalui program pemerintah dengan memberikan bantuan kepada
penduduk miskin serta banyak hal lainnya yang mempengaruhi pendapatan masyarakat.
2.6. Ekonomi
Secara umum perekonomian Kabupaten Bangka Barat dalam beberapa tahun kedepan
masih akan didominasi oleh empat sektor utama yang menjadi Unggulan Daerah. Masing-
masing berdasarkan peringkatnya adalah: (1) pertambangan dan penggalian;(2) pertanian;
(3) perdagangan, hotel dan restoran sebagai representasi sektor pariwisata; serta (4).
industri pengolahan. Kontribusi keempat sektor ini sangat dominan dalam pembentukan
Pendapatan Domestik Regional Bruto(PDRB) Kabupaten Bangka Barat.
Bab 2 - hal
4
PEMUKTAHIRANDATA
PEMUKTAHIRAN DATAJALAN
JALANDAN
DAN LAPORAN PENDAHULUAN
JEMBATAN
JEMBATAN
Penataan ruang bukan merupakan komponen yang berdiri sendiri di dalam pembangunan
Daerah, tentunya melibatkan berbagai komponen sektoral lainnya yang secara lansung
membutuhkan keterlibatan kelembagaan baik dari pihak pemerintah, swasta maupun
masyarakat. Salah satu tolok ukur yang penting didalam menentukan keberhasilan
penataan ruang adalah peran serta dari lembaga-lembaga yang terkait sangat diperlukan.
Penataan ruang yang akan menjadi payung pembangunan di daerah harus mendapatkan
apresiasi yang sama oleh seluruh lembaga yang ada, sehingga kepentingan-kepentingan
yang bersifat sektoral tidak lagi menjadi penghambat didalam melaksanakan pembangunan
melainkan harus dapat diupayakan untuk saling memberikan dukungan satu sama lain
sehingga arah pembangunan dapat berjalan secara efektif dan terjadi proses percepatan
pembangunan.
Bab 2 - hal
5
Bangka Barat, Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bangka Barat, dan Peraturan Daerah
Kabupaten Bangka Barat Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Bangka Barat.
PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN LAPORAN PENDAHULUAN
JEMBATAN
BAB 3
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Model pendekatan yang akan dilakukan dalam kegiatan ini adalah model deduktif
eksploratif, agar diperoleh hasil proses perencanaan yang optimal sebagaimana
diharapkan dari keluaran pelaksanaan pekerjaan ini.
Selain itu kegiatan penyusunan ini juga, dilakukan dengan beberapa pendekatan :
Pola pikir pelaksanaan studi ini dikembangkan atas dasar latar belakang, maksud dan
tujuan, dan lingkup studi yang disampaikan pada KAK. Untuk dapat menyusun suatu
studi yang komprehensif maka perlu dipahami konteks studi secara holistik yang
Bab 3 - hal
1
PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN LAPORAN PENDAHULUAN
JEMBATAN
menyangkut semua issue, aspek normatif, lingkungan strategis, dan semua elemen
sistem yang terkait dengan Inventarisai Data Jalan dan Jembatan Kabupaten Bangka
Sealatan.
Diagram pola pikir umum studi ini secara garis besar disampaikan pada Gambar 2.1.
Dimulai dari cicilan hasil studi terdahulu dalam dokumen perencanaan eksisting
(RTRW Provinsi /Kabupaten), dan studi terdahulu) sejumlah data eksisting serta
rencana dan program eksisting dapat ditelusuri. Pemetaaan terhadap peran masing-
masing stakeholders (Pemkab, Swasta, dan Masyarakat) dalam lingkungan strategis
yang dikoridori oleh aspek normatif berupa peraturan perundangan yang berlaku
merupakan langkah penting untuk dapat memahami konteks, lingkup, serta
identifikasi masalah yang dihadapi dalam Inventarisai Data Jalan dan Jembatan
Kabupaten Bangka Barat. Kolaborasi hasil pemetaan peran serta kondisi obyektif dari
sistem transportasi yang ada saat ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam
penyusuan Inventarisai Data Jalan dan Jembatan Kabupaten Bangka Barat yang
komprehensif dan terpadu (antar-moda, antar-wilayah, antar-stakeholders, dll).
Dalam strategi umum ini termasuk sejumlah program pokok (main programs) yang
harus dijabarkan dalam tahapan jangka pendek, menengah dan panjang.
Bab 3 - hal
2
PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN LAPORAN PENDAHULUAN
JEMBATAN
Bab 3 - hal 3
PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN LAPORAN PENDAHULUAN
JEMBATAN
Langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah menyiapkan semua
sarana dan prasarana dengan tujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan
pekerjaan secara efisien dan efektif sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja oleh pihak
pemberi pekerjaan. Tahap Persiapan untuk kegiatan Pemutakhiran Data Jalan dan
Jembatan akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
1. Persiapan Internal
Mengidentifikasikan tugas dan tanggung jawab dari masing masing anggota tim
sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Kerangka Acuan Kerja (KAK).
2. Persiapan Eksternal
Melakukan koordinasi dengan pemberi pekerjaan sejak awal telah dilakukan untuk
mendiskusikan semua aspek mulai dari persiapan, maksud dan tujuan, sasaran
pekerjaan, output dan outcome, sampai pada ruang lingkup kegiatan. Koordinasi
yang menyangkut perbaikan laporan pendahuluan dan persiapan survei. Sedangkan
koordinasi internal antara tenaga ahli, asisten tenaga ahli dan personil pendukung
Bab 3 - hal
4
telah dilakukan untuk mempertegas batasan tugas dan pekerjaan yang akan
dilakukan sesuai dengan keahlian masing-masing.
Penentuan tenaga ahli yang terlibat dilakukan dengan pertimbangan tingkat efisiensi
dan efektifitas kerja yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan harapan
bahwa proses pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Pada
sisi lain koordinasi tim internal telah menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan secara matang dan rinci. Kegiatan yang dimaksud
meliputi penyusunan organisasi kerja, penyusunan rencana kerja, pembagian kerja,
kebutuhan bahan dan peralatan yang akan dipergunakan dalam survei lapangan.
3. Kajian Pustaka
Tahapan inventarisasi ini juga dilakukan kaji ulang (review) terhadap studi- studi
yang telah dilakukan, kajian literature, kajian terhadap rencana-rencana daerah
termasuk RTRW/RUTR dan rencana pengembangan sistem transportasi serta aspek-
aspek legal dan institusional yang berpengaruh terhadap pelaksana program dan
rencana-rencana pengembangan sistim jaringan jalan.
Data sekunder perlu dikumpulkan dari instansi-instansi terkait, seperti : Dinas PU,
Bappeda, Dinas Perhubungan, Kantor Statistik dan lain-lain sebagai data tambahan
untuk mendukung data primer dalam proses analisis. Data sekunder yang
dikumpulkan diantaranya meliputi:
1) Data tata guna lahan dan sarana pendukung di tiap wilayah studi
Tata guna lahan yang ada meliputi: kehutanan, pertanian, perkebunan,
perdagangan, perkantoran, pendidikan (sekolah dan kampus), industri rumah
tangga. Selain besaran potensi, perlu diketahui juga pertumbuhannya selama
rentang waktu tertentu, serta lokasi penyebaran potensi tersebut. Apabila
potensi-potensi ini bisa dimanfaatkan, akan membangkitkan arus barang dan
penumpang yang menuntut penyediaan sarana transportasi.
Perlu dikaji ketersediaan data prasarana transportasi jalan raya yang sudah ada
(Existing). Hal yang khas didaerah pedalaman, selain jalan raya yang dibangun
oleh pemerintah, terdapat jalan Logging yang dibangun para pengusaha HPH
dan jalan setapak yang digunakan penduduk pedalaman, yang potensial untuk
ditingkatkan menjadi jalan raya, pembuatan rute jalan baru akan dipengaruhi
oleh tata guna tanah yang ada, yang akan menimbulkan bangkitan arus
lalulintas. Di daerah pedalaman, sebagian besar tanah dimanfaatkan untuk area
HPH. Adanya pemukiman transmigrasi yang dilengkapi dengan jalan poros dan
jalan-jalan penghubung ke pusat kegiatan yang sudah berkembang merupakan
pemacu pertumbuhan wilayah.Dimana keseluruhan jaringan jalan yang ada
tergambar dalam peta jaringan jalan.
b) Pengumpulan Data
Melakukan pengumpulan Data riwayat jalan (riwayat perkerasan, data lalu lintas,
data perwujudan jalan, data black spot), data kepemilikan tanah, data utilitas
publik, harga/nilai tanah objek pajak .
Survei primer dilakukan pada ruas-ruas jalan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten di
seluruh wilayah Kabupaten Bangka Barat meliputi:
Tujuan Penetapan Titik Referensi Ruas dalam pekerjaan ini adalah menentukan
referensi titik awal dan akhir dari satu ruas jalan, lokasi patok Kilometer yang ada
lapangan dan tanda referensi sementara apabila tidak ditemukan patok kilometer,
Titik Referensi ini akan dijadikan acuan lokasi untuk pelaksanaan survei berikutnya.
Mempersiapkan peta jaringan jalan antar kota dan dalam kota serta pendukung
lainnya sebagai bahan untuk menentukan rencana route survei titik referensi dan
perkiraan lokasi titik referensi.
Survei Data Titik Referensi disingkat STR dimaksudkan untuk menentukan titik-titik
referensi pada suatu ruas jalan yang digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan survei jalan.
Dari Survei data titik referensi dapat ditentukan jarak titik referensi terhadap kota
awal kilometer, serta dapat pula ditentukan panjang sebenarnya dari suatu ruas
jalan.
Dalam survei titik referensi ini dilakukan pula pengecekan di lapangan atas
perbedaan titik referensi data base jaringan jalan dengan Ruas jalan SK menteri
376/KPTS/M/2004.
Disamping itu survei data titik referensi dimaksudkan pula sebagai masukan data
untuk leger jalan dan database jalan, baik di tingkat pusat maupun di tingkat
propinsi.
d. Kondisi jalan
Adapun acuan yang digunakan untuk pelaksanaan survei ini adalah menunjuk pada
Buku Petunjuk Pengisian Bina Marga 12 Agustus 1998.
Secara umum, data hasil survei inventarisasi jalan dapat berupa hasil dari
pengamatan atau pengukuran sebagai berikut:
Data Pengamatan
1 = buruk
3 = sedang
4 = baik
5 = memuaskan
Data Pengukuran
Mengukur jarak dengan menggunakan pita ukur (meteran) atau dengan odometer
pada kendaraan, alat ukur theodolite, peta/gambar teknik. Perkiraan jarak dapat
dilakukan selain dari peta, langsung dari lapangan dengan menggunakan meteran
atau dari dalam kendaraan. Objek yang diamati dicatat pada sketsa peta dengan
menunjukkan koordinat (x,y) terhadap titik awal ruas pada sumbu jalan. Skala yang
disarankan untuk survei ini adalah 1 : 1000. Hal ini berarti bahwa kertas berukuran
A4 dapat mencatat data untuk jalan sepanjang 250 meter.
Maksud dan tujuan survei kondisi jalan disingkat SKJ (Road Condition Survei, RCS)
adalah untuk mendapatkan data kondisi dari bagian-bagian jalan yang mudah
berubah; baik untuk jalan aspal maupun jalan tanah/kerikil, sesuai kebutuhan untuk
penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan. Hasil survei kondisi
jalan bersama dengan hasil survei jalan lainnya serta perhitungan lalu lintas
digunakan untuk penyusunan rencana dan program pembinaan jaringan jalan, dan
sebagai masukan dalam sistem perencanaan teknis jalan.
Disamping itu survei kondisi jalan dimaksudkan pula untuk dapat memberikan
masukan data pada leger jalan dan bank data jalan, baik dilingkat pusat, ditingkat
Propinsi, serta ditingkat Kabupaten/Kota.
Survei kondisi jalan dilakukan berdasarkan data titik referensi. Untuk pelaksanaan
survei kondisi jalan pada jalan aspal agar diusahakan bersamaan waktunya dengan
survei kekasaran permukaan jalan, sehingga hasil keduanya dapat saling
melengkapi.Adapun survei kondisi jalan meliputi :
Survei ini dilakukan untuk menginventarisasi kondisi fisik jalan pada lokasi
wilayah studi. Kondisi fisik jalan yang disurvei diantaranya meliputi data: kondisi
geometrik jalan, kondisi perkerasan serta kondisi lingkungan (pemanfaatan
lahan) disekitar jalan.
Maksud dan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk memberikan kejelasan mengenai
pelaksanaan survei kekasaran permukaan jalan dengan alat ukur NAASRA Data yang
diperoleh dari survei ini akan menjadi salah satu masukan dalam penyusunan
rencana dan program pembinaan jalan.
Survei kekasaran permukaan jalan dengan alat NAASRA hanya dilakukan pada jalan
aspal/beton semen dengan kondisi rusak ringan. baik dan baik sekali. Survei ini tidak
dilakukan pada jalan tanah, kerikil dan jalan aspal/beton semen dengan kondisi
rusak berat.
Sebagai acuan untuk pelaksanaan survei ini menunjuk pada Buku Panduan Survei
Kekasaran Permukaan Jalan dengan Alat Ukur NAASRA, Ditjen Bina Marga 29 Juli
1998, dan Buku Petunjuk Pelaksanaan Survei Kekasaran Permukaan Jalan secara
Visual, Ditjen Bina Marga 12 Agustus 1998.
Hasil penilaian kinerja setiap ruas jalani saat ini juga digunakan sebagai parameter
dalam pengklasifikasian jalan.Untuk keperluan tersebut juga dilakukan pembentukan
sistem zona dan sistem jaringan jalan.
Sistem Zona
Sistem Jaringan
Disamping penentuan zona lalu lintas dibutuhkan pula pembuatan sistem jaringan
jalan yang sudah ada yang menghubungkan zona-zona yang telah dianalisa sebagai
alat bantu dalam pengklasifikasian dari ruas-ruas jalan.
Untuk mempertajam kajian/analisa, sistem " Survey dan Penetapan Ruas Jalan
Kabupaten akan diberi nama pada ruas- ruas jalan, yang dalam tahap ini
diprioritaskan pada jalan jalan Kabupaten yang berada dalam wilayah Kabupaten
Bangka Barat.
Sebelum menuju output beberapa hal yang perlu disepakati pengertiannya antara
lain :
a. Ruas Jalan
Adalah jalan antara dua simpul yang mempunyai karakteristik lalu-lintas yang
relatif sama.
b. Daerah
c. Persimpangan
Adalah persimpangan antara dua atau lebih ruas jalan yang dimaksudkan yang
mempunyai karakteristik lalu-lintas hampir sama. Persimpangan dimana salah
satu kakinya mempunyai volume lalu-lintas kurang dari 25 % terhadap kaki
lainnya tidak dikodefikasikan sebagai simpul.
Adalah peta yang menggambarkan ruas-ruas jalan yang berada pada wilayah survey.
Berdasarkan data kondisi jaringan jalan saat ini, maka dapat disusun suatu
sistim tabel yang memuat Nomor Ruas Jalan, Nama Jalan, Panjang Fungsi serta
status jalan itu sendiri.
2) Tabel kondisi eksisting jalan
Dan dengan merujuk ke tabel penomoran diatas maka dapatlah disusun tabel
yang memuat kondisi eksisting jalan. Ditabel ini termuat kondisi umum jalan
terebut
4) Dokumentasi / visualisasi,
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka akan disusun suatu rekomendasi
studi, termasuk studi lanjut untuk implementasi perencanaan sistem jaringan
jalan.
1. Laporan Pendahuluan
Pengumpulan data sekunder dan bahan peta dasar (data bentang alam laut
dan daratan) serta peta tematik sesuai skala peta yang telah ditentukan.
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Akhir
BAB 4
ORGANISASI PERSONIL
DAN RENCANA KERJA
Bab 4 - hal
1
PEMUKTAHIRAN DATA JALAN DAN LAPORAN PENDAHULUAN
JEMBATAN
Penetapan struktur organisasi kerja yang bersifat khusus ini bertujuan untuk
menjamin kualitas pekerjaan, sehingga pekerjaan berjalan lancar dalam mencapai
target pekerjaan seperti yang diharapkan. Adapun tugas dan tanggungjawab serta
wewenang masing-masing unsur dalam organisasi tersebut dirinci sebagai berikut :
Melakukan koordinasi dengan Tenaga Ahli terhadap hasil kajian dan evaluasi
penyusunan informasi database jalan dan jembatan;
Seorang Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman dalam pekerjaan teknik jalan
raya, mempunyai pengalaman minimal 8 tahun dibidangnya.
Bab 4 - hal
2
Melakukan pengumpulan data ruas jalan baik dalam bentuk soft copy maupun
hard copy;
3. Ahli Pemetaan
a. Seluruh ruas jalan hasil survey terkini baikjalan kolektor, jalan poros desa
maupun jalan lokal dan rencana jalan baru;
Tenaga Ahli dalam melaksanakan tugasnya akan dibantu oleh tenaga pendukung dan
penunjang baik di bidang teknis maupun administrasi, semua dibawah kendali Ketua
Tim. Adapun tenaga pendukung yang akan dilibatkan adalah cad operator, surveyor
dan sekretaris.
4.2 RENCANA KERJA
Dalam pelaksanaan pekerjaan Pemutakhiran Data Jalan dan Jembatan, konsultan akan
membagi kegiatan dalam beberapa tahapan pekerjaan. Pentahapan pekerjaan ini
dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan dan evaluasi hasil pekerjaan sehingga
ketepatan waktu, mutu atau kualitas dan sasaran pekerjaan akan selalu terkontrol.
Pembagian tahapan pekerjaan secara global dijelaskan sebagai berikut :
a. Persiapan
Penyiapan personil dalam tim kerja (tenaga ahli dan tenaga pendukung
sesuai dengan tata laksana personil),
Penyiapan administrasi,
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data sekunder dan primer untuk
mengidentifikasi data ruas jalan dan jembatan, inventarisasi studi- studi,
referensi, kebijakan dan rencana-rencana Pemda.
Pengumpulan bahan peta dasar dan peta tematik sesuai skala peta yang
telah ditentukan.
d. Laporan Bulanan
Tabel 4.1
Jadwal Penugasan Personil
BULAN
No. Posisi I II III KET
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I TENAGA AHLI
1 Team Leader
2 Highway Engineer
3 Ahli Pengukuran
Keterangan :
Tugas Lapangan
Tugas Di kantor
Bab 4 - hal
6