Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
TAHUN AJAR 2020/2021

Nama : Dikri Puadi


NIM : 1182020059
Mata Kuliah : Psikologi Agama
Dosen Pengampu : Wildan Baihaqi, M. Ag
Pertanyaan
1. Jelaskan dengan singkat tujuan dan kegunaan psikologi agama
2. Apa yang menjadi lapangan penelitian psikologi agama dan metode apa saja
yang digunakan dalam penelitian psikologi agama? Lengkapi argumentasi anda
dengan contohnya
3. Bagaimana logikanya hubungan manusia dan agama dalam psikologi agama dan
mengapa manusia begitu terikat dengan agama? Sertakan dengan contoh
kongkritnya
4. Apa saja yang dapat menjadi faktor-faktor dalam agama? Dan apa contohnya

Jawaban
1. Tujuan psikologi agama adalah mengukur dan mendeskripsikan sikap dan
perilaku orang yang beragama. Kemudian para psikolog akan memanfaatkan
hasil pengukurannya tersebut sebagai dasar dugaannya. Selanjutnya psikolog
dapat menjelaskan bagaimana sikap dan prilaku orang yang beragama tersebut.
Dengan mempelajari psikologi agama maka kita akan ;

 Memperoleh ilmu baru;


 Memuaskan rasa ingin tahu; dan
 Memperbaiki kualitas hidup
2. Lapangan penelitian Psikologi Agama dapat diambil dua bagian besar yaitu segi
kesadaran agama dan segi pengalaman agama, yang menjadi penjabaran dari
pembahasan tentang tingkah laku dan proses mental orang-orang yang beragama. Jadi,
objek bahasan Psikologi Agama itu adalah kegiatan manusia yang beragama, yang satu
bersifat fisik dan yang lain bersifat mental.
Metode penelitian Psikologi Agama dapat dibedakan menjadi dua, metode
filosofis yang meliputi ; metode intuitif, metode kontemplatif (merenungkan
sesuatu objek), dan metode filosofis religius. Yang kedua adalah metode empiris
yang meliputi ; metode observasi, introspeksi, ekstrospeks, introspeksi
eksperimen, eksperimen, wawancara, kuisioner, metode klinis, biografi,
observasi sosial dan antropologi agama, studi kasus, psikotes, statistik, dan
pendapat umum.
Contohnya jika kita ingin mengetahui kesadaran agama dengan bukti berbakti
kepada kedua orang tua maka bisa dilakukan dengan memberikan kuisioner.
Diberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan berbakti kepada kedua
orang tua. Atau bisa juga menggunakan metode observasi seperti melihat
langsung perilaku orang tersebut terhadap kedua orang tuanya.
3. Agama mempunyai kata lain yaitu religi yang berasal dari bahasa latin religio dan
berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya
dengan berreligi seseorang mengingikat dirinya kepada tuhan. Agama berarti
bertuhan.
Hubungan manusia dengan agama sangat erat. Manusia sangat membutuhkan
agama seperti ciptaan dengan pencipta. Sesuatu yang diciptakan pasti
membutuhkan penciptanya. Tidak mungkin jika suatu ciptaan tidak
membutuhkan penciptanya. Karena ciptaan itu sendiri diciptakan oleh yang
menciptakannya. Ciptaan itu bisa ada karena sudah diciptakan.
Contohnya seperti mobil yang sudah diciptakan manusia. Sebuah mobil tidak
akan ada jika tidak ada yang menbuatnya, dan mobil membutuhkan manusia
untuk bisa berjalan. Tidak mungkin sebuah mobil bisa berjalan sendiri tanpa
dikemudikan.
4. Adalah
 Faktor internal
Bisa dari faktor bawaan dari gen orang tuanya, dari pengalaman pribadinya,
atau pengaruh emosinya tehadap agama
Contohnya seperti seorang anak yang memiliki minat untuk mempelajari
agama. saat sudah waktunya pergi mengaji dia langsung bergegas tanpa
disuruh oleh kedua orang tuanya.
Atau misalkan kedua orang tuanya adalah seorang ustadz dan ustadzah yang
sholeh dan sholehah, maka anak mereka ini bisa dipastikan akan sholeh juga
seperti ayah ibunya.
 Faktor eksternal
Bisa dari didikan orang tuanya, lingkungan keluarganya, lingkungan
sekolahnya, lingkungan masyarakatnya, atau teman dekatnya.
Contohnya seperti anak yang awalnya tidak tertarik dengan agama kemudian
diajarkan agama oleh kedua orang tuanya lalu anak tersebut jadi sholeh.
Atau anak tersebut disekolahkan di sekolah “alkutab” yang lingkungan
sekolahnya sangat religius. Kemudian anak ini memunculkan tingkah laku
agama baik disekolah maupun setelah berada dirumahnya.
Atau anak yang memiliki teman dekat yang sholeh. Temannya ini bagus
perkataannya, bagus perangainya, selalu mengajaknya sholat, bersedekah,
mengaji. Kemudian anak ini menjadi bagus perangainya, rajin sholatnya baik
itu ketika bersama temannya maupun tidak.

Anda mungkin juga menyukai