Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. i


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ii

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Khusus ......................................................................................... 2
1.3 Manfaat yang Ingin Dicapai .................................................................... 2

BAB 2. GAGASAN
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ....................................................... 3
2.2 Solusi yang Pernah Diterapkan ................................................................ 3
2.3 Rancangan Implementasi Gagasan ......................................................... 6
2.4 Pihak yang Terlibat dalam Implementasi Gagasan.................................. 8
2.5 Langkah Strategis Implementasi Gagasan ............................................... 8

BAB 3. KESIMPULAN …………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata ketua, anggota dan Dosen Pendamping yang ditanda
tangani ..................................................................................... 11
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas ...... 21
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ........................................... 22
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme kerja PD-1 dengan PD-L1, dan CTLA-4


dengan co-stimulator ................................................................ 4
Gambar 2.2 Data ekspresi PD-L1 yang terdapat di permukaan 6 jenis
cell lines pada kanker payudara yang dideteksi dengan
menggunakan flow cytometri ................................................... 5
Gambar 2.3 Peran EGCG dalam mereduksi stress oksidatif ......................... 6
Gambar 2.4 Perubahan Ekspresi PD-L1 dengan Pemberian Ekstrak Teh
Hijau yang Mengandung Kadar EGCG Tinggi, dikomparasi
dengan Jenis Catechin yang Lain ............................................. 7

ii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker dapat menyebar ke
bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker sering
dikenal masyarakat sebagai tumor, namun tidak semua tumor adalah kanker.
Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas (Yayasan Kanker
Indonesia, 2019)
Kanker memiliki reputasi yang buruk di dunia sebagai incurable disease
atau penyakit yang hampir tidak dapat disembuhkan. Kemoterapi selama ini selalu
menjadi pilihan utama dalam proses pengobatan kanker. Cara kerjanya adalah
menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker yang berkembang dan
membelah diri dengan cepat. Namun kemoterapi membutuhkan proses yang lama,
biaya yang sangat tinggi, dan berdampak langsung kepada kualitas hidup pasien
karena memiliki banyak efek samping (Shewach and Kuchta, 2009)
Onkologi presisi didefinisikan sebagai penggambaran profil molekuler
tumor untuk mengindentifikasi perubahan yang dapat ditargetkan pada sel tumor.
Metode ini sekarang sangat berkembang pesar, dan telah memasuki arus utama
praktek klinis (Ascopubs.org, 2019). Onkologi presisi berperan melalui
pendekatan inovatif untuk perawatan kanker yang memastikan perawatan
dirancang khusus dan ditargetkan sesuai dengan bentuk kanker unik pasien
(Ctoam.com, 2019).
Immune checkpoint inhibitor adalah suatu metode baru dalam terapi
kanker. Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan meningkatkan efektivitas dari
sistem imun adaptif tubuh, sehingga dapat menyerang dan menghancurkan sel-sel
kanker yang terus berproliferasi. Metode ini memberikan suatu paradigma baru
dalam terapi kanker. Angka harapan hidup pasien yang telah menjalani terapi ini
juga dilaporkan. meningkat. Akan tetapi, terapi ini hanya tersedia di fasilitas
kesehatan tingkat tinggi, dan membutuhkan biaya yang jauh lebih besar dari
kemoterapi konvensional (Deutscher &Auml rzteverlag GmbH, 2019).
Berdasarkan hal tersebut, penulis memiliki gagasan memanfaatkan zat
yang terdapat pada tumbuhan teh hijau. Selain mudah didapat, teh hijau kaya akan
senyawa yang disebut EGCG (Epigallocatechin-3-Gallate). EGCG dapat
mereduksi stress oksidatif yang dihasilkan oleh tubuh dan menghambat molekul
yang menginhibisi proses eliminasi sel-sel tubuh yang dianggap berbahaya oleh
sistem imun (Rawangkan et al., 2019). Oleh karena itu, terdapat kemungkinan
besar bahwa senyawa EGCG dalam teh hijau dapat menjadi alternatif baru dalam
metode terapi ini sebagai natural immune checkpoint inhibitor, sekaligus
memberikan inovasi dalam bidang ilmu onkologi presisi.

1.2 Tujuan Khusus


2

Menggunakan teh hijau sebagai metode alternatif yang inovatif dari


Immune checkpoint inhibitor pada terapi kanker, dan memformulasikan langkah
strategis agar dapat memberdayakan potensi senyawa EGCG pada teh hijau secara
efektif, sehingga diharapkan produksi EGCG dapat terjadi secara efisien, cost-
effective dan sustainable.

1.3 Manfaat yang Ingin dicapai


Menurunkan angka kematian akibat kanker dan memberikan akses terapi
serta pencegahan kanker kepada seluruh lapisan masyarakat.
3

BAB 2. GAGASAN

2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan


Data dari Globocan; project dari International Agency for Research on
Cancer (IARC) menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan
angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6
perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1
dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan, meninggal karena kanker. Angka
kejadian penyakit kanker di Indonesia (136.2/100.000 penduduk) berada pada
urutan 8 di Asia Tenggara, sedangkan di Asia urutan ke 23. Angka kejadian
tertinggi di Indonesia untuk laki laki adalah kanker paru yaitu sebesar 19,4 per
100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 10,9 per 100.000 penduduk.
Sedangkan angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker
payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17
per 100.000 penduduk. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS),
prevalensi tumor/kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4
per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun
2018 (Depkes.go.id, 2019).
Kemoterapi adalah salah satu metode terapi kanker yang paling populer.
Prinsip kerja kemoterapi adalah mengaplikasikan suatu obat untuk membunuh sel
kanker. Akan tetapi, kemoterapi juga diiringi oleh efek yang bersifat sistemik.
Sejauh ini, ada beberapa jenis obat kemoterapi yang dibagi berdasarkan
mekanisme kerjanya. Pembagian tersebut berupa: a) alkylating agents yang akan
merusak susunan DNA; b) Anti-metabolit yang akan mengganti zat penyusun
DNA dan RNA; c) antibiotik pengganggu enzim yang terlibat dalam replikasi
DNA; d) topoisomerase inhibitors yang akan menghambat salah satu diantara
enzim topoisomerase I dan II yang berperan dalam replikasi dan transkripsi DNA;
e) mitotic inhibitors yang akan menghambat proses mitosis atau pembelahan sel;
dan f) kortikosteroid, yang digunakan untuk meredakan efek samping yang ada
(Huang et al., 2017).
Efek samping dari obat-obatan kemoterapi bersifat sangat subjektif alias
berbeda-beda tergantung setiap individu, dan jenis obat yang digunakan dalam
terapinya. Sebagai contoh, pasien dengan kanker ovarium yang menerima terapi
Cisplatin (cis-diamminedichloroplatinum) memiliki kemungkinan mengalami
relaps dan akhirnya mengalami resistensi terhadap pengobatan kemoterapi,
sehingga memperkecil angka harapan hidup (Huang et al., 2017). Efek samping
ini belum termasuk gangguan sistemik seperti mual dan muntah, diare, rambut
rontok, perdarahan, gangguan pendengaran, kerusakan ginjal, infeksi, dan
gangguan neuropati (Nurgali, Jagoe and Abalo, 2018).

2.2 Solusi yang Pernah Diterapkan


4

Onkologi presisi seperti yang sudah disebutkan pada latar belakang,


merupakan suatu pendekatan inovatif untuk perawatan kanker yang memastikan
terapi dirancang khusus dan ditargetkan sesuai dengan bentuk kanker unik pasien.
Dengan kata lain, metode terapi yang berspektrum luas tidak digunakan dan terapi
pasien dirancang secara spesifik berdasarkan jenis atau tipe kanker, sehingga
dapat meminimalisir efek samping yang sering terjadi. Pada sisi yang lain,
immune checkpoint inhibitor hadir dengan membawa paradigma dan mekanisme
kerja baru dalam pemberantasan sel kanker. Alih-alih merusak sel kanker dengan
obat, immune checkpoint inhibitor meningkatkan efisiensi dari kinerja sistem
imun adaptif yang terdapat di dalam tubuh (Deutscher &Auml rzteverlag GmbH,
2019).
Programmed cell death 1 (PD-1), adalah suatu molekul yang di
ekspresikan pada permukaan sel T CD8+. Molekul ini ketika berikatan dengan
Programmed cell death ligand 1 (PD-L1) yang diekspresikan pada permukaan sel
tubuh, akan bekerja sebagai inhibitor dari mekanisme sitotoksik yang dihasilkan
oleh sel T, sehingga proses destruksi sel yang dianggap bermasalah akan
terhambat. Selain hubungan antara PD-1 dan PD-L1, juga terdapat hubungan
antara cytotoxic T-lymphocyte-associated protein 4 (CTLA-4) dan co-stimulator
(B7-1/CD80 dan B7-2/CD86). Bedanya, hubungan antar PD-1 dan PD-L1 terjadi
di dalam situs tumor, sedangkan hubungan antar CTLA-4 dan co-stimulator
terjadi di dalam organ limfoid sekunder (Buchbinder dan Desai, 2016).
Mekanisme tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Mekanisme kerja PD-1 dengan PD-L1, dan CTLA-4


dengan co-stimulator (Hegassy de Illustration, 2018)

Pada satu sisi, mekanisme inhibisi ini sangat menguntungkan karena


memiliki fungsi sebagai regulator dari sel-sel imun. Dengan kata lain, seseorang
dapat terhindar dari berbagai penyakit autoimun, karena pada keadaan tertentu, sel
5

imun cenderung menyerang sel normal yang mengekspresikan self-antigen,


sehingga dapat membuat seseorang terkena penyakit autoimun. Sedangkan pada
sisi yang lain, mekanisme ini juga dapat menyebabkan keadaan kurang
menguntungkan pada pasien yang mengidap suatu penyakit keganasan, karena sel
kanker cenderung dapat mengekspresikan PD-L1 dengan konsentrasi yang sangat
tinggi. Keadaan ini dapat menyebabkan sel T yang seharusnya bekerja dengan
efektif dalam mengeliminasi sel-sel kanker, menjadi exhausted, dan berada pada
suatu kondisi dimana sel-sel tersebut berubah sifat menjadi anergic (ada, tapi
tidak dapat bekerja dengan baik) (Yu et al., 2016).
Salah satu sel kanker yang sudah diketahui dapat mengekspresikan PD-L1
dengan kadar tinggi adalah kanker payudara, terutama tipe basal B (Gambar 2.2).
Kesimpulan ini diambil setelah 6 tipe garis sel kanker payudara yang terdiri dari
AU565 & MCF7 (luminal), BT20 & HCC1143 (basal A), MDA231 & HCC38
(basal B) dideteksi dengan menggunakan flow cytometry (Soliman, Khalil and
Antonia, 2014).

Gambar 2.2 Data ekspresi PD-L1 yang terdapat di permukaan 6 jenis cell lines pada kanker
payudara yang dideteksi dengan menggunakan flow cytometri
(Soliman, Khalil and Antonia, 2014).

Immune Checkpoint Inhibitor adalah obat yang menghambat terjadinya


koneksi antara PD-1 dan PD-L1. Obat termasuk dalam golongan Monoclonal
Antibodies (mAbs) yang diinjeksikan ke pasien melalui jalur intravena. Beberapa
mAbs yang tersedia di pasaran pada saat ini adalah iplimimumab (Yervoy),
nivolumab (Opdivo) dan pembrolizumab (Keytruda). Iplimimumab bekerja
dengan cara menghambat CTLA-4, sedangkan nivolumab bekerja dengan
6

menghambat PD-1 dan PD-L1. Hasil dari beberapa jurnal penelitian menyebutkan
terjadi peningkatan angka harapan hidup yang signifikan pada pasien yang
diterapi dengan menggunakan metode ini. Efek samping yang dilaporkan berupa
penyakit autoimunitas juga relatif lebih dapat dikendalikan, asal dapat dideteksi
dengan cepat, dan ditangani oleh tim medis yang baik dan professional (Deutscher
&Auml rzteverlag GmbH, 2019).
Sayangnya pengobatan ini memiliki biaya yang sangat tinggi, dan sulit
dijangkau oleh masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah bahkan menengah
ke atas. Satu siklus terapi dengan menggunakan iplimimumab atau nivolumab
dapat menghabiskan biaya sekitar $100.000 atau 1.4 Milyar Rupiah. Biaya
tersebut belum termasuk biaya rawat inap dan tim dokter yang diperlukan agar
terapi dapat berlangsung secara aman dan minim efek samping (Fellner, 2012).

2.3 Rancangan Implementasi Gagasan


Epigallocatechin-3-gallate (EGCG) adalah sebuah ester dari
epigallocatechin dan gallate acid. Senyawa ini banyak terdapat sebagai
polyphenol atau antioksidan alami yang terdapat pada teh. Konsentrasi tertinggi
EGCG terdapat pada teh hijau, dengan kandungan 50-100 mg per 250 ml
minuman teh hijau (Rains et al., 2011). EGCG memiliki berbagai fungsi yang
telah diketahui secara umum (Gambar 2.3), yaitu mereduksi stress oksidatif
intrahepatik dan mengurangi proses inflamasi, selain itu EGCG juga dilaporkan
dapat mereduksi jumlah PD-L1 yang diekspresikan pada sel kanker.

Gambar 2.3 Peran EGCG dalam mereduksi stress oksidatif (Shen et al., 2019)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Saitama University Jepang


(Gambar 2.4), pemberian ekstrak teh hijau yang mengandung kadar EGCG tinggi
pada tikus percobaan yang diinjeksikan sel tumor, dapat menginhibisi Interferon
(IFN)-g-induced-cell-surface PD-L1 pada cel A549 (adenocarcinomic human
7

alveolar basal epithelial cells) yang biasa ditemukan pada sel paru-paru, sebanyak
40-80% (Rawangkan et al., 2019).

Gambar 2.4 Perubahan Ekspresi PD-L1 dengan Pemberian Ekstrak Teh Hijau yang
Mengandung Kadar EGCG Tinggi, dikomparasi dengan Jenis Catechin yang Lain
(Rawangkan et al., 2019).

Dengan persentase efektivitas yang cukup tinggi, EGCG memiliki potensi


yang sangat besar dalam alternatif metode terapi immune checkpoint inhibitor,
sekaligus menjadi inovasi dalam aplikasi natural immune checkpoint inhibitor
pada bidang ilmu onkologi presisi. Berdasarkan dengan pemeriksaan flow
cytomety, pasien dengan hasil pemeriksaan PD-L1 yang tinggi dapat diberikan
terapi EGCG.
Ketika terapi EGCG sudah diimpelemtasikan secara luas, dibutuhkan
produksi EGCG dari teh hijau yang efisien, cost-effective, dan sustainable.
Teknologi DNA rekombinan adalah proses mengubah material genetik suatu
organisme untuk memperoleh karakteristik yang diinginkan. Teknologi ini
meliputi proses insersi fragmen DNA dari berbagai sumber, sehingga produk
akhir memiliki sekuens genetik yang diinginkan melalui vektor yang sesuai
(Lodish, 2000). Untuk saat ini, sudah banyak produksi metode terapetik yang
dihasilkan melalui teknologi DNA rekombinan. Beberapa diantaranya adalah
produksi hormon insulin buatan untuk terapi pada penderita diabetes melitus, dan
produksi Artemisinin sebagai obat anti malaria (Khairul Ikram et al., 2017). Oleh
karena itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa EGCG pada teh hijau dapat
diproduksi juga melalui metode DNA rekombinan, untuk memperoleh hasil yang
diharapkan.
Permasalahan kanker sudah menjadi momok bagi dunia kesehatan selama
bertahun-tahun. Metode yang terbukti efektif dan efisien dalam mengeradikasi
kanker telah diciptakan, namun masih berupa antibodi monoklonal dan
8

membutuhkan biaya yang sangat tinggi dalam pelaksanaannya. Apabila gagasan


EGCG sebagai natural immune checkpoint inhibitor dapat diimplementasikan
dengan baik, kita akan memiliki kesempatan melihat dunia yang bebas dari
kanker. Pada gagasan ini teknik onkologi presisi yang merupakan terobosan baru
dari ilmu kedokteran onkologi diterapkan dan dikombinasikan dengan
implementasi metode immune checkpoint inhibitor yang menjadi peraih nobel
kedokteran 2018. Hal ini ditunjang dengan menggunakan sumber daya alam yang
terjangkau serta memiliki kesempatan untuk diproduksi secara efisien, cost-
effective, dan sustainable.

2.4 Pihak yang Terlibat dalam Implementasi Gagasan


Perguruan tinggi atau institut penelitian yang memiliki teknologi untuk
melakukan pemeriksaan biomolekuler akan menjadi core pada penelitian gagasan
ini. Produsen obat dan senyawa kimia akan terlibat agar produksi EGCG dapat
berlangsung dengan baik. Pemerintah seperti Kementrian Kesehatan, Badan
Pengawas Obat dan Makanan, serta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan juga berperan penting dalam regulasi dan pembiayaan implementasi
gagasan.

2.5 Langkah Strategis Implementasi Gagasan


Tahap 1: Memberitahukan ide gagasan kepada perguruan tinggi, institut
penelitian, dan produsen obat yang ada di Indonesia.
Tahap 2: Mengembangkan kerja sama dan koordinasi yang terstruktur
dalam penelitian dan pengembnangan terapi EGCG di Indonesia. Karena
kompleksnya masalah yang akan dihadapi, maka diperlukan kerjasama yang baik
antar pihak-pihak yang dapat menyelesaikannya. Kerja sama yang dimaksud dapat
berupa konsultasi antar peneliti, kerja sama pengerjaan proyek, produksi obat,
maupun penyampaian informasi.
Tahap 3: Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat untuk
implementasi gagasan.
Tahap 4: Evaluasi dan monitoring. Setiap hasil harus di pantau dan
mendapatkan evaluasi yang baik.
9

BAB 3. KESIMPULAN

Gagasan aplikasi EGCG dalam terapi onkologi presisi, diharapkan dapat


menjadi metode alternatif terapi kanker yang lebih efisien dari segi biaya dan
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Gagasan ini memerlukan sinergi antar
pihak, sehingga dalam proses pengerjaannya dapat berlangsung secara cepat, tepat
dan efisien. Apabila gagasan diimplementasikan, maka diprediksi dapat
memberikan manfaat berupa:

1. Menurunkan angka kematian akibat kanker.


2. Memberikan akses obat terapi antikanker dengan efisiensi maksimal dan
efek samping minimal kepada seluruh lapisan masyarakat.
3. Mengubah stigma yang ada pada masyarakat Indonesia dan dunia
mengenai kanker sebagai incurable disease dengan biaya pengobatan yang
tinggi.
10

DAFTAR PUSTAKA

Ascopubs.org. (2019). Precision Oncology: Who, How, What, When, and When Not? | American
Society of Clinical Oncology Educational Book.
Buchbinder, E. and Desai, A. (2016). CTLA-4 and PD-1 Pathways. [online]
https://insights.ovid.com.
BT, S. (1977). Cell line A549: a model system for the study of alveolar type II cell function. -
PubMed - NCBI. [online] Ncbi.nlm.nih.gov.
Ctoam.com. (2019). What is Precision Oncology and Personalized Cancer Treatment. [online]
Available at: https://www.ctoam.com/precision-oncology/
Deutscher Ärzteverlag GmbH, R. (2019). Checkpoint Inhibitors (22.02.2019). [online]
Deutsches rzteblatt.
Depkes.go.id. (2019). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. [online] Available at:
http://www.depkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia 2019.html
Fellner, C. (2012). Ipilimumab (Yervoy) Prolongs Survival In Advanced Melanoma: Serious
Side Effects and a Hefty Price Tag May Limit Its Use.
Huang, C., Ju, D., Chang, C., Muralidhar Reddy, P. and Velmurugan, B. (2017). A review
on the effects of current chemotherapy drugs and natural agents in treating non–
small cell lung cancer.
Khairul Ikram, N., Beyraghdar Kashkooli, A., Peramuna, A., van der Krol, A., Bouwmeester, H.
and Simonsen, H. (2017). Stable Production of the Antimalarial Drug Artemisinin in the
Moss Physcomitrella patens. Frontiers in Bioengineering and Biotechnology, 5.
Lodish, H. (2000). Molecular cell biology. New York: W.H. Freeman.
Nurgali, K., Jagoe, R. and Abalo, R. (20198. Editorial: Adverse Effects of Cancer
Chemotherapy: Anything New to Improve Tolerance and Reduce Sequelae?.
Pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. (2019). (-)-Epigallocatechin gallate. [online] Available at:
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/65064
Rawangkan, A., Wongsirisin, P., Namiki, K., Iida, K., Kobayashi, Y., Shimizu, Y., Fujiki, H.
and Suganuma, M. (2018). Green Tea Catechin Is an Alternative Immune
Checkpoint Inhibitor that Inhibits PD-L1 Expression and Lung Tumor Growth.
Shewach, D. and Kuchta, R. (2009). Introduction to Cancer Chemotherapeutics. [online]
https://pubs.acs.org. Available at: https://pubs.acs.org/doi/10.1021/cr900208x
Shen, K., Feng, X., Su, R., Xie, H., Zhou, L. and Zheng, S. (2019). Epigallocatechin 3- Gallate
Ameliorates Bile Duct Ligation Induced Liver Injury in Mice by Modulation of
Mitochondrial Oxidative Stress and Inflammation.
Soliman, H., Khalil, F. and Antonia, S. (2014). PD-L1 Expression Is Increased in a Subset of Basal
Type Breast Cancer Cells. PLoS ONE, 9(2), p.e88557.
Yu, J., Wang, X., Teng, F. and Kong, L. (2016). PD-L1 expression in human cancers and its
association with clinical outcomes.
11

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


1. Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Tengku Amir Ramadhan
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 1708114015
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pekanbaru, 18 Februari 2000
6 Alamat E-mail tengku.amir4015@student.unri.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081365137979

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 The National Exchange Media and 2018-2019
Committee (NEC) of Communication
Standing Committee for Coordinator (MCC)
Professional Exchange
(SCOPE) in Center for
Indonesia Medical
Students Activities
(CIMSA)
2 Media and Design, publication 2017-2018
Communication Team and Video Crew
CIMSA Fakultas
Kedokteran Universitas
Riau (FK Unri)
3 SCOPE Member of Member Aktif 2017-Sekarang
CIMSA FK Unri
4 Badan Eksekutif Anggota 2017-2019
Mahasiswa (BEM) Pengembangan
Fakultas Kedokteran Sumber Daya
Universitas Riau Mahasiswa (PSDM)
5 Wadah Fotografi Tim Videografi 2017-2018
Fakultas Kedokteran
Universitas Riau
(WAFFER)
6 Regional Multi Panitia Pekanbaru, 24-26
Development Project Oktober 2019
(RMDP) Ikatan Senat
Mahasiswa Kedoktearan
Indonesia (ISMKI)
12

7 CIMSA May Meeting National Committee Fakultas


Semarang 2019 Kedokteran
Universitas Islam
Sultan Agung, 2-5
Mei 2019
8 CIMSA National National Committee, Fakultas
Leadership Summit Delegasi, Organizing Kedokteran
Pekanbaru 2019 Committee Universitas Riau,
31 Januari - 3
Februari 2019
9 CIMSA October Meeting National Committee Fakultas
Surabaya 2018 Kedokteran
Universitas
Airlangga, 4-7
Oktober 2018
10 CIMSA May Meeting Delegasi Fakultas
Yogyakarta 2018 Kedokteran
Universitas Gajah
Mada, 10- 13 Mei
2018
11 SCOPE CIMSA Delegasi Fakultas
Weekend Exchange Kedokteran
Training 2018 Universitas Pelita
Harapan, 6-8 April
2018
12 CIMSA Make Medical Organizing Committee Fakultas
Education Update 2018 Kedokteran
Universitas Riau,
13-15 April 2018
13 Pre Departure Traning Ketua Pelaksana Fakultas
for SCOPE CIMSA FK Kedokteran
Unri Outgoings Universitas Riau,
2018
14 Malam inagurasi FK Panitia Fakultas
Unri, Lumiere Kedokteran
Universitas Riau,
2018
15 Malam inagurasi FK Tim Dokumentasi Fakultas
UNRI - Pesona Kedokteran
Nusantara Universitas Riau,
2017
16 Baksos Inagurasi FK Panitia 2017
Unri
17 Baksos Angkatan 2017 Panitia 2017
FK Unri
13

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 Harvard HMX Fundamentals, Harvard Medical School 2019
Immunology Certificate of Office of Online Learning,
Achievement - (Oustanding) External Education
2 Harvard HMX Fundamentals, Harvard Medical School 2019
Physiology Certificate of Office of Online Learning,
Achievement - (Outstanding) External Education
3 Petugas teknis Marching Band Sekretariat Presiden 2019
Bahana Cendana Kartika Duri Republik Indonesia
(MB BCK Duri) dalam Parade
Senja Istana Negara pada
Upacara Kemerdekaan Republik
Indonesia 17 Agustus 2019
4 Best National Exchange National Exchange 2018
Committee of SCOPE CIMSA Committee
on 1st Period SCOPE CIMSA
5 Peserta Asian Medical Student AMSA Fakultas Kedokteran 2016
Association (AMSA) National Universitas Indonesia
Medical dan General Biology
Competition FK UI
6 Peserta Asian Law Student ALSA Fakultas Kedokteran 2016
Association (ALSA) National Universitas Indonesia
English Competition FH UI
7 Bersama dengan MB BCK Duri, Sekretariat Presiden 2014
Tampil Pada Parade Senja 17 Republik Indonesia
Agustus di Istana Negara
8 Juara 1 Divisi Utama Kejuaraan Yayasan Grand Prix 2013
Nasional Grand Prix Marching Marching Band
Band (GPMB) Indonesia
9 Juara 1 Subdivisi Brass Yayasan Grand Prix 2013
Instrument Pada GPMB Marching Band
10 Bersama dengan MB BCK Duri PT. Chevron Pasific 2012
Tampil Pada Penutupan PON Indonesia
Riau yang ke XVIII
11 Bersama dengan MB BCK Duri Sekretariat Presiden 2012
Tampil Pada Parade Senja 17 Republik Indonesia
Agustus di Istana Negara

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
14
15

Anggota 1
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Teddy Ontoseno
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 1708155204
5 Tempat dan Tanggal Lahir Medan, 26 Februari 1999
6 Alamat E-mail ontosenoteddy@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081261850665 / 08238463907

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 School of Kastrad Ketua Pelaksana Fakultas
(Kajian Strategi dan Kedokteran
Advokasi) Universitas Riau,
2018
2 Pelatihan Medis Ketua Pelaksana Fakultas
Kedokteran
Universitas Riau,
2019
3 Musyawarah Wilayah Presidium 1 Jambi, 2018
ISMKI
4 Regional Meeting dan Delegasi BAPELKES
Latihan Kepemimpinan Provinsi Kepulauan
dan Manajemen Riau Batam, 2018
Mahasiswa tingkat
Regional ISMKI 2018

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 3 Lomba Renang Riau Kementrian Pemuda dan 2014
Aquatic Olahraga Provinsi Riau
2 Semifinalis Kejuaraan Walikota Federasi Olahraga Karate- 2015
Karate Kategori Kumite Do Indonesia (FORKI)
3 Peserta Kejuaraan Pencak Silat Universitas Riau 2018
Mahasiswa Tingkat ASEAN

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
16
17

2. Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Sucia Adilla Suseno
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIM 1808156113
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pekanbaru, 05 Juni 2000
6 Alamat E-mail Suciaadillasuseno@icloud.com
7 Nomor Telepon/HP 081378283087

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti


Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
BEM Fakultas Anggota 2018-2019
Kedokteran Universitas Pengembangan
Riau Sumber Daya
Mahasiswa
Wadah Kreativitas Anggota 2018-2019
Mahasiswa Fakultas Seni Tari
Kedokteran Universitas
Riau ( WAKREMA )
Malam inagurasi FK Panitia Fakultas Kedokteran
UNRI - Lumiere Universitas Riau, 2018
Malam inagurasi FK Koordinator tari Fakultas Kedokteran
UNRI – Welcome to the persembahan Universitas Riau, 2019
jungle
Baksos Angkatan 2018 Panitia 2018
FK UNRI
Regional Multi Panitia Pekanbaru, 24-26 Oktober
Development Project 2019
(RMDP) Ikatan Senat
Mahasiswa Kedoktearan
Indonesia (ISMKI)

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima


No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
18
19

Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Rahmat Azhari Kemal, M.Si
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pendidikan Dokter
4 NIP/ NIDN 199308312018031001 / 0331089301
5 Tempat Tanggal Lahir Jakarta, 31 Agustus 1993
6 Alamat E-mail rahmat.azharikemal@lecturer.unri.ac.id
7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/ Magister S3
Nama Institusi Universitas Al Azhar Institut Teknologi -
Indonesia Bandung
Jurusan/Prodi Biologi (Bioteknologi) Bioteknologi -
Tahun Masuk-Lulus 2009-2014 2014-2016 -

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/ Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/ Pilihan SKS
1 Biologi Sel dan Biomolekuler Wajib
2 Praktikum Biokimia Wajib 1
3
4
5
C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Deteksi gen carbapenemase bla-OXA- PNBP FK UNRI 2019
23 pada Acinetobacter baumanii multi
resisten penyebab infeksi di RSUD AA
Provinsi Riau
2
3
4
5
C.3. Pengabdian Masyarakat
No Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1 Pemberdayaan remaja di Kabupaten PNBP FK UNRI 2019
Siak sebagai penyuluh dini kanker
serviks
20
21

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama/ NIM Program Bidang Alokasi Uraian


Studi Ilmu Waktu Tugas
(jam/minggu)
1 Tengku Amir Pendidikan Kedokteran 8 Jam Ketua
Ramadhan Dokter pelaksana
2 Teddy Pendidikan Kedokteran 8 Jam Tim
Ontoseno Dokter Perumus
3 Sucia Adilla Pendidikan Kedokteran 8 Jam Tim
Suseno Dokter Perumus
22

Anda mungkin juga menyukai