Anda di halaman 1dari 21

BAB 6

AKHLAK

KELOMPOK 7 :

1. AGHNIA KAROMI ( 20416273201069 ) Ps20 B


2. ANISA CAHYANI ( 20416273201094 ) Ps20 B
3. DILLA AINUN WARSONO ( 20416273201218 ) ps20 B
4. HENY HERLITA ( 20416273201111 ) Ps20 B
5. RIZKI SEPTIAN ADIPUTRA ( 20416273201106 ) ps20 B
6. DWI WIDA MARYANI ( 20416273201206 ) Ps20 F
BAB 6
AKHLAK
1.PENGERTIAN AKHLAK
2.AKHLAK KEPADA ALLAH SWT
3.AKHLAK KEPADA RASULULLAH
SAW
4.AKHLAK KEPADA MANUSIA DAN
LINGKUNGAN
5.PERANAN AKHLAK TERHADAP
TANTANGAN ZAMAN
PENGERTIAN AKHLAK

 KATA AKHLAK MERUPAKAN BENTUK JAMAK


DARI KATA “KHULUK” DAN BERARTI TINGKAH
LAKU, PERANGAI, TABIAT,
 SECARA ETIMOLOGIS AKHLAK BERARTI
KEKUATAN JIWA YANG MENDORONG
PERBUATAN SECARA SPONTAN TANPA
DIPIKIRKAN TERLEBIH DAHULU
 ARTINYA BAHWA AKHLAK BERARTI KUALITAS
PRIBADI YANG TELAH MELEKAT PADA JIWA.
AKHLAK

MAHMUDAH/ MADZMUMAH/
BAIK BURUK

BALASAN
MENYEMPURNAKAN
AKHLAK

VISI RASULULLAH RAHMATAN LIL


ALAMIN

BERTAUHID
KEPADA ALLAH
Syarat mengapa suatu perbuatan dapat di katakan
ahlak :

 Dilakukan secara spontan


 Dilakukan secara terus menerus
contoh :
sholat sunnah
sedekah
baca quran dan dzikir
Firman Allah Swt :
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat biji dzarrah pun, niscaya
Dia (Allah) akan memberikan
Balasanya, dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan Sebesar biji dzarrah pun,
niscaya Dia (Allah) akan memberikan
balasannya pula.
(QS. Az-Zalzalah : 7-8)
Bagaimana akhlak kita kepada
Allah Swt ?
 Pertama: Membenarkan berita yang
datang dari Allah subhanahu wata’ala
Maksudnya adalah seseorang tidak boleh ragu dan bimbang
dalam membenarkan berita yang datang dari Allah, karena
berita dari Allah bersumber dari ilmu Allah yang paling benar
perkataannya.
Allah ta’ala berfirman:

ً‫ِﺪ‬
‫ﻳﺜﺎ‬ ‫ِﻪَﺣ‬ ‫ُقِﻣ‬
‫َﻦ اﻟﻠ‬ ‫َﺪ‬
‫ْﺻ‬‫ْﻦ ا‬
‫َﻣ‬
“Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan(nya) dari pada
Allah?” (An Nisa: 87)
 Kedua: Menerima hukum-hukum yang
Allah tetapkan dengan mengamalkannya
Tidaklah sepantasnya bagi seseorang untuk menolak
hukum Allah. Apabila seseorang menolak hukum Allah
maka apa yang dia lakukan adalah bentuk akhlak buruk
kepada Allah. Sama saja penolakan itu dalam bentuk
pengingkaran, atau sombong tidak mau mengamalkan,
menolak atau menyepelekan pengamalannya.

. Ketiga: Menerima takdir Allah


dengan sabar dan tawakal
 Kita semua telah mengetahui bahwa takdir-takdir Allah
yang menimpa mahluk-Nya tidak semua sesuai dengan
keinginan si hamba. Ada sesuai dengan keinginan kita,
adapula yang bertentangan dengan keinginan kita.
Misalnya sakit, keadaan seperti ini bukan keinginan kita.
Semua manusia tentu ingin sehat.Contoh yang lainnya
misalnya kemiskinan. Ini juga bukan keinginan kita.
Setiap manusia pasti ingin hidup kaya atau
berkecukupan.
 Akan tetapi takdir Allah dengan hikmah-Nya
bermacam-macam, sebagian ada yang disukai
manusia dan ia pun berlapang dada dengan takdir
tersebut. Dan sebagian lagi tidak disukai manusia.
Maka akhlak yang baik kepada Allah berkenaan dengan
takdir-takdir-Nya adalah dengan ridha dengan apa yang
Allah takdirkan. Merasa tenang dan lapang dengan
takdir tersebut serta hendaknya kita menyadari bahwa
tidaklah Allah menakdirkan bagi kita seseuatu
Bagaimana akhlak kita terhadap Rasulullah
Saw?

 Pertama : Menaati Rasulullah Saw. Baik yang


sesuai selera/tidak. Melaksanakan apa yang
beliau perintahkan sesuai kemampuan dan
menjauhi apa yang beliau larang.
 Qs. An-Nisa 80
 80. Barangsiapa yang mentaati Rasul itu,
Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak
mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka[321].
 Kedua : Membenarkan semua berita shahih
yang datang dari Rasulullah Saw. Allah telah
memberikan jaminan kebenaran setiap ucapan
yang keluar dari Rasulullah Saw. Karena apa
yang beliau ucapkan tidak lain adalah wahyu
dari Allah Swt. Firman Allah Qs. An-Najm 3-5

 “ 3. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran)


menurut kemauan hawa nafsunya.
 4. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya).
 5. yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat
kuat.”
 Ketiga : Mendahulukan perkataan
Rasulullah Saw atas perkataan manusia,
dan membatasi diri beramal sesuai
dengan sunnahnya.
 Keempat : Mencintai ulama ( Sahabat,
tabi’in dan tabi’ut tabi’in)
 Kelima : Beramal hanya dengan tuntunan
Rasulullah Saw
Bagaimana akhlak terhadap
sesama dan lingkungan?
Kewajiban bagi seorang muslim terhadap
seorang muslim ada 6 macam :
1. Jika berjumpa mengucapkan salam
2. Jika diundang, maka datangilah
3. Jika meminta nasehat, maka berilah nasihat
4. Jika bersin lalu dia membaca “Alhamdulillah”,
maka doakanlah “Yarhamukallah”
5. Jika sakit maka jenguklah
6. Jika meninggal, maka antarkanlah jenazahnya
(HR. Bukhari-Muslim)
Akhlak baik terhadap sesama manusia dibagi
menjadi beberapa :

 Diri sendiri ( sabar, pemalu, santun,


rendah hati, lapang dada, suka pemaaf,
busana muslim dan muslimah, )
 Terhadap orang lain ( mengucapkan yang
paling baik, memaafkan, kasih sayang
terhadap sesama, mengucapkan salam,
berjabat tangan, menepati janji, berlaku
adil, mengutamakan yang lain,
menundukkan pandangan)
Akhlak tercela terhadap sesama dibagi
menjadi beberapa :

 Diri sendiri (boros, serakah, pengecut,


bersedih terhadap barang yang hilang,
membanggakan diri, buruk sangka, )
 Sesama ( memanggil dengan gelar yang
buruk, menghina, mencela, perselisihan,
mencuri dengar, gibah, adu domba,
senda gurau, menipu)
Lima Langkah Meraih
Akhlaq Mulia
Pertama:
Hendaknya seseorang senantiasa memperhatikan
dalil-dalil dari Al Quran dan As Sunnah yang berkaitan
dengan keutamaan akhlaq yang terpuji.

Kedua:
Berteman dengan orang-orang shalih yang berakhlaq
mulia, yang dikenal dengan ilmu dan amanahnya.
 Ketiga:
Hendaknya seseorang memperhatikan apa
yang diakibatkan oleh akhlak yang buruk,
 Keempat:
Hendaknya dia senantiasa menghadirkan
dalam benaknya gambaran akhlak Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam
 Kelima :
Senantiasa berdoa, meminta kepada Allah agar
dianugerahi akhlaq yang mulia
 Referensi:
Makarimul Akhlaq, Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
Qutufun min Syamaaili Muhammadiyyah, Asy Syaikh Muhammad bin
Jamil Zainu
Peranan Akhlak terhadap perkembangan
zaman

Dalam pendidikan Islam, yang paling


utama dan harus dapat perhatian besar
adalah pendidikan akhlak. Hal ini
sebagaimana dikatakan oleh pakar
pendidikan
M. Athiyah alAbrasy, yakni pembentukan
akhlak yang tinggi merupakan tujuan
utama dari pendidikan Islam.
Kemajuan zaman yang ditandai oleh
kecanggihan teknologi merupakan
keniscayaan di era seperti sekarang.
Sebagai penemuan dan fakta empiris dari
sunnatullah (hukum Allah), maka teknologi
modern memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak negatif teknologi informasi perlu
difilter melalui pemantapan akhlak mulia
melalui pendidikan Islam terpadu dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Apalagi, kehadiran agama Islam pada
pokoknya membawa misi perbaikan dan
penyempurnaan akhlak manusia. Agama
Islam memberikan dengan lengkap
tentang cara pembinaan akhlak dalam
keluarga baik pembinaan akhlak orang tua
maupun akhlak anak-anak mereka. Begitu
pula agama Islam telah memantapkan
dasar yang kokoh dalam pembinaan
akhlak di rumah tangga dengan landasan
tauhid sehingga menjadikan tauhid
sebagai landasan dan sumber energi bagi
akhlak keluarga.

Anda mungkin juga menyukai